Bitcoin Forum

Halo gan, sebagai penggemar komputer (enthusiast) mari saling tukar informasi dan saran kalau mau ngrakit PC dan/atau beli leptop. Ini akan sangat berguna untuk kaum mendang-mending dalam menentukan pilihan.

Bahasan ini akan ane awali dengan pembahasan singkat dan link-link yang biasa dipakai enthusiat dalam meracik PC mereka.

Disclaimer: konten dalam thread ini hanya berupa informasi sehingga ane tidak bertanggung jawab kalau ada yang tidak puas (buyer remorse) dan kerugian lainnya ketika membaca komentar & OP di thread ini. DYOR & DWYOR

1. PSU
Sumber: PSU Tier List - Cultist Network (https://cultists.network/140/psu-tier-list/)
Ini sumber cukup valid IMO meskipun dulu sempet ada kasus di mana fanboy merek tertentu tidak terima...
Kalau mau aman paling tidak pilih minimal Tier C untuk PC low-end. Ingat kalau low-end mereka bisa jadi mid-end kalok di lokal Indo.

2. Memory DDR4 vs DDR5
* DDR5 lebih cepat hanya untuk kerja tertentu.
* DDR4 lebih murah (bang for buks).
* DDR4 lebih value untuk gaming.
Sumber: DDR5 vs DDR4: Is It Time To Upgrade Your RAM? (https://www.tomshardware.com/features/ddr5-vs-ddr4-is-it-time-to-upgrade-your-ram)

IC yang terbaik untuk DDR4 adalah Samsung B-die
Cek di sini: B-Die Finder (https://benzhaomin.github.io/bdiefinder/)

3. Processor AMD vs Intel
Tergantung budget, AMD lebih budget dari segi harga processor dan harga motherboard.
Hindari membeli generasi terbaru karena masih belum mature.
Saat ini yang sudah mature dan laris:
- Ryzen 5000 Series
- Intel 12th & 13th gen
Sumber:
The Best & Worst Budget Gaming CPUs Ranked! - Tier List (https://www.youtube.com/watch?v=Tf7_2NH-EaY)
PassMark - Price Performance (CPU Mark / $Price) (https://www.cpubenchmark.net/cpu_value_available.html)

4. CPU Fan vs Liquid Cooler/AIO
Budget ambil fan, Liquid cooler/AIO hanya lebih senyap dan estetik namun performa tidak lebih baik dibandingkan fan (untuk AIO budget).
Sumber:
Liquid Cooling vs. Air Cooling Benchmark In-Depth (NH-D15, NZXT X62, & More) (https://www.youtube.com/watch?v=7VzXHUTqE7E)

5. Motherboard AMD vs Intel
Tergantung budget, selain itu cek:
* Tipe RAM yang dibeli memiliki profil XMP pada mobo atau tidak (cek di support website brand mobo)
* Kuat ngangkat RAM high speed atau tidak (cek di support website brand mobo)
* VRM kuat ngangkat CPU yang dibeli, terjadi throtle atau tidak (cek di situs-situs review)
* Ada fitur bios flashback atau tidak, berguna ketika agan beli mobo lama tapi mau pakai processor yang lebih baru (asal socket sesuai) biasanya bios belum diupdate dan tidak mendeteksi. Fitur ini membuat kita tidak harus pasang cpu lawas untuk memperbaharui bios. Alternativenya suruh penjual mengupdate bios ke versi terbaru.

6. GPU AMD vs Intel vs Nvidia
Tergantung budget, AMD lebih budget dengan performa yang sedikit di bawah Nvidia, namun kompabilitas game kadang bermasalah.
Konten kreator disarankan pilih Nvidia. Intel masih belum mature dan banyak masalahnya.
Sumber: PassMark - Price Performance (G3D Mark / $Price) (https://www.videocardbenchmark.net/gpu_value.html)

7. Simulasi
Gunakan PCPartPicker (https://pcpartpicker.com/list/) untuk melakukan simulasi dalam menentukan spek yang sesuai budget yang agan punya.
Untuk lokal bisa gunakan rakitan.com - simulasi (https://www.rakitan.com/simulasi-online.html).

Kalau agan butuh saran mengenai build, silahkan komen di bawah. Jangan lupa untuk mencantumkan.
* Range Budget?
* Fungsi: gaming, office, video editing, 3d rendering?
* Build AMD/Intel?

Atau mau pamer build agan untuk dikomentari? Cantumkan (misalnya punya ane):
* PSU: Fractal Design Ion+ 660w 80+ Platinum
* CPU: Ryzen 5 5600
* Mobo: MSI B550-A PRO (AM4)
* RAM: Team T-Force Dark Z Alpha 32Gb (4x8GB) 3600Mhz
* Primary storage: Samsung SSD 980 M.2 PCIe Gen3x4 1TB
* GPU: RTX 3060 Ti

Kalau menurut agan buat running node bitcoin doang apa perlu high spek?, soalnya aku mau running node, tapi masih ragu dengan spek laptopku yang satu ini, inti corenya yang biasa saja (mungkin setara dengan core i5), ramnya 16 GB, Hardisknnya 2 terabyte + 256 GB SSD nvme m2 ku pakai untuk Windows 10 OS yang running saat ini. Denger-denger, kalau mau running node musti memiliki performa laptop yang mumpuni, saat ini baru kupakai hanya untuk download blockchain, masih ragu buat kupakai running full node bitcoin.

Kalau yang ane denger, yang paling dibutuhkan adalah:
1. Kestabilan koneksi internet (unlimited), karena nanti bakal download bergiga-giga data di awal sinkronisasi, dan bakal konek 24/7 setelah nodenya running.
2. Device sanggup nyala 24/7
3. Watt kecil agar tidak tekor (karena nyala 24/7)

Kalau untuk masalah spek seharusnya tidak begitu berat karena Bitcoin bisa running di Raspberry Pi 4 dan Odroid M1. Kedua device ini memenuhi ketiga persyaratan di atas. Kalau agan pakai leptop/PC takutnya biaya listrik bulanan membengkak...

Gan, apa gak sayangkah memiliki RAM dgn kecepatan 3600Mhz, sedangkan CPU agan hanya mampu menggunakannya hingga 3200Mhz saja : https://www.amd.com/en/products/cpu/amd-ryzen-5-5600

Spesifikasi agan sudah termasuk high-end sih menurut saya, bolehtaukah untuk keperluan apa saja yang biasa agan gunakan? apakah itu seperti menjalankan node, mining, editing video, atau gaming kah ?

3200Mhz itu mode JEDEC gan, nanti diganti di mode XMP bisa sampai 4000Mhz+, tergantung support motherboardnya (https://www.msi.com/Motherboard/B550-A-PRO/Specification)
Lebih lanjut XMP: https://www.crucial.com/support/articles-faq-memory/what-is-xmp
Sebenernya yg ane incer adalah b-die 4000Mhz kalau mau optimal, cuma harganya agak berasa naiknya.
Kalau ga ada mode XMP (kek preset OC gitu) bisa di OC manual, pastikan aja mobonya support.

Punya ane 3600 Mhz sangat stabil, mungkin bisa di OC lagi tapi karena bukan b-die ya ribet. Kalau ane baca di forum sih 3800 Mhz masih sangat stabil. Untuk 4000 Mhz udah banyak yang ga menyarankan meskipun banyak orang yang pakai 4000 Mhz untuk AM4. https://www.youtube.com/watch?v=mXhqKf0-3HA
Oiya max speed juga tergantung berapa banyak RAM yg agan pakai, kalo 4 keping kek ane mentok di 3600 Mhz (berdasarkan spesifikasi).

Kalau untuk lokal udah mid-end mungkin, tapi kalo untuk global ya jelas low-end...
Keperluan semuanya lah gaming, multimedia, video/image editing, office, yang ane udah jarang cuma coding doang.

Itu website referensi ane sejak 15+ tahun yang lalu, tadi ane buka yg enterkomputer ya sama aja sih, cuma beda tampilan doang. Kalau untuk harga mendingan beli terpisah saja tidak perlu beli di enterkomputer atau rakitan, tergantung mana yg lebih murah.

Sebetulnya waktu rakit ane hanya butuh yang gold (asalkan beneran gold, ga cuma branding doang) tapi udah pada kosong yang di PSU tier list. Beruntungnya ada itu produk baru dateng dan selisih harganya tipis sekali dengan gold yg ready stock. Mungkin pada waktu itu yg gold masih jadi rebutan para penambang koin jadi mahal banget.

Kalau penggunaan paling hanya off ketika ane tidur aja (untuk apa saja udah dijawab di atas).

Baru dirakit ini om? Ane ada niat upgrade CPU ke 5600 dari 3600X, tapi mengingat 5800XD udah rilis jadi ganti target ke sana. PC buat kebutuhan content creation dan gaming sih, sekilas selisih 1 jutaan di marketplace online antara 5600 dan 5800XD. Mendingan ambil 5800XD atau sekalian nunggu AM5 stabil ya? Agak out-of-date ane dengan kabar di dunia PC, terakhir dengar masalah CPU Ryzen terbaru yang pada meleduk. Salah satu sebabnya karena motherboard nyetel voltase VRM/EXPO terlalu tinggi (paling banyak Asus kalau ga salah). CMIIW.

Build akhir Q3 2022 gan.

Ga salah gan harga 5600 ama 5800X3D selisih di 1 jutaan???
5600 itu 1,87 jt https://tokopedia.link/015aooq8XAb
5800X3D itu 5,38 jt https://tokopedia.link/015aooq8XAb

Kalau ada budget lebih buat proc, kalau ane mending 5700x yang tray kalau agan sudah punya cooler yg mumpuni & PSU masih kuat +35W. Di bawah 3 jt udah dapet, dan kalau mau yg tray garansi inter (rada gacha) sudah di angka 2,7 jt.

Kalau AM5 agan harus beli proc + mobo + DDR5, yang bikin biaya upgrade ga worth it kalau buat ane. Itu budget udah kayak build baru.
Kalau yang masalah itu yg AM5 gan https://www.youtube.com/watch?v=cbGfc-JBxlY
AM4 udah terjamin dan teruji, jadi ga perlu khawatir ;D

Kalau agan cuma ganti proc, paling update bios doang di motherboard lama (make sure aja supported) sebelum update, sama kalau ga mendukung BIOS flashback berarti yg 3600X jangan dicopot dulu, update BIOS dulu baru copot.

Woiya salah lihat. Yang ane lihat 5800X biasa ternyata. Selisihnya jauh banget ternyata haha.

Ok om makasih sarannya. PSU dan cooler lumayan OK sih, cuma motherboard ane yang sepertinya ga bagus karena temperature VRM tinggi banget. Salah beli mobo sepertinya, tapi ok" aja sih selama ga dipakai untuk OC dll. Untuk flash BIOS dkk ane udah terbiasa sebenarnya, plus udah ada UPS jadi kalau mati listrik tiba" sih kemungkinan besar tetap aman.

Nah ini yang ane sempat baca". Semoga aja masalah kaya gini ga muncul lagi di generasi berikutnya.

Thanks informasinya, Kalau masalah download data ketika awal sinkronisasi, laptopku ini sudah sepenuhnya download 520GB blockchain data menggunakan core wallet, cuma yang agak ragu ini masalah koneksi internet, apakah nanti bermasalah dengan perangkat keras laptop jika nanti internetnya shutdown secara tiba-tiba?. saat ini aku memakai internet 30 mbps. Sedangkan untuk masalah watt, saat ini aku memakai panel solar cell untuk mengisi daya laptop dan HP. Itu pun hanya sebatas coba-coba dengan memakai solar control 10 A dan batere 12 volt yang kubeli sekitar 1 jutaan perpaket, Lumayan cukup untuk ngecas HP serumah dan laptopku ini.

Kalau VRM tinggi setau ane ga cocok dipakai buat high-end CPU gan, ya support sih tapi nanti biasanya kenak "thermal throttle" alias frekuensi ga bisa digeber naik lagi (performa jelek). Kalau Zen3 kan dia sebenarnya sudah "auto" OCnya jadi kalau ada ruang di temperature dia bisa naikin frekuensi lebih tinggi otomatis. Dulu kalau ane beli mobo juga pasti yang murah-murah karena ga dipakai macam-macam, tapi ketika pindah ke Zen3 mau tidak mau harus ambil yang bagus di review agar tidak kena throttle ketika upgrade CPU kelas atas (meskipun belum ada duit upgrade ;D).

Mungkin kalau mau aman mentok di R5 aja gan, kalau ga mau gambling di R7 sambil nabung ganti platform (DDR5 sekalian) ;D
Rekomendasi di Intel (kalau ada duit) karena sudah 2 generasi dia support DDR5, sedangkan AMD baru 1. Alias lebih terbukti dan teruji.

kalau koneksinya down ya node-nya down nanti pas balik online ya dia resume download block lagi. Ga ada efek ke perangkat keras setau ane kalau internet down, palingan menambah beban listrik yang ga guna aja. Ane ga tau ya wallet tsb harus direstart manual atau tidak ketika internet down lama atau akan otomatis nyambung sendiri, atau akankah appsnya jadi unresponding di windows. Mungkin itu detailnya bisa tanya agan @Husna terkait Bitcoin core (https://bitcointalk.org/index.php?topic=5196950.0). Kalau di thread ini dari segi hardware leptop tidak ada masalah. Hanya saja ane ada sedikit keraguan di kemampuan solar cell untuk ngecharge laptop, apakah akan bikin baterai/charger laptop cepet jebol atau tidak. Ini diluar kemampuan ane soalnya belum berminat mainan solar cell.

Aku belum pernah nyoba juga, selama ini kumain solar cell hanya sebatas ngidupin lampu taman saja, itu pun hanya sebatas ketertarikan untuk bahan penelitian thesis-ku. kalau kuhitung-hitung lumayan menghemat, apa lagi buat orang yang tinggal di pedesaan yang lampunya sering byar pet. Mengenai apa bikin batere/carger laptop cepat jebol atau anggak, kita bisa gunakan stabilizer, kebetulan aku dulu masih nyimpen bekas PC lama tahun jadul, kemungkinan masih berfungsi karena pernah dipakai buat menstabilkan daya listrik yang ngambil energinya dari motor bebek jadul honda c-70.

Sip om. Kalau dipikir" aktivitas ane bisa diatasi dengan CPU kelas R5, cuma kalau mau main game sekalian record kadang terasa framedrop, entah ini karena core yang kurang banyak atau karena ada bottleneck lain.

Intel generasi terbaru apa beda jauh performanya dengan AMD om? Kalau generasi sebelumnya kan Intel menang tipis banget dengan kebutuhan daya yang lebih tinggi (afaik). Terakhir yang ane lihat video reviewnya si HU[1].

[1] https://www.youtube.com/watch?v=UNDxKQP1_FQ

Kalau untuk streaming/recording pasti akan ada penurunan fps gan apalagi kalau hardware masih low-mid-end. Akan tetapi ada kasus unik AMD.
Frame drop kalau pakai build AMD itu sudah umum gan, orang-orang menyebutnya AMDip ;D
Ini berkaitan dengan arsitekturnya, yang auto OC tadi. Ketika proc belum dikasih kerjaan berat, katakanlah dia jalan di base clock 3.7GHz, tapi ketika muncul kerjaan berat dia akan boost clock ke 4.6Ghz. Delay ngegas inilah yang bikin frame drop apalagi kalau di game-game kompetitif. Hal ini tidak terjadi di build Intel + Nvidia. Tidak hanya di CPU, tapi GPU juga sama, terlihat di low 1%-nya GPU AMD buruk sekali kalo dibandingkan dengan Nvidia.

Build AMD IMO lebih cocok untuk PC gaming single/AAA non kompetitif (casual). Kalo ngejar fps dan latency apalagi kalau mau kompetitif larinya ke tim sultan sebelah.

Intel mulai dari gen-12 sudah ok gan, tetapi ya harganya masih berasa lebih mahal. Kalau ngejar menang kalah ya pakai Intel, tapi kalau ngejar price/performance ya ane cenderung lebih suka AMD dengan segala problemnya. Tergantung generasinya si, misalnya
- Zen3 vs 12th gen = Zen3 kebanyakan hanya bisa sampai 3800 Mhz memori (kecuali hoki menang silicon lottery), 12th gen yang versi k (unlocked) bisa sampai 4000 Mhz+ memori di gear 1. Intel masih menang, tapi Zen3 itu jauh lebih murah kalau dihitung CPU + Mobo. Lebih baik dari sisi price/performance.
- Zen4 vs 13th gen = Ambil intel aja daripada pusing dengan semua permasalahan generasi pertama AMD yang udah banyak bertebaran, kecuali agan mau troubleshoot dan buka-buka/update bios. Watt kegedean di Intel tinggal undervolt aja.

Ane orang yang suka banget soal komputer, tapi engga paham secara mendetail mengenai spesifikasi-spesifikasinya.

Sebenernya ane kepikiran buat upgrade komputer setelah 5 tahun pemakaian (2018-2023) ane udah bookmark beberapa part yang jadi target ane buat ganti PC ane ke yang baru. Mohon di kasih saran dan masukan soal build yang jadi target ane ini biar dapet insight yang lebih dalam lagi.

Target rakit PC ane sbb :

- Processor : Intel Core I3 13100F (1,860,000 (https://tokopedia.link/HUkcDrxvDBb)) alasan : ane masih setia sama intel karena masih termakan opini tukang servis tetangga ane soal beberapa kekurangan yang dimiliki AMD di kelas menengah. Ane sendiri ga begitu paham karena belum pernah pakai AMD sama sekali, tapi selama memakai intel, ane ngerasa nyama aja. Entah kalau dapat wejangan dari sini, mungkin ane bisa pikir lagi buat nyoba hal baru, yaitu pindah ke AMD.

- Motherboard : Asus Prime B-760M DDR4 (2,275,000 (https://tokopedia.link/ilsVsx4vDBb)) alasan : soal ini, ane masih percaya sama brand Asus dan juga ane ambil seri B yang menurut ane ini seri middle dan yang penting ada slot M.2 NVME buat SSD ane.

- Kartu Grafis : Asus GTX 1650 (2,544,000 (https://tokopedia.link/KnDQkIGwDBb)) alasan : budget untuk VGA ane ga bisa jor-jor an, karena kebutuhan ane untuk produktif engga butuh VGA spek tinggi. Dulu pernah pakai VGA ASUS GTX 760 DirectCU II OC ternyata listrik ane ga kuat. Soalnya cuma 900 Watt saja dan itu masih ada barang elektronik lain yang harus nyala setiap saat.

- RAM : VGEN Tsunami 2X8GB (718,000 (https://tokopedia.link/vILgRvkxDBb)) alasan : lokasi service centernya deket dengan rumah ane. Untuk brand lain, ane belum explore sih. Tapi untuk RAM VGEN ini bener-bener lifetime dan ane pernah klaim garansi juga. Prosesnya mudah dan ga nunggu sampe berjam-jam. Kalau misal ada rekomendasi lain ane seneng buat ngebandinginnya.

- PSU : Corsair 550Watt (899,000 (https://tokopedia.link/kHB7vFHxDBb)) alasan : ga mau judi di PSU, karena pengalaman ane pakai PSU abal-abal selalu bikin masalah soal kelistrikan di motherboard. Ini ane alami waktu masih SMA dulu, dan ane pakai PSU yang harganya under 100 ribuan. Kalau ada rekomendasi PSU yang lebih worth to buy, ane bisa pertimbangin itu gan.

Untuk disk, ane bakal pakai SSD yang lama, dan untuk casing ane juga bakal ganti baru biar fresh.

Sekedar informasi daily usage komputer ane
- Buat ngetik dan print dokumen tiap hari.
- Buat desain dan edit/render video jarang-jarang, mungkin seminggu sekali.
- Buat main game valorant pas weekend doang. Kadang kalau siang dah dirumah dan waktu longgar juga main game ini.

Ada saran bagian mana yang bisa di tekan agar budget bisa lebih ramping? Secara total belanja diatas bakal makan budget 8jt, dan budget buat komponen PC menurut rencana awal ane adalah 6jt  :D

agan @bayu7adi,

Build
Jadi buildnya budget ya, kalau mau budget biasanya larinya ke AMD agar dapatnya lebih worth it.
Di harga 13100F ada pilihan lain yang lebih oke, yaitu kek punya ane Ryzen 5 5600

Ini battlenya: https://www.youtube.com/watch?v=JH8UTc6lwX8&t=917s

Namun kalau sudah getol pengen intel kalau lebih memilih versi pendahulunya, yaitu 12100F yang harganya cukup lumayan terpautnya, tapi performanya beda tifis.

Mobo
Asus sebenarnya overkill untuk build budget gan, cukup ambil Gigabyte aja udah cukup, 12100F ga bakal kenak termal throtle jadi pakai yang murah aja gpp.
Kalau bisa dapat harga bagus cari Gigabyte b660m-ds3h di harga under 1,9jt (yang laris manis di tokped yang versi AMDnya cuma 1,5jt ;D)
Ada NVMEnya juga lah pastinya.

Kalau ga ada mending ambil MSI udah ada wifinya dibandingkan Asus.

Ini battlenya: https://www.youtube.com/watch?v=r3o1Ebk_jCA&t=1664s

RAM
Untuk 2x8GB DDR4 banyak banget pilihannya, tapi yang penting kalau mau VGEN ya ambil versi 3200Mhz.
Kalau ane ambil kingston atau teamgroup aja yang lebih murah. Bisa dapat under 700rb untuk 3200Mhz

PSU
Corsair itu brand premium gan, bisa ambil FSP aja lebih murah. Bisa dapat under 700rb untuk yang bronze.
Untuk build agan tidak terlalu sensitif daya karena tarikannya kecil, yang kek gitu dulu seringkali dikasih PSU abal-abal juga awet (cuma ya gatcha, ga rekomended).

GPU
Nambah dikit dapet RX 6600 baru, jauh lagi performanya https://www.youtube.com/watch?v=tPvgVzsERLY
Minimal 2023 cari yang 8GB lah.

Jadi build yang ane rekomen (disclaimer: DYOR & DWYOR) udah ngirit kira-kira:
- 500rb proc
- 250rb mobo
- 200rb PSU
= 950rb

Kemudian 500rb buat nombokin RX6600 masih sisa 450rb :)

Kalau mau build AMD bisa lebih murah lagi pakai Ryzen 5600G, ga usah pakai GPU. Rajanya build murce. Tapi itu ga bakal bisa main game AAA lancar di 2023, kalo game online ya masih bisa.
https://www.youtube.com/watch?v=cdcyyJyM8v8

^ bener, setelah ane cek di tokped, combo i3 12100F + gigabyte b660m-ds3h + PSU FSP emang mangkas budget yang mana ane masih suka nyari referensi best value buat budget sekian.

Tapi waktu ngebandingin Ryzen 5 5600 + GIGABYTE B550M-DS3H vs i3 12100F - LGA1700 + GIGABYTE B660M DS3H , lebih ekonomis yang versi intel i3 12100f. Selisih 260ribuan ini masih oke kah jika di lihat dari segi peforma yang ditawarin AMD Ryzen 5 5600 ?

AMD
Processor Ryzen 5 5600 (https://tokopedia.link/tWBXFscAHBb) = 2,100,000
GIGABYTE B550M-DS3H (https://tokopedia.link/SyY8NUWzHBb) = 1,440,000
Total = 3,540,000

INTEL
i3 12100F - LGA1700 (https://tokopedia.link/ICPccFzAHBb) = 1,400,000
GIGABYTE B660M DS3H (https://tokopedia.link/rMrLtqBAHBb) = 1,877,000
Total = 3,277,000

Kalau lebih sering multitasking lebih worth it pakai Ryzen 5600 karena core-nya lebih banyak, game-game sekarang juga kadang performanya burik kalau pakai 4 core, terutama game AAA. Untuk kasus perbandingan ini (I3 vs R5): single core Intel lebih kencang, hanya saja jumlah corenya sedikit, sedangkan single core AMD lebih lambat, tapi jumlah corenya lebih banyak. Kalau untuk penggunaan yang seperti agan utarakan, sepertinya lebih benefit kalau jumlah core-nya banyak.

Link yang ane share di atas (https://www.youtube.com/watch?v=JH8UTc6lwX8&t=917s) juga memperlihatkan performa Ryzen lebih baik, hanya saja dengan catatan untuk 12 game yang ditest HWU. Perhatikan juga kalau pakai GPU yang low-end perbedaannya tidak signifikan.

Jadi ya beda tipis 260K itu hanya akan memberikan perbedaan performa yang tipis juga...

.. Tapi gimana kalau bedanya cuma 60rb ..

Kalau ane build kemaren berani gatcha ambil yang Ryzen 5600 tray (basically garansi inter, non resmi, rusak ya apes), lalu kipasnya beli sendiri merek lain (ane ambil ID Cooling), jadinya:
1,5 jt + 400rb = 1,9 jt lebih adem dan lebih murah daripada beli yang resmi.* Kalau pakai kipas yang lebih murah bisa lebih irit lagi...

*Ane berani soalnya ga pernah mengalami kasus proc rusak dari beberapa build yang sebelumnya DYOR & DWYOR.

Namun untuk pemula ya ambil yang garansi-garansi aja deh, lebih tenang. Kalau bisa mengusahakan 260rb dan mau cobain AMD ya Ryzen 5600 lebih worth it IMO, that's what I did. Btw ini ngrakit sendiri atau dirakitin? Kalau ngrakit sendiri build AMD yang ini agak horor soalnya pin ada di proc.

Apakah ada teknik spesial om untuk masang processor Ryzen yang satu ini? BTW yang buat horor gimananya?

Pinnya ada di proc:
https://ricsmedia.b-cdn.net/1200px-AMD_Ryzen_9_3900X.jpg
Sumur. (https://commons.wikimedia.org/wiki/File:AMD_Ryzen_9_3900X_-_Pin_Edge_by_Phillip_Voss.jpg)

Jadi harus hati-hati ketika masukin proc ke mobo, dan proc jangan sampai jatuh dsb, karena pinnya bisa bengkok. Kalau di Intel pinnya ada di mobo, jadi pasang CPU rasanya lebih tenang, lebih tenang juga kalau beli bekas. Tutorialnya bisa dicari sendiri di youtube bagaimana orientasi proc sesuai tanda panah. Intinya ada risiko pin bengkok kalau tidak hati-hati untuk AMD AM4, kalau Intel ga ada risiko itu.

Berdasarkan pengalaman ane masang 3600x di PC ane, selama agan teliti dan masang sesuai tanda panah semuanya bakal baik" saja. Kalau sudah pas prosesor bakal masuk dengan mudah kok seingat ane. Bisa juga dipasang di atas tempat yang empuk kalau memang parno bakal jatuh dst. Jangan sampai tanganya licin juga kalau pas masang. Kalau pernah bongkar rakit sendiri memang bisa lebih tenang sih saat masang. Kalau agan benar" baru dan tidak familiar dengan rakit PC mungkin bisa cari yang jual deket agan dan mau pasang sekalian.

Sempet browsing-browsing soal VGA ini, dan lagi-lagi ane masih bingung soal brand. Kalo baca-baca di fesbuk, banyak orang bahas tentang kelebihan dan kekurangan brand ini dan brand itu, dan ane pun rada bimbang ketika disuruh milih VGA dari brand mana. Soalnya selama ini yang ane cobain baru dari MSI & Asus aja di VGA lama ane.

Kalau menurut om @mu_enrico sendiri, kalau mau beli VGA gitu pertimbangannya apa aja? Misalkan udah tau target VGA nya adalah RX 6600 ini, tapi di marketplace kan banyak juga pilihannya dari berbagai toko dan pabrikan.

Pertimbangannya cuma garansi gan IMO. Coba aja lihat https://www.youtube.com/@NorthridgeFix di sana brand-brand premium juga pada rusak.

Jujur ane dari dulu cuma beli brand budget aja gan, macam:
- Sapphire
- Powercolor
- Colorful

Semua brand budget tsb aman kok, ane tidak menemukan masalah. Kalau untuk AMD, cari aja yang Sapphire garansi Astrindo (Resmi), itu kalau ada masalah gampang RMAnya, ane udah pernah beberapa kali.

Kalau macam MSI/ASUS/Gigabyte kalau resmi itu biasanya harganya lebih tinggi, jadi udah ga worth it. Kalau dapat murah pastikan itu garansinya resmi 2 tahun dan bukan garansi internasional.

As always yang gatcha juga ada garansi inter, lebih murah... Tapi kalau VGA ane ga berani gatcha.

Tanya om mu_enrico, saya ini baru dapet hibahan/gratisan komputer dari kantor karena baru ada pembaharuan PC. PC ini udah kurang lebih sudah 5-6 tahun dipakai, tapi saya rasa bisa diupgrade dikit2 biar ga terlalu ketinggalan. Spek PC yang saya dapet sbb:
- Mobo: Asrock A320M-HDV R4.0
- CPU: Ryzen 3 3200G
- PSU Infinity 400W Bronze 80+
- RAM 8gb dual channel (belum check merknya)
- Storage: SSD m.2 sata apacher 128gb, HDD 500gb

Yang mau saya tanya om, kira2 kalau mau updgrade sebaiknya diupgrade apanya ya. Budget buat upgrade ga begitu banyak sih cuma 2jtan soalnya cuma mau buat dipake online'an saja (edit dan game tipis2 saja). Sebenarnya dengan spek diatas sih kalau cuma dipakai buat sehari-hari masih bagus-bagus saja. Tapi mungkin kalau bisa diupgrade dikit2 biar lebih bagus ya apa salahnya  :D. Karena saya gaptek soal komponen2 PC jadi saya tanyakan disini. Kira2 yang paling pas diupgrade apanya ya om?

Ini build udah tua, budget pulak ;D

Kalau misalnya PSUnya bagus, bisa pakai GPU eksternal, sayangnya tidak demikian, jadi kita hilangkan saja kemungkinan pakai GPU eksternal, daripada ganti PSU.
Sehingga path upgrade di budget 2jtan, adalah ganti prosesor ke APU yang lebih baru dan ganti RAM. Ane asumsikan itu ramnya 2x4GB ya, kalau 2x8GB berarti tidak perlu ganti RAM, kecuali clocknya lambat sekali. Ane juga mengasumsikan Cezanne bisa jalan di XMP 3200Mhz, karena di situsnya tidak disebutkan khusus untuk Cezanne bisa berapa max speednya. Meskipun demikian, kalau nambah kapasitas RAM harga di 3200Mhz cuma beda dikit dengan harga yang speed lebih lambat, jadi ambil 3200Mhz sekalian di 2023.

Kalau resmi:
- AMD 5600G box: 2,1jt
- Teamgroup DDR4 3200Mhz CL22/CL16 2x8GB: 600rb/700rb

Kalau gatcha (ane pilih ini):
- AMD 5600G tray: 1,7jt (fan pakai yg lama) atau paketan fan jonsbo (selisih dikit)
- Teamgroup DDR4 3200Mhz CL22/CL16 2x8GB: 600rb/700rb

Kemudian yang perlu diperhatikan adalah motherboard agan tidak support bios flashback, jadi harus perhatikan betul langkah update biosnya.
https://www.asrock.com/mb/amd/a320m-hdv%20r4.0/index.asp#BIOS

1. Pakai prosesor lama (jgn ganti proc dulu) upgrade ke bridge bios versi 7.00
2. Lalu upgrade ke bios versi 7.20 agar support Cezanne (5600G)
3. Barulah ganti prosesor ke 5600G
https://www.youtube.com/watch?v=RR36DbwmFHg

hahaha namanya juga cuma barang kantor om, kan saya sebagai buruh cuma bisa ngikut dan dipakainya juga cuma untuk urusan2 perketik2an dan penyimpanan dokumen saja selama ini.  ;D


Betul om, ini 2x4GB tapi kebetulan saya masih ada RAM DDR4 nganggur 2x8gb jadi saya pikir ga perlu spend uang buat upgrade RAM.


Jadi mungkin sepertinya saya cuma perlu beli prosesornya saja dan sebelumnya harus update bios. Kebetulan kemaren saya juga udah liat youtube yang om kasih. Mungkin budget yang lain buat ganti casing biar nampak lebih kekinian karena yang ini keliatan jadul banget  ;D ;D. Oke om thanks buat sarannya, mungkin emang upgrade ke 5600G emang pilihan yang terbaik karena saya liat2 di youtube juga bisa dibilang 5600G itu worth it.

Dari pengalaman ane pribadi, saat ini masih pake laptop tanpa oprek ram/hardrive.

SSD 128 GB bawaan dari ROG kalau untuk masalah windows + game masih bisa jalan tapi setidaknya kalau game yang typical game berat satu ajh untuk instal di SSD. Contohnya kayak Dota 2 yang dimana datanya itu sekitar 50 GB an. Biasanya nih buat orang2 yang punya laptop gaming kayak ane, masih pake Dual SSD dengan size kecil sedangkan HDD size gede belum upgrade full SSD lebih besar karna karna males instal ulang.

Kalau untuk game, ane rasa gak masalah om biasanya walau loading lama dikit baut orang2 yang make untuk game. Tapi kalau untuk aplikasi editing duh baru tekanan batin.

Dari kebanyakan build budget, SSD 128GB biasanya cuma buat OS doang, program dan game masuk HDD.
Kalau untuk build budget, OS masuk aja udah oke sih karena peningkatan dari HDD ke SSD cuma di booting/launching doang, kecuali di apps/game yang rajin ambil resource/aset berukuran besar. Sangat berasa di booting windows, tapi kalau di apps paling-paling nanti peningkatan kecepatan hanya ketika launch app saja.

Idealnya kalau ada budget lebih bisa upgrade ke SSD NVME 1TB biar apps dan game bisa masuk. Masalahnya budget 2jtan mending untuk upgrade yang lebih prioritas dulu IMO karena SSD mahal.
Next upgrade @Bitinity ;D

Kalau untuk SSD saya pikir belakangan aja lah om, kan istilahnya ini PC bukan PC utama saya karena cuma buat PC hiburan dirumah dan bisa dipakai sama anak istri, mentok2nya browsing2 sama nonton drakor  ;D. Lha yang PC utama saya aja SSDnya cuma 256 jadi kalaupun saya mau beli SSD 1TB ya mending saya upgrade PC utama saya sendiri  ;D. Tapi berhubung saya ini bukan penggila game maupun bukan juga suka design2 yang pakai apps2 berat, 256 sudah lebih dari cukup buat saya karena memang ga banyak apps2 yang terinstall di PC.

Itu udah termasuk data-data pribadi om? Mungkin memang beda usage kali ya. Ane ada 2TB lebih juga merasa masih kurang. Emang sebagian ada game sih sekitar 1TB, tapi sisanya apps dan file" buat kerjaan. Tapi ga ada salahnya ada backup om, mengingat SSD bisa fail juga dan malah susah untuk direcovery nantinya dibandingkan HDD setahu ane. Khususnya kalau om sering write ke SSD untuk kebutuhan kerja atau yang lainnya.

Btw apakah pernah ada yang make RAM cache? Kira-kira worth ga ya untuk mempercepat loading time aplikasi/game kalau ane punya RAM 32GB? Atau mending ganti ke SSD yang lebih cepat saja untuk mempercepat loading time?

Data2 pribadi saya simpan semua diflashdisk dan saya backup di HDD eksternal, jadi SSD murni buat apps2 saja dan paling document2 kerjaan yang sizenya tidak terlalu besar secara keseluruhan. Dari SSD 256 (240) itu masih sisa lebih dari 110GB jadi dengan penggunaan saat ini saya belum merasa butuh upgrade SSD ke yang lebih besar. Mungkin kalau punya hobby baru seperti ngegame atau design, baru saya bisa kepikiran buat upgrade SSD ke yang lebih besar :).

Cache di RAM bukannya udah otomatis ya di Windows, jadinya pasti pakai... atau yang dimaksud adalah program untuk mobo Asus (ASUS RAMCache) ?
Di task manager misalnya:
https://ricsmedia.b-cdn.net/cache1.jpg
Keliatan kalau 14,4GB RAM ane dipakai buat cache jadi ga usah ambil dari storage.

Dari task manager juga keliatan kalau ane hanya pakai 10GB, jadi pakai RAM 16GB pun ga ada masalah. Kalau agan sudah punya 2x8GB harusnya udah cukup dan ga perlu nambah kapasitas. Ya memang tentunya cachenya tidak bisa terlalu besar. Terkait loading time dari pengalaman ane, yang paling berasa itu kalau pindah dari HDD ke SSD, ketika pindah dari SATA SSD ke NVME M.2 SSD perbedaannya tidak terlalu terasa. Baru terasa ketika memindahkan/editing file-file besar macam video 4k raw dsb.

Jadi ya tergantung kebutuhan, kalau agan sudah punya CPU bagus, RAM high speed, GPU bagus, dan storage utama udah tua (takut fail), maka upgrade storage bisa jadi pilihan. Tentunya motivasinya bukan untuk bikin PC tambah cepet signifikan IMO hanya berdasar pengalaman pribadi.

Ane lihat sekilas sepertinya yang ane maksud dekat dengan apa yang dilakukan oleh software dari Asus itu om. Jadinya file" untuk loading game atau aplikasi disideload ke RAM semua. Dari pengalaman ane kalau loading game dari HDD/SSD misalnya itu file yang dibutuhkan tidak sampai dicache di RAM, hanya ketika banyak apps yang berjalan sebagian apps tersebut dicache di RAM (atau yang sering dibuka). Atau mungkin ane yang salah paham kali ya?

Oh jadi kalau di Asus itu namanya RAMCache, kalau 3rd party yang lain ada RAMDisk, dll., intinya sama menggunakan sebagian porsi RAM untuk cache/storage. Untuk reviewnya ane baca tidak terlalu bermanfaat:
- https://www.reddit.com/r/computing/comments/t7velz/any_benefit_to_using_ramcache_iii/
- https://www.reddit.com/r/pcmasterrace/comments/u01v7a/ramcache_iii_still_useful_in_todays_high_end_pcs/
- https://www.pcgamer.com/what-is-a-ram-disk-and-should-i-use-one-for-gaming/

Kalau agan pakai software ini paling efeknya hanya di launch time, tapi processing time bakal sama aja. Misalnya launch game, paling dia akan lebih cepat terbuka masuk main menu, tapi nanti setelah itu untuk fps dan lain-lain bakal ga ngefek. Ada risiko corrupt data juga kalau listrik padam karena RAM itu memori volatil (isinya ilang kalau ga ada listrik). IMO ga usah pakai program ginian, mending beli SSD saja kalo belum pakai SSD, yang 128GB murce sekali dibanding pakai RAM buat cache, paling dapet berapa GB, rempong juga. Klo budget, SSD buat OS, Office, Browser, dan program essensial lain itu udah sangat berasa. Kalau mau lebih nikmat ya beli SSD 2TB sekalian ;D SSD emang lebih gatcha sih daripada HDD, tapi asalkan beli brand 1st tier kek Samsung, WD, rasanya lebih tenang.

Kalau untuk nge-game atau design, menurutku yang dibutuhkan bukan hanya SSD dengan kapasitas besar tapi juga Ram dan Cpu yang mumpuni, karena aku pernah punya PC dengan Spek SSD 512GB tetap ngelag kala aku mengedit video untuk ku upload ke youtube, karena Ram dan Cpu saat itu masih standar bawaan PC jadi walau diubah HD ke SSD peforma masih tetap sama, cuma beda di boot awal saja, jadi lebih cepat sekian menit dibanding pakai HDD.

Kalau video editing GPU juga berpengaruh, apalagi kalau mau render pakai hardware encoder kek nvdec/nvenc. Ada plus minus mau pakai software atau hardware encoder alias CPU vs GPU, coba aja riset lebih lanjut mengenai hal ini. Makanya kalau mau ngedit nikmat itu bikin kantong kempes karena semuanya harus bagus. SSD nanti baru berasa banget kalau projectnya RAW 4K yang gede filenya, kalau pakai hdd loading/import jadi lama.

Kebetulan ane agak kurang paham soal BIOS di motherboard. Dan baru ini ane keinget setelah baca lagi postingan-postingan di thread ini.
Mau tanya soal BIOS om mu_enrico , update BIOS itu dilakukan tujuannya buat apa ya? dan kapan waktunya kita harus update BIOS?
Apakah ada langkah khusus pada BIOS yang harus dilakukan ketika seseorang melakukan upgrade part pada CPU?

Untuk definisi dsb tinggal googling aja, yang ane sampaikan adalah dari sisi non akademis saja ya.

BIOS pada dasarnya adalah software utama yang ada dalam perangkat pintar, seringkali disebut juga firmware kalo di HP, router, dsb. Software tsb yang menghubungkan berbagai chip-chip yang lain seperti CPU, GPU, Memori, dsb, agar semua bisa berkomunikasi dan terhubung sebagai mana mestinya.

Kapan update BIOS? Ketika agan melakukan upgrade terhadap komponen yang belum disupport oleh BIOS yang sudah terinstall. Kalau misalnya agan upgrade CPU ke Zen3 padahal pada waktu dibuat mobonya baru sampai Zen2, maka tentunya mobo akan menjadi tidak support, tidak mengenali si CPU Zen3. Kalau misalnya BIOS yang terinstall sudah support maka tidak perlu dilakukan update BIOS bila tidak ada masalah, sekalipun sudah ada versi BIOS baru. Prinsipnya kalau tidak rusak, ga usah diupdate... Lain halnya dengan OS yang bebas mau update kalo ada update-an yg baru.

Yang perlu diperhatikan ketika update:
1. Cek dulu perlu tidaknya dilakukan update BIOS. Update BIOS biasanya hanya kalau ganti CPU saja, jarang komponen lain butuh update BIOS. Setelah upgrade komponen, update BIOS dipikirin kalau ada masalah saja. Kecuali kalau agan mau OC dan ngetweak ini itu.
2. Cek apakah mobo mendukung "BIOS flashback" atau tidak yang artinya bisa ngeflash BIOS tanpa perlu CPU dan komponen lain. Kalau ga ada fitur itu maka harus ikuti langkah kek contoh ini:
3. Cek apakah mobo punya BIOS backup atau tidak, disebut "dual BIOS." Kalau tidak ada, maka kalau mau risikonya 0%, agan harus punya UPS agar tidak brick ketika ngeflash dan listriknya padam. Risiko listrik padam ketika ngeflash emang sangat kecil, tapi kalau jackpot kena padam pas ngeflash ya...

Om, ada saran cara milih case CPU kah apa aja pertimbangannya untuk budget 500rb an? Pertengahan bulan September kemarin beli mobo tapi ukurannya ga muat di casing ane yang sekarang (efek engga ngecek spesifikasi barang yang ane beli dulu hehe).

https://www.talkimg.com/images/2023/10/01/PjWGC.jpeg

Awalnya udah checkout untuk yang GIGABYTE B550M-DS3H  dan kesalahan ane tuh engga konfirmasi dulu stok barangnya  ;D . Ternyata mobo yang ane beli kosong di beberapa toko. Alhasil ane balik lagi ke thread ini buat cari referensi lain, dan ternyata om @mu_enrico pakai MSI B550-A PRO, karena stock ready, ane beli itu langsung.

Casing CPU yang ane pake dari tahun 2018 sampe sekarang : Digital Alliance N11 (https://digitalalliance.co.id/produk/da-n11/)

BTW, ada pertanyaan lainnya juga ini. Seberapa besar pengaruh casing sama peforma PC kita sampe sampe di marketplace ada casing yang harganya 300rb an hingga ada yang diatas 2jutaan.

Hahaha, untung casing murce ya.
Ukuran mobo dan casing memang harus sesuai gan, dilihat dulu apa ukuran mobo dan support casingnya.
Ukuran mobo: Mini ITX, Micro ATX, ATX, EATX
GIGABYTE B550M-DS3H => Micro ATX, mobo yang belakangnya kode M, itu varian Micro, varian pendeknya.
MSI B550-A PRO => ATX, kalo ga ada kode M di belakang biasanya ATX, varian panjangnya.

Ukuran casing: small (Mini ITX max), mini-tower (Micro ATX max), mid-tower (ATX max*), full-tower (EATX max*)
*Karena model casing macam-macam banyak yang ga standar, jadi refer ke manual specnya saja. Biasanya di marketplace sudah tidak menyebutkan ukuran towernya, tapi langsung sebut form factor mobo maksimalnya.

Jadi kalau agan punya MSI B550-A PRO cari pakai keyword "casing ATX" atau brand casing + ATX.

Cari yang sudah mesh di bagian depan dan atas agar airflownya bagus, dan kemudian mesh filternya magnet sehingga bisa mudah dibersihkan. Itu aja sih kalau budget segitu ga bisa macam-macam paling dapat yang model tempered glass standar.

Kalau misalnya agan sudah beli yang mesh depan dan atas, casingnya sendiri tidak terlalu berpengaruh ke performa. Paling yang mahal itu lebih mudah bongkar-bongkar bagian tertentu untuk cable management dan menang di estetika saja. Namun, ada bedanya di case fan! Yang mahal biasanya udah include beberapa fan yang kalo beli satuan harganya juga mahal (bukan fan casing murce 20rban).

Casing ane misalnya pakai Infinity Nebula V5 yang harganya cuma 400rb lebih dikit, yang minus fan bocil. Tapi kemudian ane harus merogoh kocek 500rb lagi untuk beli satu pack ARCTIC P12 PWM isi 5 biji. Jadi total 900rban untuk casing ;D

Ya itulah kalau mesh atas dan depan, akan banyak tempat untuk memasang fan. Kalo ga ada keinginan bikin senyap itu casing, pakai fan bocil atau yang 20rban udah cukup.
Itung aja kebutuhan fan:
Depan - 3 atau 2 (tergantung ukuran)
Atas - 3 atau 2 (tergantung ukuran) kalau ga pakai radiator
Belakang - 1
Perhatikan manual speknya biar pas jumlah kipas yang dibeli.

Riset penempatan fan di casing: https://youtu.be/7dAvxfDYuRU?si=K_8pD8XO-Spb8xel&t=396

Dari pengalaman ane beli casing di harga segini yang tempered glass hasilnya airflow kurang bagus. Udah ada mesh segala di depan ataupun di atas, tapi balik lagi ya tergantung modelnya yang mau dibeli. Plusnya sih tempat fan cukup banyak, Ujungnya ane lepas dan pakein filter biar membantu airflow. Jadinya harus lebih sering bersihin tapi worth it sih menurut ane, beda suhunya cukup jauh.

Untuk manajemen kabelnya pake casing ini ruang nya cukup lega ga om? Soalnya kalau melihat kondisi casing ane yang sekarang, ane rada mengeluh soal manajemen kabel. Setiap mau pasang casing yang belakang mobo, harus di teken dulu baru di slide. Takutnya malah ada kabel yang rusak karena tekanan yang berlebihan.

Untuk filter ini yang agan maksud dust filter atau bukan ya? Maaf soalnya masih belum paham banyak soal air flow pada casing CPU. Bahkan ane pernah masang fan kebalik  :-[ yang kalau bukan kang servis yang benerin, mungkin fan ane sampe sekarang akan tetap kebalik.

Mungkin kipasnya masih pakai kipas bocil gan, coba upgrade ke yang bermerek wkwkw *racun

Kalau untuk spek PC ane di page 1, ane tidak menemukan kendala apapun ketika merakit dulu. Tapi ya balik lagi itu pengalaman pribadi, bisa aja agan ga suka.
Untuk 400rb ane udah ga komplen (https://www.youtube.com/watch?v=AcA0NDv7Yus) ;D

Mesh itu jaring-jaring / lubang-lubang yang fixed di casing, kemudian beberapa model ada filternya di bagian luar mesh yang bisa dicabut-pasang agar mudah dibersihkan.
Airflow kebanyakan yang rekomended sekarang ini nyedot udara dari depan, terus dibuang ke belakang dan ke atas. Agar arah hembusan tidak kebalik bisa di lihat tanda panah di case fan-nya:
https://ricsmedia.b-cdn.net/arrow.jpg
Kek di gambar, nyedot dari bawah di buang ke atas.

https://www.talkimg.com/images/2023/10/19/R8yz2.jpeg

Mau tanya,om.

Kebetulan ane udah nyalain CPU ane yang AMD dan di awal booting, ada tampilan ini yang ngasih informasi tentang RAM yang ane gunakan.

Disana tertera gede banget di bagian tengah "Current DRAM Frequency : 2400 MHz" . Ane disini agak bingung, karena RAM yang ane beli itu 3200 MHz, apakah ini udah bener atau emang ada yang salah dan perlu di benerin pakai settingan khusus ya?

Trus sekalian mau tanya juga, ini kan mobo MSI B550-A PRO ada 4 slot RAM, dan slot yang ane 2 slot doang. Semisalnya ane mau nambah RAM, apakah bisa beda spek RAM nya? Sebagai contoh ane tambahin VGEN yang 2666Mhz 2x4GB kedepannya apakah aman-aman aja atau bakal bermasalah? Mungkin ada saran kalau misalnya nanti ane mau nambah RAM buat ngisi slot yang kosong, harus beli RAM yang seperti apa ya, om?

Makasih  :)

Itu kan ada XMP profile 1 dan 2 (kotak-kotak di CREATOR GENIE kalo ane ga salah baca), pilih/klik aja salah satu karena isinya sama.
3200 MHz (clock), 16-18-18-38 (timing)
Setelah itu save & exit

Itu akan meng-overclock memory secara otomatis.

Kalau ditambah 2666 MHz sayang yang 3200 MHz, nanti bakal jalan di default profile mode JEDEC, keknya di 2400 Mhz atau bisa juga di 2666 MHz. Artinya ada kecepatan cukup besar yang terbuang.

Kemudian kalau mau nambah RAM dengan brand/model berbeda itu tergantung spesifikasi. Agar bisa jalan di 3200 MHz (XMP), maka ram yang ditambahkan sebaiknya punya spesifikasi XMP profile yang sama, yaitu 3200 MHz, 16-18-18-38, dan voltase keknya 1.35v (nanti bisa diliat setelah XMP jalan atau cari info di website).

Kalau mau nambah RAM keywordnya "DDR4 3200MHz CL16" tapi tetap disarankan pakai brand & model yang identik kalau agan ga mau ribet OC manual kalau-kalau XMP Profile (OC auto) ga jalan.

Mau nambahin aja, ane pengguna Ryzen dan prosesor AMD itu sangat suka sama RAM yang frekuensinya tinggi. 3200 MHz itu baseline untuk penggunaan yang nyaman menurut ane, kalau mau lebih tinggi lebih baik. Ane punya 4 RAM yang identik dengan profil yang sama dan kalau dibandingkan dengan 2 vs 2 dengan profil yang sama, memang ada perbedaan sedikit kalau agan melakukan kerja yang membutuhkan aktivitas memori dan prosesor yang tinggi. RAM yang ane pake GSKILL Trident, ane ga tahu kalau VGEN yang mau agan bayu beli gimana. Kalau chipnya sama mungkin ga beda jauh, masalah pendinginan mungkin yang beda karena biasaya Vgen heatsitnya biasanya lebih murah, CMIIW.

Agan @bayu7adi udah beli yang 3200 MHz gan, kalo nambah yang di atas itu malah jadinya mubazir krn jalan di speed terendah.
Kecuali kalau mau upgrade maksimal ya bisa ambil 3600 MHz (4 keping) atau 4000 MHz (2 keping).
Tapi ya rogoh kocek lagi ;p

Selamat pagi agan, saya sedang memiliki kendala tentang windows saya, awal saya beli laptop memang bekas orang lain pakai, sudah di otak atik dengan kata lain ini windows bukan ori bawaan dari pabrik nya, sudah beberapa kali ganti dengan jasa kang service yang menurut saya cukup baik hasil pekerjaan nya, namun ada pop up yang cukup mengganggu hingga saat ini, dulu saya menganggap ini adalah hal sepele dan wajar karena muncul nya pun jarang banget, itupun ilang sendiri hanya beberapa detik tanpa harus klick manual kolom close dengan kursor, kalau bisa pakai shortcut misa ctrl+w ataupun windows+d mungkin membantu tapi ini tidak bisa, poin nya adalah menggangu ketika sedang aktivitas mengetik, apalagi sekarang bisa sampai cukup lama jika tidak d tutup manual, begini tampilan nya gan.

https://www.talkimg.com/images/2023/11/01/t2G83.png

Sudah 2 kali ganti teknisi masih sama (muncul pop up) memang saya sejak dahulu selalu menggunkan jasa orang lain untuk instalasi windows walau hanya windows trial atau mod, Saya coba upload dengan google lens untuk mencari referensi apakah ada yang salah, namun hanya seputar menangani di os linux, begini tampilan nya gan

https://www.talkimg.com/images/2023/11/01/t2mAw.png

 

• Apakah ini bisa membahayakan perangkat atau hanya menghalangi pandangan dan menghalangi produktivitas sementara saja?
• Langkah apa yang bisa saya lakukan untuk pertama kali?

Coba search google dengan keyword "packard bell updater2 windows"
Nanti akan ketemu dengan banyak kasus yang serupa, intinya kalo yang ane baca itu terkait driver acer.
Coba solusi di sini:
- https://answers.microsoft.com/en-us/windows/forum/all/command-prompt-window-appears-out-of-nowhere-then/742c0e0a-5e40-488b-858b-18018bd8c65a
- https://answers.microsoft.com/en-us/windows/forum/all/command-box-interrupts-fullscreen-and-pops-up/0e6dc3f8-367f-4b6c-9771-976c1fe9e1f5

Paling juga ngalangin pandangan aja, tapi untuk membahayakan perangkat mungkin iya, siapa tahu itu disisipi malware atau virus, sehingga jika ada wallet crypto di dalam PC ente, itu bisa membuat data atau private key di PC ente jadi leak.

Kalau ane jadi ente, ane akan bongkar OS, ane akan format/ ganti hardisk baru, lalu ganti atau install fresh OS baru yang key windows ori-nya banyak jual di onlineshop (https://www.tokopedia.com/find/windows-key) Indonesia. Atau kalau mau lebih aman, mending pakai Live OS linux, ente bisa pakai linux mint yang bisa dioperasikan tanpa diinstall di HDD lagi. Atau kalau ente lebih expert, pakai Tail OS. gampang kok, kalau cuma buat gitu doang.

Berguna gan, saya sudah coba dari 3 jam yang lalu dengan mengacu komentar yang ada di utas tersebut namun saya tidak menemukan Packard Bell/updater2 seperti yang di sebutkan di guide alternatif nya, langkah saya buka control panel dan masuk program lalu uninstal Driver Setup Utility, entah akan berdampak apa nanti nya di kemudian hari, namun yang saya rasakan bahwa pop up yang menggangu tersebut sudah tidak muncul lagi sejak tadi, terimakasih gan.

Saya kurang faham gan, harga nya kok murah banget dari lisensi windows di microsoft.com ya? atau mungkin saya yang kurang update dengan harga windows original saat ini, karena sudah terbiasa oleh jasa orang lain  ;D , apa agan pernah membeli dan gunakan produk tersebut di laptop agan?

Bagi saya yang terbiasa windows tinggal pakai mungkin akan kesulitan karena penginstal an apapun dengan menggunakan terminal di linux, kalau tail OS setau saya menggunakan usb untuk penyimpanan nya, memang peruntukan nya tidak terlalu banyak hanya untuk forum , wallet dan mungkin task airdrop yang ringan ringan saja gan, saya belum terlalu membutuhkan untuk os yang di perlukan layak nya seorang yang expert atau bahkan pragramer, terimakasih saran nya, jika di masa depan saya mau membiasakan diri mungkin saya akan coba gunakan OS tersebut gan.

Beli di tokped atau di olshop key memang jauh lebih murah daripada beli langsung di Windows. Keknya mereka pakai sistem borongan jadi langsung beli banyak.
Ane sudah lama menggunakan cara tsb dan keynya memang asli, bisa update.

Cara ini lebih aman daripada pakai jasa mamang2 repair karena software mereka bisa jadi sudah disisipi malware. Nah kalau beli key murah, ente bisa download masternya di situs Windows asli, tinggal diinput keynya saja. Otomatis master file relatif aman*

*kalo dari sisi user awam, karena kalau mau benar-benar aman harus verify hash agar yakin file yang didonlot adalah file asli dari publisher.

Instalasi Windows itu sangat mudah, jadi sebetulnya ga perlu pakai jasa mamang2 repair kalau mau belajar pasti bisa.

Saya melihat sendiri gan, dia seperti ngambil di chanel telegram, ada banyak penyedia windows mod atau softwhare gratisan, agak aneh di pandang :D ,

Ini kah gan? (https://support.microsoft.com/id-id/windows/aktifkan-windows-c39005d4-95ee-b91e-b399-2820fda32227#WindowsVersion=Windows_10)
1.Berarti tidak perlu mendownload file ISO untuk membuat bootable di hardisc drive ataupun flash disc?

2.Dari pengaturan di windows yang sudah terpasang kah?

3.Apakah jika dengan update key membuat data chrome hilang gan?

4. Sesuai pengalaman agan, masa aktif key tersebut bertahan berapa lama kah untuk yang dibeli di marketplace?
Rata rata memang untuk yang sudah terbiasa instalasi akan mudah ya gan karena bahan dan pengalaman yang di gunakan juga sudah tersedia hanya mungkin beli key saja, bagi saya mungkin akan lebih memakan waktu karena harus mengatur partisi atau berhati hati jangan sampai file di drive D terhapus, kalo di pindahkan terlebih dahulu ke tempat lain, saya belum punya ssd/hdd external untuk penyimpanan file saya.  ;D

Nah itu kalau ambil master file (yang ISO) dari penyedia yang bukan dari situs aslinya itu bisa jadi tidak aman.

Download file ISO hanya dari link resmi windows, habis itu baru dibuat bootable dsb.
Search aja, ane ga ngesave link tsb

Masukin key ketika instalasi seinget ane, sebetulnya bisa aja agan beli keynya lalu update key yang sekarang, tapi kalau file instalasi agan sudah compromised ya buat apa. Mending install baru dari link resmi.

Ane ga ngerti, ga pakai chrome ;D

Udah beli 3x, bertahan sampai ane ganti PC/laptop -> install ulang lagi karena ga bisa reused.

Kalau sekedar update key Windows setahu ane ga berdampak apa" ke data-data software yang agan punya. Ane belum pernah nemuin juga kasus profil browser kereset gara-gara update lisensi OS. Kecuali agan memang install ulang, kalau itu mah ga cuma browser, aplikasi cuaca juga bisa berubah.

Kalau agan memang parno banget bisa bikin profil buat disync ke berbagai device jadi ga perlu ribet backup, tentunya bakal ada risiko privasinya kalau agan mau pake ini (baiknya jangan pakai Chrome kalau agan peduli banget sama privasi sih, bisa Firefox misalnya). Paling tidak bookmark dkk pasti bakal kesave kalau agan sync. CMIIW.

Jika berkenan, bisikin gan menggunakan browser apa? biar belajar back up data di browser sekalian sambil belajar instal ulang, saya sadari perangkat apapun ada fase rusak nya, mungkin siap ga siap serta mau ga mau ya harus di rencanakan, sebelum kejadian lagi minta instal ulang  ;D

Sudah terbiasa menggunakan google chrome gan, memang salah satu nya ya ada data yang sudah di tandai dan sering di akses, terlebih tampilan nya sudah jadi makanan sehari hari, dulu saya mengalami dan meyakini bahwa tidak ada cara lain, salah satu kasus yang saya alami untuk di google chrome ya hilang dan lupa back up, otomatis bikin lagi sesuai kategori yang sudah saya kelompok kan sebelum nya, setelah selesai instal ulang jadi bersih, kadang saya juga simpan di email untuk data kredensial akses ke suatu website, memang memudahkan karena muncul pop up saat akses di web tujuan, tapi hanya sebagian karena kadang saya membook mark saja, ketergantungan produk google berasal dari hal dasar salah satu nya email, dan itu membuat hal yang pertama di ingat ketika selesai hidupkan ulang laptop atau punya perangkat baru.
Jadi menurut agan lebih baik mozila firefox atau microsoft edge biar satu bundling dengan windows?.

Saya sadar bahwa spec laptop saya terbatas, mungkin hanya adopsi 1 browser sebagai default untuk akses internet serta melakukan rutinitas saya, itu pun jika sudah saya pindahkan data data book mark sebelum nya, mungkin satu per satu dari browser yang ter dahulu.

Kalau berdasarkan pengalamanku sering install ulang, sangat mudah dalam mengatur partisi, apa lagi jika operasi sistem yang diinstall itu windows, Kamu cukup tulis dan catat saja di "windows explorer" This PC - device and drives, berapa Giga byte yang terpakai dan sisa di drive C dan D. Misal, di drive C; 170 Gb free off 380 GB dan di drive D; 100 Gb free off 850 GB, nanti ketika install ulang di format hardisk, kamu lihat saja dan sesuaikan catatan yang kamu tulis.

Aku yakin gak bakal tertukar, atau kalau mau lebih simple di foto aja, nah pas nanti install ulang cocokin lagi aja dengan HD yang di drive C (partisi yang akan diinstall fresh windows) yang difoto. Kalau cuma 2 partisi sih gampang gan, Aku malah pernah sampe 6 partisi, dan yang kutulis dan catat itu cuma size di partisi C, jadi ketika install ulang ke 5 partisi lain tetap utuh tanpa perubahan di PC-ku.

Back up data di browser gak ada pelajaran khusus gan, malah sangat simple dengan menggunakan feature sync pakai email atau login dengan google (jika browser tersebut chrome). Di save aja semua data baik itu login website, password, bookmark, dsb. Nanti kalau sudah diinstall ulang, login kembali pakai email untuk sync semua detail data di browser, aku jamin gak perlu lagi seting-seting kayak awal, nanti browser tersebut akan kembali sedia kala kayak sebelum di install ulang.

https://i.postimg.cc/xdTzLFqv/exp2.png https://i.postimg.cc/13KFnZRR/exp-1.png

Kalau cuma bookmark, aku malah cuma export aja html document di browser tsb, nanti kalau sudah reinstall aku import balik html document tanpa nyari atau bikin baru link-link website.

Baik gan, tips dan trik nya saya coba dalam mengatur partisi, namun isi dalam storage tersebut saya masih mencari supaya tetap utuh tanpa harus memindahkan nya ke tempat lain maklum baru mau coba coba instal ulang, karena ya jauh ke tempat nya kang prakter service, saya seneng baca baca di sini karena to the poin dalam memberi guide, di youtube sering muter muter dan balasan nya bisa ber hari hari.
 
Nah ini yang saya cari, saya sederhanakan saja gan, clue agan membuat saya penasaran dan menemukan ini (https://www.leskompi.com/cara-export-bookmark-google-chrome/), saya tidak terfikir kan sebelum nya dengan hal sederhana tersebut, sebagai antisipasi dari hal kecil namun penting, saya langsung praktek.

Awal nya klik titik 3 di kanan atas,saya buka bookmark=>bookmark manager=>export

  https://www.talkimg.com/images/2023/11/08/t76k1.png https://www.talkimg.com/images/2023/11/08/t7mZl.png

Saya simpan di disc drive dan menyatu dengan file lain, lalu saya hapus book mark di browser, saya coba pulihkan dengan buka lagi bookmark=>bookmark manager=>import,   dan mucul lah,

https://www.talkimg.com/images/2023/11/08/t7zoC.png

hanya 2 detik. Terimakasih gan, saya senang melihat banyak tanggapan yang mendidik dan membangun dari member lain.

Selamat siang om, mau tanya soal VGA. Karena setelah googling dan cari di YouTube ternyata ga ada solusi yang buat ane puas.

Bener kan ya, ini penyakit VGA yang dinamakan artefak / artifact?

https://www.talkimg.com/images/2023/11/10/t8vX1.jpeg
source : arx.co.id

Sekitar 2 tahun lalu, VGA ane yang GTX 1050ti kena penyakit semacam itu dan ane bawa ke kang servis, tetapi kang servisnya nyerah. Alhasil 1050ti yang ane beli Agustus 2018 harus berakhir di Desember 2021.

Kemudian ane dipinjemin VGA buat sekedar display sama temen GTX 750, kata temen ane VGA ini baru dipake 2 bulan an. Ternyata ga buruk juga buat dipake keperluan office dan main valorant. Akhrnya ane malah pake VGA temen ane ini sampe sekarang. Dan kejadian yang ane duga artefak itu terjadi lagi di VGA ini yang masa pakainya belum genap 2 tahun.

Ada beberapa pertanyaan yang bikin ane penasaran dan belum dapet jawaban yang memuaskan.
1. Apakah benar, masa pakai VGA Nvidia selama 2-3 tahun itu udah wajar? PC ane on sehari biasanya 7-8 jam.
2. Mati listrik tiba-tiba bisa pengaruh ke komponen apa saja ya gan? Apakah VGA termasuk komponen yang paling parah menerima damage dari mati listrik tiba-tiba ini? Atau malah komponen lain?
3. Adakah perbedaan kualitas antara Nvidia dengan AMD untuk kelas yang setara? Terutama durability-nya
4. VGA artefak itu bisa diservis atau engga?

Semoga ada yang bisa kasih pencerahan atau sharing pengalaman.

Wah itu GPU mahal om saya ga ngerti, saya pakai GPU 1 Giga byte, tapi artefak emang penyakit nya GPU udah dari turun temurun seperti nya om, kalo untuk jenis gpu saya ga faham dalam segi kerusakan, saya belum menemukan ada tutorial yang jelas untuk menangani kerusakan tampilan ini, malah ada yang nyeleneh membersihkan di rendam dan di cuci pakai detergen, sunggu aja aja ada, ;D
gimana kalo pas di nyalain malah menimbulkan percikan api dari konsleting ya, belum ada claim aman dengan cara tersebut tapi di youtube rame.
Penuturan kang service katanya penyebab yang lazim :

1.Dari debu yang membuat infeksi saluraran elektron pada gpu.
2.Dari tegangan listrik yang tidak stabil lebih parah nya sering mati listrik dadakan.

Terutama tegangan listrik, ini terlihat sepele namun cukup besar pengaruh nya terhadap kerusakan elektronik terutama hardware, saya dulu rakit pc  udah habis mobo 2, Gpu radeon hd 6570, ram (mungkin dari pemakaian dalam waktu lama juga pengaruh) dan yang terahir monitor walau eror nya mode color,contras dan brignes terus jalan sendiri. Saya dulu tidak mempertimbangkan perangkat untuk daya padahal itu yang utama (Psu 80+ gold dan ups jika mati listrik ada ancang ancang buat shut down). setelah rusak baru terasa, tapi malah di biarin aja belum di perbaiki lagi sampe sekarang, dulu rasa nya mahal banget untuk sekedar instal ulang juga, apalagi beli hardware lagi.

Dari dulu hingga sekarang malah keseringan pakai laptop karena lebih mudah perawatan dan ga terlalu mudah rusak, pc jarang di sentuh salah satu kekurangan pc ya ga bisa di bawa kemana mana.

Silahkan om, tapi sebelumnya masalah XMP yang kemaren gimana? Udah sukses OC ke 3200MHz?

Betul.

Tidak wajar, tergantung air flow, kualitas listrik, suhu lingkungan, gatcha silikon, umur VGA bisa panjang. Ane masih punya RX 560 (2018) nyala di komp lama.
Intinya agan cukup perhatikan (1) kualitas listrik dan (2) suhu untuk bisa bikin PC (dan VGA) awet.

Kalau baru bentar udah rusak, pertama yang ane curigai adalah agan pakai PSU jelek. Kenapa VGA kena duluan? Karena pull watt paling gede.

Seinget ane, mati listrik tidak terlalu berpengaruh ke hardware karena sama aja kek matiin PC via shutdown. Itu nanti efeknya ke software, kek kerjaan ilang kalo store di temp files, trus kalo sedang copy paste ya hddnya bisa corrupt.

Yang bikin bermasalah adalah power surge atau lonjakan daya (entah itu arus atau tegangan) sesaat ketika listrik PLN trip atau hidup lagi. Yang kena pertama seinget ane adalah kapasitor. Nah kapasitor ini ada di PSU, Mobo, maupun VGA. Kalau agan punya AVR, stabilizer, yang ada surge protection, harusnya aman.

Tidak ada, karena mereka hanya bikin chipnya doang. Rule of thumb, chip keduanya semakin naik (semakin high end) akan semakin butuh watt gede -> semakin panas.
Karena itu, perbedaan kualitas nanti dilihat terutama di performa pendingin (via benchmark suhu) dan after sales boardnya.

Bisa, tapi mungkin tidak bisa di Indonesia*.
https://www.youtube.com/watch?v=goViV2IYogk

*Channel yang sering ane liat reparasi GPU itu NorthridgeFix & northwestrepair. Kalau di Indo ane ga tau.

Yang masalah RAM sudah done, om... maaf belum lapor hehe

https://www.talkimg.com/images/2023/11/11/tOE7G.jpeg


https://www.talkimg.com/images/2023/11/11/tOsUD.jpeg

Coba di review om layout CPU ini.. air flow masuk nya kira2 ketutup tembok gitu (jarak sekitar 10 cm antara depan casing sama tembok) pengaruh nya signifikan ga sih?

kamar ane ga ada AC nya, dan hanya pakai kipas yang kadang akhir2 ini karena cuaca panas, malah nyembur udara panas juga kalau dinyalain kipas angin ane.

untuk PSU ane juga mulai curiga setelah om mention... kalau diinget-inget.. PSU ane ini dulu pernah bermasalah waktu tiba2 PC mati sendiri dan nyala sendiri. ga sering sih, cuma ini ganggu banget.

ane minta diagnosa sama kang servis, ternyata semua komponen ga ada masalah sama sekali.

brand PSU ane coolermaster 550 watt bronze 80+
yang bikin ane ragu, mungkin komponen PSU ane ini udah mulai ga optimal, karena ane hidup di pelosok yang sering mati listrik dadakan *sad* , beda prioritas lah kalau dibanding yang hidup di tengah kota, mereka jarang merasakan pemadaman begilir atau bahkan mati listrik dadakan juga jarang.

adakah cara buat cek apakah PSU masih bekerja optimal? atau ngecek PSU udah waktunya ganti baru?

sekalian saran PSU best budget / best value yang kemungkinan beberapa bulan kedepan bakal dipake buat nyuplai daya GPU RX 6600

(ini ane post pakai hp, karen mati listrik lagi setelah ambil foto diatas pake hp.. jadi mungkin ada beberapa kata yang typo atau disingkat. mungkin bakal ane edit kalau udah on PC lagi)

Signifikan kalau gapnya terlalu sempit, kalau bener 10 cm ya ga masalah.
Dari grafik ini (https://smallformfactor.net/forum/threads/how-much-space-does-a-fan-need-to-suck-air-properly.10232/#post-134892), keliatan kalau mau optimal ya 15 cm, tapi dari 15 cm ke 10 cm tidak turun signifikan. Baru drop ketika di 5 cm ke bawah.

Ini yang MPE-XXXX-ACABW atau MPE-XXXX-ACABW-B bukan? Berdasarkan PSU tier list (https://cultists.network/140/psu-tier-list/), itu tier-C (low-end) low priority
Ya mepet lah kalo buat build low-end IMO, asalkan ada stabilizer/AVR yang bagus harusnya ga ada masalah.
Yang harus diingat adalah AVR VA-nya disesuaikan dengan watt PSU, dan tiap brand beda power factor-nya. Misalnya ada yang jual stavolt 1000VA bukan berarti bisa 1000W, bisa jadi cuma 500W - 700W tergantung spek.

Kalau untuk detilnya harus pakai osiloskop, jadi ya ga ada. Tapi mamang repair bisa disuruh ngecekin fisik dan kondisi kapasitor, dan ngecek keluaran via multimeter.

Kalau usia PSU lama udah tua, ya gpp ganti baru, kalau belum tua mungkin bisa tetap pakai yang lama karena kebutuhan daya pakai RX 6600 dengan spek agan cuma 320W - 370W (pakai kalkulator (https://outervision.com/power-supply-calculator)). Sedangkan PSU 550W bronze bisa ngangkat max 550W * 80% = 440 W.

Kalau mau ganti minimal tier C (tapi jangan yang low prio), pakai tier C yang dicetak emas.
Misalnya MSI MAG A-BN -> MSI MAG A550BN 550W (https://tokopedia.link/B6i9Y2qvDEb)

Kalau ane ngusulin ganti baru dan yang mahal, nanti takut ditimpuk kebanyakan ngracun ;D

MPE-5501-ACABW-B . Ya mau gimana lagi, ane cuma ngangguk ngangguk doang ketika dapet rekomendasi dari temen dan juga termasuk pengaruh dari store. Nasib emang jadi orang yang ga tahu apa-apa, gampang bener masuk pengaruh-pengaruh, terutama dari bakul.

Thanks rekomendasi PSU nya , btw ...ciri-ciri PSU yang dicetak emas itu yang gimana om? Dan itu perbedaan nya sama PSU yang engga dicetak emas apa aja?

Liat di PSU Tier List (https://cultists.network/140/psu-tier-list/) itu masuk Tier C low priority.
Menurut situs, Low priority artinya "Units with minor issues (see footnotes). Not recommended for purchase over any normal priority units."

Itu liat di PSU Tier List
https://ricsmedia.b-cdn.net/psu-tier-list.jpg

Nah kan ada yang dicetak hitam, ada yang dicetak emas.

Menurut situs, yang dicetak emas artinya "Best units in the tier, proven by professional reviews."

Ya berarti kalo Tier C low prio itu C- yang dicetak emas itu C+
Kalau mau bagus lagi ambil B-, B, B+ dst.

Jadiin pelajaran aja gan, paling ngga agan ga beli yang ada di tier dibawahnya. Tapi ane cek di footnotenya seperti minor issuesnya ga dijelasin lebih lanjut ya? Ane browsing" sekilas masalah yang kelihatan secara umum adalah umur yang lebih pendek. Mungkin bisa nabung mulai sekarang gan buat ngeganti kalau udah cukup berumur, atau sekalian coba ditukar ditokonya aja kalau bisa.

Oalah yang di link, ane kira di cetak di casing PSU nya.

Setelah banding-banding harga, MSI MAG A550BN lebih sesuai sama budget ane. Sebenernya sempet plin-plan pas bandingin ADATA XPG Pylon yang versi 550 watt, tapi ane rasa MSI udah cukup, buat ngamanin power ke komponen. Harganya lebih murah MSI juga , terpaut 80rb an.

BTW om, kira-kira MSI yang MAG A500DN (https://tokopedia.link/SfN4MfBZGEb) masuk kategori yang dicetak emas ga ya kalau misalkan di list di PSU Tier List itu??  sesuai sama saran, kalau dihitung-hitung kan RX 6600 cukup kan ya pakai yang 500 watt 80plus bronze yang kalau di estimasiin bisa ngangkat max 400 watt?
Barusan ane cek katalog di toko komputer els.id yang di deket sama tempat ane kebetulan ready juga itu yang MSI MAG A500DN harganya cuma 660rb garansi 5 tahun pula.

Bener om, untung aja dapet info tierlist itu jadinya sedikit ada pandangan PSU mana yang dihindari. Dan kalau ditukar ditoko waktu beli, kek nya bakal kesulitan juga. Kardus box nya udah ga ada ini.

Itu IMO gegara kata 230V only, yang artinya efisiensi 80+ bronze/white (tergantung varian) cuma berlaku kalau input voltage 230V (liat di spek situs yang 80 plus rating). Ini jadi masalah karena katakanlah di Indonesia pakai 220V berarti sudah ga 80+, mana belum tentu nanti masuk ke rumah bisa sampai 220V.

Kalau ane di tier yang sama (C), sama-sama gold, ambil aja yang mana yang cocok. Karena pada dasarnya kualitas sama.

Yang A-DN ga ada infonya gan, entah gegara emang ga dites, produk baru belum dites, ato gimana ane juga ga ngerti. Tapi kalau dari segi harga paling C standar atau low prio*
*dari penerawangan ane doang, maaf kalo nanti akhirnya salah.

MAG A500DN itu standard (white) ya bukan bronze, jadi lebih murah.
Kalau white cuma "up to" 80% dan bedakan antara hanya kuat ngangkat saja dan kuat ngangkat terus menerus.
Misalnya motor digeber full throttle terus kan jebol juga. Itu 500W * 80% = 400W asumsinya itu PSU digeber 100% real capacity

Kalau ane mendingan ambil yang MAG A550BN yang sudah teruji, kebanyakan direkomendasikan di mana-mana, terus 550W itu sesuai rekomendasi tabel ASUS untuk Ryzen 5 + RX 6600 di sini:
https://videocardz.com/newz/asus-recommends-850w-power-supplies-for-geforce-rtx-4090-radeon-rx-7900-xtx-systems

Kebetulan tadi mampir beli sekalian unitnya, dan sayangnya dapet garansi nya ga sesuai sama yang di website resmi MSI (https://www.msi.com/Power-Supply/MAG-A550BN) . Di website resmi MSI yang seri MAG A550BN dapet garansi 5 tahun, tapi waktu beli di toko ternyata semua jenis dan merk PSU garansinya cuma 1 tahun.

https://www.talkimg.com/images/2023/11/14/z660I.jpeg
Nota pembelian tadi

https://www.talkimg.com/images/2023/11/14/z6Rmd.jpeg
Info dari web resmi MSI

---

BTW, info dari web psu calculator kok beda-beda ya? Kalau gini semua bisa jadi acuan atau salah satu aja yang bisa jadi acuan?
Ane niatnya cari-cari info soal daya yang kepake sama PC ane sekaligus nyesuaiin sama meteran rumah orang tua ane yang masih 450 VA

https://www.talkimg.com/images/2023/11/14/z6tpz.jpeg

Garansi toko lain dengan garansi kalau klaim di service center gan. Itu mungkin kalau agan klaim di toko bakal diurus sampai 1 thn, selebihnya kalau mau klaim datang sendiri ke service center MSI. Simpan saja nota dan semua kelengkapan yang lain.

Beda-beda karena asumsinya beda gan, misal ane juga bisa kalkulasi pakai asumsi ane:
- CPU -> Ryzen 5 5600: 65W (fix spek)
- GPU -> RX 6600: 132W (fix spek)
- Mobo -> 20W (asumsi)
- Fan 140mm -> @2W (asumsi), pasang 6 = 12W
- HDD 7200rpm -> @8W (asumsi)
- SSD -> @10W (asumsi)
- Keyboard & Mouse -> 10W (asumsi)
- Monitor -> 30W (asumsi)

Total sistem = 287W,
rekomendasi PSU 287W / 80% (efisensi) / 70% (safe load) = 512,5 W.
Yang dari kalkulator dijadikan acuan saja. Nanti pasti hasilnya beda, tapi ga jauh dengan pengukuran real watt meter.
Yang lebih akurat yang dari outervision, yang load wattage (bukan rekomendasi), kalau agan pakai advance dan ngelist semua item yang agan pakai.

Asumsi agan pakai MCB 2A dan tegangan bisa optimal di 220V, berarti bisa narik maksimal 440W sebelum trip.
440W * 85% (PSU Bronze) = 374 W secara teori ya cukup karena total sistem hanya 287W (dari kalkulasi ane)... masalahnya ane ga tau "real" VA-nya di rumah agan, takutnya ampe lampu juga ga nyala kalau ngidupin PC. Nanti kalau sering trip ya undervolt GPU agan, tanya ke agan @abhiseshakana buat konfigurasi yang paling pas performa vs voltnya

Lebih nikmat sih tambah daya jadi 900 VA #racun ;D

Bukannya kalau ngitung daya yang bisa disupply PSU itu = Watt tertera x % tertera ya? Sebagai contoh PSU 550W 80% efisiensi, itu bisa suplai daya 550 * 80% = 440 Watt kan ya?

Jadi, untuk ngeload 287 Watt, seharusnya bukannya begini ya om..

287W/80% (efisiensi) = 358W >> bulatkan aja jadi PSU yang 400W jadi dapet riil nya kan 320W dari PSU
287W/70% (safeload) = 410W >> bulatkan aja jadi PSU yang 450W jadi dapet riil nya kan 315W dari PSU

Apa ane salah yang mengartikan 'safeload' yang om maksud ya? CMIIW

Real VA itu cara ngeceknya gimana ya om? apakah bisa di cek pakai alat atau ngeceknya pakai hitung-hitungan antara Ampere dan Volt?
BTC ini meteran pernah di modifikasi sama tetangga ane waktu dipake buat hajatan nikah, jadi semacam di loss gitu (sebutan orang sini). Dan sampe sekarang masih posisi loss.

Pengalaman ane sih pakai VGA yang ASUS GTX 760 DirectCU II OC (max TDP 170W) di listrik 900VA (beda rumah) masih aman. Tapi waktu diboyong perangkat ane ke rumah yang pakai 450VA, listriknya ga kuat kalau GPU nya nge-gas 100%. Dan ane ganti pake yang GTX 1050 Ti (TDP 75W) itu ga pernah ada masalah apapun meski banyak elektronik yang nyala seperti TV, kulkas, mesin cuci dan pompa air.

Pernah usul ke orang tua, buat naikin daya ke 900VA, tetapi ditolak  :'( , alasannya 450VA sekarang udah langka dan nanti kalau udah naik 900VA, ga bisa balik lagi ke 450VA yang mana orang tua masih pengen listrik rumah tetep murah kalau misalkan ane ga di rumah ini lagi.

Betul itu daya maksimal yang bisa disuplai. 100% Kapasitas.
Daya yang terbuang adalah karena perangkat PSU tidak efisien.

Ini bener berarti kalau punya PSU 358W dia harus jalan dengan tenaga 100% ketika agan maen game.
Bayangkan kalau maen game 3 jam dan PSU harus digeber mentok 100% selama 3 jam, kalo ane ga berani...

Makanya kita masukin variabel yang lain yaitu "safeload"

Ini bukan lagi pakai angka 287. Kan sudah didapat 358W - 100% kapasitas, gimana cara kita amankan PSU? ya kita cari di angka 70% atau 80% tergantung agan suka yang mana.
358/80% = 448W -> PSU 450W kalau main game akan jalan di ~80% kapasitas
358/70% = 512W -> PSU 500W atau 550W kalau main game akan jalan di ~70% kapasitas

Angka ini sebutulnya kalau mau akurat disesuaikan sama kurva PSU agan agar dapat (1) efisiensi dan (2) safeload/optimal load yang akurat, misalnya kurva cooler master MWE bronze kemaren (btw ini 230V only ya)
https://ricsmedia.b-cdn.net/mwe-bronze.png
Nah itu berarti di PSUnya bisa dapat efisiensi tertinggi (~90%) kalau dia jalan di ~70% kapasitas, sebelum kemudian drop.
Cuma itu grafik iklan ya gan, kalau ane skeptis... makanya ane pakai angka 80% efisiensi dan 70% loading (kalau pakai bahasa di grafik). Asumsi ane untuk Tier C ya.

Agan liat MCB yang trip/jepret itu nilai amperenya berapa... kalau ga ada keterangan biasanya ada nomor seri dan merek, nah itu nanti googling akan ketemu berapa ampere.
https://ricsmedia.b-cdn.net/mcb.jpg

Kemudian lakukan pengukuran pakai multimeter digital untuk tegangan keluaran AC-nya, berapa Volt. Hasilnya tinggal dikalikan saja.
Hati-hati pastikan tombol sudah pada pengukuran AC, kalau ngga multimeter yg kualitasnya jelek akan mleduk ;D

Gini aja gan, bilang ke ortu untuk nambah meteran baru (https://www.listrikmu.com/2023/05/1-rumah-2-meteran-listrik.html) di rumah, meteran yang 450 VA gak usah diapa-apain biar tetap disitu, nah nanti kalau udah nambah meteran baru, kamu bisa request untuk pasang yang dayanya yang 900 VA atau gak 1300 VA aja sekalian, kalau gak salah Biaya pasang listrik 1.300 VA itu sekitar Rp1.218.000 - Source (https://www.ocbc.id/id/article/2023/09/14/biaya-pasang-listrik-baru), pilih aja yang token atau prabayar, bilang aja kamu hanya yang handle atau yang ngisi token (jika kamu memang berniat untuk mining di rumah). Artinya jika nanti kamu pindah pun, ortu mu gak akan terbebani, karena litrik prabayar tambahan tersebut dipakai sesuai kebutuhan daya saja, walau habis juga gak berpengaruh di rumah karena masih ada back up dari meteran lama 450 VA tadi.  ;)

https://www.talkimg.com/images/2023/11/16/FnUx1.jpeg     https://www.talkimg.com/images/2023/11/16/FnXPm.jpeg
MCB di rumah ane yang kiri, MCB dari hasil googling yang kanan

Tulisannya udah pudar, tapi ada korekan angka '2' disitu, asumsi ane itu 2 Ampere. Kalau ane searching di google soal brand nya, mungkin identik sama yang ini (ane nemu di shopee (https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fshopee.co.id%2FMcb-abb-sh201-automatic-2A-original-i.11365076.721302329&psig=AOvVaw3gGUXy6FgXDqtjjpON6bhR&ust=1700190670651000&source=images&cd=vfe&ved=0CBMQ3YkBahcKEwjw57r7xceCAxUAAAAAHQAAAAAQIQ)). Keliatan beda ya bentuk nya, meski ada tulisan ABB nya di atas. Apakah ada yang versi KW juga soal MCB ini?

---

Kalau baca baca disini (https://www.listrikmu.com/2023/02/listrik-450-va-berapa-watt.html), listrik 450VA itu bisa ngangkat 360Watt, dan kalo dihitung-hitung sama perangkat-perangkat CPU yang ane target, itu bisa nge-press banget dong. Artinya longgar 360W - 287W = 73 Watt buat elektronik lainnya?

Untuk nambah meteran sebenernya bisa pake yang token di satu rumah, tapi dengan catatan tidak ada meteran bersubsidi pada salah satu meteran yang ada pada rumah tersebut. Sayangnya, meteran orang tua ane ini masih bersubsidi, dan orang tua belum ngasih restu buat upgrade selagi jarang nge-trip/jepret.

---

FYI,listrik di rumah orang tua ane ini kuat buat ngangkat setrika panas , padahal TV, komputer, kulkas, mesin cuci nyala semua. Ane iseng googling soal daya setrika ini ternyata lumayan gede, 300 Watt menurut kompas (https://money.kompas.com/read/2008/07/17/11275859/~Perempuan~Beranda?page=all#:~:text=%C2%B7%20Setrika.,Konsumsi%20daya%20300%20watt.).

Itu MCB ABB 2A, berhubung ane ga nemu tabel spesifikasinya, ya anggap aja bisa maks tepat 2A sebelum trip. Nilai itu bisa berubah dikit tergantung suhu dan kelembaban. Tapi ga terlalu penting, anggap aja 2A. Intinya arus ditarik lebih dari 2A = trip.

Bisa lebih dari 360W karena faktor daya PF itu beda-beda tiap rumah. Artikel tsb mengasumsikan kalau di rumah itu PF-nya 0,8.
Misalnya rumah agan cuma dipakai untuk ngidupin PC satu doang ga untuk yang lainnya, nah itu faktor daya PSU = faktor daya rumah agan. Kalau certified 80+ bronze berarti harusnya PF lebih dari 0,9 (PF tidak sama dengan efisiensi).

Di PSU ada active PFC (power factor correction) yang bikin PF bisa mendekati 1.
https://www.silverstonetek.com/en/tech-talk/wh_pfc_usa?page=1

Pastikan aja agan ukur voltase di stop kontak pakai multimeter tidak jauh dari 220V.

Diakalin aja, Dulu itu, ketika aku masih berada di kampung, ada seorang tukang yang memang kerja di PLN, istilahnya outsourcing-nya PLN, jadi kalau mau nambah daya atau pasang baru, PLN akan nyuruh dia untuk upgrade ke rumah-rumah di kampung aku. Nah suatu hari aku ni rencana mau nambah daya, namun ama tetangga sebelah dikasihlah nomor telepon ni orang, katanya biar cepat tanpa proses di PLN lagi. Jadi kuteleponlah, ketika datang, dia ini bukan malah nawarin secara resmi upgrade daya, tapi kata dia kalau mau hemat, mending NCB meterannya aja diganti, tidak ribet, karena dia memang punya segel resmi PLN, jadi Daya rumahku bebannya tetap 450 VA, tapi NCB 900 VA, sehingga tidak jepret ketika kupasang AC.

Nah kalau di daerah mu ada yang seperti ini, coba saja, (bukan saran sih, tapi sekedar berbagi saja)

Ga sekalian diganti ke MCB 10A? ;D
Ya emang kalau ga ketahuan semuanya indah gan, cuma kalau ketahuan bayarnya lumayan.
Bisa dilihat rumusnya untuk denda pelanggaran P1: https://kumparan.com/david-firnando-silalahi/yuk-pahami-p2tl-hindari-denda-setrum-jutaan-rupiah-3-3-1yCMidz598R/full
Ngeri-ngeri sedap kalau mau pakai jalan kek gini.

Anyway, sebutulnya solusinya tidak perlu sampai seperti itu, cukup nanti undervolt saja GPUnya sudah menurunkan watt cukup besar.

Tetangga ane kebetulan jago di bidang kelistrikan gini, dan punya banyak MCB dirumah nya yang kayanya beliau beli di toko juga. Nanti ane konsultasi resikonya dulu sama beliau, soalnya kalau ada apa apa takutnya yang panik nya berlebihan malah orang tua ane.

Menarik undervolt nya nih kayanya bisa juga jalan di rumah orang tua ane dan juga rumah yang satunya kalo pindah lagi. Setelah ane baca-baca di website dan blog, undervolt emang ada efek positifnya juga, salah satunya ruang di CPU akan jadi lebih adem. Btw itu ngefek nya ke peforma terlalu signifikan banget ga si om? Misal ane undervolt jadi 75% (132W jadi 99W) apakah peformanya juga bakal turun jadi 75% doang ya?

Mungkin ada pengalaman undervolt dari om @mu_enrico atau temen-temen disini yang mau di share, ane seneng banget dapet referensi nya.

Kalau yang di-undervolt GPU ya GPU-nya saja yang jadi lebih adem... CPU paling kena efek tidak langsung: karena GPU lebih adem -> suhu di dalam casing lebih adem -> CPU lebih adem (tapi tidak signifikan IMO).

Tidak, karena grafik voltage vs frekuensi itu berbentuk kurva (tidak linier), maka ada "diminishing return" di situ. Cara dan penjelasan lengkap diajarkan sama agan ini:
https://www.youtube.com/watch?v=59dy6kStHfE

Bisa jadi agan undervolt dari 1.300mV ke 1.000mV hanya kehilangan 10% saja.

Sangat mudah, hanya butuh waktu dan kesabaran saja.

Pengalaman kaya gimana yang agan cari? Setting undervoltnya atau masalah pengalaman/penghematan listriknya?

Ane sendiri undervolt baik GPU dan CPU yang ane punya. Dulu ane punya 1660TI ane undervolt untuk menghemat listrik tanpa kehilangan banyak performa. Ane ga nyatat sih tapi seingat ane bisa menghemat sekitar 40 watt saat full load kebutuhan ane (gaming) di frekuensi 1690MHz. Sementara di GPU ane sekarang 3060TI tidak ane undervolt karena GPUnya sendiri cukup hemat. Mungkin bisa lebih hemat lagi kalau ane turunin voltasenya, tapi targetnya lebih ke suhu daripada penghematan biaya listrik. Software yang ane pake MSI Afterburner gan. Seingat ane bisa memangkas biaya cukup banyak kalau ane tiap hari make PC, sekitar 30 ribuan atau lebih. Lupa dah.

Untuk CPU ane sendiri yang sekarang, 3600X, ane ga pake undervolt yang terlalu serius dan hanya pake profil hemat biaya saja di Windows. Dulu pernah sih ane paksain dibawah 1.1 volt dengan target frekuensi 4.0 Ghz, cuma hasilnya ga stabil. Balik lagi sih gan beda chip bisa beda hasil dan settingan. Asal tidak lupa stress test saja buat ngecek biar stabilitasnya ga bermasalah. CMIIW.

Aku dulu aman, makenya sekitar 2 tahunan, pernah beberapa kali ada razia dari petugas PLN tapi rumahk tidak ditetapkan sebagai ilegal karena segel yang dipakai memang resmi dari PLN. Tapi ya karena aku mikir ke depan tidak harus begitu terus, jadinya aku upgrade secara resmi ke PLN.

Harus tukang yang memang kerja di PLN gan, soalnya petugas tersebut memang nyimpen segel asli PLN. Kalau cuma teman atau ahli listrik bisa berbahaya kalau nanti ada razia Opal dan sejenisnya.

Sebenernya poin utama nya mau mastiin aja, apakah bener atau tidak peforma yang di korbanin ketika undervolt itu ga terlalu signifikan. Dan jawaban dari agan udah cukup membantu ane karena emang sepertinya agan @joniboini sudah merasakan efeknya.

1660TI TDP nya 120 W (https://www.techpowerup.com/gpu-specs/geforce-gtx-1660-ti.c3364)
3060TI TDP nya 200 W (https://www.techpowerup.com/gpu-specs/geforce-rtx-3060-ti.c3681)
Kenapa GPU yang lebih rendah TDP nya malahan yang di undervolt? Ga kebalik yang bagian ini gan?

Sedangkan untuk melakukan undervolt itu sendiri ada kemungkinan ga sih, kita melakukan pengaturan yang salah yang justru dapat membahayakan kesehatan GPU yang kita undervolt? Peforma tidak terlalu turun signifikan , tetapi fan lebih quiet tiba-tiba muncul rasa curiga di ane, apa jangan-jangan voltase yang disunat lebih banyak adalah bagian fan? Sedangkan kinerja GPU tetap pada frekuensi yang tinggi.

Kalau agan pakai MSI Afterburner, controller/grafiknya beda antara (1) voltage vs clock dengan (2) suhu vs fan speed, jadi voltase yang dicut adalah yang ke core (chip GPU), yang board voltage ga kena AFAIK.

Ini ane kasih contoh punya ane RTX 3060 Ti:
Game EA FC 24, 1440p, medium setting

Stock:
- 200W board, 165W GPU
- 1950 MHz
- 175 - 200 fps

Undervolt (saja):
- 150W board, 115W GPU
- 1770 MHz, 925mV
- 170 - 185 fps

Ini karena monitor ane cuma sampai 165 Hz ya ga brasa. Main juga ga brasa padahal irit 50W. Ini tinggal dimainkan saja sampai ketemu watt & performa yang agan kehedaki.

Kalau hasil stats nya kaya gini, ane lebih tertarik buat undervolt GPU daripada harus naikin daya listrik meteran ke PLN. Untuk GPU sendiri target ane setelah beli monitor yang 165 Hz om, karena monitor yang ane pake saat ini masih pakai 60Hz.

Sekarang PR ane tinggal monitor sama GPU doang dan kemungkinan 1 minggu lagi (next gajian sigcamp) mau beli monitor 165 Hz merk Koorui tipe 24E3. Ane ngincer Koorui 24E3 ini dari video racun GTID yang ini ; https://www.youtube.com/watch?v=jgL9KPriVbI ... dari sini ane punya rencana buat main 2 monitor nantinya. Monitor yang 60 Hz buat monitor kedua dan yang 165 Hz bakal buat yang utama.

Selagi belum beli VGA, mungkin game yang masih ane mainin masih valorant aja, sembari nunggu VGA yang ane incer kebeli.

Karena emang boros gan GPU ane yang lama, maklum produksi dari brand yang emang murahan di bidang power delivery dan pendingin, sampai ane beliin fan custom buat bantu dinginin GPUnya. Sementara yang 3060TI lumayan ok dan hemat biaya meskipun dari bawaan TDPnya lebih tinggi.

Setahu ane masalah yang terjadi ya stabilitas saja, kalau memperpendek umur sih ane rasa tidak karena kan agan tidak memaksa perangkat itu untuk bekerja dengan lebih keras dengan suplai listrik yang lebih tinggi dari setelan pabrik etc. Koreksi kalau ane salah, tapi overclock biasanya yang lebih sering dikaitkan dengan memperpendek umur device.

Walah iya, entah kenapa kok ane nulis 'biaya' padahal yang ane maksud itu umur om. Kan agak kontradiksi juga kalau ane bilang didepan underclock tidak memperpendek usia eh diakhir bilang sebaliknya. Udah ane om, makasih replynya.

Kalau monitornya nambah berarti listriknya nambah lagi gan watt-nya, ya meskipun kecil tapi tetep berasa kalau listriknya 450VA
Tapi bisa diakali sih dengan mematikan 2nd monitor kalau ga dipakai.

Koorui murce sih, ane juga sering pakai GTID buat jadi referensi. Cuma kalau di daerah itu nanti klaim garansi bakal sulit keknya, kalau di Jabodetabek, pakai Koorui ya worth it banget.
Kalau ane biasanya cari 1 tier di atasnya macam Viewsonic & AOC. Belum lama kemaren ane angkut Viewsonic VX2780-2K gegara racun GTID ;D

Kalau hanya undervolt saja (tidak diikuti overclock) malah memperpanjang usia gan, karena tidak jalan di full throttle.
Masalah yang terjadi setau ane kalau agan undervolt + overclock, itu kalau terjadi degradasi silikon (yang pasti terjadi karena usia), maka nanti bakal tidak stabil -> setting ulang afterburner.

Biasanya kalau cari referensi tier list untuk monitor dimana om? Ane cari di web bule biasanya harga ga cocok sama di market Indonesia soal harga.  Jadi agak susah banding-banding buat produk monitor yang best value.

Silikon yang dimaksud itu silikon konduktif thermal buat menyalurkan panas GPU ke heatsink? Bukannya itu replace able ya? Bisa diganti yang baru pakai thermal paste atau engga beli silikon thermal pad nya aja di marketplace (https://tokopedia.link/goFIIDzG5Eb). Harganya juga murih, under 20k aja setelah ane cek di toped.

Permisi, gan apakah ada yang pernah repair baterai laptop yang sudah tidak ter-detect? Cakra di notifikasi bar nya. Di kota sekitar daerah saya ada toko kompi yang menawarkan jasa penjualan dan pemasangan baterai dengan harga 250 ribu, kata nya original tapi saya agak ragu, ;D
Jika beli di toko oren atau toko ijo malah di atas 300 ribu rupiah dengan mengclaim barang yang di jual original, walaupun yang di bawah 100 ribu juga ada. :D

Apa ada tanda baterai original dan palsu ? Atau apakah ada tanda produk dalam kondisi baik ataupun rusak? Dan baterai laptop normal nya bertahan berapa jam? Terimakasi gan.

Tier list monitor itu ya dibacotannya GTID, kalau udah ngikuti lama harusnya sudah paham karena brand untuk monitor mainstream itu ga sebanyak PSU, jadinya gampang diingat.
Singkatnya itu (makin ke bawah makin bagus*):
- Lokal (Dahua, AIRO, Vurrion, dll.)
- Koorui
- Viewsonic, AOC
- MSI, Gigabyte
- Asus, LG, Samsung

*tidak melihat harga

Kalau untuk detil tiap produk tinggal lihat reviewnya saja. Jadi ceritanya beberapa waktu lalu ane nyari monitor 2K 144Hz/165Hz yang budget pastinya ;D
Pilihan cuma ada di 3 brand, yaitu Koorui, AOC, dan Viewsonic. Mau angkut Koorui rasanya ane belum berani karena klaim garansi cuma di Jabodetabek (pada waktu itu), mana ada kasus banyak yang refund gegara kaki monitor ga sama dengan yang di gambar...

Speknya apa dulu ini?

Laptop tua gan,  Acer Z1402  (https://www.google.com/search?q=z1402+acer&sca_esv=585881890&tbm=shop&prmd=sivn&sxsrf=AM9HkKmX_QfmOMH8d3nSDbRYW0CekeoCMg:1701170686635&source=lnms&sa=X&ved=2ahUKEwiIrurTyuaCAxWd7zgGHf4ECDAQ_AUoAXoECAQQAQ&biw=360&bih=669&dpr=2). Memang kalau harga jual saat ini, untuk desktop nya sudah sangat murah gan, ya lumayan lah ;D setidak nya masih kuat kalau buat buka web. Ingin ganti baterai karena kadang-kadang kalau lagi di perjalanan ribet harus sambil bawa terminal colokan listrik. Kasian spot wifi publik (rentalan) suka seperti kadang ga ikhlas.
Mau di bayar buat listrik katanya ga usah, Keseringan mampir roman raut wajah nya ga enak . :D setidak nya kalau bisa bertahan beberapa jam mungkin bisa sambil buka forum cukup lama. Dan kalau mati listrik tidak langsung mati, ada tahanan daya walau beberapa menit untuk shutdown perangkat.

Kalau menurut ane ya (disclaimer DYOR & DWYOR), seri itu udah ga ada baterai ori-nya. Yang ada di pasaran itu semua baterai replacement yang dibikin sesuai spek si baterai. Bisa jadi kualitasnya bagus -> like ori, atau kualitasnya buruk -> kw. Kalau mau beli tinggal beli aja yang reviewnya bagus dan garansi panjang di marketplace. Tapi kalau agan ga bisa pasang sendiri ya sekalian aja beli di mamang2 repair. Ga usah terlalu pusing dengan ini, pilih aja yang sesuai budget dan masuk akal, karena toh paling nanti ini leptop dipakai gak lama.*

*Nanti ada uang pasti kepingin beli baru, atau malah udah rencana pengen beli baru? ;D

Jadi ber-gambling dengan pembelian batrai di marketplace ya gan, Untuk penejelasan agan mengenai baterai, itu masuk akal. Saya akan coba salah satu nya di toko marketplace dengan penjualan terbanyak serta ulasan yang netral. Saat ini banyak seller curang dengan pakai jasa ulasan palsu.

Awal nya saya nonton di yutube bagiamana para influenser membahas tutorial pemasangan baterai untuk type acer ini gan, makan nya penasaran dan niat nya di bikin buat bahan percobaan aja sekalian, :D mumpung ada laptop dengan kondisi begini, kalau suatu saat menemukan hal serupa bisa dikit dikit dari pada ketergantungan pakai jasa kang service.

Sebetul nya kalau keinginan beli lapto baru tentu ada gan, nama nya barang baru kondisi utuh dan tentu jika ada kerusakan yang di sebabkan oleh pabrik-an ada garansi, ga bingung. Saya pribadi ada pandangan tersendiri pada chromebook, seperti nya lebih terjangkau, lebih ringan dan lebih baru untuk versi low budget walaupun performa dan storage lebih baik laptop sih  :D

Emang kebutuhan agan kayak apa aja? Office work doang atau ada keinginan nge-game juga? Kalau ada budget yang bisa dishare mungkin bisa dibantu nyari perangkat yang pas. Kemaren ane baru beliin laptop buat adik ane di kelas mid-low end. Nyari yang 5 jutaan dengan RAM 16GB dari sononya ternyata agak susah juga ya (mungkin pengaruh brand CPU yang ane cari juga sih).

Bukan gan, yang ane maksud ya GPUnya sendiri. Mungkin salah term yang ane gunakan, yang jelas ane refer ke die GPUnya bukan ke thermal padnya. Kalau thermal pad emang udah sering ane gonta-ganti juga dari dulu.

Mending kamu beli batere satuan aja, biar lebih murah, karena kalau beli batere laptop yang sudah jadi itu lebih mahal 10x lipat dari pada beli yang satuan. Di toko online banyak yang jual  Batere Laptop 18650 (https://www.tokopedia.com/find/baterai-18650-laptop), paling kamu cuma butuh solder dan timahnya saja. Nah, untuk cara pasangnya, batere laptop acer kamu itu buka dulu, lalu copot semua batere (yang mirip batere vape itu) lalu ganti dengan batere yang kamu beli di toko tersebut. Kalau aku lihat harganya sih dibawah 10ribu, kalau 5 ya cuma 50 ribu doang. Kalau mau lebih aman, beli yang baru bukan copotan, tapi aku gak begitu paham harga batere yang bukan copotan. kalau pengalamanku beli batere vape sih cuma 25 ribuan. Tapi, DWYOR loh ya, aku cuma kasih sugesti saja, untuk selanjutnya terserah kamu.

Tidak gan, cuma untuk browsing ringan aja, diantaranya buka forum bitcointalk dan sosmed task airdrop aja dikit dikit gan, kebetulan saya tidak suka game dengan menginstal software pada umumnya, yang memakan storage dan ram cukup banyak saat bermain, kalaupun hanya daftar game and round itu pun hanya menggunakan halaman web biasa ;D. ,laptop yang agan pilih tersebut bagi saya sudah berkualitas baik gan, sekarang saya masih menggunakan laptop dengan ram 4GB  ;D . agan pilih brand dengan seri limited edition atau system PO gan ? maaf

saya sempat menggunakan batrai untuk vape brand AWT, selisih harga beda jauh ya gan, di vapestore 1 kotak isi 2 pcs harga 140 ribu rupiah kalau ga salah, taun 2016. Harga di marketplace seperti yang agan utarakan. Mungkin yang sudah bundling di bawah 100 rb si penjual tersebut merakit sendiri menggunakan batrai yang demikian, karena cover nya juga polos, dilema juga ya beli 1 an. Btw thanks sugesti nya.

Betul gan saya setuju marketplace pinter, ga mau di manipulasi semudah itu, dan membatasi dengan TOS mereka. Walaupun saya juga pernah nih jualan di marketplace karena lokasi saya dan teman saya hanya beda kecamatan, di isi nya limbah apapun dan di kirim seperti biasa nya, ga banyak sih misal harga barang 10 ribu dan fee penanganan 5 persen sekitar 500 rupiah, di kali 100 paket artinya modal Rp 50.000.- dapet catatan orderan fiktif 100 kali ;D plus review terbaik, bagi saya lebih baik dari pada sewa push, adsense atau promosi lain nya yang bersifat tidak pasti. ;D ongkos kirim jaman dulu sering ada voucher gratis ongkir gan sampe koleksi beli otp banyak (1 kartu dapat 3 gratis ongkir) ya persaingan yang tinggi dan realita marketplace, fakta nya semakin banyak riwayat barang yang terjual semakin baik dan bertambah nya kepercayaan saat pembelian, walaupun rating 1 nya banyak tetap saja ada yang mau menanggung resiko dan coba coba beli. Aktivitas ini tidak untuk di tiru tapi hanya experiment saja, bahwa dunia belanja online pun banyak yang tertipu bukan karena orderan nyata dan isinya pun bisa berbeda dari yang di iklan kan karena harga yang tidak logis. Namun sekarang ada peraturan baru, coba dulu baru bayar kalo tidak sesuai bisa di lembalikan lagi:D kalau kurir sibuk ga mau nunggu unboxing apalagi kalau pembeli tidak sedang di rumah, tetap aja di retur secara regular (ongkir di tanggung pembeli) ;)

Kalau 18650 yang murah, busuk juga, jadi sama aja. Ane pernah beli yang murah buat lampu emergency 6 biji, cuma kuat 4-5 jam doang, makin redup pulak... paling full power cuma 1jam-an.
Kalau beli yang 18650 authentic polos (harga 40k-50k/biji) katakanlah di toko yang penjualan ribuan kita juga ga tau itu auth bener ato engga... kalau beli yang branded bisa sampai 80k/biji.

Anyway kalau mau bikin sendiri pastikan aja kalau cell batre memang menggunakan 18650 dan sirkuit regulator masih berfungsi.

Multi fungsi ya gan untuk jenis baterai 18650 ini, bentuk nya yang ideal dan bisa di beli eceran, juga lebih mudah karena tidak sekali pakai seperti di minimarket sebelah. Di tangan tangan orang kreatif seperti agan dan orang lain nya seperti ini (https://www.youtube.com/watch?v=ety9ex-Vwrs), menjadikan inovasi baru.


Baik gan, saran nya akan saya coba, karena kejadian kelam yang sempat trending membuat citra buruk bagi 18650 ini, pada saat itu ada kejadian vapor meledak, produsen vapor, pemilik vapestore dan pengamat vape (satu cyrcle) meng-kambing hitamkan batrai 18650 ini sebagai pemicunya, pada saat itu baterai oten kami menyebutnya (authentic) sangat laku di pasaran ;D. motifnya entah bentuk upaya pencegahan yang baik ataupun strategi pemasaran baterai karena memanfatkan target pasar dengan claim aman, kedua nya juga masuk kriteria dan meningkatkan penjualan 18650 oten. ;D

Akibat kena racun tier list ini , ane jadinya ambil MSI heheh
Di tempat ane pilihan brand limit banget, jadi mau pilih-pilih monitor jadi ga bisa sebebas milih-milih di marketplace. Dan menurut ane ini lumayan murih juga sih ketimbang monitor ane yang 60Hz.

Seperti yang om katakan, Koorui itu emang garansinya terbatas lokasi jabodetabek biar lebih mudah klaimnya (engga riweuh sama ongkir + waktu nunggu) , dan ane cek banyak toko, ongkir untuk pengiriman monitor ini ke tempat ane sekitar 70rb-200rb. Kalau ditambah packing kayu +200rb lagi, jadi ane mikir dua kali lagi buat beli monitor Koorui ini, malah jatohnya kebanyakan biaya ini itu biar bisa aman sampe rumah.



Ane putuskan buat mampir ke toko komputer biar bisa langsung aman bawa unit ke rumah. Bakul nya bilang ini monitor MSI model lama karena MSI ngeluarin suksesornya juga untuk tipe ini (belum cek juga sih tipe berapanya suksesor tsb), jadi mungkin itu alasan bakul nya jual di bawah harga rata-rata marketplace. Untuk garansi ane dapet bantuan garansi toko buat klaim ke WPG  sampe Desember 2024 (1 tahun).

Ada juga di toko yang ane beli ini AOC 24G2SPE, tapi ane rada ga suka sama tampilan OSD nya sama desain monitornya. Refresh rate nya AOC yang seri itu 165Hz sih, tapi ane lebih suka desainnya MSI hehe, lebih enak aja liat nya.

Semoga awet dah ini monitor, karena lumayan enak juga buat scrolling setelah move dari 60Hz ke 144Hz , smoothnya berasa.

Ane beli HP 14s yang AMD 5500U buat adek ane gan, bukan barang limited atau sejenisnya kok. Laptop kelas mid-low end yang ane rasa bisa tahan cukup lama untuk kebutuhan kantoran atau game ringan. Kalau agan kebutuhan utamanya hanya kerja kantoran/browsing-browsing memang ga perlu spek yang tinggi-tinggi amat sih, cuma yang jadi pertanyaan mungkin apa worth it beli Chromebook dibandingkan laptop Windows atau sejenisnya. Ane sendiri beli mini PC buat urusan ngetik-ngetik dan NAS gan, sekitar 2.5 juta waktu itu, cukup mumpuni buat jadi server NAS sekaligus kerja kantoran ringan. Asal ga multitasking buka banyak tab Chrome dst lancar-lancar aja sejauh ini. Cuma ya harus nambah buat beli keyboard, monitor dkk sih kalau makenya mini PC.

Baru denger ane ada modal beginian. Ini kalau yang beli ada di luar kota, terus niat nganterin monitornya buat digaransikan juga ga bisa jadinya? Marketnya berarti terbatas sekali dong, atau memang sengaja ditargetkan diwilayah itu saja? Dulu sempet mau beli monitor yang mahal banget juga gara-gara kegiur tier list, untung kaga jadi karena sekarang malah kebanyakan remote pake Mac buat ngakses PC ane dirumah.

kalau untuk laptop lama sih oke-oke aja gan, karena untuk sirkuit batere biasanya bagus, cuma harus presisi aja ketika menyoldernya. Kejadian vape meledak itu biasanya karena user yang suka memodifikasi vapenya, kadang beda merk dan kapasitasnya sehingga tidak seimbang dan memicu arus singkat (korslet). Ada juga karena suka ngecas batere langsung di vape, sehingga panasnya terpendap dan ketika dilepas langsung dihisap, makin panas, ya bisa meledak.

Kenapa gak beli online aja gan?, soalnya di tempatku juga terbatas pilihannya. karena terbatas pilihan, Aku tempo hari beli monitor xiaomi 24 in yang rate nya 75ghz seharga 1.2 juta, lumayan juga buat sekalian ngemorum, layarnya jernih dengan 16,7 Juta warna. Entah berapa kamu beli MSI, apakah sama?

Maksudnya tidak ada cabang di luar Jabodetabek gan, kalau klaim garansi berarti agan harus tanggung ongkir (plus packing kayu kalau mau aman) ke Ipason Jakarta (entah kirim balik ditanggung siapa karena tidak ada keterangan). Lalu garansi pada waktu itu cuma 1 tahun dan kalau dot pixel minimal 5 titik baru bisa diklaim. Dot pixel ini yang rentan kena.

Dari Koorui kok ke MSI? Habis dapet THR? wkwkwkw
Panelnya udah IPS jadi pasti berasa bedanya.

75Hz kalik.
Harganya ga bisa dibandingin sama 144Hz lah, jauh.

Kalau di hitung-hitung, karena lokasi ane yang di jateng, sedangkan monitor koorui ready nya cuma area jabodetabek, ongkirnya + packing kayunya lumayan gan, bisa abis 270rb buat itu aja. IPASON emang matok harga packing kayu semahal itu dan ga mau di nego, padahal toko lain yang bakul monitor rata-rata packing kayu sekitar 100rb an.

Kalau beli brand lain di toko lain abis 170rb buat ongkir (rata-rata). Bisa sih sebenernya buat nengok ke brand selain Koorui, tapi karena udah liat barang MSI ini dan harganya pas turun karena udah discontinued, ane angkut aja selama harganya dibawah 1,9jt  ;D.

Ane udah cek di toko offline dan bandingin antara AOC dan MSI ini, karena harganya beda tifis... MSI aja lah yang tiernya lebih bagus.

Ada temen yang bayar hutang dan karena pilihan yang semakin ciut, jadi maksain buat melarin budget om.

Selama ini, ane belum pernah pake monitor yang panelnya non-IPS si, selain monitor CRT pas awal-awal punya PC. Jadi ga begitu ngerasain perbedaan lumayan jauh (dilihat dari segi panel) dari monitor sebelumnya. Yang ane rasain frame rate tinggi emang main game lebih nyaman aja.

Wah lehem juga ya 1,9 juta. Kalau ku bandingkan dengan monitor Xiaomi dan dibeli via online paling juga mentok di 1,3 juta. Tapi ya mungkin karena tergantung tempat areal pengiriman juga. Btw tuh monitor MSi masih ada buat jack VGAnya gak?. Kalau monitor xiaomi yang kubeli ini ada, tapi gak bisa nyambung ketika kucolok, entah apa monitor kamu juga nyambung jika dikoneksikan dengan VGA yang lama itu?. Dan, bagaimana cara seting untuk kecerahan dan resolusi gambarnya, apakah pakai remote?, atau manual dengan tombol di monitor?. soalnya punyaku ini belum nemu caranya, jadinya pas buka forum, terang benderang kayak kena cahaya senter, jadi terpaksa aku pakai extension biar forum jadi gelap atau dark.

Komeng aneh begini lagi ane delete :P

Ente ngebandingin monitor 75Hz sama 144Hz itu udah kek ngebandingin skuter matic sama motor sports. Jangan komeng yang aneh-aneh dah! Yang akan bikin monitor beda harga signifikan itu:
1. Resolusi, monitor 1080p -> 1440p -> 4k bedanya jauh
2. Refresh rate, monitor 60Hz/75Hz -> 144Hz/165Hz -> 240Hz bedanya jauh
(Dan kombinasi keduanya.)

Siap salah!. Hehehe, mungkin karena aku sudah happy aja make yang resolusi yang biasa, jadi kuanggap hampir sama dengan versi (murah) ku ini. Kupikir juga buat apa monitor resolusi tinggi kalau sehari-hari cuma dipakai buat forum sama mining tipis-tipis. Tah, yang namanya mining cuma running code-code di dalam kotak hitam cmd, dan kalau pun pakai versi GUI-nya juga hanya table-table doang. Jadi ya kalau memang untuk aktifitas kedua itu saja, cukuplah pakai monitor yang murahan.

but, kalau untuk motor sport-nya (ninja 250, walau tangkinya kecil) sih udah keinginan ku sejak lama, kalau untuk sekarang cukup untuk DP doang. Kalau untuk cash masih butuh btc-nya naik 10% dari sekarang.

Ini cuma masalah belum pernah merasakan suatu kenikmatan aja gan. Ketika ane pindah ke 1440p IPS monitor, nikmatnya cukup berasa sehingga ane enggan untuk menatap 2nd monitor ane yang 1080p VA. ;D Mungkin terdengar lebay, tapi ya itu jujur dari lubuk hati ane yang terdalam. Untuk baca itu kelihatan teksnya lebih mudah dibaca...

Kalau peningkatan dari 60Hz ke 165Hz paling ketika ngegame doang. Ada yang bilang bikin capek mata berkurang, tapi ane tidak terlalu merasakan. Memang ane sudah tidak pernah lagi pusing dan harus kompres mata gegara kebanyakan maen PC, tapi itu mungkin gegara hal yang lain (kek minum vitamin, dsb).

gan @mu_enrico pakai yang 27 inch kan ya? penyesuaiannya apa ga lama ya kalo gitu? ane pernah nyobain juga komputer di tempat umum yang pakai monitor 27 inch , dan ane ngerasa mata ane lebih cepet cape karena letak menu makin jauh jika dibandingkan dengan monitor kebiasaan ane di 24 inch. Itu lebih ke maksa bola mata ane buat ngulir ngulir lebih jauh lagi. Buat liat menu sekaligus memastikan kursor nya presisi ke tempat yang ingin di klik.

Hooh, menurut pengalaman ane pribadi lebih smooth untuk pergerakan gambar di layar dan juga kalau untuk game FPS lumayan kerasa ketika flickshot. Pergerakan mulusnya itu lebih bisa terkontrol buat mata dan singkron ke tangan untuk monitor yang punya refresh rate tinggi. Pertama kali ane hijrah ke monitor refresh rate agak tinggi, kerasa banget bedanya kalau buat game. Bahkan kalau buat ngetik-ngetik biasa, itu juga ada feel smooth nya (meskipun ngetik di Ms Word/Excel/ reply postingan di forum ini ga butuh monitor refresh rate tinggi). Satisfying nya ane sih disitu.

Iya pakai 27 Inch - 1440p, penyesuaian instan, langsung berasa nikmat ;D

Kemungkinan itu karena monitor 27 Inch - 1080p, jadinya gede doang tapi gak detil & immersive. Kemudian kalau dirasa terlalu kecil untuk font dan icon bisa diubah di settingan windows.
Ane pake setting ini:
https://ricsmedia.b-cdn.net/font-icon-size.jpg

Lalu posisi mata - monitor agak dijauhkan sedikit.

Bener untuk scrolling terutama berasa lebih satisfying... Karena ane ga main fps, palingan ane bisa merasakan game-nya lebih responsive ketika jalan di fps tinggi.

https://www.talkimg.com/images/2023/12/27/IL9qb.jpeg

Setelah sekian lama, akhirnya GPU yang ane incer tiba, ane jadinya beli ASRock AMD Radeon™ RX 6600 (https://www.asrock.com/Graphics-Card/AMD/Radeon%20RX%206600%20Challenger%20D%208GB/) dan ini udah ane pasang di mobo untuk pertama kalinya.

Seperti yang ane pernah bahas sebelumnya, bahwa listrik di rumah yang sedang ane tempati masih pakai listrik 450 VA. Karena ada rekomendasi undervolt GPU agar konsumsi daya tidak terlalu banyak, ane jadi tertarik buat coba undervolt GPU ini.

Aplikasi MSI Afterburner sudah terinstall, tetapi masih kurang pengetahuan buat setting nya. Adakah rekomendasi dari om @mu_enrico atau teman-teman disini? atau mungkin rekomendasi tutorial YouTube buat jadi acuan ane undervolt GPU agar listrik tidak jepret ketika dipake buat kerja berat tanpa harus mengorbankan peforma yang terlalu signifikan?

Terimakasih atas perhatiannya

Kalau ane tinggal dicentang aja:
- Start with Windows
- Start minimized
- Unlock voltage control
- Unlock voltage monitoring

Selebihnya tinggal mainin kurva di Voltage/Frequency curve editor, atau tekem CTRL+F buat shortcutnya. Udah banyak tutorial di Internet, kemarin ane juga udah ngasi salah satu tutorial youtube-nya, tinggal cari aja di post-post ane sebelumnya.

Kalau GPUnya Radeon, kenapa ga pake AMD Adrenalin aja gan[1]? Ane sering nemuin kalau GPU Radeon disaranin make Adrenalin daripada MSI Afterburner. Mestinya udah terinstall juga ketika install drivernya. Misalnya ini tutorial yang make Adrenalin buat ngatur voltasenya[1]. CMIIW. Atau emang agan sengaja milih Afterburner?

[1] https://www.amd.com/en/support/kb/faq/dh3-020
[2] https://www.pcworld.com/article/604722/how-to-undervolt-your-graphics-card.html

Waktu update driver, AMD Adrenalin otomatis ada, dan kebetulan menunya cukup lengkap juga. Ini masih explore untuk beberapa fungsinya juga sekalian melakukan tes. Soalnya kemarin ada kasus main game FPS (First-person shooter) ternyata kena limit FPS. Sampe ubek-ubek di settingan grafis game, tapi nihil. Ternyata AMD Adrenalin yang nge-limit dan masih mencoba terbiasa dengan AMD Adrenalin.


Fitur Radeon chill masih bikin ane bingung, karena waktu ane non aktifkan, justru FPS nya malah drop dan kena limit max 60 FPS ketika mode fullscreen, sedangkan ketika mode window bisa diatas 500 FPS. Jadi, fitur ini ane aktifin aja. Settingan seperti diatas untuk menyesuaikan layar monitor 144Hz, tetapi ane ga pernah liat in-game FPS sampai diatas 144Hz, sekarang mungkin monitor nya nge-limit FPS ane, atau mungkin ini efek dari AMD FreeSync ya?

Kebetulan ane pakai afterburner sebelumnya, jadi aplikasi ini masih terinstall di PC dan suka model stats FPS yang ditampilin ketika main game di pojokan. Lebih friendly dan terbiasa mungkin, jadi terlanjur nyaman jadi aplikasinya masih di keep di PC.

Kalau dari pengalaman ane jaman dulu pakai gpu AMD, ane cuma install doang drivernya (driver only) dan pakai afterburner. Curve editor di afterburner itu bikin ga bisa move on karena sangat mudah dan intuitif, bisa ngatur clock speed di setiap tingkat voltase.

Ane ga ngikutin trend untuk overclock/undervolt GPU AMD beberapa tahun ini, mungkin pakai adrenaline sekarang jadi mainstream? Dulu ane selalu ga install adrenaline karena berat ketika startup, udh kek bloatware. Kalau pakai afterburner dan adrenaline bebarengan, katanya bikin conflict sehingga ya dari awal tentukan dulu jalan ninjamu.

Itu agan test FPSnya waktu main game semua, atau salah satu lagi di setting gamenya dan satunya waktu ngegame? Game apa aja yang agan tes, apa semua perilakuknya sama atau hanya di beberapa game saja? Harusnya kalau fitur Radeon Chill mati yang ngelimit FPS ya settingan game agan sendiri, atau mungkin ada setting lain yang agan lupa atur[1]? Ane ga punya GPU Radeon jadi ga bisa bantu troubleshoot juga.

Ane belum pernah baca kalau FreeSync malah ngelimit FPS ke 60 kalau pake monitor 144Hz, harusnya sih tetap bisa max refresh rate selama GPU agan kuat. Coba dites aja dengan detail gan kalau emang mau dicek apa masalah utamanya.

[1]. https://www.amd.com/en/support/kb/faq/dh-033

Yap... saat main game (di mode training nembak bot). Untuk game yang udah ane test baru Valorant sama PUBG. Dan game mode windows yang jadi masalah itu game jadul Dragon Nest.

BTW setelah ane lakukan install ulang Windows tadi pagi dan cobat test untuk beberapa fungsi dari AMD Adrenalin, sekarang sepertinya sudah fix (belum menemui masalah aneh seperti sebelumnya). Limit FPS yang ane atur dari Adrenalin lansung diterapkan di game yang ane mainkan. Untuk sementara baru Valorant saja yang ane install dan tes.. karena memang baru selsai install ulang hari ini jadi belum bisa test untuk game berat.

Sekarang posisi afterburner ane belum install, jadi hanya Adrenalin saja yang jadi andalan buat atur GPU. Takutnya seperti yang agan @mu enrico perkirakan, itu bisa jadi penyebab konflik konfigurasi juga.

Kalau kecurigaan ane mungkin ada pada settingan PC ane dan juga registry yang udah terlalu numpuk... jadi pengaturan GPU AMD menggunakan Adrenalin sedikit terganggu waktu pertama kali pakai.  Untuk sekarang ane udah update Windows versi terbaru dan semua settingan dan registry bisa dipastikan fresh.

Kalau ane baca-baca di beberapa media teknoloigi dan Twitter, emang Windows Update yang kadang bikin software/driver AMD jadi bermasalah karena sering kali salah install atau malah corrupt instalasi yang udah ada. Coba didisable aja kalau bisa gan, update/install hanya lewat instalasi yang dirilis AMD daripada ngandelin Windows Update. Emang sering ngaco Windows yang baru ini mah, ane juga sering ngalamin driver error gara-gara Windows Update pake Nvidia juga.

Pertama kali beli mikrotik di marketplace karena beli di toko online lebih terjangkau :D walaupun tidak punya bekal pengetahuan instalasi sebelum nya :D tapi nekat beli, kalau di offline mungkin bisa 2x lipat dengan jasa instalasi. MOtivasi nya karena banyak yang menyambungkan perangkat milik tetangga di sekitar rumah tanpa ijin dengan scan barcode secara estafet. Pernah di siasati dengan penggantian pasword secara berkala, tapi tidak efektif dan tidak bertahan lama, paling 2-3 hari dan perangkat tersebut nyambung kembali, dari situ dapat ide mau juali vocher wifi aja sekalian karena ada pangsa pasar depan mata :D, setidak nya walau bisa di scan oleh pengguna lain ke pemilik code vocer di device nya tapi udah di proteksi dengan auto block-ing share (terhubung tapi tanpa internet) ;D agak kejam sih, tapi suka kesel kalau lagi fokus ada kerjaan atau buka lepi tu bocil pada teriak teriak main game ga kenal waktu dan ikut kebawa lemot kalau lagi di pakai  :-\ .

Dan ahir nya barang nya sudah datang di antara nya ada mikrotik RB750 dan router tambahan TP-link.

Langkah-langkah:
1. Koneksi kan 3 hardwhare dengan kabel LAN =>Router indohome Port 3 masuk ke port 1 microtik , port 3/ethernet microtik masuk ke Lan 1 tp-link (acces poin) Begini:

https://www.talkimg.com/images/2024/01/16/3rOgl.jpeg  https://www.talkimg.com/images/2024/01/16/3rDvT.jpeg  https://www.talkimg.com/images/2024/01/16/3rpno.jpeg

2. Mendownload mikhmon V3 Di sini => https://laksa19.github.io/ lalu saya buka Solid Explorer File Manager dan copy file ke internal depan di deretan folder, ini bebas bisa pakai apa saja.

3. Download AWebServer (https://play.google.com/store/apps/details?id=com.sylkat.apache&hl=id) dan membuka app nya=>

https://www.talkimg.com/images/2024/01/16/312PC.jpeg
-Document root di isi dengan mikhmon [2]
-klik start
-Muncul ip address di atas (klik http nya) akan mengarahkan ke google chrome untuk mengakses microtik, Aweb server harus tetap menyala dan di arahkan log in di mikrotik browser.

4. Log in user dan pasword microtik app android (https://play.google.com/store/apps/details?id=com.mikrotik.android.tikapp&hl=id&gl=US) koneksikan dengan internet access poin tp-link dengan sandi bawaan pabrik lalu masuk dengan applikasi microtik (data di sediakan oleh penjual), di menu internet detect disable di klik kadang membutuhkan waktu berulang hingga muncul begini =

https://www.talkimg.com/images/2024/01/16/31aOv.jpeg

5. Masuk ke microtik dan membuat grup dan user, tekan ping dan jika sukses lanjut conect.

6, Matikan pasword router acces point tp-link

7. Ganti IP LAN di TP-link (menu network) isi 11.11.11.201 (201 total voucer yang sudah di cetak) , subnet mask isi default.

8. Selesai, dan voucher siap di sebar untuk jadi sarana komersil  :D

Sumber guide di kasih dari youtube => https://youtu.be/1bMUMnUzvXg
Dan step 7 saya dapet dari chat seller karena tutor youtube terkesan muter-muter, walaupun tujuan nya memastikan langkah-langkah nya. trimakasih gan sudah mengijinkan berbagi.

Itu gimana ceritanya scan barcode bisa dapetin akses wifi? Agen mengaktifkan fitur khusus scan buat login gitu? Kok bisa tersebar ke tetangga, ada keluarga agan yang nyebarin apa gimana? Kalau bruteforce password kayaknya ga semudah itu harusnya kalau agan gunain password yang cukup oke plus WPA2 dst. Harusnya AP dan PC modern secara default udah make WPA2 sih. Yah setidaknya agan bisa manfaatin masalah itu buat dapetin cuan, tapi kalau kejadian di tempat lain kayaknya perlu dites dulu gan itu emang access point agan yang settingnya kurang beres atau emang ada orang dalem yang nyebarin passwordnya.

Begini gan, secara default bawaan indihome itu kan saat suatu device terkoneksi dengan wifi saya cek bisa memunculkan barcode dan jika di pindai oleh prangkat lain itu tersambung dan memunculkan pasword gan dan memungkinkan di sambungkan.

Kalau semudah itu seharus nya saya tidak usah beli mikrotik ya gan, ;D ya memang lebih mudah dengan meng-oprek autentikasi bawaan router yang di pakai vendor , add ip dan sandi manual dengan WPA2 dan sejenis nya, tapi kalau jalur komersil atau yang alesan minta bentar buat kirim whats app saya bingung gan, karena cari fitur blokir di router indihome =>https://www.youtube.com/results?search_query=cara+blokir+pengguna+wifi  tetap masih bisa di akses, capek juga gan ngganti pasword sejam sekali apalagi kalau ada aktifitas keluar tentu buat pulang ganti pasword itu terasa sekali waktu nya, lagian kasian yang udah tersambung sebelum nya kalau lagi main game bisa lag/stuck :D . Awal nya cuma bagi-bagi wifi ke 4 penjuru rumah tetangga sekitar eh tetangga nganggep nya saya usaha, ada yang pakai sewa harian kesini-kesini, saya ga enak nya sama yang bayar karena yang gratisan juga cukup banyak, ada juga yang bayar nya beda tapi durasi pingin sama walaupun tanpa bilang-bilang, anteng aja  :D

Saya belum coba gan untuk wpa2 tersebut jika di pindai oleh perangkat lain yang terkoneksi dengan wifi apakah masih work atau memang terproteksi dengan kuat, saya percaya bahwa adanya tambahan hardwhare ada fungsi dan kelebihan yang setimpal dengan harga yang di tawarkan dan uang yang di keluarkan. Btw thanks gan sudah mampir ;)

Posting agan johnsaributua yang ini: https://bitcointalk.org/index.php?topic=5453760.msg63508417#msg63508417
Maksudnya pakai mikrotik agar bisa bikin voucher wifi gitu?

Kalau hanya untuk keamanan saja, tidak perlu pakai mikrotik. Tinggal (1) ganti password admin di routernya plus (2) pakai secure password untuk wifi-nya saja sudah cukup. Kemudian kalau masih bobol tinggal (3) blokir mac-address selain dari device agan.

Untuk poin (3) seharusnya ada fitur blacklist mac-address di router, kalau tidak ada bisa pakai static IP (non-aktifkan DHCP dan set static IP untuk mac-address device agan).

Oh, jadi kaya share wi-fi yang ada di HP Android gitu kah? Kalau begitu, berarti orang yang tahu password agan kemudian menyebarkan kodenya dong? Bukannya kode ini ga bakal berfungsi lagi kalau udah ganti password ya? Ini oknumnya belum nemu siapakah? Ane agak bingung apakah agan make wi-fi sendirian terus tiba-tiba tetangga tahu passwordnya dan pada ngeshare, atau emang keluarga agan ada yang teledor dan ngeshare aksesnya.

Oalah, jadinya agan itu ngeshare wifi ke tetangga, terus ada tetangga yang share lagi ke yang lain gitu ya? Kalau emang mau dibatasi ke tetangga-tetangga tertentu saja dan ga dijadikan bisnis sih caranya bisa pake MAC filter seperti disebutkan om rico di atas. Settingnya ga terlalu susah juga kok, rumah ibu ane juga ane pasangin Indihome karena itu juga yang ada dan sudah ada fitur filteringnya dari AP bawaannya Telkom. Buat yang alesan minta akses sebentar doang, alternatifnya mungkin manfaatin fitur guest network kalau ga mau ribet. Tinggal matiin aja guest networknya kalau ga ada yang minta share lagi. Cuma ya repot kalau tetangga selalu minta akses, emang bener sekalian aja dijadikan bisnis daripada sakit hati karena tetangga ga tahu diri gan.

Betul agan-agan ;D, karena saya saat itu udah kehabisan tutororial di youtube dan sudah saya coba satu persatu tetap aja bocor, jika manual sambung putus koneksi dengan orang-orang yang sama dan hampir tiap hari saya fikir ribet juga, kadang sampe 2-3 hari ga di ganti paword kalau lagi ada fokus yang lain. ;D Sehingga trigger seorang youtuber muncul katanya kalau bukan pakai hardwhare mikrotik tetap bisa di bobol saya lupa lagi dia siapa, saya terpengaruh dari situ dan mungkin itu langkah yang tepat bagi pemula seperti saya ;D memang tidak ada jaminan jika bisa bertahan dan tidak bisa di ketahui pasword nya lama-lama tapi ya enak nya tinggal ngasihin aja voucher yang durasi nya perjam atau perhari dan IMO speed internet ga rebutan cmiiw ;D bagi saya itu cukup adil bagi semua kalangan pelanggan :D

Memang saya baru menggunakan mikrotik mungkin baru beberapa hari gan, tapi sejauh ini masih nyaman karena vocher nya di cetak gratis dari seller :D mungkin nanti harus explore lagi saat voucher habis untuk cetak sendiri. Keseluruhan saya hanya memasang saja gan, untuk keamanan karena ini di share dan di gunakan bersama-sama dan saya belum memproteksi laptop saya gan, sadang saya was-was juga, mau bahas di sini udah mungkin off topik walaupun sama sama keamanan:D nanti saya diskusikan kalau ada kejanggalan pada laptop saya gan, saat ini masih adem- adem saja ;D dan semoga baik-baik saja.

Memproteksi dalam arti memastikan laptop agan ga bisa diakses sama pengguna lain? Bisa nerapin guest network sebagaimana yang ane sebutin di atas, sambil mengaktifkan fitur firewall di network agan dan matikan discoverynya di network. Settingnya ane rasa mirip-mirip antara Windows 10/11, tinggal lihat settingnya di Sytem Settings biasanya. Bisa dicek di Google kalau ga nemuin juga. Ga perlu beli ini itu untuk mengbuah settingan itu setahu ane, ya mungkin kalau mau maksa beli access point baru yang secara khusus agan pake sendiri. Ane misalnya beli AP buat koneksi sendiri (kebutuhannya lebih ke kecepatan sih daripada keamanan), sementara orang dirumah pada make jaringan wi-fi bawaannya Indihome.

Keamanan itu kan tergantung skill & resource si pembobol itu gan. Kalau memang hanya jaringan rumahan dan yang akses bocil, mungkin dikasih mikrotik dengan alasan keamanan itu overkill...
Kalau bisa bobol password, mungkin pakai blacklist mac-address beres, tapi mungkin juga si pelaku pakai apps yang bisa menggenerate mac-address random. Kalau udah begini lalu pakai whitelist mac-address, tapi mungkin juga si pelaku bisa memperoleh daftar mac-address yang di whitelist lalu menyamarkan mac-addressnya agar lolos, dst... banyak hal yang bisa dioprek sebelum spent 800rban ;D Bahkan limit kekuatan wifi juga bisa bikin si pelaku males konek, soalnya meskipun dapet koneksi cuma weak ;D

MIKROTIK RB750 itu lebih dari sekedar mengamankan dari wifi scanner, tapi lebih untuk memanage RT/RW net, internet cafe, kost, dsb. Ya kalok fitur ini dipakai berarti ya money well spent lah. Btw, pakai mikrotik ane yakin juga ada yang bisa bobol, tergantung skill & resource si pembobol.

Boleh di sertakan visual nya gan? ss juga boleh jika nanti ada waktu luang ;D, saya biasa untuk sambungan internet blocker dulu pakai isp 1.1.1.1 (cloudflare) doank. Tapi sekarang ga bisa di akses lagi atau konfigurasi nya mungkin sudah upgrade dan keamanan perangkat seperti windows devender malah saya matikan gan karena terkadang suka mengganggu, dan baik nya gimna ya gan? apa agan punya utas yang step by step? jika berkenan link utas nya aja gan. Biar nanti kalau ada sedikit sedikit saya bisa tanya di PM jika berkenan? PC saya cuma lock windows saja karena ga ada pemahaman sama sekali gan tentang keamanan personal.
================
Iya gan emang terlalu sadis sih, :D tapi saya penasaran dan mungkin soft selling penjual microtik di youtube begitu menggerogoti perhatian saya hingga tau kapan saya harus membeli hardwhare tersebut gan dan kebetulan lagi ada dana aja sedikit pada saat itu. Memang radius router indohome saya ga saya kurangin gan karena orang yang rumah nya jarak 50 meteran /sedikit jauh untuk uang sewa nya lancar,  :D

Sebenarnya, cara kerja RAM itu gimana ya gan? Kenapa tidak pernah available 100%?
Misal RAM ane 16GB , tetapi dalam kondisi tidak digunakan buat running aplikasi apapun, hanya nyala Windows 11 saja, sudah terpakai 6GB.
Dan di PC sebelumnya juga untuk RAM 8GB juga sudah terpakai beberapa GB (kurang dari 4GB seingat saya) ketika tidak digunakan untuk apapun, hanya running Windows saja.

Dari perbandingan kedua kapasitas RAM tersebut, kenapa yang di RAM 16GB memakan 6GB RAM ketika tidak digunakan membuka aplikasi apapun, sedangkan ketika menggunakan RAM 8GB, kapasitas yang termakan kenapa tidak 6GB padahal OS yang digunakan sama.

https://www.talkimg.com/images/2024/01/23/kCEXJ.png

Kalau agan mau disable network discovery di Windows 11, bisa cari di Control Panel -> Network and Internet -> Network and Sharing Centre, nanti dibagian kiri akan ada "Change advanced sharing settings" dan agan hanya perlu matikan network discovery di Private maupun Public (atau public saja kalau agan butuh sharing di LAN). Kalau guest network ya itu tadi gan setting di access point yang agan pake, jadi tergantung APnya (atau dalam kasus agan mungkin setting Mikrotiknya, walau kayaknya sih ga perlu ya kalau agan udah mengubahnya jadi bisnis).

Sejauh yang ane tahu emang manajemen memori di OS modern seperti itu gan. Bisa jadi dulunya aplikasinya pada dicache di swap memory tapi karena sekarang jauh lebih banyak OS agan tidak melakukannya dan membiarkannya tetap berjalan di RAM. Ane punya 32GB juga waktu idle doang ga ngapa-ngapain bisa memakan usage sekitar 8GB. Kecuali emang di Windows agan ada malware dsj, ga perlalu terlalu dipusingkan imo. Kalaupun nanti agan mau jalanin program berat pasti Windows juga bakal ngeswap aplikasi lainnya. CMIIW.

RAM tsb digunakan untuk OS, driver, proses, dan apps yang terbuka di background.
Kalau OS yang digunakan sama, tapi kemudian program yang terinstall (running di background) berbeda, serta driver yang terpasang berbeda (karena hardwarenya berbeda), jadinya "In use" juga akan berbeda.

Kalau penasaran coba cabut pasang RAM sehingga bisa mengetahui apakah 16GB dan 8GB akan membuat "In use" berbeda. Dengan metode ini dua variabel, yaitu background apps dan driver bisa diisolasi alias sama.

Feeling ane OS akan menyesuaikan besarnya "In use" dengan kapasitas yang terpasang. Mungkin kalau pakai 16GB 100% proses akan dijalankan, kalau pakai 8GB sebagian proses tidak dijalankan dan hanya disimpan di virtual memory. Ketika ane pakai 32GB RAM, "In use" juga berkisar 8GB, karena sudah tidak ada lagi proses yang bisa ditambahkan sesudah lewat 16GB. Paling nanti cache yang jadi lebih besar.

Ahir ahir ini musim hujan mulai datang, curah hujan yang lebat dan lebih sering mulai mengguyur daerah saya, termasuk sesekali di sertai angin. Efek yang sangat saya rasakan adalah sering nya mati listrik bahkan sering, sehari bisa 3-6 kali walaupun rentang waktu sebentar sebentar( sekitar 2-3 menit) dan tidak rutin setiap hari, walaupun begitu cukup menjengkelkan gan. Btw saya pernah tanya untuk penggantian baterai laptop, tapi saya fikir lagi bagaimana cara melindungi electronik lain nya, atau mungkin jika nanti beli pc lagi tentu bagaimana cara nya supaya dengan budget yang proporsional menurut saya :D , bisa melindungi hardwhare yang saya miliki, setidak nya ada waktu untuk menyelesaikan bikin post ataupun mematikan perangkat yang saya gunakan saat mati lampu dadakan atau pun lagi anjlok daya. Saya melihat suatu solusi atau harapan kecil untuk kondisi seperti ini, wahwa jika tanpa gejala alam pun terkadang mati listrik. Saya menemukan UPS di marketplace yang di modifikasi dengan accu mobil ;D begini penampakan nya ;

https://www.talkimg.com/images/2024/01/30/k7zYw.png

1. Apa agan semua mernah menggunakan UPS ini, dengan brand apa, spect apa, harga berapa dan di toko mana?

2. Apa efek negatif jangka panjang yang di timbulkan dengan arus listrik seperti ini?

3. Apa harus menggunakan stabilizzer unit untuk penopang tambahan?

UPS difungsikan untuk menyimpan daya dimana batere ada didalamnya. kalau ane analisa, batere di sini digantikan dengan accu mobil sehingga ketika mati lampu, accu mobil akan langsung menghidupkan UPS sebagai sumber daya cadangan. Apakah berbahaya?, ya selagi modivatornya ahli dan bisa merubah arus dc ke ac sebaliknya, ya gpp. namun namanya accu harus dicas secara manual jika UPS tersebut tidak ada system carging otomatisnya.

Emang ada bedanya kah UPS modifan kaya gini? Apa ga sama aja kecuali emang produk yang dipake fiturnya beda"? Dulu ane ditawarin UPS modif APC tapi ga ane ambil, harganya emang agak mahalan dikit dibanding brand modifan lainnya sih. Karena udah punya UPS dirumah yang masih pake baterai built-in dan sejauh ini ga ada masalah. Kalau UPS yang ane beli sih uda ada stabilizer bawaannya, jadi ga perlu ada stabilizer lagi. Ane rasa hal itu ga berubah meskipn agan pake aki, kecuali emang modifannya perlu ngubah ini itu termasuk fitur stabilizer ini. Ane lihat di marketplace lokal rata-rata mengiklankan ada stabilizr juga. CMIIW.

Nah itu gan maksud saya, Ups ini menurut saya hardwhare tambahan yang mungkin jarang di gunakan bagi kebanyakan orang, asumsi saya di kota besar listrik begitu terjaga dan teratur baik dari gangguan teknis yang di sebabkan gejala alam yang memicu pemadaman, ataupun lemah daya yang memicu spaning. Saya dengar penggunaan PSU 80+ ini tahan dari trouble listrik demikian dan tidak harus menyediakan ups tambahan sebagai "power bank" CMIIW

Pabrikan mengclaim penggunaan barang  lebih awet secara harian itu benar gan, dan agan rasakan sendiri, agan pakai brand apa dan link pembelian agan waktu itu kalau boleh ;D . Yang saya perhatikan sepintas kalau modif accu (aki) dari segi penyimpanan lebih banyak gan (biasanya accu mobil ) dan penjual mengclaim bisa menyala hitungan jam. Berbeda dengan standar pabrikan yang mungkin menyala 40 menit (rata-rata 1 jam).

Perbedaan nya cukup signifikan dari segi kegunaan dan untuk harga menambah sedikit dari harga ups batre buit-in. Karena ya penjual pasti mengclaim karya mereka sudah sangat layak untuk di perjual belikan namun saya mencari kenetralan pendapat agan-agan bagi yang sudah pernah membeli produk tersebut, karena beda penjual ya beda produk tentu beda harga dan kwalitas termasuk yang mudah kalau terima complain. ;D

Kalau ane tidak menyarankan baterai UPS diganti seenak jidat, karena mungkin ada ketidaksesuaian voltase/arus. Di UPS kan ada sirkuit untuk meregulasi voltase/arus ketika agan ngecharge baterai, ini kalau ga disesuaikan dengan spesifikasi baterai custom ya bisa ada beberapa kendala yang muncul:
- Waktu charging jadi lama
- Tidak efisien daya
- Ya kalo apes malah bisa korslet

Kalau mau beli yang custom liat dulu spesifikasi baterai & UPS-nya make sense tidak. Ada dua jenis accu, deep cycle dan starting.
Penjelasan: https://www.techbatterysolutions.com/resource-and-information-center/battery-basics/what-is-the-difference-between-a-deep-cycle-and-starting-battery/
Pastikan baterai yang dipakai itu deep cycle.

Kemudian pastikan kalau aman (minim zat buangan), karena alat biasanya dipakai di ruangan... kalau banyak gas beracun, ya siap-siap kena kanker :P

Btw UPS itu fungsi primernya untuk ngesave kerjaan, lalu shutdown ketika listrik mati. Jangan diharapkan bisa pakai lama, apalagi kalau spek kompi agan udah ganas.

Noted gan Saya akan teliti lagi gan apalagi pengguna ups ini juga jarang karena di utas ini juga hanya beberapa orang yang mengetahui termasuk agan, jadi semacam inovasi baru tapi tidak ada standar keamanan yang di berikan di toko oren gan. Walau pun sejauh ini belum ada aksiden yang di timbulkan secara langsung, ataupun kurang nya media yang meliput jadi keterbatasan info yang saya temui, Karena orqng kalo dah ngebet review jelek di toko oren juga tetep di beli walau pas datang tidak terlalu maksimal ;D
ya gan keserakahan kadang melihat peluang bahwa bisa di maksimalkan seperti pengganti listrik pada umum nya, masa lalu saya pernah melihat tetangga ketika listrik belum masuk ke pedesaan tapi orang yang merantau ke kota membawa tv ke kampung dan di siasati dengan stock accu mobil dan di gunakan di dalam rumah untuk menghidupkan tv tersebut, mungkin ada banyak hingga hampir semalaman tv bisa menyala. Mungkin builder ups ini terinspirasi dari sana gan sebagai sarana alternatif, saya juga ragu gan karena penggunaan accu mobil sudah jarang di gunakan karena kemajuan dan kelayakan setiap daerah di negara kita mendapat aliran listrik yang sama. walau device saya spect bawah dan semua alat electronik di rumah saya cukup ramas lingkungan tapi saya melihat potensi ups ini sempat berfikir seperti itu gan ;D .
=========================
Baik gan saya harus menunggu beberapa jawaban dari seller UPS ini kalau nanti memang harus sekali membeli nya. Sesuai saran agan, temasuk menggunakan secukup nya untuk shutdown secara normal, thanks .

Kelemahan dari situs ecommerce itu review tidak bisa menjamin keawetan. Barang dateng, berfungsi baik -> bintang lima
Tapi nanti 3 bulan kemudian (setelah sekian cycle) udah jebol ;D
Plus kalau yang dipakai baterai kendaraan, biasanya standar kesehatan beda dengan baterai indoor, jadi ya kalau tidak disarankan kalau agan concern dengan kesehatan.

Kalau TV lcd itu nariknya kecil gan, jauh ama tarikan daya PC.
Kalau niatnya mati lampu bisa pakai komputer ya ambil leptop udah. Dikasih UPS (cukup yang standar) makin lama lagi nyalanya.

Kalau beli elektronik ane lebih sering ke Toped sih, cuma ga menjamin juga reviewnya akurat. Mungkin bisa hunting review di Youtube, walau jarang ada yang bikin review baterai aki begituan gan. Alternatifnya ya bikin posting di berbagai forum siapa tahu pernah ada yang beli, mengingat member di forum ini jelas lebih kecil daripada forum atau sosmed semacam Reddit. Btw kalau agan tinggalnya di dekat kota besar dan ada service centre atau yang servis secara resmi UPS yang mau agan beli (kayak APC misalnya), ane rasa tetap lebih worth it beli yang resmi daripada modifan. Mahal dikit kalau lebih awet jatuhnya lebih hemat juga. Ini salah satu UPS ane baterainya udah mati setelah 3 tahun lebih nyala terus, fairlah buat UPS yang harganya dibawah 500 ribu buat ane.

Sama, kalau untuk urusan elektronik dan pengen beli online, Tokopedia selalu jadi langganan ane. Kalau di menggunakan fitur sort ketika mencari barang, biasanya paling atas itu barang-barang yang punya value antara kualitas dan harga seimbang. Sedangkan kalau di shopee kalau di sort, cenderung ke harga murah. Entahlah, ini semacam psikologi ane sendiri atau orang lain juga ngalamin, tetapi ane kalau beli barang seperti hedset, tws, charger, smartphone, webcam larinya ke Tokped.

---

BTW, mau sekalian minta saran dari agan-agan disini untuk laptop dengan keperluan office, browsing dan multimedia. Budget yang ada dibawah 5jt dan ane cari barang new kalau bisa, batere awet, dan opsionalnya tidak lelet untuk buka-buka aplikasi dasar.

Sementara ane baru bookmark :
1 - Lenovo Ideapad Slim 1 (Ryzen 3, 4GB RAM, 256 SSD, dan info dari website batere bisa 10 jam) https://tokopedia.link/mXtGq6R9hHb
2 - ASUS VIVOBOOK M415DAO (Ryzen 3, 8GB RAM, 256 SSD ) https://tokopedia.link/crXvL0zaiHb

Untuk laptop, ane agak sedikit bingung, kenapa harga unit second normal biasanya harga terpaut agak jauh ya dengan unit new? Apakah emang ini pasar laptop dari dulu seperti itu atau memang ada faktor lain? Pernah kepikiran juga buat beli secondhand unit, tapi belum tau secara lengkap apa aja yang harus di cek ketika beli unit tersebut.

Budget segitu ane biasanya ngrekomendasikan brand local AXIOO kalau mau baru.
LAPTOP AXIOO HYPE 5 AMD | Ryzen 5 5500U 8GB 256GB https://tokopedia.link/A6NZiqTgiHb
Kalau untuk leptop, nanti pilihan brand baru akan bervariasi kalau sudah 2 digit.

Untuk elektronik memang 2nd hand turun jauh gan.

Ada dua komponen yang sangat rentan kalau beli 2nd, yaitu baterai dan screen. Nah itu ngeceknya sulit karena tidak bisa sebentar. Cek baterai bisa lumayan lama karena tidak bisa ngeliat %-drop berapa setelah bbrp menit. Bisa jadi ketika dibawah 50% dropnya bisa ekstrim, dsb. Cek layar kalau detil juga bisa lama karena nyari dead pixel, bleeding, dsb.

Mungkin kalau mau beli 2nd cari yang bisa dibalikin/ditukar selama masih x-hari tanpa tanya-tanya (no question asked). Ketika unit sudah ditangan langsung deh stress test, cek daya baterai, sama cek layar, selain cek yang sudah standard kek cek fisik, keypad, webcam, speaker, dsb di toko.

Sekedar cerita pengalaman adek ane aja nih gan. Pernah beli laptop secondhand cuma tiga juta, awalnya sih ga ada masalah apa-apa tapi tiba-tiba baterainya rusak, terus ga bisa nyala sama sekali. Mau dibenerin sendiri barangnya udah cukup berumur jadi keluar biaya cukup gedhe karena sparepartnya katanya langka. Jadi kalaupun udah test berbagai macam kaya yang disebutin om rico di atas risiko kejadian kaya gitu masih ada dalam hitungan minggu atau beberapa bulan pemakaian. Kalau beli baru minimal garansi masih bisa mengcover kalau ada yang aneh-aneh, CMIIW.

Btw aplikasi dasar yang dimaksud ini sekedar aplikasi ketik, dkk gitu? Ada keperluan multitask dengan buka banyak tab browser gitu ga? Kayaknya 4GB RAM terlalu maksain sekalipun cuma untuk keperluan office, apalagi kalau ga bisa ditambah sama sekali.

mau tanya kak, kalo untuk tahun 2024 kira2 spek komputer yang sudah cukup untuk urusan sekolah kira kira seperti apa ya.
dan kisaran harga berapa?

Ini nanyain PC yak? Kalo buat office doang pake spek apa aja bisa.
Kalo mau main game tipis-tipis, bisa pakai Ryzen 5 5600G
Build 4jtan -> https://www.youtube.com/results?search_query=ryzen+5+5600g+4+jutaan

Agak trauma sama AXIOO, karena laptop pertama ane juga AXIOO seri NEON BNE dan itu laptop mengecewakan ane dari segi durabilitynya. Belum ada dua tahun pemakaian, laptop AXIOO ane udah rusak pada bagian keyboard dan engsel. Okelah itu masih bisa di cover sama garansi servis (sebel juga sama waktu nunggu unitnya buat beres). Tetapi mulai di tahun kedua layar udah mulai mati-mati sendiri, dan ini udah tidak masuk garansi lagi.

Ane cek-cek review di fb, memang laptop AXIOO ini di pandang sebelah mata ketika ane punya unitnya. Entah sekarang apakah sudah berbenah dan bisa diandalkan untuk mobilitas?? BTW ane belum ngecek lagi di sosial media atau review lainnya untuk AXIOO, karena masih fokus sama top brand yang ternyata memang budget aman untuk Lenovo, Asus ataupun HP masih di dua digit. Ane ngulik under 5jt ya cuma Lenovo Ideapad Slim 1 yang ane sebutkan sebelumnya.  :-\

Ini berarti saran nya untuk beli ke toko ya? Bukan ke perorangan yang model COD gitu?
Lalu kalau misalkan ada toko yang jual laptop baru 1 bulan pemakaian gitu, trus masih ada sisa garansi resmi yang panjang , anggaplah 11 bulan atau 23 bulan, apakah itu worth to buy? Soalnya kita kan dapet garansi dari brand juga dan harganya terpangkas lumayan. Anggaplah kalau ada kerusakan kita bisa klaim ke service centernya.

Nah, ini juga jadi PR. Soalnya terkadang beberapa minus barang seken itu baru ketahuan ketika kita pakai beberapa lama kemudian. Ane sebenernya juga takutnya disini, karena kita tetep aja ga tau apa yang dilakuin sama pengguna sebelumnya dan apa yang di sembunyiin ketika transaksi terjadi.

Ya, multi task di browser biasanya ane butuh banget. Dan browser andalan ane sekarang ini masih Google Chrome. Kalau habbit ane internetan itu biasanya buka tab browser antara 5 hingga 15 tab.

Ya memang laptop budget gan, kalau budget 5-6jt hanya ada dua merk yang konsisten, yaitu AXIOO dan Advan. Kalau ane lebih suka AXIOO karena modelnya lebih banyak. Ya tergantung mana service center yang sudah tersedia di daerah agan saja. Kalau keduanya sudah ada service center ya tinggal pilih model yang disukai.

Kalau keawetan ya, tergantung bawanya aja gan, kalau udah tau leptop budget ya lebih dijaga dan dirawat karena ringkih. Harga ga boong ;D

Di toko banyak pilihannya gan, apalagi sekarang banyak toko laptop & ponsel 2nd. Kalau nyari seller perorangan repot. Nanti harus liat2 group FB, olx, dsb. Kadang dikontak barang udah ga ada, dan berbagai keruwetan lain. Tapi misalkan ada teman yang kebetulan mau jual BU nha itu rejeki.

Kalau masih ada garansinya tentu harganya beda gan dengan yang sudah habis garansi, balik lagi ke budget nantinya... Meskipun bergaransi tetap harus dicek, mana tau garansinya ga cover semua spareparts.

---

Atau mungkin pindah aliran ke Chromebook aja gan? Murce, toh sudah punya PC yang mumpuni.

Emang bener sih, aktivitas ane kemungkinan 80% berhubungan sama browser Chrome, tetapi sepertinya belum cocok dengan chromebook om. Ane memang belum nyobaikn chromebook, tetapi yang pasti ane bakal install beberapa aplikasi yang bisa windows lakukan. Sewaktu-waktu pun kalau ingin install file .exe seperti Bitcoin Core atau yang lainnya, ane tidak kebingungan juga.

Barusan setelah nonton YouTube punya Gadgetin : Tips biar ga salah pilih LAPTOP 5-7 JUTAAN… (https://www.youtube.com/watch?v=DPnNNqOtYlM)  sepertinya memang menaikkan budget ke 7jt lebih masuk akal.

https://www.talkimg.com/images/2024/02/20/Ytfnw.png

Terutama untuk brand Asus yang Vivobook A1405ZA yang menurut ane sedikit lebih menarik disini. Tapi ya gitu, mau tidak mau budget ane untuk beli laptop harus naik sampai 7 juta. Ya, kalau urusannya adalah menaikkan budget, maka kemungkinan terbesarnya adalah butuh waktu sedikit lebih lama untuk membeli unit yang di impikan.

Kalau budgetnya sampai segitu, ada seri laptop yang sempet viral dan hype, yaitu:
ADVAN Laptop Workplus AMD RYZEN 5 6600H 14'' FHD IPS 16GB 512GB Win 11 - 512 GB (https://tokopedia.link/9xKix404kHb)
Yang versi 1TB 7jt lebih dikit, kalau include cashback sepertinya bisa pas 7jt (atau malah kurang?). Laris manis ini laptop.

Ini speknya baru sih, DDR5, IPS pulak, cuma sayang brand-nya budget. Tapi sering nongol di review, coba aja cari di youtube kalo penasaran. Keyword "ADVAN Workplus."

Btw ini nanti workflow agan kaya gimana jadinya? Kalau udah punya PC kerjaan yang multitasking ga dikerjain di PC aja? Itu agan nyebutin Bitcoin Core juga, apa mau jalanin node di laptopnya? Kalau di ane misalnya, akhir-akhir ini ane sering kerja pake PC, cuma karena letaknya beda ruang jadinya lebih sering remote lewat laptop. Nah untuk kaya gini sebenarnya ga perlu beli laptop yang bagus-bagus banget, toh semua proses dan kerjanya ada di PC, sementara di laptop yang ringan-ringan masih bisa ane kerjain. Nabung dulu emang lebih baik sih, siapa tahu pilihan GPU dan CPU bakal lebih variatif dan bagus. Mungkin bisa nunggu sampai APUnya AMD yang paling baru udah dites jadi bisa melihat bedanya signifikan atau engga. Tapi kalau butuh dalam waktu dekat ya mau gimana lagi.

Itu direview terbaru agak horror juga ceritanya, ga bisa klaim garansi padahal unitnya bermasalah kena dead pixel dan harus ganti mesin katanya. Entah ini reviewnya salah paham atau sistem garansinya memang ga mengcover tukar unit kalau masalah unit saat nyampe cukup banyak ya? Di review lain juga katanya beberapa tombol keyboard ga berfungsi dari awal. Mungkin pada apes kebagian unit yang QCnya ga pas kali ya.

Tujuannya buat cadangan ketika mati listrik, atau ketika diluar kota dalam waktu lebih dari seminggu ane tetep bisa ngerjain kampanye signature dan ngerjain tugas-tugas di real life. Dan kebetulan, 3 bulan terakhir ini sepertinya emang butuh laptop, karena organisasi ane aktif lagi yang mana ane lebih sering pinjem laptop ke temen untuk presentasi sekaligus ngerjain ini itu yang notabene ga bisa dilakuin dirumah ane.

Sebenernya kebutuhannya ringan, tetapi ane tetep risih aja misalkan laptopnya itu kurang handal.

Untuk remote PC, ane belum kepikiran dan belum pernah coba dari laptop untuk remote PC ane.

Engga terburu-buru gan. Kemungkinan 2 atau 3 bulan lagi bakal sering ke luar kota dalam waktu lama untuk kepentingan keluarga. Jadi untuk jaga-jaga momen itu juga sih.

Nonton beberapa video, dari Jagatreview, Gadgetin, dan reviewer lain dan untuk budget 7jutaan emang spek Advan Workplus ga ada tandingannya. Tapi belum bisa yakin 100% sama build qualitynya. Hehe

Dari rekomendasi laptop budget, Axioo dan Advan ini emang paling sering disebut di beberapa video. Sementara ini sambil cari review penggunaan setelah x bulan untuk dua brand ini gan.

Kalau dilihat dari deskripsi agan, yang diprioritaskan emang di masalah build quality ya. Kalau emang begitu ya mending sekalian ambil yang harganya 7 jutaan keatas aja, kemaren ane beliin laptop adik ane juga di rentang harga segitu dan speknya sudah lumayan. Kalaupun agan mau remote pake komputer bisa pake Parsec nantinya, jadi kalau ada kerjaan yang butuh komputasi besar dan agan sedang ada di luar rumah bisa remote PC dari luar, cuma ya butuh setup biar latensi dan keamanannya bagus. Kalau ane remote sih masih di satu LAN, jadi cukup cepat dan ga ada lag, buat ngedit video dkk ga ada masalah meski ane pake laptop jadul sekalipun asalkan dia bisa decode video output dari komputer ane. Atau ya opsi terbaiknya dikerjain dirumah aja.

Btw awet tidaknya bisa tergantung penggunaan juga sih gan. Laptop 2-in-1 ane yang harganya 11 jutaan dalam waktu 3 tahun layarnya juga udah agak bermasalah gara-gara sering ane puter-puter (padahal emang makenya harusnya gitu) tiap harinya. Untung lem alteco bisa memperbaikinya dan sampe sekarang ga ada masalah lagi, selain baterai yang udah harus diganti. 2-3 bulan itu tergolong pendek sih gan kalau bicara rilis produk baru, terakhir ane baca kemungkinan akhir pertengahan baru ada rilis baru, itupun produknya masuk Indo mungkin butuh beberapa bulan lagi. CMIIW.

Iya gan, build quality yang penting ga terlalu ringkih, makannya untuk saat ini hunting di top brand dulu.

Ane kira bisa pakai Remote Desktop bawaan dari Windows. Barusan habis buka website nya Parsec  (https://parsec.app/pricing)dan ternyata itu bukan sekali bayar, tetapi modelnya berlangganan. Kalau menyesuaikan dengan kebutuhan ane, mungkin belum begitu worth it, karena pemakaian laptop adalah sebagai pelengkap.

Kalau di ibaratkan mungkin lebih seperti tangga, emang ga selalu di pake, tetapi kalau pas lagi butuh emang harus ada.

Cukup menarik juga sih remote PC gitu. BTW untuk remote PC versi gratis nya (bisa akses PC di kamar via laptop di luar rumah) ga ada kah? Ane udah coba Remote Desktop pakai tutorial di YouTube, tapi masih gagal remote PC ane.

Emang agan butuh fitur yang ada di langganan berbayarnya? Ane selama ini pake yang free alias ga bayar apa-apa, cuma yang jadi masalah adalah ga bisa bikin virtual desktop sendiri jadinya kalau mau remote monitor PC rumah harus nyala, cuma ini bisa diakali pakai desktop virtual. Kalau mau nyari alternatif yang benar-benar free bisa coba ceck Sunshine aja, tapi ane gatahu ini bisa ga dipake buat remote dari internet (bukan pakai LAN). Ada tutorialnya di GitHub kalau ga salah, jadi bisa agan cek aja[1].

[1] https://github.com/LizardByte/Sunshine

Kalau saya untuk meremote PC dan Laptop masih pakai yang lama yaitu, teamviewer. Mungkin karena sudah terbiasa pakai jadi saya anggap simple dan tidak butuh lama untuk membuat remote baru jika ada tambahan. Tapi kadang terkendala minta password lagi itu, semisal PC yang saya remote itu ada di kantor, dan kebetulan pas PCnya itu dalam mode sleep sehingga harus nelpon kawan kantor dulu hanya untuk membuka PC yang mau saya remote.

Berarti ga bisa login dari remote PC gitu ya gan? Ane ga terbiasa pake Teamviewer sih, cuma kalau di Parsec misalnya PCnya sleep terus agan kirim paket WOL, udah bisa langsung terdeteksi dan agan bisa langsung login dari device remote yang agan pake. Kalau install virtual desktop lebih mudah karena ga perlu nyalain monitor dst. Ane belum nyona gimana caranya nyalain PC lewat WOL lewat internet sih, cuma harusnya bisa selama konek pake LAN ke router dan fiturnya aktif di router yang kita pake.

Yups. karena terkunci tadi sehingga harus butuh orang lain untuk membukanya. Kalau untuk nyalain PC otomatis sepertinya agak sulit gan, soalnya kan koneksinya terputus juga dengan jaringan listrik dan internet. Kalau untuk perangkat elektronik lain kayak AC, TV dan Lampu paling ya dirubah socket colokannya pake colokan smart yang bisa memutuskan aliran listrik pakai wifi. Selama ini saya pakai lampu WIFI dimana saklarnya saya bikin otomatis mati/hidup dan bisa saya kontrol juga dari jarak jauh pakai smartphone.

Oalah, berarti PCnya ga boleh disleep gitu ya? Tapi kok itu katanya dalam mode sleep tapi ga bisa login? Kalau pake Micrpoft remote desktop juga harus login dulu? Sepengalaman ane kalau pake Microsoft Remote Desktop biasany loginnya langsung pada saat jendela koneksi. Kalau begitu mah emang agak percuma kalau mengaktifkan WOL. Ane kira PC di kantornya bisa standby terus untuk sewaktu-waktu agan remote, ternyata harus dinyalakan duru dari kondisi off plus ga ada koneksi internet juga. Kalau lampu pintar dst ane juga udah terbiasa, cuma koneksinya kan ke jaringan wifi lokal om, belum pernah ane nyoba nyalain lewat internet. Setting DHCP buat ngirim sinyalnya pasti ribet itu kalau bisa. Ini di rumah pake dua router ada susah kalau router satunya ga punya fitur yang mempermudah pengaturan DHCP ini.

Ya mesti di offkan dulu mode sleepnya, konsekuensinya ya PC terbuka terus tanpa ada password sehingga kemungkinan besar akan dibuka orang lain kalau ada yang iseng.

Kalau untuk lampu yang terkoneksi dengan internet, saya pakai aplikasi WIZ, sehingga dimana pun dan kapan pun saya berada bisa saya off dan on kan melalui gadget. Ya mungkin prosesnya hampir mirip-mirip kayak sampeyan pakai router tadi, tapi ini dibantu sama aplikasi di android sehingga lebih memudahkan untuk meremote.

Lebih prefer ke yang gratis dulu gan.. hehe, soalnya kan kebutuhan remote ini ane juga belum paham sepenuhnya jadi belum tau apa yang bakal ane lakukan ketika remote PC berhasil. Tetapi yang menarik adalah karena resource dari PC ane yang mungkin sedikit lebih bagus bisa tetep dimaksimalkan. Apalagi kalau bisa di remote pakai smartphone ketika PC mode sleep, mungkin ane bisa menurunkan budget untuk membeli laptop ke pilihan Chrome Book yang under 3jt seperti yang om rico sarankan. Karena bakal pure untuk ngetik saja (kalau misalkan bisa remote PC yang sleep).

Pernah pakai TeamViewer untuk remote puluhan PC orang lain sekitar tahun 2017 an, tetapi kalau ga salah itu passwordnya berubah-ubah kan ya? Kalau ga salah ada batasan waktu tertentu password yang muncul di TeamViewer berlaku lalu akan otomatis meng-generate password baru. Sejak saat itu ane belum pakai TeamVeiwer lagi, mungkin ada perbedaan untuk versi sekarang.

*Sekarang lagi install Sunshine dan cari tutorial di YouTube karena penasaran.

Kalau secara defaultnya memang akan berubah tiap jam (kalau tak salah), namun itu bisa kita seting untuk tidak berubah selamanya oleh user yang mau diremote PC-nya. TeamViewer sampai sekarang masih banyak dipakai oleh beberapa perusahaan karena bisa meremote banyak PC sekaligus, di kantor saya juga masih menggunakan yang versi berbayar, walau agak mehong dikit.

Kalau PCnya sleep mah ga bisa diremote gan, mau pake apapun juga kalau mau aktivitas ya harus di wake-up dulu PCnya. Mentok paling hemat biaya monitor saja kalau agan mau menggunakan remote PC. Kalau mau hemat lagi mungkin beli mini PC sekalian kalau targetnya buat komputer khusus ketik lewat HP, cuma kayaknya ga worth it kalau dari deskripsi yang agan paparkan. Atau kalau ga beli APU (CPU yang ada integrated graphicsnya) jadi ga membutuhkan daya GPU saat ngetik-ngetik, CMIIW. Yah pada akhirnya kan ini bukan kebutuhan awal yang agan utarakan, jadi bisa dipending dulu buat nyari tahu bener-bener butuh apa engganya.

Agan-agan di sini pernah ada yang make atau punya joystick dari Rexus? Harganya cukup miring di rentang 300 ribuan cuma ane ragu sama build qualitynya untuk jangka panjang. Mau ane pake di Macbook Air ane, jadi kemungkinan harus bisa kedeteksi via Bluetooth karena mau pake USB ga bisa, udah ane coba di DS4 ane juga ga kedeteksi. Kebetulan DS4 ane udah rusak, entah ini karena baterainya udah habis apa gimana tapi ga bisa dipake wireless. Atau mungkin ada yang tahu gimana caranya biar DS4 bisa kepake via USB di Macbook Air M1?

Rexus brand budget gan, "mending" DS4-nya di reparasi atau beli DS5 sekalian ;D
Kalo Windows sih gampang baru hype Gamesir G7 SE...

Di Youtube banyak tutorial tinggal colok USB doang bisa... Mungkin gamepadnya dicoba di PS dulu ato gmn gan, mungkin ga bisa konek USB gegara udah rusak.

Sempat ada rencana beli DS5 sih om, tapi agak ragu juga mengingat harganya bisa buat kebutuhan yang lain, apalagi game yang ane mainin rata-rata ga perlu joystick juga, cuma ada satu dua game yang perlu pake joystick biar nyaman mainnya. Ada rencana juga buat ganti baterai DS4 ane tapi ragu juga kalau harus bongkar pasang sendiri, takutnya malah bukan baterainya yang rusak. Beli brand budget ga masalah sih sebenarnya, cuma masalahnya bisa konek ke Macbook Air ane atau engga, karena ane mainnya lewat remote soalnya.

Nah kalau colok USB ke Windows emang bisa om, dan kedeteksi, cuma kalau di Macbook Air ane ga bisa, udah ane coba pake berbagai apps dan cek di list perangkat yang terhubung ke Macbook Air ane juga ga ada, sekilas ane duga emang Macbook Air M1 ga bisa konek DS4 selain lewat Bluetooth. Apa mestinya bisa ya? Sayang ane ga ada device lain buat cek.

Wah kalo ane beli gamepad logitech F310 bbrp tahun lalu aja kapok gan, analognya errornya parah. Kalau udah biasa DS atau gamepad XBOX (yang ori) berasa jauh banget kualitas brand-brand budget.

Macbook Air berarti pakai adapter buat kabel DS4 (yang micro-USB to USB-A) ya? Keknya ini yang ga compatible.
Mungkin bisa nyoba adapter USB-C model yang dipakai di sini: https://www.youtube.com/watch?v=ep_99fhau3g (sayang ga ada info merek dsb).

Wah beda jauh ya ternyata kualitasnya. Itu pemakaian berapa bulan om sampe analognya error? Iya betul om ane pakein adapter, sama ane colokin ke dongle juga pake adapter itu. Mau beli yang micro ke USB-C takutnya malah ga berguna karena emang udah ga support dari Macnya (device USB lain selain DS4 soalnya kedeteksi, walau emang ga pake micro-USB sih). Oke ntar ane cobain dah, kalau mentok paling ya balik konekin DS4 ke PC langsung kalau emang mau main game yang harus pake joystick biar nyaman kalau belum nemu masalah utamanya apaan.

Error rate dan "imaging" bawaan ga terkait usia gan, tapi emang makin busuk semakin bertambahnya usia. Misalnya punya ane;

Logitech:
https://ricsmedia.b-cdn.net/logitech.jpg
Nah yang logitech dulu waktu masih baru imagingnya kotak semua baik Analog kiri maupun kanan, yang kiri jadi makin busuk gegara usia (padahal cuma dipakai bbrp bulan), yang kanan ga pernah dipencet. Gegara analognya ga akurat, ane main game platformer kek Ori & blind forest, Hollow knight, kek bocil mati mulu ;D

Xbox:
https://ricsmedia.b-cdn.net/xbox.jpg
Yang punya xbox udah keliatan bulet imagingnya, dan errornya juga kecil. Setelah dipakai 5+ tahun pun yang analog kiri cuma nambah error dikit.
Minimal kalau mau nikmat, error dan imagingnya kek gamepad yang ini daripada setres.

Trus agan bandingin hasilnya di video review kek ini misalnya: https://youtu.be/tCxDz_gOU6s&t=280
Buat bandingin antara logitech & xbox punya ane, dan rexus ato apapun pilihan agan.

Hoo makasih om infonya. Sementara ane putuskan untuk benerin sendiri aja, mengingat masih ada stik lain yang bisa dipake kalau emang pengen ngegame pake stik. Kalau stik budget rate errornya besar dan joysticknya bermasalah kalau sering ane pake main sih agak bikin males beli juga walau warganya beda jauh sama DS4. Mengingat masih bisa konek ke PC kalau pake kabel, sepertinya memang ada masalah di baterai atau koneksi PCB ke input dayanya. Sebenarnya dulu punya stik PS2 sih nganggur, tapi entah ane lupa taruh dimana. Penasaran bisa ga konek ke Mac ane kalau pake adapter.

Btw agan-agan disini ada yang sering make Wake-on-Lan ga? Apakah pernah PC agan tiba-tiba menyala padahal ga ada kiriman paket WoL? Ane nyoba ngatasi PC yang tiba-tiba nyala sendiri dan kemungkinan besar pelakunya adalah WoL. Dimatiin bisa sih cuma jadinya ga bisa ane nyalain secara remote nantinya. Ada yang bilang bisa naruh PC di hibernate tapi tetap masih kadang ke wake-up sendiri. Anehnya setiap wake-up selalu ga mau sleep, padahal udah ane atur sleepnya aktif. Atau ini emang penyakit di Windows 11 ya?

Ane coba search google dengan keyword "hibernated pc suddenly wake up", ternyata banyak kejadian serupa ga cuma di Windows 11. Banyak sekali penyebabnya gan, dan bisa dicari penyebabnya sesuai artikel ini: https://www.pcmag.com/how-to/stop-your-computer-from-randomly-waking-up-from-sleep-mode ane baca sepertinya valid.

Betul om, kayaknya emang penyakit lama di Windows. Ane juga udah search ke berbagai situs termasuk yang om kasih di atas, dan sejauh ini masih kadang kejadian karena sebab utamanya sepertinya emang LAN ane yang kadang ngirim magic packet secara berkala. Untuk sementara ane akalin dengan cara set sleep secepat mungkin di semua power plan, dan sepertinya bekerja dengan cukup ok. Selama ga nyala 12 jam setelah ane matiin di tengah malam gamasalah sih, cuma emang lebih enak kalau ga bangun" sendiri.

Setelah kemaren menghabiskan THR untuk beli gadget peripheral PC, berikut ane review karena sudah pakai cukup lama, barangkali ada agan yang mau beli:

1. Fosi Audio K5 Pro
External DAC / sound card ini untuk mengupgrade sound card on board PC sehingga suara yang didapat bisa lebih detil dan lebih kuat untuk mentenagai headphone.
Harganya murah, ane dapat 600rb-an dan paling murah untuk DAC eksternal.
Fitur:
- mic in
- knob master vol, bass, dan treble
- Aux in untuk speaker

Apakah suara jadi lebih bagus? Ya tapi tidak terlalu signifikan. Ane bisa mendengar detil dengan lebih baik dibandingkan dengan pakai on-board sound card. Kekurangan device ini adalah tidak adanya tombol untuk memutus/mute vol speaker. Ketika headphone dicolok, speaker masih bersuara.

2. CCA Rhapsody
IEM ini punya technicality yang bagus dan IMO paling worth it untuk harga 600rb-an. Hanya saja untuk mentenagai IEM ini agak berat kalau pakai on board sound card PC (kalau dari kasus ane). Makanya ane beli device DAC di atas untuk dipadukan dengan ini. Hasilnya detil bisa keluar sama seperti kalau dicolok di smartphone. Ya kalau dipakai untuk smartphone saja agan tidak butuh DAC, ya asumsi smartphone agan juga ga burik. Ane tidak cek juga untuk laptop karena laptop ane lebih burik dari PC ane, dan tentunya tidak ada harapan...

3. Logitech G304
Wireless mouse lightspeed paling murah. Ane tidak merasakan ada lag / delay / interferensi ketika pakai ini. Udah kek pakai wired mouse sehingga bisa jadi pilihan kalau agan ingin beralih ke wireless mouse. Pakai baterai AA, yang jadi alasan kenapa ane beli ini. Kalau produk lain pakai baterai tanam, kalau jebol repot ganti baterai.

4. CIY NOVICE 68 (Board Only)
Wireless mechanical keyboard ini bisa triple connection, pakai USB-C / Bluetooth 5.0 / Wireless 2.4 GHz. Pilihan untuk pemula kalau mau rakit mechanical keyboard karena harganya murce cuma 300rb-an (board only). Pakai baterai AAA, yang jadi alasan kenapa ane beli ini (selain murce). Kalau produk lain pakai baterai tanam, kalau jebol repot ganti baterai. Kekurangan produk ini adalah ketika pakai mode wireless, masih kerasa ada lag / delay / interferensi yang jadi ane lebih sering typo ketika pakai ini dalam mode wireless. Kalau pakai mode wired aman. Meskipun demikian ane tetep pakai mode wireless kecuali kalau lagi gaming atau bikin paper yang serius.

Wah, ga beli G305 sekalian om? Ane punya ini mouse udah beberapa tahun, dulu mau beli G305 tapi ga jadi karena masih lebih mahal. Ane kira harga G305 udah turun sekarang, tapi emang G304 udah cukup oke sih. Cuma software dari Logitech aja kadang ampas banget, malah terkesan bloatware. Setelah ganti pengaturan DPI dkk biasanya ane uninstall itu software. Ga coba pake baterai AAA dengan enclosure om? Ane udah make kaya gitu dari dulu jadi mousenya juga terasa ringan banget, susah balik make baterai AA lagi karena beratnya kerasa banget bedanya.

Waktu itu ane cek di official store ga ada gan, dan tadi ane cek lagi juga ga ada barangnya. Meskipun ane lihat di review banyak yang memuja, tapi ane ga tau harganya berapa dan klo mahal ane juga ga brani angkut sih.

Klo ane DPI ane setel fix semua di 400, jadi kalo ketekem pas maen game shooter ga bikin auto ngomong jorok. Katanya pro player pakainya juga begitu, jadi ane ngikut aja ;D
Tapi ane ga uninstall juga sih soalnya ga noticeable di PC ane.

Bener gan, ane juga pakai AAA to AA converter, memang mengurangi bobot dengan signifikan. Sangat recommended!
Tapi kekurangannya ya mah-nya kecil, pakai Eneloop Pro AAA cuma bertahan 20an hari. Semoga gegera precharged ga 100% dari dus.

Kayaknya tergantung pemakaian juga ya om, cuma ane beli baterai rechargeable murahan selama ini bisa bertahan buat 15-20 harian dengan pemakaian kurang lebih 12 jam-an tiap hari. Apa mungkin ada pengaruh DPI juga ya buat konsumsi baterainya? Ane juga mengaktifkan fitur hemat daya di GHUB sebelum ane uninstall sih, gatau itu pengaruh atau engga. Cuma kalaupun ga bertahan lama ga masalah juga sih karena bisa gonta-ganti dengan gampang sejauh ini. So far memuaskan banget sih G304 buat ane, tombol klik kanan atau kiri juga belum ada masalah selama pemakaian bertahun-tahun ini.