Saya pernah membeli "Sesuatu" menggunakan Bitcoin , dimana si penjua juga memiliki wallet Bitcoin, saya transfer Bitcoin ke wallet si penjual sesuai dengan nilai Bitcoin yang disepakati, kemudian stelah dia menerima Bitcoin yang saya transfer dia langsung mengirimkan "Sesuatu " yang sudah saya pesan sebelumnya.
Pekerjaan Prioritas saya adalah menjadi tenaga kependidikan dan melanjutkan pendidikan saya, dan bitcoin menjadi pekerjaan prioritas nomor dua . Meskipun demikian saya memiliki target yang harus dicapai di semua pekerjaan prioritas saya. Menejemen waktu yang baik menjadi kunci keseimbangan semua pekerjaan prioritas.
Kebetulan pekerjaan sehari hari saya adalah bekerja di depan laptop, jadi ketika saya sudah menyelesaikan pekerjaan offline dan saya memiliki waktu luang saya bisa melakukan pekerjaan online saya dengan catatan tetap memilik target yang harus dicapai dan tidak mengganggu pekerjaan offline saya. Gunakanalah waktu seefektif mungkin " Time Is Money"
Sampingan, meskipun hasilnya lebih besar. karena sebelumnya saya sudah memiliki pekerjaan utama , namun ketika saya mengenal Bitcoin saya menjadikan Bitcoin sebagai iseng iseng mengisi waktu kosong, kemudian menjadi pekerjaan sampingan yang hasilnya malaj lebih besar dari pekerjaan utama saya
I prefer democracy because in this system the people are powerful in the sense of the people, by the people, and for the people themselves. So there will be no dictatorial and absolute power.
Setahu saya untuk saat ini belum ada Undang-Undang yang mengatur tentang pajak dari penghasilan bitcoin ini mungkin dikarenakan di Indonesia Bitcoin sendiri belum diakui sebagai alat tukar yang sah.