Bitcoin Forum

Dunia saat ini diliputi banyak pertanyaan?? Banyak pula beberapa pengusaha mengalihkan bisnisnya dengan menggunakan keungan digital. Seperti pembayaran-pembayaran dengan emoney, maupun token. Yang jadi pertanyaan adalah jika ini berlanjut apakah ada kemungkinan mata uang dunia akan hilang??? Apalagi beberapa waktu yang lalu presiden indonesia pada pemilu menyebutkan ketertarikan nya dengan mata uang bitcoin, bahkan sekelas facebook pun sudah mulai untuk proyek mata uang libra nya... Bagaimana dengan sudut pandang pengusaha lain. Jika pengusaha lain pun mulai melirik mata uang atau pembayaran menggunakan digital ini akan menjadi bomerang bagi mata uang dunia dan apakah mata uang tersebut akan hilang atau kah justru akan tetap stabil... Silahkan teman berikan komentarnya. Tks.. Maaf kalau ada salah kata.. Maklum baru...

Posisi mata uang digital dan mata uang fiat akan selalu berseberangan. Meskipun mata uang digital ini nanti akan diterapkan pada mata uang resmi suatu negara, misal US resmi dengan Crypto Dollarnya, Indonesia dengan Crypto Rupiahnya, dan negara lainnya yang mengikuti langkah digitalisasi fiat, fungsi mata uang fiat fisik akan tetap dibutuhkan.

Karena, jaminan fisik suatu mata uang lebih meyakinkan masyarakat maupun pengusaha untuk menggunakan mata uang fisik. Mengapa, pastinya alasan keamanan siber yang akan selalu menjadi pokok mereka untuk menggunakan mata uang fiat.

Pergeseran e-money dan e-wallet seperti layanan dompet digital adalah bentuk kemudahan bertransaksi yang tidak lepas dari peran mata uang fiat.

Apakah bisa mata uang fisik hilang? Tentu bisa, tetapi proses ini akan membutuhkan waktu yang panjang. Saya tidak akan menebak kapan, tentunya tidak akan bisa dalam 10 tahun kedepan. Karena mengganti fiat dengan crypto akan membutuhkan sosialisasi serta perlu uji kelayakan secara detail. karena ini berhubungan dengan uang masyarakat yang nantinya juga akan menjadi keuangan negara.

Kalau menurut pandangan saya pribadi tentang digitalisai ini hanya sebagai sarana yang akan memudahkan, Atau dengan kata lain bisa melengkapi kekurangan ada.

Dan menurut saya mata uang fiat tidak akan tergeser apalagi sampai hilang, Karena dari segi keamanannya uang fiat tetap lebih aman di banding dengan mata uang digital (Cryptocurrency).

Sekarang yang jadi kesimpulan disini dapatkah mata uang digital, token, emoney dll itu bisa aman.. Apakah tidak akan berimbas pada perang dagang atau perang keungan... Atau sama terjadi seperti tahun 1998. Yang pada saat itu nilai perekonomian dunia jatuh.. Saya sih melihat aspek ada keuntungan namun juga tidak terlepas dari banyak kerugian juga. Jalan satu2 nya harus dibentuk bank dunia digital...

Yang perlu di garis bawahi ialah e-money dengan token maupun cryptocurrency adalah 2 objek yg berbeda, dimana e-money (uang elektronik) memang lebih lekat dengan Fiat karena memang keberadaannya juga mempunyai nilai yg sama dengan uang hanya saja disimpan dalam bentuk elektronik. Bahkan menurut regulasi di Indonesia e-money bisa dipergunakan sebagai alat pembayaran yang sah yg bisa dipergunakan untuk membayar barang maupun jasa (sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik (https://www.bi.go.id/id/peraturan/sistem-pembayaran/Pages/PBI-200618.aspx))

Sedangkan disatu sisi keberadaan Cryptocurrency dan Token berbeda dengan e-money karena mekanismenya menggunakan teknologi Blockchain (bukan server) dan tidak terikat dengan keberadaan Fiat (meskipun didalam marketnya sendiri untuk deposit juga menggunakan Fiat), sehingga menurut saya pribadi Cryptocurrency sangat kecil kemungkinannya untuk bisa menyebabkan terjadinya perang dagang maupun perang keuangan (klo perang hashrate masih bisa terjadi, contohnya ada pada BCH waktu dulu terjadi hardfork)

Pembentukan bank dunia digital pun tidak serta merta akan langsung menyelesaikan masalah digitalisasi keuangan. Apalagi pemerintah suatu negara yang sangat antipati terhadap kehadiran kripto. Masalah utamanya sebenarnya sudah menjadi pertanyaan Anda "dapatkah mata uang digital, token, emoney dll itu bisa aman". Tentu ini akan menjadi pertanyaan penting yang juga harus menjadi fokus termasuk fokus badan pengelola yang Anda maksud adalah "Bank Dunia Digital". "tidak ada sistem yang sempurna", bahkan sistem yang dimiliki badan keuangan digital ini pun bisa saja mengalami error baik internal maupun yang eksternal (misal: serangan hacker)

memang keunggulan dari mata uang digital adalah transaksi bisa dilakukan secara lansung. dan bagi para penggunanya ini sangatlah menguntungkan dari semua segi. dan jika anda bertanya apkah uang digital akan bisa menggantikan uang dunia tentu tidak. karena uang digital hanya bisa dilakukan dengan pengguna lain yang juga menggunakan uang digital.

Menurut saya Mata uang digital hanya sebagai alternatif saja, walaupun nanti mata uang digital yang lebih banyak digunakan tetep saja Fiat atau mata uang yang di produksi oleh pemerintah lah yang menjadi mata uang utama

Jadi sederhananya menurut agan ketika banyak pengusaha /perusahaan yang membuat uang digital sendiri seperti facebook yang menciptakan libra sebagai mata uang mereka akan mengganggu penggunaan uang fiat/uang pemerintah?

Tentu saja tidak, masih ada regulasi yang akan menjadi sebuah gangguan besar bagi mereka IMHO. Ketika sebuah negara melarang penggunaan mata uang digital yang berbasis blockchain untuk digunakan sebagai sebuah pembayaran saja sudah harus menjadi sebuah perhatian khusus bagi sebuah perusahaan yang akan membuat sebuah token sendiri. Karena memang sebuah alat transaksi yang sah digunakan sebagai sistem pembayaran adalah mata uang fiat itu sendiri dan semua alat pembayaran lain akan ditolak.

Saya pun sedikit ragu dengan niatnya facebook yang sekarang ini sudah merencanakan peluncuran koin mereka di tahun 2020 akan benar benar diterima oleh semua pemerintah (terlepas dari skandal facebook tentang data penggunanya). Karena hingga saat ini masih banyak penolakan terhadap facebook dari berbagai pemerintah maupun dari seseorang yang expert terhadap cryptocurrency itu sendiri. 

Tentu saja jika tidak ada perubahan regulasi di pemerintahan kita, Libra Coin (Facebook coin) tidak akan bisa dipergunakan sebagai alat pembayaran yang sah karena Libra coin sendiri termasuk jenis cryptocurrency (stable coin) yg tentu saja akan terikat dengan peraturan-peraturan dibawah ini

Undang-Undang No. 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang (https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-bi/Documents/UU%207%20Tahun%202011.pdf)
PBI No. 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran (https://www.bi.go.id/id/peraturan/sistem-pembayaran/Pages/pbi_184016.aspx)
Peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor 5 Tahun 2019 (http://bappebti.go.id/resources/docs/peraturan/sk_kep_kepala_bappebti/sk_kep_kepala_bappebti_2019_02_01_w9i365pf_id.pdf)

Bitcoin atau cryptocurrency lainnya masih bisa difungsikan untuk transaksi membayar/membeli barang (rumah, dll.) dengan syarat, fungsi dari Bitcoin tersebut diposisikan sebagai media jaminan pembayaran.

Keuangan digital yang anda maksud di sini masih terlihat mentah bagi saya, pembayaran emoney maupun token?
Jika yang kamu maksud emoney di sini seperti : ovo, gopay, dana, mandiri cash dan sebagainya maka itu merupakan uang fiat bukan token sebagai cryptocurrency.
Pembayaran digital seperti itu akan berlanjut dan kemungkinan akan semakin berkembang ke depannya karena ada program pemerintah untuk mengurangi transaksi dengan uang cash. maka pembayaran emoney akan semakin banyak untuk tahun depan dan selanjutnya, mata uang dunia akan semakin berkembang.

Perlu dipahami perbedaan uang dan cryptocurrency.
Uang secara definisi adalah alat tukar atau alat pembayaran yang sah yang dikeluarkan oleh suatu negara yang nilainya relatif stabil. Walaupun bentuknya E-Money namun sesunguhnya ada bentuk atau cadangan fisik uang fiat nya.  Nah kalo cryptocurrency walaupun secara bahasa berarti uang digital namun menurut pendekatannya justru sebagai komoditas semacam Emas, Perak, minyak dll yang nilainya cenderung fluktuatif, karena tergantung supply dan demand. Uang memiliki entitas yang menjamin, yaitu pemerintah. Sedangkan crypto tak ada badan atau lembaga apapun yng menjamin. Jadi menurut saya menjawab pertanyaan Agan, Tentu saja uang tidak akan hilang. Karena pada dasarnya uang dan crypto itu beda.

Ya saya setuju ini hanya sebagai bagian dari pemanfaatan teknologi dan memeberi kemudahan bagi pemiliknya, untuk emoney saya pikir masih dalam batas sama seperti fiat namun untuk mata uang digital yang bukan stable coin seperti kebanyakan crypto maka efek fotalitas akan menjadi masalah karena ini bisa dikontrol oleh pemilik dana banyak.

Beberapa waktu lampau, kalau tidak salah, om abhiseshakana (https://bitcointalk.org/index.php?action=profile;u=1878246) pernah bercerita tentang usaha/bisnis perikanan yang beliau kelola, partner beliau itu tidak mau kalau transaksinya menggunakan mata uang crypto / cryptocurrency.
Mungkin alasannya karena cryptocurrency (BTCitcoin) sangat fluktuatif nilai tukarnya, sehingga bisa berpengaruh terhadap aktivitas perdagangannya.
Jika berbicara tentang apakah mata uang fiat (baik dalam bentuk fisik/tunai maupun elektronik) akan hilang/tergantikan dengan mata uang crypto, saya kira masih terlalu dini hal tersebut bakalan terjadi.
Yang ada mungkin uang fiat tunai yang mulai bergeser perannya digantikan dengan uang fiat berbentuk elektronik (di Indonesia seperti e-toll, e-money, dll).

Masih sedikit kurang paham dalam hal ini, berarti secara tidak langsung kita bisa menggunakan bitcoin dan altcoin sebagai alat pembayaran yang syah meskipun dalam faktanya penggunaan rupiah hanya dijadikan sebagai bukti tertulis saja?

Boleh minta sumbernya ga kang husna/om pandu bahwa pemerintah kita membolehkan transaksi seperti itu biar saya baca terlebih dahulu.

Edit: Maaf saya tidak membaca secara keseluruhan thread ini https://bitcointalk.org/index.php?topic=2750875.20 ternyata om pandu menyertakan sebuah sumber, akan saya pahami terlebih dahulu.

Untuk di indonesia saya rasa tidak akan bisa uang di gital bisa mengantikan Rupiah.
Memang benar semakin kesini para pengusaha banyak yang tertarik untuk menggunakan cryptocurrency namun saya rasa para pengusaha tidak bermaksud untuk mengantikan mata uang asli dengan mata uang crypto, pengusaha hanya mencari jalan alternatif agar usahanya bisa berkembang dan memudahkan konsumen untuk menggunakannya.
Namun bukan berarti uang digital bisa mengantikan uang tunai.

Mungkin agak berbeda pandangan dengan saya...
Menurut saya mata uang digital^[1] masih turunan dari uang fiat^[2]. Terbentuknya mata uang digital adalah karena adanya pengembangan bentuk transaksi yang menggunakan internet/jaringan komputer lainnya sebagai media transfer maupun penyimpanan nilainya.

Beda hal-nya dengan mata uang kripto^[3], mata uang kripto berdiri sendiri, karena dia adalah berupa aset yg berfungsi untuk mengamankan dan melakukan verifikasi suatu bentuk transaksi.
Kenapa disebut aset? karena mata uang kripto memiliki nilai jual/nilai beli pada kedua jenis mata uang diatas (digital money maupun fiat money).


[1] Uang digital atau uang elektronik adalah uang yang digunakan dalam transaksi Internet dengan cara elektronik. (source: https://id.wikipedia.org/wiki/Uang_elektronik
[2] Uang fiat adalah uang yang nilainya berasal dari regulasi atau hukum pemerintah (source: https://id.wikipedia.org/wiki/Uang_fiat)
[3] Mata uang kripto adalah aset digital yang dirancang untuk bekerja sebagai media pertukaran yang menggunakan kriptografi yang kuat untuk mengamankan transaksi keuangan, mengontrol penciptaan unit tambahan, dan memverifikasi transfer aset. (source: https://id.wikipedia.org/wiki/Mata_uang_kripto)

---

Bank dunia berada dibawah naungan PBB, dan dibentuk berdasarkan kepada keputusan hasil konferensi yang didelegasikan oleh 44 negara pada taun 1944.
Kira2 menurut mas Putra007, kalok bank dunia digital didirikan berdasarkan apa? dan negara mana dan memenuhi kriteria menjadi delegator konferensinya?

---

FYI, melakukan pembayaran dan melakukan jaminan pembayaran adalah 2 hal yang amat berbeda.
Tentang hal Pembayaran memang diatur oleh UU/regulasi yang berlaku.
Tetapi hal tentang Jaminan Pembayaran tidak ada UU/regulasi maupun ketentuan legal yang mengatur tentang hal tersebut.

Contoh:
Saya membeli mobil dari om Ridwan, dan saya berniat membayar mobil tsb senilai IDR 280 juta.
Tetapi saat tersebut saya tidak mempunyai uang IDR, tetapi saya memiliki 5 BTC di wallet saya.

Berhubung om Ridwan adalah seorang bitcoiners juga, maka kami sepakat melakukan jaminan pembayaran mobil dengan nilai 3 BTC.

Apakah saya disebut melakukan pembayaran? Tidak, karena pembayaran masih dalam tahap dilakukan jaminan untuk membayar.

Kapan saya disebut melakukan pembayaran? Legalitas pembayaran terjadi setelah om Ridwan menulis bukti pembayaran/kwitansi dengan nilai 280 juta rupiah (bukan kwitansi bayar 3 BTC).

saya setuju dengan agan ini karena kalau dibilang mata uang digital dapat menggantikan mata uang fiat saya kira tidak bisa seperti itu karena mereka selaras, terelepas dari mata uang kertas atau digital tidak ada yang lebih baik dari dinar dan dirham  ;D

sangat setuju sekali dengan agan abhiseshakana,
pengertian "digital currency" itu luas, mencakup e-money, virtual currency, dan crypto currency
contohnya ovo, menurut saya dia itu memiliki 2 macam: ovo cash (e-money) dan ovo points (virtual currency)

jadi pada saat ini yg mungkin berkembang di Indonesia adalah pembayaran e-money rupiah
e-money itu sah selama dikeluarkan oleh perusahaan finansial yang bertanggung jawab dan telah memiliki ijin
jadi penyelenggaraan dan penggunaannya berdasarkan hukum dan juga diawasi pemerintah
sedangkan crypto akan banyak mengalami hambatan dikarenakan tidak adanya penanggung jawab yg terpusat

Bentuk legal atau tidak legal harus bisa dibuktikan secara valid.
Dalam hal ini saya tidak mengatakan bitcoin atau crypto lainnya dapat dijadikan sebagai alat pembayaran yang sah (legal). Tetapi bitcoin maupun aset digital lainnya bisa dijadikan jembatan transaksi keuangan.

Pertanyaan lain; Saya membeli dan membayar gula dengan USD 10 (fiat). Apakah pembayaran sah? tentu tidak, karena satu-satunya pembayaran sah adalah dengan menggunakan mata uang rupiah.

Dengan kata lain mata uang USD (fiat) tsb telah berubah fungsi menjadi aset jika dilakukannya transaksi di Indonesia.

Bagaimana cara saya melakukan pembayaran dengan aset tersebut?
Aset tidak bisa dijadikan alat pembayaran, tetapi aset bisa dijadikan sebagai jaminan pembayaran. Dan prosesnya sama seperti bitcoin postingan saya diatas.

Sebenarnya ini adalah celah untuk menggunakan crypto di Indonesia. Tinggal bagaimana adopsinya dlm platform jual beli atau bentuk pembayaran jasa lainnya.

Misalnya:
"Tagihan bukalapak anda adalah IDR 1,6 juta rupiah. Silahkan melakukan pembayaran di ATM, Indomart, Alpamat, atau kantor pos.
Bagai komunitas kripto anda bisa melakukan jaminan pembayaran dengan digital aset bitcoin sebesar 0.01 BTC pada walet address 1buk4L4paK******** dengan sign address sbb: ...bla...bla....bla"

 ;D

Mungkin sedikit bisa dianalogikan seperti ini:
Saya membeli bensin di Pom Bensin, saat hendak membayar ternyata uang didompet ketinggalan. Untuk membayar transaksi tersebut saya menggunakan jam tangan yang nilainya setara atau lebih dari nilai bensin tersebut.
Dalam hal ini jam tangan tersebut adalah berperan sebagai aset jaminan pembayaran.

Perlakuan terhadap BTCitcoin pun mungkin bisa demikian, yakni dijadikan sebagai aset untuk jaminan pembayaran, sementara transaksi jual belinya itu sendiri tetap mengacu pada nilai rupiah yang disepakati jumlahnya dan dicantumkan dalam bentuk kwitansi/struk pembayaran jual-beli.

---

Kembali ke topik..
Terlepas dari kebijakan regulasi masing-masing negara, uang fiat masih diperlukan dalam beberapa transaksi tunai.
Kalaupun uang tunai dikonversi menjadi uang digital yang nilainya tetap mengacu pada mata uang tersebut, tentu hal tersebut sebagai bentuk penyederhanaan dan untuk kemudahan dalam transaksi-transaksi tertentu.
Contoh, uang 50 juta akan praktis dibawa-bawa jika sebelumnya disimpan dalam tabungan dan menggunakan ATM sebagai media untuk transaksi kedepannya ketimbang harus membawa-bawa uang tunai senilai itu dalam setiap transaksi.

Sementara untuk cryptocurrency, dibeberapa negara (contohnya di Jepang & Rusia) Bitcoin sudah mulai dilegalkan sebagai alat transaksi pembayaran dalam bentuk sekuritas asing dan bukan sebagai pengganti mata uang negara tersebut.

Jadi sederhananya, cryptocurrency adalah sebuah asset atau protokol teknologi dimana penggunaannya bisa dijadikan sebuah instrumen pendukung rupiah untuk melakukan sebuah transaksi. CMIIW

Okay paham saya baru mengenal tentang fungsi dari transaksi derivatif, yang dimana penggunaan cryptocurrencies bisa dijadikan sebagai jaminan pembayaran karena di Indonesia sendiri bitcoin dkk dikategorikan kedalam komoditas.

Sepertinya ini adalah proses waktu saja, ketika penggunaan ovo dan dana mulai marak digunakan saya yakin cepat atau lambat akan ada sebuah start-up baru yang menerima cryptocurrency sebagai alat jaminan pembayaran atau melakukan isi ulang saldonya.

Benar, dan menurut saya penerapan tsb relatif mudah dan tidak terlalu memakan byk waktu untuk menerapkannya secara umum. Tinggal dibentuk suatu konsensus awal bagi para pelaku transaksi aja.
Contoh kecil; saya ngobrol ama beberapa teman kampung yg menjadi TKI di Hongkong dan Malaysia.
Hasilnya, mereka sekarang menggunakan bitcoin ato jenis kripto yg lain untuk mengirim gaji ke Indonesia, lebih mudah, murah dan langsung diterima oleh orang yg mereka percaya utk melakukan pencairan di exchanger.
Sebelumnya mereka menggunakan WU dan transfer bank LN yg biayanya lumayan gede.

Percepatan proses biasanya dilakukan karena tuntutan komunitas pengguna pada pemerintah.
Suatu contoh adalah angkutan online.
Pada beberapa hal, angkutan online menyalahi UU no 14/1992 dan no 22/2009 tentang angkutan jalan raya.
Tetapi akhirnya pemerintah dengan mempertimbangkan kebutuhan komunitas pengguna dan pentingnya pendapatan yang masuk dari platform tsb, maka diterbitkan aturan baru tanpa melakukan perubahan UU yg lama

Dengan kata lain, karena bitcoin terdesentralisasi, tidak dikendalikan oleh perorangan atau suatu negara, maka faktor yang juga penting dalam eksistensi bitcoin adalah adanya peran dari komunitas bitcoin itu sendiri.

---

Untuk waktu dekat ini mungkin ya, tapi menilik dari sejarah mata uang*, bukan suatu hal yang mustahil juga jika suatu saat mata uang yang ada sekarang tergantikan juga posisi/jenis nya.

* Referensi: https://id.wikipedia.org/wiki/Mata_uang

Tentu,?? Asalkan kita banyak membaca, Sudah pasti banyak pertanyaan bisa di jawab.

1. hal-yang-perlu-anda-ketahui-soal-libra-mata-uang-facebook (https://www.beritasatu.com/ekonomi/560516/5-hal-yang-perlu-anda-ketahui-soal-libra-mata-uang-facebook)

2. inilah-10-mata-uang-digital-terpopuler-di-dunia (https://www.cnbcindonesia.com/tech/20190214205629-40-55641/inilah-10-mata-uang-digital-terpopuler-di-dunia)

https://i.imgur.com/v38kxj6.jpg

Tidak,

1. Berpotensi Jadi Mata Uang Dunia, Libra Ancam Lembaga Keuangan (https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/money/read/2019/06/26/073500126/berpotensi-jadi-mata-uang-dunia-libra-ancam-lembaga-keuangan)

Singkat saja di jawab, "Sangat Bagus Terhadap Mata Uang Digital/Cryptocurrency Untuk Kedepannya".

1. bi-didesak-terbitkan-aturan-soal-mata-uang-digital-facebook (https://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20190719124400-78-413613/bi-didesak-terbitkan-aturan-soal-mata-uang-digital-facebook)

2. adalah-emas-digital-facebook-libra-dolar-digital (https://m.detik.com/inet/cyberlife/d-4593347/bitcoin-adalah-emas-digital-facebook-libra-dolar-digital)

Banyak yang bisa di ambil ilmu dari berita di media. Semoga bermafaat.

Banyak lulusan-lulusan akuntan tidak suka mendengan berita ini, karena apabila uang digital hadir maka kita tidak perlu lagi ke bank untuk setor tunai, karena semua sudah serba mesin. Saya kira mata uang pisik (kertas dan logam), akan lama tergantikan oleh uang digital, karena belum seluruh masyarakat percaya kepada pengelola ua g digital ditambah kurangnya pengetahuan daripada madyarakan mengemai hal ini, makanya sampai saat ini masyarakat masih menggunakan uang pisik.

Setelah saya membaca dari pembicaraan para master diatas dapat diambil kesimpulan bahwa mata uang dunia dan mata uang digital akan tetap verjalan, namun itu semua mengacu pada regulasi berbankan setiap negara dan perkembangan mata iang itu sendiri. Adapun tentang emoney, ovo, dana gopay dll itu bukan merupakan crypto namun hanya saja cara dan pembeliannya sama dengan crypto namun hanya tidak di tradingkan saja. Tapi terlepas dari itu semua akan ada perkembangan kearahmata uang digital yang akan menggantikan mata uang fiat atau mata uang dunia...

Cara pembeliannya mungkin kurang lebih sama tetapi menurut saya sistem pembelian e-money dengan Crypto konteksnya berbeda ... Sesuai dengan ketentuan e-money di Indonesia "diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada penerbit" (Peraturan Bank Indonesia No.11/12/PBI/2009 (https://www.bi.go.id/id/peraturan/sistem-pembayaran/Pages/pbi_111209.aspx)) maka saldo E-Money akan berperan menggantikan nilai uang yang disetor. Jadi secara otomatis segala bentuk peredaran uang (baik fisik maupun elektronik) jumlahnya tidak akan berubah dan nilainya tidak akan menyusut atau bertambah.

Sedangkan untuk Crypto meskipun untuk membelinya kita juga harus menggunakan fiat tetapi peran dari Coin Crypto itu sendiri tidaklah menggantikan uang yang dipergunakan untuk membelinya, melainkan hanya sekedar aset semata (dalam lingkup regulasi Indonesia). Dan untuk nilainya dapat berubah-ubah karena memang terikat dengan Market crypto itu sendiri.

Jadi ibarat kata pada e-money kita membeli uang dengan uang, tapi pada crypto kita membeli aset dengan uang.

Btw, untuk crypto (dalam hal ini Bitcoin) tidak hanya bisa didapatkan dengan cara membelinya, tetapi bisa juga diperoleh dari kegiatan Mining.




Mungkin bisa dijelaskan mengenai "perkembangan" tersebut ??

Menurut ane, uang dunia tidak pernah bisa tergantikan sampai kapan pun, karena uang real sudah di sah kan sebagai alat tukar, sedangkan uang digital tidak real, dan tidak legal, dan harus di proses ke uang nyta dulu baru bisa di gunakan, uang digital sangat cocok untuk di jadikan investasi di masa yang akan datang, karena di suatu waktu harga nya bisa melonjak naik,

Dulu saat hendak masuk keluar tol harus ada uang fisik, setidaknya 'uang pas' untuk kemudahan transaksi penggunaan fasilitas jalan tol.
Saat ini justru uang 'nyata' mulai ditiadakan penggunaannya di pintu tol dan digantikan dengan kartu tol/kartu sejenis yang notabene kartu tersebut bukanlah uang 'nyata'.
Pertanyaannya apakah kartu yang didalamnya ada uang digital tersebut tidak bisa digunakan dan harus diproses ke uang 'nyata' lebih dulu?

Diskusinya bikin bengong. Apa itu uang dunia? apa ada uang akherat?
Harusnya bisa diperjelas OP agar tidak ambigu.

Macam-macam uang:
- Uang Komoditas (commodity money (https://en.wikipedia.org/wiki/Commodity_money)): emas, perak, tembakau, dll.
- Uang Representatif (representative money (https://en.wikipedia.org/wiki/Representative_money)): sertifikat emas, USD (pada sebelum Nixon), dll.
- Uang Fiat (fiat money (https://en.wikipedia.org/wiki/Fiat_money)): legal tender negara-negara seperti IDR, USD (sekarang), SGD, dll.

Kemudian bentuk uang fiat itu kan macam-macam, ada kertas, koin, dan yang hanya angka-angka di saldo bank/e-money provider.  <- ini ni uang fiat digital
Kalau ditanya uang fiat digital bisa menggantikan uang fiat kertas? Ya tentu saja bisa! Malah trennya meningkat dengan adanya ovo, gopay, dsb.

Kemudian ada lagi uang virtual, yaitu uang yang dipakai kalangan tertentu (tertutup). Misalnya, ovo points, gold di video games, dan mata uang kripto (selain stable coin karena masuk ke fiat berwujud kripto dan gold/commodity coin karena masuk uang representatif berwujud kripto).

^Di atas merupakan definisi-definisi yang mungkin tidak agan pakai dalam bincang-bincang ringan, tapi penting untuk diskusi yang OPnya ambigu seperti ini.

Uang fiat hilang/tidak bernilai bisa saja kalau negaranya bangkrut/bubar. Sudah banyak contohnya.
Bitcoin menggantikan fiat bisa saja kalau mayoritas penduduk memilih menggunakan Bitcoin daripada fiat.

Bitcoin vs Fiat
- Nilai: yang satu nilainya tetap yang satu terus menerus tergerus (debase).
- Legalitas: yang satu tidak boleh untuk pembayaran, yang satu boleh untuk pembayaran.
- Basis pengguna Frekuensi: yang satu jarang digunakan, yang satu digunakan sehari-hari.
- Basis pengguna: yang satu dipakai oknum tertentu ;D , yang satu dipakai semua orang.
- Biaya: yang satu mahal, yang satu gratis.

Agan yang satu ini sepertinya tidak memahami perbeda'an uang digital dengan cryptocurrency (Digital Aset).

Perlu agan ketahui, Di indonesia saat ini digitalisasi sudah di terapkan dan disahkan demi menunjang kebutuhan yang ada, Dengan kata lain (demi membuat sesuatu tersebut menjadi lebih cepat/instan).

Ya meskipun sampai saat ini belum semua masyarakat bisa atau membutuhkan technologi digitalisasi tersebut.

Sedangkan untuk beberapa cryptocurrency yang agan kenal saat ini perannya masih sebatas sebagai aset digital yang kedudukannya tidak jauh beda dengan bentuk fisik seperti logam-logam mulia emas dsb, Khususnya untuk regulasi di indonesia.

Mudah-mudahan sampai disini bisa memahami perbeda'annya dengan melihat regulasi yang ada di setiap negara masing-masing.

Malam agan , bagus postingannya

menurut saya , pasti mata uang digital akan dipake dan orang males pake uang kertas
saat ini 2019 uang kertas hanya beredar 8% diseluruh dunia , artinya 92% adalah data digital.

menurut saya yang jadi permasalahan dimasa depan apakah orang masih ga bisa move on iming2 "aman" pake produk bank (yang unlimited supply) atau banyak yang ingin berubah ke limited supply. :D :)

mohon maaf karena saya newbie , jika berkenan bantu posting atau masukan posting pertama saya:
https://bitcointalk.org/index.php?topic=5175819.msg52168722#msg52168722

thnak you gan ;D

Boleh tau asal data dari mana? tadi sempat nyari2 di google saya ndak nemukan hal tsb.


Saya kembalikan pertanyaan tsb pada agan dengan kondisi saya balik.
Apakah agan masih aman menggunakan wallet crypto (yg notabene adalah produk limited supply), karena sebagian besar bacaan yang saya liat di telegram, twitter, forum dan beberapa grup komunitas di facebook adalah tentang terkena hacking dan terkena investasi scam (bitcoin panda, G31 crypto, dll)?

silahkan gan berikut perbandingannya:
https://www.marketwatch.com/story/this-is-how-much-money-exists-in-the-entire-world-in-one-chart-2015-12-18

banyak expert sarankan gunakan wallet seperti electrum dan perkuat dengan Trezor / Ledger nano sejauh ini saya gunakan sangat aman.
kalau masalah investasi menjanjikan dapet profit dr modal ditentunkan mayoritas scam, saya beli btc untuk disimpan dan digunakan di masa depan.

Apakah ini tentang pertanyaan saya ttg ini?

Kalok iya, Thank you!
Ini hal yg pengen saya pelajari, maaf msh ada kesibukan RL sehubungan peringatan 17-an.

---

Apakah electrum aman?
Cek di https://bitcointalk.org/index.php?topic=3664755.msg52026395#msg52026395

Kenapa saya mengatakan hal tsb?
Hal ini karena:
beberapa postingan anda yg kontroversial:
1. Tentang major exchanger di Indonesia
Ada salah satu postingan agan yg menyebut binance dlm thread What are the major exchange in Indonesia? (https://bitcointalk.org/index.php?topic=5174558.0). Dan keliatannya udah dihapus postingan tersebut.
Tapi, ternyata ada postingan
AFAIK, Binance dan LUNO bukan berasal dari Indonesia.

2. Pernyataan anda:
Menunjukkan anda masih baru dalam komunitas ini.

---

Jika anda peduli kepada keamanan, apakah anda udah pernah melakukan sign message pada wallet agan?

Anda berbicara seperti pakar ekonomi, dari mana anda dapatkan informasi uang kertas beredar 8% di seluruh penjuru dunia. Anda sedikit keliru.
Sb: https://www.bi.go.id/id/ruang-media/info-terbaru/Pages/Uang-Beredar-Tumbuh-Meningkat-pada-Februari-2019.aspx

Anda tau uang kertas di cetak sudah abad yang lalu, sedangkan uang digital sejenis cryptocurrency atau lebih terkenal Bitcoin lahir tahun 2009.

Untuk saat ini anda berinvestasi dengan uang digital seperti crypto, dan seterusnya di perjual/belikan (menghasilkan yang kertas untuk di belanjakan).

Saya ingin tau dari anda, ada berapa total pasilitas umum yang ada di indonesia yang menggunakan uang digital, bayaran coins. misalnya: supermarket, Bank, Tol, beli mobil, dll.
Bila di pertimbangkan secara ilmu akal sehat, 92% uang digital yang digunakan didunia, mungkin anda menbayar pipis di toilet bandara penerbangan harus menggunakan uang digital.

Jadi menurut saya anda cari dulu informasi, yang akurat tentang uang kertas/digital yang beredar di dunia.

Hi ... gan , saya balik Tanya APBD Indonesia 2400 Triliyun Rupiah lu pikir kalo dicetak lembaran 100 rebuan jadi kertas segede apa brangkas dan kopernya, 90% pasti bentuknya byte data yang disimpan dibank. *hadeuh

BACA ini oi :
https://www.marketwatch.com/story/this-is-how-much-money-exists-in-the-entire-world-in-one-chart-2015-12-18

APBD Indonesia? mungkin yg dimaksud adalah APBN ya?
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
APBN adalah bentuk anggaran/perencanaan yang mempunyai nilai unit moneter. Anggaran bukanlah uang.




Apakah anggaran dalam APBN mengharuskan negara untuk melakukan pencetakan uang? Tentu tidak.


 

Sorry salah gan APBN yang benar.

Jika uang dengan Nominal Besar pastinya tidak mungkin dicetak dalam bentuk kertas
itu yang saya maksud 90%++ uang adalah digital byte data (umpama iceberg uang kertas itu pucuknya doang).

Uang juga gak dicetak terus, kalau dicetak terus tentu akan namanya inflasi,
dan tentunya 90 persen katamu tadi ada berupa devisa negara dari mata uang asing yang masuk ke indonesia

Woi lu kira FIAT limited supply ?
FIAT itu lemah pasti inflasi kenapa bitcoin lahir karena sistem bank buruk dan bitcoin kebalikan dari FIAT jelas limited supply

Ini openingnya bikin senyum, apa baru sekarang dunia diliputi banyak pertanyaan.   :D
Saran saya, sebaiknya bikin opening yang langsung berkaitan dengan konten yang mau dibahas.
Bukan sesuatu yang ngambang dan malah bikin gagal fokus pembaca.   ;D

Apa uang digital itu bukan mata uang dunia? Mata uang akhirat atau dunia lain kah?  ;D
Kalo saya bilang, mata uang Fiat ataupun yang berbentuk koin logam itu tidak dapat sepenuhnya digantikan dengan mata uang digital.
Sebab dalam penggunaannya, masih lebih efisien memakai uang Fiat, terutama di daerah-daerah yang teknologi dan jaringan internet terbatas.
Disisi lain, tidak semua negara di dunia punya kapabilitas yang sama untuk adopsi mata uang digital. Terlebih lagi yang punya landasan dasar tertentu seperti di Indonesia, ex : UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang (https://www.basishukum.com/uu/7/2011).

Sabar Om.  ;D
Setidaknya bagus to ada yang respon komen Om.

---

BTW ini OP nya kemana? No response sama sekali. Last active 11 Agustus, tapi gak mampir dimari.

Saya tidak tau apa yang anda tanya dan dibicarakan oleh anda, kemarin anda berbicara tentang uang kertas, digital dan dunia.
Sekarang anda berbicara lagi tentang APBD, apa hubungannya...!!!, BINGUNG.
Kemarin, anda bertanya seperti PAKAR ekonomi..!
Sekarang, anda bertanya seperti Anggota Eksekutif dan Legislatif...!

Apa anda ingin melihat jawaban dan pertanyaan Eksekutif dan Legislatif...!
Anda bisa kunjungi APBD dan APBN ini: https://bitcointalk.org
Lol.

APBD, (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah),
Apa hubungannya dengan Rupiah, dan pencetakan uang,
Link: https://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-pers/Pages/sp_1810716.aspx

Saya, cukup binggung dengan pertayaan dan jawaban anda..!

Dari segi bicara, postingan, sepertinya sudah lama di Forum ini dan pura-pura begok, seolah-olah tidak mengerti apa-apa dengan forum, sudah berapa acount anda yang dilarang di forum ini.

Ok lu bisa cek sendiri duit diseluruh dunia sekitar 250 Trillion USD , lu bisa bayangin gak kalo itu bentuknya kertas bukan byte data?

Lu udah baca belum link yg gw kasih , ckckck ngotot amat dikasih tau 90% ++ money is digital byte data

Dalam forum tidak bisa adu argumen tanpa ada data yang valid. Biasakan berikan sumber yang valid apabila agan ingin menyebut angka (fakta) dan bukan opini.
Kalau tidak ada sumber yang valid statemen di atas setara dengan "92% penghuni Bitcointalk berambut gondrong."

Sumber ini ndak valid, gunakan jurnal ilmiah, bukan tulisan dari seorang yang ndak dikenal macam "Sue Chang."
Aturan #1: jangan percaya semua yang ente baca di internet.

Ngaco! yang digital data cuma 66% <- ini cuma angka ngawur btw
See? ga akan ketemu kalau tanpa sumber penelitian, yang ada hanya debat kusir ILC.

uang dunia dan digital , dengan keberadaan bitcoin dan blockchain punya aspek yang berbeda, tidak bisa di bandingkan secara umum karena mau bagai manapun Fiat / digital akan tetep ada sampai kapan pun. Karena mau bagai mana pun, tidak semua orang mampu memiliki teknologi untuk mengakses digital monay atau pun bitcoin blockchain. Faktanya hingga saat ini masih banyak daerah dan wilayah yang belum terjamah internet dimana menjadi nyawa dari industri digital.

Saya sampai saat ini belum berani mengatakan dan memastikan bahwa uang digital akan bisa digunakan selamanya dan tak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut masih menjadi topik hangat untuk diperbincangkan oleh para pengguna, pakar hingga kalangan masyarakat awam sekalipun.
Tetapi saya begitu yakin dengan perkembangan dan pertumbuhan dunia digital yang semakin hari semakin menjalar ke seluruh pelosok dunia dan Nusantara.

Mata uang dunia tidak akan hilang, tetapi apakah akan tergantikan uang kertas menjadi uang digital alias e-money, menurut saya jawabanya pasti karena tuntutan perubahan itu tidak bisa kita halangi dan tren emoney lagi menanjak
Bisa saja juga nanti akibat tuntutan teknologi, pemerintah akan mengeluarkan uang digital resmi berbasis blockchain, siapa tau karena ini adalah perubahan teknologi

Untuk pembahasan sosialisasi untuk warga dunia untuk menggantikan fiat dengan crypto bukan hanya memerlukan sosialisasi dan uji kelayakan saja, tetapi para warga dunia juga harus melek teknologi. Karena jika masyarakat yang ingin menggunakan crypto sebagai alat pembayaran masih buta teknologi bisa gawat, bisa saja uang nya salah kirim kan bisa bahaya. Tetapi saya berharap warga dunia jika menggunakan crypto sebagai alat pembayaran, mereka akan tetap menggunakan Bitcoin, bukan malah membuat koin sendiri untuk negara nya masing masing ;D

sudah ada kok gan sebagian warga yang mengunakan bitcoin sebagai alat pembayaran cumn hanya sebagian
kalau setiap negara punya coin sendiri itu maalah ribet gan  ;D jadi bitcoin bisa terabaikan pokoknya bitcoin terbaik dimasa depan ;D

Sebagai alat pembayaran atau sebagai alat tukar?

Komunitas di Indonesia sendiri sudah ada yang meluncurkan koin IDK (stablecoin yang di-backup oleh Indonesia Rupiah)
1 IDK = 1,000 IDR
https://www.idkfoundation.org/index_id.html# (https://www.idkfoundation.org/index_id.html#)
Dan bisa di trade dengan BTC di https://exchange.tokenomy.com/market/BTCIDK (https://exchange.tokenomy.com/market/BTCIDK)

Kalaupun misalkan di setiap negara ada komunitas yang membuat koin sendiri (berbasis mata uang negara mereka),
Bitcoin masih bisa berperan untuk di-trade dengan koin-koin tersebut, jadi tidak serta merta terabaikan begitu saja (setidaknya untuk saat ini).

Memang ada yang menggunakan bitcoin sebagai alat pembayaran namun itu pun masih sebatas anggota komunitas gan, karena seperti di indonesia masih diberlakukan undang undang yang ketat dalam menggunakan alat pembayaran dan contonya beberapa waktu yang lalu banyak toko2 di bali yang dicabut izinnya karena menggunakan bitcoin/crypto sebagai alat pembayaran gan.

saya sangat suka dengan pertanyaan yang agan berikan. bagi saya ini adalah dua mata uang yang berbeda, karena semua itu tergantung dari teknologi yang digunakan. apakah mungkin di pedesaan orang orang akan membeli barang dengan mata uang digital ini ?? dan pastinya tidak bisa mata uang digital akan menggantikan mata uang dunia saat ini

Berbicara di wilayah Indonesia, ya setidaknya dalam waktu dekat ini Cryptocurrency tidak akan serta merta menggantikan mata uang yang sudah ada, karena belum meratanya teknologi ataupun pengetahuan tentangnya di sebagian daerah, dan yang utama adalah karena untuk menjaga kedaulatan mata uang negara.
Namun penggunaan cryptocurrency sebagai aset komoditas yang bisa diperjual-belikan ataupun uang fiat berupa "electronic money" bisa saja berjalan beriringan dengan mata uang resmi (berbentuk fisik).

Artikel yang mungkin bermanfaat untuk perbandingan:
Plus dan Minus Cashless di Indonesia dan Upaya Perbaikan yang Perlu Ditingkatkan (https://www.cermati.com/artikel/plus-dan-minus-cashless-di-indonesia-dan-upaya-perbaikan-yang-perlu-ditingkatkan)
Mau Coba Investasi Bitcoin? Perhatikan Dulu Fakta dan Risikonya (https://www.cermati.com/artikel/mau-coba-investasi-bitcoin-perhatikan-dulu-fakta-dan-risikonya-berikut-ini)

menurut saya, FIAT currency itu tidak akan tergantikan posisi dan nilainya. berbeda dengan crypto dengan semua kelebihannya.
mengenai 'jumlah FIAT' di tiap2 negara jumlahnya terbatas. jika tadi ada yang bilang (maaf jika tidak saya quote dan mungkin secara tidak langsung) FIAT tidak terbatas, maka yang terjadi seperti zimbabwe. mengapa bisa terjadi inflasi? ini bukan semata karena 'jumlah FIAT' itu bertambah/berkurang, tp valuasi FIAT itu sendiri yang mengakibatkan pelemahan FIAT.

crypto bisa menjadi pilihan alternatif pembayaran. digitalisasi FIAT itu juga mungkin. saat ini, sudah banyak sekali aplikasi mobile yg memiliki fungsi sebagai POS (payment of service), hanya saja belum dengan teknologi blockchain.

jika kita mengacu pada white paper yg ditulis pembuat bitcoin, tujuan dari bitcoin sendiri -sebagai pioner crypto- adalah 'borderless transaction', dimana hal ini bertujuan memangkas biaya transaksi, aturan dan regulasi pihak ketiga (bank). keberadaan bank tidak mungkin dihapuskan oleh suatu negara.

terima kasih semua untuk pembicaraan ini.. pada dasarnya uang fiat tetap akan ada karena tidak semua mayoritas masyarakat mengerti tentang digitalisasi mata uang dan hanya mengerti sebagian. namun berbeda dengan kaum mayoritas yang tinggal dikota penggunaan e-money maupun digital money lainnya (OVO,GOPAY, DANA dll) akan tetap berkembang. karena berdasarkan tingkat peredaran keuangan negara terlihat sedikit sekali menggunakan uang tunai sebagai pembayaran. sedangkan untuk crypto akan lebih ke hubungan dengan saham sebuah perusahaan karena nilainya flaktual. namun jika ada crypto yang nilainya tetap seperti USDT maka akan dimungkinkan menjadi salah satu pemabayaran dimasa depan. dalam waktu dekat mungkin uang tunai tetap ada namun dimasa depan dengan era digital semakin bertumbuh maka pada dasarnya penggunaan uang tunai akan semakin menghiang. berganti dengan uang digital ataupun lain sebagainya. tterima kasih

Kalau menurut saya tetap uang tunai/FIAT akan sangat sulit digantikan gan karena sudah tradisi dari jaman dulu setelah koin emas dijadikan sebagai alat barter.
Terlebih jaringan internet tidak merata disegala penjuru dunia,semisal di bagian pedalaman afrika :) tidak usah jauh-jauh kesana di negara kita saja belum bisa merata.
Semisal di pedalaman papua yang harus belanja ke kota dengan menggunakan truck dengan perjalanan berjam-jam,otomatis disana belum ada jaringan internet,bagaimana mungkin mereka bisa mengakses aset mereka dalam bentuk crypto sementara jaringan internet saja tidak ada.Menurut saya sih FIAT dan Crypto akan tetap berjalan seperti sekarang ini.

Meskipun sudah menjadi tradisi, tapi tidak menutup kemungkinan bisa dirubah atau bahkan digantikan juga.
Tergantung seberapa besar juga kebutuhan akan media baru yang digunakan untuk menggantikannya.
Sebelumnya penggunaan emas sebagai alat tukar bergeser digantikan uang fiat fisik, sekarang uang fiat fisik sudah mulai bergeser digantikan uang elektronik/digital. Faktor kebutuhan di era nya (masing-masing tempat) bisa dikatakan juga merupakan salah satu pemicu berubahnya bentuk/media yang digunakan untuk alat tukar tersebut.

Ya memang hal tersebut tidak bisa dipungkiri.
Jangankan bitcoin atau uang digital lainnya, bahkan uang fiat pun dibeberapa wilayah di Indonesia tidak dipergunakan untuk alat tukar, yang ada adalah menggunakan sistem barter barang, contohnya aktifitas perdagangan di Pasar Terapung Lok Baintan, Kalimantan Selatan:
https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/12/12/18/mf7eql-di-pasar-terapung-transaksi-masih-menggunakan-sistem-barter (https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/12/12/18/mf7eql-di-pasar-terapung-transaksi-masih-menggunakan-sistem-barter).

Tapi itu semua tidak serta merta pemanfaatan uang digital atau Cryptocurrency (sebagai aset komoditas) tidak bisa digunakan dibeberapa wilayah lainnya.

Emas dimasanya tidak punya nilai angka tertentu gan,maka diciptakanlah fiat/uang kertas dengan gambar dan tulisan angka untuk menjadikan uang kertas tersebut bernilai.
Jadi kalau menurut saya uang elektronik/digital yang berjalan sekarang ini hanya wadah untuk mempermudah kita mengakses aset kita dan tetap uang elektronik/digital akan tetap sejalan atau ujung-ujungnya akan kembali ke tangan kita dengan bentuk fiat.
Mohon dikoreksi kalau saya ada kesalahan gan :)

IMO, meskipun emas tidak ada tertera angka namun tetap dianggap memiliki nilai sehingga di masa nya bisa digunakan untuk alat pembayaran, namun tentu seiring dengan perkembangan zaman, jenis alat tukar tersebutpun berubah.
Ada banyak alasan kenapa bisa berubah, antara lain ketidakpraktisan dalam alat tukar dalam keseharian di masyarakat, pemecahan ke satuan nilai tukar terkecil, dll.

Bacaan:
https://id.wikipedia.org/wiki/Karat_(emas) (https://id.wikipedia.org/wiki/Karat_(emas))
https://www.simulasikredit.com/apa-itu-keuangan-standard-emas-apa-untung-ruginya/ (https://www.simulasikredit.com/apa-itu-keuangan-standard-emas-apa-untung-ruginya/)

Artinya ada perubahan bentuk dari uang fisik ke bentuk digital, meskipun tetap mengacunya pada uang fiat. Tujuannya apa? salahsatunya untuk mempermudah ...
btw, menurut saya tidak semua uang digital ujung-ujungnya kembali dalam bentuk fiat... bisa juga kebentuk 'uang' komoditas  :)

Sangat mustahil untuk hilang,bagaimanan pun perkembangan teknologi, mata uang dunia akan tetap stabil.bagaimanapun bentuknya, secanggih apapun teknologinya kita tetap memerlukan mata uang nyata.karena teknologi tidak bisa mencakup semua aspek yang ada didunia ini, pasti ada kekurangnya.

Kalau kata om @mu_enrico diatas apa ada uang akherat?

Bedanya apa gan rupiah sama cryptocurrency? Saya kira sama aja ga ada perbedaan kalau dilihat dari segi nilai, karena keduanya mempunyai nilai meskipun berbeda. Terlebih disaat sekarang sistem pembayaran sudah banyak yang menggunakan sistem digital meskipun uang yang digunakan adalah rupiah, contohnya seperti dana, ovo dll, itu rupiah juga yang berbentuk digital lalu apa bedanya sama cryptocurrency.

Masalah kekurangan dan kelebihan saya kira tergantung pada kondisi kita sebagai pengguna. Saya melihat cryptocurrency memang bisa bermanfaat digunakan sebagai uang juga atau bisa dijadikan sebagai alat alternatif lain dari penggunaan rupiah. So, saya tidak akan menilai atau mendukung hanya pada satu penggunaan saja misalnya saya memilih rupiah saja atau mendukung cryptocurrency saja. Saya akan menggunakan keduanya untuk memudahkan segala aktivitas di kehidupan sehari hari.

menurut saya mungkin tidak akan terjadi karena mata uang digital diciptakan untuk memudahkan transaksi, dan akan berdampingan dengan uang fiat.
kalaupun memang nanti akan terjadi dan mata uang fiat benar2 tidak ada saya rasa itu memerlukan waktu yang sangat lama.
dan untuk libra mereka mengatakan akan sama seperti USDT jadi jatuhnya pada stabil koin, dan tidak terpengaruh terhadap naik turunnya harga BTC.

pastinya gak nagruh kebtc saya menilai digital ini tidak akan bisa menjadi pokok transaksi apa lagi nilainya naik turun gan
apakah yang agan maksd soal transaksi seperti uang fiat pada umumnya?

Karena BTC sifatnya interoperable (tidak dikontrol oleh entitas apa pun) sementara uang fiat ada entitas yang mengontrolnya,
Contoh:
- Rupiah dikontrol oleh Bank Indonesia (BI).
- US Dollar dikontrol oleh The Federal Reserve (FED).

Untuk stable coin ataupun pertukaran antar uang fiat, meskipun dikatakan stable (coin) sebenarnya tetap ada pergerakan harga tukar namun tentu tidak se-ekstrim nilai tukar bitcoin yang interoperable.

---

Referensi:
https://www.finansialku.com/harga-bitcoin/
https://www.finansialku.com/apa-itu-bitcoin/

Jika diperhatikan Stablecoins memang lebih terikat dengan mata uang daripada (Decentralized) Cryptocurrency seperti Bitcoin, terlebih untuk Stablecoin yang berjenis Fiat-Collateralized. Dan seperti yang Om Husna bilang meskipun disebut sebagai cryptocurrency yang stabil, stablecoin masih memiliki fluktuasi dan bahkan jika mata uang yang menjadi patokan suatu stablecoin nilainya mengalami penurunan/kenaikan maka nilai stablecoin juga akan mengikutinya.

Berbicara mengenai fluktuasi yang terjadi pada stablecoins, hal ini sebenarnya dipengaruhi oleh tingkat volume trading harian didalam market stablecoin itu sendiri. Volume trading harian rata-rata yang memiliki jumlah besar akan menyebabkan terjadinya fluktuasi yang besar pula. Begitu juga sebaliknya jika tingkat volume trading harian rata-rata hanya memiliki nilai yang kecil, maka tingkat fluktuasinya juga akan rendah.

Dengan kata lain fluktuasi stablecoin setidaknya terpangaruhi 2 faktor,  faktor dari mata uang fiat yang dijadikan patokan dan faktor dari volume trading stablecoin itu sendiri.

Selama yang menjadi acuan nilai tukarnya uang fiat ya tentu BTC/cryptocurrency akan sulit dijadikan alat pokok untuk transaksi.

https://coinmarketcap.com/currencies/tether/
Sebenarnya, tether /  USDT itu menyesuaikan antara harga bitcoin & dollar di angka $1 (terkadang suka selisih sedikit, palingan $1 - $1.02) jadi bukannya tidak terpengaruh. Jika harga bitcoin naik maka harga USDT akan menyesuaikan, tetapi nilai tukarnya akan lebih kecil (karena jika bitcoin naik, maka secara nilai tukar BTC/USDT akan lebih kecil), sebaliknya jika harga bitcoin turun seperti sekarang, maka USDT menyesuaikan harga tukar BTC/USDT akan lebih besar (secara satoshi saja)

Saya agak kurang setuju dengan kata mustahil, buktinya banyak negara hawatir dengan pertumbuhan mata uang digital terutama crypto.
dengan beberapa kelebihan dari crytpo kini investor lebih memilih menyimpan uang dalm bentuk aset digital daripada menyimpan di bank.
ini merupakan ancaman bagi fiat dan bank.

---

referensi
https://tinyurl.com/yyanwrsc

saya pribadi berpikir bahwa uang fiat sampai kapanpun tidak akan hilang. karena saya berpikir uang digital saat ini sebagai perkembangan dari penggunaan uang fiat. uang digital saat ini tetap memerlukan uang fiat agar dapat bisa digunakan. contoh, kita diwajibkan deposit uang fiat untuk membeli bitcoin yang nantinya bitcoin tsb bisa digunakan untuk bertransaksi untuk segala keperluan. jadi saya merasa uang fiat tidak akan bisa hilang, mungkin cara penggunaanya saja yang akan selalu berkembang

mungkin kaya jaman dari barter menjadi uang fiat merupakan suatu tatanan baru , dan bisa jadi jika memang uang digital lebih di percaya efisien aman terlebih dengan hampir semua orang mempunyai gadget untuk menyimpan uang digital.  menurut saya berganti bentukkan saja dadi fisik ke nonfisik. tapi mungkin perlu lebih dari 25 tahun dari sekarang mulai di edukasikan jika hal itu memang menjadi kesepakatan bersama nantinya.

FYI ... Untuk bisa mendapatkan Bitcoin tidak selalu harus dengan cara membelinya dari market (deposit via exchanges atau layanan sejenis lainnya), dan hal ini berkaitan dengan proses distribusi dari Bitcoin itu sendiri. Dari pertama kali kemunculannya, sistem pendistribusion Bitcoin melalui proses mekanisme konsensus yang ada didalam jaringan Bitcoin sebagai bentuk imbalan kerja terhadap node-node konsensus yang berhasil membuat block.

Didalam protokolnya, imbalan kerja ini (reward mining) berasal dari subsidy yang mana untuk jumlah nilai beserta periode perubahannya sudah ditentukan dari awal. Proses ini akan berlangsung secara continue sampai keseluruhan subsidy tersebut (sekitar 21JT Bitcoin) habis didistribusikan.

Solusi lain untuk bisa mendapatkan Bitcoin yakni dengan cara mengikuti program airdrop, mining altcoin dan aktif dalam kegiatan bounty. Hasil coin atau token yang diperoleh nantinya bisa diconvert ke Bitcoin, baik melalui exchanges (jika sudah listing) atau menjual langsung kepada pembeli perorangan.

bang, kaya  fauchet gitu ya kan? salah satunya. untuk saat ini program reward yang memberikan bitcoin kayanya jarang terdengar, kebanyakan lebih ke alt coin ya bang. dan dari kalimat yang di paparkan ini master sepertinya di dunia cryptocurenncy nih.

Mungkin dimasa depan, kita tidak butuh lagi mata uang kertas, mungkin setiap negara memiliki crypto currency nya sendiri, dan bitcoin menjadi mata uang internasional nya.. Tapi klo emas mungkin tetap berharga dan jadi mata uang 'cadangan' selain bitcoin karena nilainya yang stabil, 1400 tahun yg lalu 1 dinar emas bisa membeli domba kualitas baik, sekarang 1 dinar emas( 1dinar antam 3.15jt) bisa beli domba kualitas baik malah masih ada kembaliannya..



Emas dimasanya ada nilai angka gan, misal di zaman nabi muhammad ada dinar, 1 dinar=4.25gram emas 22karat,, atau di zaman romawi timur ada solidus(sekitar 4.4gram emas) bahkan pada zaman belanda menjajah indonesia, menggunakan emas dan perak, 1 gulden=10gram perak, 10 gulden= 6.7gram emas

Silakan mampir ke bagian Services. Di sana banyak campaign yang membayar dengan BTC. Agan juga bisa kerja dan dibayar dengan BTC dari situ ataupun di media-media lainnya. Altcoin sendiri selama ada harganya juga tetap bernilai kok gan, dalam arti ga sekedar token yang baru di-print dan ga ada marketnya.


Rajin bener gan merespons postingan dua mingguan yang lalu.

Fauchet salah satu diantaranya, namun untuk saat ini menurut hemat saya fauchet sudah bukan lagi cara yang baik untuk memulai mendapatkan bitcoin.
Where do I get free Bitcoin? The maintained list of verified free Bitcoin Sites. (https://bitcointalk.org/index.php?topic=74046.msg819533#msg819533)

oke bang joni makasih untuk informasinya.

oh gitu ya bang, karena jumlah yang di dapat sedikit. saya udah jalan jalan ke services seperti saran dari bang JONI, dan sepertinya saya nemu beberapa yang menarik yang bisa saya lakukan. makasih para sesepuh gak nyangka para hero member disini bener bener responsif mananggapi pemula. makasih sekali lagi.

Pada dasarnya cara dapetin bitcoin/kripto pada umumnya sama dengan mendapatkan uang fiat gan, dalam arti agan harus kerja atau mengeluarkan sesuatu untuk mendapatkan uang sejumlah apa yang agan tukarkan. Agan miningpun hal itu bisa dianggap sebagai bentuk pekerjaan, jadi dalam hal ini bisa dianggap ada kemiripan.

Intinya, mau digital ataupun fisik (terlepas fiat atau tidak, bisa aja emas batangan), gak bisa jatuh begitu aja kecuali agan anak orang kaya yang mewarisi kekayaan orang tuanya.

Bukan hanya itu, kemungkinan lainnya juga bisa timbul antara lain mengklik link dari iklan untuk klaim reward yang bisa saja justru itu link phishing atau link virus.
Virus/malware dan sejenisnya juga salah satu resiko dari cryptocurrency atau uang digital, meskipun semuanya itu bisa diminimalisir.

klo hilang kayaknya enggak gan, masih banyak orang yang masih awam soal uang digital dan bitcoin. sekalipun klo generasi lama uda punah kayaknya kita masih menggunakan fiat, tapi makin kesini anak anak muda banyak yang ngeh soal teknologi. fiat juga penting untuk transaksi di pasar tradisional. tapi dinegara lain ada kok mereka lebih banyak menggunakan uang digital daripada fiat, tapi bukan berarti fiat punah, cuma mereka lebih milih digital karena lebih simpel

Sepertinya dari pemerintah sendiri memang berusaha untuk mendorong pertumbuhan pembayaran dengan uang digital, karena hal ini juga akan mendorong pertumbuhan fintech dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi. Pembayaran juga jadi lebih cepat dan praktis.

Ane ga akan kaget kalau 10-15 tahun ke depan warung-warung di rumah agan bakal menerima OVO/GoPay dan ini jadi budaya tersendiri. Jadi kemana-mana ga perlu bawa duit, bawa hape aja beres. Bakal lebih keren lagi kalau mereka mau menerima Bitcoin, yang sepertinya masih sulit karena kebentur peraturan pemerintah.

Eniwei, pertumbuhan fintech lumayan loh (data 2018). Kayak gini:

https://cdn1.katadata.co.id/media/images/temp/2018/08/31/2018_08_31-18_30_45_a1215cea63588fcdf88beebce3d5ddd0.jpg
Sumur: https://katadata.co.id/infografik/2018/08/31/fintech-menjamur-ekonomi-indonesia-banjir-untung

Itu INDEF OJK, Window Dressing ngk y.

Saya pernah 'ngobrol' dengan salah satu pedagang yang sebelumnya menggunakan OVO dan Gopay sebagai salah satu media untuk pembayaran. Namun saat ini untuk Gopay di nonaktifkan, alasannya:
'Sekarang kebanyakan dompet digital'. Mungkin kedepannya akan ada juga semacam eliminasi secara alamiah dompet digital mana yang akan bertahan digunakan.

bener kemarin saya baca britanya ovo sama dana mau merger keknya kedepan dompet digital bakalan gak banyak kaya sekarang tapi ya tergantung kebijakan perusahaan masing-masing sih. tapi sayang menurut ane kalo mau gabung gt mereka bakar duitnya gak maksimal jadinya enak sendiri-sendiri gini lebih seger bakar duitnya (aka promo) dan yang diuntungkan konsumen  :D

jangankan 10-15 tahun pada saat ini saja sudah banyak warung pinggir jalan menerima gopay ataupun ovo om apa lagi dikota besar sepreti tempat saya tinggal di medan.
inilah budaya di indonesia gampang sekali penyebarannya jika sudah tau manfaatnya.
jika kita lihat cara penyebaran paling berpengaruh untuk ovo dan gopay adalah alat tranportasi online jadi kalau uang kripto dijadikan alat pembayaran suatu perusahaan besar di indonesia bukan tidak munhgkin perkembangannya juga akan cepat.

Sepertinya memang agak susah bagi Gopay buat lanjut selama mereka tidak mempunyai bank sendiri. beda dengan OVO yang ada NOBU Bank dibelakangnya.
saya kira, persaingan uang digital tersebut akan sulit bersaing dengan bank-bank yang sudah mapan layaknya BUMN, kalau pun ada eliminasi 2.0

Yang dimaksud mas Joni ini adalah untuk proses "penggunaan hampir merata" dibutuhkan waktu setidaknya 10-15 tahun, kalau seperti medan sudah pasti banyak yang menggunakan uang digital. Di Desa tempat saya tinggal, yang mana mayoritas make HP cuma buat facebookan, mana mungkin mau nerima OVO, yang ada pas ditanya "bisa bayar pake OVO" yang ada jawabnya "bayar pake duit, karena mengira OVO itu OPO", he he he. Lagi pula, kebanyakan itu hanya hype di awal-awal saja. Contoh kasus Tcash, awal-awal rame, kemudian sepi. Dompet Indosat, juga bernasip sama, antara hidup dan mati ga jelas. OVO dan gopay, memang sudah masuk target market dalam implementasinya yaitu menyasar e-commerce untuk mencari pengguna yang notabene banyak pengguna di dalamnya. "Pemburu diskon" itulah yang rata-rata membuat perusahaan gagal bertahan lama. Sama halnya dalam dunia bounty & airdrop, Indonesia kebanyakan tuyulnya. Sekali ada promo, langsung sikta sebanyak-banyaknya yang membuat kerugian besar para pengembang. Alhasil, strategi diskon perusahaan membuat rugi dirinya sendiri.

Ini masih sebatas mimpi kita semua yang paham "crypto", karena sudah pasti terbentur UU, yang pasti sulit untuk bisa diterapkan di wilayah hukum Indonesia. untuk poin ini tidak perlu diperpanjang nanti bakalan muter-muter di UU. bisa cek referensinya di thread ini https://bitcointalk.org/index.php?topic=5113676.0

---

---

Sakuku dan inovasi dari BCA akan uang digital ini menjadi terdepan menurut saya. Bagaimana tidak, untuk segala urusan keuangan sudah bisa dilakukan dengan mobile banking. Mulai dari setor/tarik tanpa harus kartu, pengguna BCA sebenarnya tidak perlu lagi make OVO dkk, karena melalui sakuku, mereka sudah bisa belanja di manapun, tapi ya kembali pada penggunaan masih belum merata.

Mungkin faktor rivalitas juga mempengaruhi perkembangan.
Antara pengembang satu dengan lainnya saling berebut konsumen dengan cara kurang etis.
Misalnya diskon top-up, kemudahan pencairan, dll... sampai ada oknum dari produk tertentu yg menyamar utk melakukan pemberian feedback negatif/rating rendah pada produk lainnya.

Utk masalah pengembangan teknologi, pada saatnya semua akan ter-digitalisasi tanpa kita sadari.
Handphone yg dulu hanya untuk sms dan telepon, sekarang udah bisa dipake untuk penunjang kegiatan primer manusia.
Dulu mengambil uang hanya bisa dilakukan di bank pd jam2 tertentu, sekarang ada ATM 24/7.

Dan jika kita tidak mengikuti perkembangan tekhnologi tersebut, maka kita yang akan disingkirkan oleh masyarakat disekitar kita.

Kalau tidak ada rivalitas bisa juga malah jadi dimonopoli satu pihak, dilema sih terutama nanti imbasnya ke konsumen...

Dalam hal dompet atau uang fisik saja saat ini sudah mulai marak iklan disana-sini "ganti dompet menjadi dompet digital"

---

Uang digital yang dibelakangnya disupport bahkan oleh beberapa BUMN kalau saya lihat masih kalah pamor dengan kedua uang digital diatas.
Kemudian fungsi atau cakupan layanan bank sendiri lebih luas jika hendak dibandingkan dengan uang digital.

Karena OVO memang punya strategi yang tidak digunakan oleh bank yang udah punya sistem sama yaitu massive promotion.
Kalau kita lihat di banyak merchan/toko di mall, pasti banyak yang nerima OVO dan Gopay dengan cashback 10% misalkan, dan yang lebih ekstrem lagi promosi paylater, yang bisa bayar walau tanpa saldo di wallet.

sebenernya kan udah banyak tuh mata uang digital yang bentuknya bukan coin. dan tiap platform jual beli sepertinya juga pakai semua, yang tanpa disadari kita pun udah terjun langsung kesana. sekarang menurut kita pribadi enak gak mata uang basis digital?
menurut saya sih, kita masih butuh cash. banyak tempat yang sepertinya mengutamakan cash kayak pasar tradisional gitu gan.

Ane sih punya feeling sepertinya Dana, OVO, dsm ini bakal jadi salah satu trend yang bertahan lama dan jadi kayak Gojek, dalam arti penetrasinya bisa masif dan dikenal banyak pihak. Salah satu sebabnya menurut ane adalah karena generasi milenial saat ini yang udah mulai punya kebutuhan akan uang digital dan dipastikan hampir semuanya punya hape yang mendukung aplikasi-aplikasi tersebut. Ditambah lagi karena registrasi semakin mudah (rata-rata butuh KTP dan input data doang).

Produk-produk sebelumnya sulit menembus pasar karena sepertinya pasarnya sendiri masih belum tumbuh, atau sasarannya ke bapak-ibu dewasa yang udah terlanjur nyaman dengan mekanisme 'manual' yang lebih menitikberatkan interaksi konsumen - produsen. Mungkin mereka yang ada di dunia bisnis masih menggunakannya sampai sekarang, tapi karena ga ada pasar lain maka pertumbuhannya mandek. Sekarang sudah agak berbeda, terlebih dengan pengenalan pembayaran elektronik yang makin masif di berbagai sisi secara tidak langsung mendorong orang-orang untuk mencari media yang sama. Contoh paling sederhana, bayar e-commerce ga perlu pindah dari kamar kalau punya dompet digital.

Agak sayang karena kripto yang kita punya masih belum bisa dimanfaatkan. Akhirnya yang bisa dinikmatin juga layanan di luar negeri seperti perpanjang layanan bokep VPN.

Mungkin dengan kata lain belum bisa dimanfaatkan secara maksimal, padahal beberapa perusahaan teknologi semisal microsoft sudah menerima bitcoin antara lain untuk layanan add money pada microsoft account.
https://support.microsoft.com/en-us/help/13942/microsoft-account-how-to-use-bitcoin-to-add-money-to-your-account (https://support.microsoft.com/en-us/help/13942/microsoft-account-how-to-use-bitcoin-to-add-money-to-your-account)

Kalau tidak terbentur masalah regulasi, saya rasa mereka pasti juga sudah mengimplementasikan bitcoin/crypto dalam daftar tambah dana. Karena fungsi mereka sebagai media pembayaran, maka sangat tidak mungkin untuk menambahkan crypto pada dompet digital dalam negeri. Dari sudut pandang saya, perusahaan juga tidak mau ambil risiko menerima deposit dalam crypto karena takut mengalami kerugian akibat fluktuasi. Beda lagi jika yang mereka kembangkan adalah layanan trading. Risiko kedua adalah dianggap melanggar regulasi yang bisa-bisa mendapatkan sanksi atau bahkan pencabutan izin usaha.

Memang tidak bisa dipungkiri jika Volatilitas adalah salah satu faktor yang ditakutkan banyak pihak pada saat menggunakan Cryptocurrency (kecuali stablecoin yg diback up dengan fiat) sebagai media pembayaran. Karena meskipun kecepatan transaksi dari beberapa cryptocurrency terbilang cepat, tetap tidak menutup kemungkinan jika nilai dari cryptocurrency tersebut bisa berubah sebelum proses transaksi terkonfirmasi yang disebabkan oleh fluktuasi yang terjadi secara tiba-tiba.

Jadi meskipun dalam mekanismenya kurang atau bahkan tidak terdesentralisasi, nampaknya Stablecoin (Fiat-Collateralized) bisa mewakili cryptocurrency sebagai solusi permasalahan volatilitas saat digunakan sebagai media pembayaran.

---

* maaf jika OOT


Sudah dari dulu saya mengetahui informasi ini ... tetapi sampai saat ini, ketika saya coba untuk mengeceknya, saya tidak bisa menemukan opsi "redeem bitcoin" didalam payment option dari microsoft account yg saya miliki. Bahkan untuk jenis pembelian di wilayah Indonesia hanya terdapat satu opsi saja, yakni "credit/debit card" saja.

Mungkin om husna tau jawabannya ?

https://www.viva.co.id/berita/bisnis/1124905-jokowi-minta-korpri-melek-virtual-reality-hingga-cryptocurrency

Berita di atas memang di publikasikan pada bulan Februari tahun ini, dan belum ada regulasi yang dikeluarkan untuk mengatur masalah crypto di negara ini, tapi ini mengindikasikan bahwa pemerintah berusaha untuk mengadopsi mengenai crypto hanya waktunya saja yang belum tau kapan.

Semoga segara akan keluar regulasi mengenai crypto di Indonesia, sehingga akan bermunculan startup-startup yang memasukkan crypto di sistem mereka.

Bantu jawab om...
Keliatannya pada saat itu microsoft emang menerima bitcoin payment.
Tetapi kemudian microsoft menghentikan layanan penerimaan bitcoin payment.
Ada beberapa thread yg menyatakan hal tsb:
https://bitcointalk.org/index.php?topic=4627168.0
https://bitcointalk.org/index.php?topic=2707310.0

Keliatannya microsoft tarik ulur mengenai penerimaan bitcoin payment.
Beberapa kali accepting BTC payment, dan beberapakali pula menghentikan program tsb...

Ah iya.. saya cek di akun microsoft saya, untuk saat ini bahkan di wilayah United Sates sekalipun opsinya hanya ada 4 (Credit/debit card, Bank Account, Paypal, dan Mobile Phone).


Terima kasih sudah bantu jawab.
Ini Screenshot Bitcoin payment option yang dulu pernah ada

https://steemitimages.com/p/8SzwQc8j2KJaUDtt1FASZ5eVLaprX3yS5NacBcDF4f3jPmA5VtGpcM9UXZbWSRYAihWbGcyARQJguDASnEjqiPDiac7if48dL6bKQgq3MgxRQMmuHJn?format=match&mode=fit&width=640
Referensi: https://steemit.com/bitcoin/@acidyo/microsoft-stops-accepting-bitcoin-as-payment (https://steemit.com/bitcoin/@acidyo/microsoft-stops-accepting-bitcoin-as-payment)

---

BTW,
Sepertinya tulisan tersebut CoPas (tanpa menyantumkan sumber) dari sini om:
Microsoft stops accepting Bitcoin as payment
https://steemit.com/bitcoin/@acidyo/microsoft-stops-accepting-bitcoin-as-payment (https://steemit.com/bitcoin/@acidyo/microsoft-stops-accepting-bitcoin-as-payment)

Meskipun terkadang kata mata uang digital digunakan sebagai penyebutan uang elektronik (e-money), tetapi mata uang digital juga identik dengan Cryptocurrency. Padahal baik uang elektronik maupun cryptocurrency keduanya memiliki mekanisme dan fungsi yang berbeda. Jadi kurang tepat jika agan menyatakan bahwa mata uang digital bisa dipergunakan (sebagai alat pembayaran) dimall dan tempat elit, karena untuk sampai saat ini Cryptocurrency memang belum disahkan sebagai alat pembayaran di Indonesia.

Jadi jelas sangat tidak mungkin jika merchant-merchant yang ada di mall atau tempat-tempat lainnya menyediakan fasilitas pembayaran menggunakan mata uang digital (cryptocurrency), kecuali jika mereka melakukannya secara tersembunyi. Karena pernah ada berita beberapa merchant di Bali yang menerima transaksi menggunakan cryptocurrency telah ditegur oleh pihak BI, dan bahkan jika tetap beroperasi menggunakan fasilitas cryptocurrency, BI akan menindak tegas merchant-merchant tersebut.

Ref: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180130140444-78-272610/bi-temukan-44-pedagang-di-bali-terima-transaksi-bitcoin

::) ?

---

Uang fiat (dalam hal ini berupa fisik) misal seniai 1 milyar jika dibawa kemana-mana mesti nyiapin koper dan sejenisnya entah sebesar apa, saya belum pernah ngalamin sih  :)
Tapi kalau dikonvert ke bentuk digital bisa jadi hanya mengantongi selembar kartu atau sebuah smartphone untuk menampungnya.

Teledor, kena virus atau accident lainnya bisa saja uang digital (atau lebih spesifik yang saya maksud uang krypto) yang disimpan tersebut hilang dalam seketika, contoh: https://bitcointalk.org/index.php?topic=5090319.msg52647742#msg52647742 (https://bitcointalk.org/index.php?topic=5090319.msg52647742#msg52647742)