If the question is about my personal success, then it must be based on my net worth, whether or not cryptocurrency has helped me increase my net worth. And the answer is yes, but the benefit mostly came from the campaign. I have yet to see significant benefits from my real-world work, such as increasing business revenue and stuff due to the usage of cryptocurrency. It's not yet a success in my opinion if I use this as a base of the valuation, maybe because crypto is not yet mainstream, but maybe it's because my business isn't suitable for the crypto ecosystem, hard to tell... Currently, all my revenue is from fiat transactions.
|
|
|
Saya hanya bingung mengapa para fans fanatiknya selalu membandingkan idolanya dengan idola yang lain, alih-laih menganggap bahwa idolanya lah yang lebih baik. Mungkin karena ane gak sefanatik itu ya kali bang ya, jadi gak perduli dengan hal-hal perdebatan yang terjadi, karena saya pikir Messi dan Ronaldo saja mereka bersaing dengan sehat dan tidak menjelekan satu sama lain. CMIIW
Ga ada yang ngejelekin siapa-siapa di sini gan, mungkin pertanyaannya ane bahasakan lain, begini: kalau agan cuma boleh pilih salah satu untuk dimasukkan ke tim kesebelasan agan, siapa yang agan pilih? Otomatis itu menjadi jawaban atas siapa yang lebih baik. Sejujurnya saya tidak peduli dengan statistik perbandingan mereka, seperti yang abang perlihatkan, karena bisa saja fansnya menilai secara subjektif, seperti halnya saya yang fans terhadap Ronaldo karena sikap kegigihan dan kedisiplinannya dalam melatih dirinya.
Tentu saja, Ronaldo memang bukanlah yang paling berbakat, tapi kerja kerasnya luar biasa, sehingga bisa mengungguli torehan Messi di berbagai sisi. Messi lempeng aja dari muda sudah diambil Barca Youth (tentu karena bakat) sementara itu CR7 masih di klub Sporting CP youth. Bandingkan dengan misalnya Odegaard yang dari umur 16 (IIRC) udah dibeli Madrid, CR7 tidak selempeng itu. Respek yang luar biasa atas etos kerjanya, tapi itu bukanlah jawaban pertanyaan dari: kalau cuma boleh pilih 1, pilih siapa?
|
|
|
Thread ini bertujuan untuk mengetahui apakah rekan-rekan SFI berada di kubu Ronaldo ataukah Messi. Sedikit statistik keduanya: Gelar/Penghargaan:Sumber: https://www.messivsronaldo.app/Kalau kita lihat dari jumlah torehan gol sepanjang masa, CR7 sedikit lebih unggul, sedangkan torehan assist sepanjang masa, Messi jauh lebih unggul. Kalau dari pencapaian gelar & penghargaan terlihat Ronaldo lebih banyak koleksi piala UCL, sedangkan Messi lebih dominan di liga (Spanyol tentunya). Messi ballon d'or 7x sedangkan CR7 hanya 5x. Faktor lain: - Messi di usia 36 berada di Inter Miami (MLS), sedangkan Ronaldo di usia 36 masih jadi top skorer Manchester United (EPL)! - Messi di usia 34 sudah mlempem di PSG, sedangkan Ronaldo masih menggedor di Juve. - Messi hanya nyetel di Barcelona, sedangkan Ronaldo di MU, Madrid, Juve, dan balik ke MU lagi. Argumen fans paling dominan: - Messi punya World Cup, CR7 enggak. - Messi cuma hebat gara-gara timnya hebat. Tidak terbukti dan teruji kek CR7. So, mari kita akhiri perdebatan ini dengan voting
|
|
|
Take your time to do research on coins listed on big exchanges like Coinbase, Binance, etc., these coins aren't getting anywhere so you don't have to rush (FOMO). The reason why big exchanges are like what @Xal0lex said, i.e., the liquidity. The longer you hold, the risk will be higher (and the return as well). So if you are a beginner, you might only want short-term trading. The easiest way to do research is by sorting the coins by their market cap.
|
|
|
Both pictures presented by OP are offside to me, the new rule should be used when Inzaghi was still active and he'd get the ballon dor Just use the center torso/head as the point of reference instead of the hand/leg and the old rule should be okay. RIP offside trap if this rule is implemented globally.
|
|
|
To know and understand something, you can do it without making mistakes. To be able to build and create something, you'll definitely make some mistakes along the way since it involves practical skills. The severity of the mistakes will vary depending on how complex things you want to build.
|
|
|
What's the definition of a "successful gambler" ? Those who (1) quit gambling or (2) withdraw money more than their deposit in their lifetime?
The chance of you can pull off the 2nd scenario is so slim... so successful gambler is those who quit gambling or just play for fun. Not the addicts!
|
|
|
Ya kalo baru buka memang sepi apalagi ketika traffic belum sepenuhnya pulih akibat covid dan resesi, kita tunggu saja beberapa tahun ke depan apakah masih sepi dan gak guna, apalagi setelah Tol Cisumdawu selesai. Kalau memang masih sepi berarti ada kesalahan di studi kelayakan, atau studi kelayakan sudah benar (menyatakan tidak layak) tapi tetap digas sama pemerintah. Jadi ya ini belum keliatan apakah salah tata kelola ataukah memang sedang apes saja, kemudian apakah nilai 2,6 triliun itu adalah angka yang pantas ataukah hanya digelembungkan kek Hambalang ya kita belum tau, tapi nanti pasti akan terendus.
|
|
|
apakah memang menjadi hal yang mustahil untuk mengkaji secara pasti sehingga tidak adanya penelitian kompleks yang bisa kita temukan? atau om @mu_enrico punya artikel penelitian kompleks yang om sebut itu?
- Ya kan kalo penelitian itu apa yang dibahas harus jelas terlebih dahulu, kek misalnya mendefinisikan faktor psikologis dan gimana cara skoring faktor psikologis tersebut. - Kemudian sekumpulan trader harus menjalankan tes untuk mendapatkan "skor psikologis." - Performa trader kemudian dianalisis apakah ada korelasinya dengan "skor psikologis," kemudian dilakukan regresi untuk mendapatkan R 2 berapa persen "skor psikologis" tersebut menjelaskan performa trader. Untuk kajian ini ane kira tidak ada soalnya tidak ada standar untuk menentukan apakah seseorang matang secara psikologis atau tidak, alias ga ada cara untuk mendapatkan "skor psikologis." Lain halnya dengan misalnya penelitian hubungan IQ dan penghasilan, dua-duanya bisa diukur dan database skor IQ sudah banyak dibuat, jadi gampang trackingnya. Nanti jadinya kek gini: https://sci-hub.ru/10.1016/j.intell.2007.02.003
|
|
|
Terlepas dari sigcamp dan trading yang tentunya ngasilin duit dan sangat membantu ekonomi, selain itu kripto kurang dapat dimaksimalkan. Kalau kripto sampai mainstream dan digunakan bebas di Indonesia tentunya perdagangan lintas negara akan sangat mudah. Ini yang ane harapkan tetapi belum kunjung terjadi....
Kalau mau jualan ke luar negeri itu sungguh menyebalkan karena fee transfer kawat dan paypal tinggi sekali, konon pakai wise lebih murah tapi ane sangsi bisa lebih murah dari transfer misalnya USDT TRC20 atau BUSD. Paling males ketika sudah deal lalu bicarain masalah payment, kebanyakan orang luar juga ga ngerti kripto, dan kalau dikasih via paypal/wire transfer bacot mahal terus. Ini kalok bisa via kripto udah menghilangkan migren para pelapak yg marketnya global, dan tentunya bakal berpengaruh signifikan terhadap perekonomian.
|
|
|
Caranya sektor publik yang bisa dikasihkan swasta ya kasihkan swasta saja, rampingkan kementrian-kementrian, rumahkan 90% PNS, intinya beralih dari sosialisme ke free market. Selama ini negara terlalu banyak memiliki kekuasaan di semua sektor, ya hasilnya kek begitu. Rata-rata kasus korupsi kan proyek pemerintah. Ya mirip usulan ini https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5821734/susi-gaungkan-perombakan-pns-jumlah-dipangkas-gaji-naik-3-kali-lipat untuk gaji setarakan saja dengan swasta (entah kemudian gaji naik berapa persen, tp ga sampai 3-4x harusnya). Yang bakal membantu lagi adalah dengan penggunaan teknologi untuk dokumentasi, monitoring, dan diseminasi data-data yang penting, juga teknologi akan membuat beberapa jenis pekerjaan PNS hilang, yang pada akhirnya balik ke pemangkasan PNS. Btw buat kawan-kawan yang PNS, bukannya ane ga suka ama PNS, ane lebih suka kalau jumlahnya pas tapi berkualitas kek yang Bu Susi bilang.
|
|
|
Berdasarkan POEMS dalam artikel yang mereka rilis, faktor psikologi diperkirakan berkontribusi hingga 60% dan rata-rata trader yang gagal adalah trader yang tidak mampu mengendalikan psikologinya dalam berdagang. Sama aja ini 11-12 ama bullshit yang pake persentase, itu kagak bisa diukur tanpa melalui penelitian yang kompleks, biasanya paling gampang dan umum ya pakai skala likert trus diregresi, itu pun gak valid karena ada kata-kata persepsi (pakai survey). Jatohnya paling mentok ya persepsi trader tentang faktor apa yang berpengaruh. Dalam bahasa sehari-hari jadinya faktor yang mereka pikir bakal berpengaruh. Nyatanya yang mereka (trader) pikir belum tentu bener. Lain halnya kalo dilakukan analisis psikologi & fisiologi terhadap trader-trader yang sukses, lalu apakah mereka-mereka ini adalah orang-orang yang mampu mengendalikan diri? Psikologinya matang? hmm... Yang ane paling ingat malah yang ini: https://www.cam.ac.uk/news/testosterone-levels-predict-city-traders%E2%80%99-profitabilityMakin manly, makin risk taker, malah makin opit... YOLO
|
|
|
1% candlestick atau 1% tekhnikal 99% Psikologis.
Tapi anyway, faktor psikologis emang salah satu faktor yang berpengaruh. Lalu apa keluaran (output) dari topik yang om @Ico.best buat ini? apakah om mau menyampaikan secara tersirat kalau analisis teknikal tidak terlalu perlu dan kita sebagai trader harus berpatokan kepada psikologis saja? jika iya, lalu dimana letak analisis fundamentalnya? tidak ada di pesentasenya dari 100% itu?
Kalo yang bener ya banyak faktor, ada: - fundamental - trend (teknikal) - luck - timing - insider info (terutama market kripto) - social engineering (terutama market kripto)
|
|
|
CMIIW, tapi kalau agan ingin punya dan nabung Bitcoin, instrumen ETF biasanya tidak memungkinkan hal tersebut karena yang agan beli bukanlah Bitcoin itu sendiri. Entah kalau ada yang seperti itu, tapi dari paparan ETF yang ane dapatkan sejauh ini ane tidak bisa mendapatkan aset yang ada dalam ETF yang ane beli.
Betul gan memang tidak dapat Bitcoin di wallet, sama kek gold ETF misalnya si pemilik ETF juga cuma punya saldo aja, ga dikasih emasnya. Ini klasik permasalahan "trusted 3rd party" yang dipreach ama Satoshi... kita cuma percaya aja si manajer investasi-nya amanah. Harapannya kalau sudah diawasi oleh IDX misalnya, tentunya tata kelolanya tidak seperti market offshore kek Binance dll.
|
|
|
Sip om. Kalau dipikir" aktivitas ane bisa diatasi dengan CPU kelas R5, cuma kalau mau main game sekalian record kadang terasa framedrop, entah ini karena core yang kurang banyak atau karena ada bottleneck lain.
Kalau untuk streaming/recording pasti akan ada penurunan fps gan apalagi kalau hardware masih low-mid-end. Akan tetapi ada kasus unik AMD. Frame drop kalau pakai build AMD itu sudah umum gan, orang-orang menyebutnya AMDip Ini berkaitan dengan arsitekturnya, yang auto OC tadi. Ketika proc belum dikasih kerjaan berat, katakanlah dia jalan di base clock 3.7GHz, tapi ketika muncul kerjaan berat dia akan boost clock ke 4.6Ghz. Delay ngegas inilah yang bikin frame drop apalagi kalau di game-game kompetitif. Hal ini tidak terjadi di build Intel + Nvidia. Tidak hanya di CPU, tapi GPU juga sama, terlihat di low 1%-nya GPU AMD buruk sekali kalo dibandingkan dengan Nvidia. Build AMD IMO lebih cocok untuk PC gaming single/AAA non kompetitif (casual). Kalo ngejar fps dan latency apalagi kalau mau kompetitif larinya ke tim sultan sebelah. Intel generasi terbaru apa beda jauh performanya dengan AMD om? Kalau generasi sebelumnya kan Intel menang tipis banget dengan kebutuhan daya yang lebih tinggi (afaik). Terakhir yang ane lihat video reviewnya si HU
Intel mulai dari gen-12 sudah ok gan, tetapi ya harganya masih berasa lebih mahal. Kalau ngejar menang kalah ya pakai Intel, tapi kalau ngejar price/performance ya ane cenderung lebih suka AMD dengan segala problemnya. Tergantung generasinya si, misalnya - Zen3 vs 12th gen = Zen3 kebanyakan hanya bisa sampai 3800 Mhz memori (kecuali hoki menang silicon lottery), 12th gen yang versi k (unlocked) bisa sampai 4000 Mhz+ memori di gear 1. Intel masih menang, tapi Zen3 itu jauh lebih murah kalau dihitung CPU + Mobo. Lebih baik dari sisi price/performance. - Zen4 vs 13th gen = Ambil intel aja daripada pusing dengan semua permasalahan generasi pertama AMD yang udah banyak bertebaran, kecuali agan mau troubleshoot dan buka-buka/update bios. Watt kegedean di Intel tinggal undervolt aja.
|
|
|
...hanya saja yang sekarang berada di kepala saya itu adalah bagaimana agar jasa ini nantinya tidak diakali, contohnya seperti pada kasus-kasus transaksi segitiga.
BTW, apakah om @mu_enrico punya kiat-kiat untuk menghindari transaksi segi tiga ini? tentunya tanpa harus mengorbankan privasi dalam hal harus meminta KTP atau tanda pengenal tertentu. Karena berdasarkan observasi saya, Agim itu bisa lancar jasanya selain dia famous, dia juga tidak meminta tanda pengenal.
Terkait anti penipuan segitiga, udah nyoba rekber kek: https://prantara.app/Atau metode mamang ini yang lebih merakyat: https://www.youtube.com/watch?v=y4YAHAYnv7sBanyak dia bahas penipuan di channelnya. Beliau lebih expert dibanding ane kalo menyoal teknis rekber. Kalau mengacu pada aturan money transmitter, ya memang harus KYC soalnya kan untuk memudahkan kalau ada penyelidikan dari aparat. Mungkin transaksinya bukan penipuan segitiga, tapi itu bisa aja duit hasil korupsi dsb. Tapi ya kalau transaksinya di atas $200 aja (terserah), kalau receh paling tidak catat nope kalau pakai metode group WA mang didik.
|
|
|
semua orang tahu bahwa daerah sekitar yang di tumbuhi sawit itu bakal panas namun apa bedanya dengan negara negara timur tengah sana, yang panas nya alami tanpa ada ladang sawit
Di gurun sono emang pada sudah kodratnya gundul gan, beda kalo daerah sawit di Indonesia. Itu sebelumnya hutan rimba nan lebat dan asri, yang dicukur gundul buat sawit. Ada-ada aja ah ini agan komengnya. Itu hutan yang digunduli di Indonesia, banyak flora dan fauna yang ilang, makanya isu lingkungan itu real, bukan propaganda yang bilang ga ada isu lingkungan (bullshit). Saya pikir tidak ada industri yang tidak merusak lingkungan. Selain itu hutan kita masih banyak. ... Atau mungkin kalo kita jualnya sawit mentah mereka tidak melarang, karena mereka bakal cuan dengan mengolahnya...
Gile lu ndro bilang hutan masih banyak, kalo digunduli ya abis lama-lama. Sama aja isunya mau mentah mau udah jadi minyak tetep hutannya digunduli. Cuma ya kalo diibaratkan ane nebangin pohon di rumah ane, kenapa tetangga yang sewot? Lalu bikin aturan biar ane ga nebangin pohon di rumah ane. Itu aja sih masalahnya.
|
|
|
Sepertinya Indonesia harus belajar dari Cina dalam memberantas korupsi, hukum yang berlaku di cina membuat negara tersebut menempati predikat negara dengan tingkat korupsi rendah. Perlu adanya pemimpin yang berani mengatakan "Tidak" pada korupsi, masyarakat harus cerdas dalam memilih calon pemimpin mereka supaya bisa menjadikan Indonesia negara maju, makmur dan bebas dari korupsi.
Hati-hati share berita bagus tentang China, banyak propaganda di situ. China makmur, korupsi rendah, dll, kebanyak bullshit. Korupsi di China itu parah, dengan ditutupnya akses informasi aja rankingnya masih di bawah Malaysia, dan setara dengan Cuba. https://www.transparency.org/en/cpi/2022
Kalau menurut ane, pidana korupsi cukup disita saja semua asetnya, diendus semua yang disembunyikan lalu diambil. Kalau dimatikan orangnya itu bisa jadi cara membungkam salah satu dari gerombolan koruptor agar tidak terbongkar semua anggotanya. Kasarnya cuma dijadikan tumbal. Iya kalau semua penegak hukum profesional dan itu tumbal bener-bener pelaku, kalau malah orang ga bersalah atau lawan politik yang direkayasa bagaimana? Hmmm.... kenapa berhenti di kasus korupsi kalau rekayasa bisa dilakukan dan hukuman mati bisa sesukanya dilakukan untuk kasus kriminal lain? Enak banget jadi antek pemerintah. https://www.youtube.com/watch?v=DI95-YmTTYY
|
|
|
|