Bitcoin Forum
May 06, 2024, 08:24:39 AM *
News: Latest Bitcoin Core release: 27.0 [Torrent]
 
  Home Help Search Login Register More  
  Show Posts
Pages: [1]
1  Local / Bahasa Indonesia (Indonesian) / Trend Turun Naiknya Harga Bitcoin, Akankah Kembali Terulang ? on: February 08, 2018, 12:22:05 PM
Mengingat akhir-akhir ini ramai yang membicarakan tentang harga BTC atau altcoin yang down, bahkan hingga 50% lebih, saya rasa hal ini wajar karena selain gara-gara ada beberapa negara yang masih enggan menerima kehadiran cryptocurrency, trend seperti ini hampir terjadi tiap tahun. Teman-teman yang pemain lama pasti tahu betul hal itu.

Berikut saya berikan gambaran trend harga Bitcoin dari tahun ke tahun :


Iya gan seperti data yang saya cantumkan dibawah ini,pada akhirnya BITCOIN akan tetap melewati ATHnya lagi pada akhir taun

Penurunan :
Turun - 94% June-November 2011 dari $32 ke $2
Turun - 36% June 2012 dari $7 ke $4
Turun - 79% April 2013 dari $266 ke $54
Turun - 87% dari $1166 to $170 Nov 2013 ke Jan 2014
Turun - 49% Feb 2014
Turun - 40% Sept 2017 dari $5k ke $2972
Turun - 55% Jan 2018 dari $19000 ke $6300

Kenaikan:
Naik 250%  + November 2011 dari $2 naik ke $7 pada Juni 2012
Naik 6500% + Juni 2012 dari $4 naik ke $266 pada April 2013
Naik 2050% + April 2013 dari $54 naik ke $1.166 pada November 2013
Naik 2830% + Januari 2015 dari $170 naik ke $5.000 pada sept 2017
naik 6300% + Sept 2017 dari $2972 naik ke $19000 pada Januari 2018

Dari quote di atas kita dapat melihat, bahwa setiap tahunnya Bitcoin akan mengalami penurunan harga yang cukup besar, biasanya terjadi di akhir tahun hingga awal tahun baru berikutnya. Penurunan terbesar terjadi di tahun 2013/2014 sebesar 87%.

Tapi setelah itu, harga Bitcoin akan meningkat hingga lebih dari 200%, dengan peningkatan terbesar di tahun 2017 sebesar 6300% atau 63x lipat dari harga di awal tahunnya. Jadi saya ( teman-teman juga ) untuk tetap optimis dan jangan panic sell. Hold koin hingga mencapai harga yang pantas. Dan sekarang adalah saat yang tepat bagi yang ingin berinvestasi di cryptocurrency karena harga nya sedang berada di titik terendah.

Bagaimana menurut teman-teman disini ?
2  Local / Bahasa Indonesia (Indonesian) / Cara Upload Gambar Ke Post on: February 03, 2018, 02:38:58 AM
Gan ane mau nanya gimana sih cara upload gambar ke post kita ? maksudnya di antara script link apa yang kita isi ? dan bagaimana caranya ?
3  Local / Bahasa Indonesia (Indonesian) / Mari Mengenal Blockchain Lebih Dalam ( Pengertian, Mekanisme, Manfaat ) on: February 03, 2018, 02:28:23 AM
Sejak awal tahun 2000-an, kita mengenal berbagai platform pembayaran digital, salah satu yang paling populer hingga saat ini adalah Paypal. Pada dasarnya, platform pembayaran digital seperti PayPal adalah perantara antara dua pihak yang akan melakukan transaksi.

Perantara ini bertindak sebagai pihak yang dipercaya (trusted party) oleh kedua pihak untuk melakukan verifikasi atas transaksi, kemudian melakukan pencatatan dan terakhir memindahkan dana dari pihak pertama ke pihak kedua.

Platform pembayaran digital semacam PayPal ini sebetulnya mirip dengan penyelenggara transaksi ATM antarbank, seperti ATM Bersama, Prima, Link, Cirrus, Alto, atau Maestro.

Blockchain dan Cryptocurrency

Sampai di tahun 2009, satu sosok misterius yang menggunakan nama Satoshi Nakamoto, meluncurkan sebuah platform pembayaran digital dengan nama 'Bitcoin'. Ada setidaknya dua hal mendasar yang membedakan Bitcoin ini dari platform pembayaran digital tradisional seperti PayPal.

Pertama, Paypal dan sejenisnya hanyalah perantara untuk transaksi elektronik menggunakan mata uang yang biasa digunakan sehari-hari. Seperti juga transaksi internasional lainnya, standar mata uang yang umumnya diterima oleh platform transaksi digital adalah mata uang US Dollar.

Sementara Bitcoin ini merupakan sebuah 'mata uang' tersendiri dalam bentuk digital, yang berada di luar sistem mata uang yang diakui dan diatur oleh bank sentral dunia. Dia memiliki nilai yang fluktuatif. Saat ini nilai 1 Bitcoin setara dengan USD 2.490. Untuk memiliki Bitcoin bisa dilakukan dengan tiga cara: membeli, mendapatkan sebagai bayaran, atau melakukan 'penambangan' atau 'mining'.

Tentu saja penambangan disini tidak seperti kita mengeruk bumi untuk menambang emas. Penambangan untuk mendapatkan Bitcoin dilakukan dengan menjalankan serangkaian algoritma untuk memecahkan sebuah kunci yang digunakan untuk verifikasi sebuah transaksi.

Kedua, transaksi Bitcoin tidak memerlukan pihak ketiga layaknya Paypal, ATM Bersama dan lainnya itu. Untuk menggantikan pihak ketiga, transaksi Bitcoin diverifikasi dan dicatat dalam sebuah sistem terdistribusi yang terenkripsi untuk menjamin keamanannya. Sistem terdistribusi ini disebut dengan 'Blockchain', yang akan dijelaskan berikutnya.

Karena sifatnya yang open source, platform Blockchain ini akhirnya dikembangkan oleh banyak pihak untuk memunculkan berbagai cryptocurrency selain Bitcoin. Salah satu yang terbesar selain Bitcoin adalah Ethereum. Saat ini kedua cryptocurrency tersebut memiliki kapitalisasi pasar mendekati angka USD 70 miliar.

Mekanisme Kerja Blockchain

Dalam sistem keuangan, untuk menjamin tidak ada uang yang hilang, maka semua transaksi perpindahan uang dicatat dalam sebuah buku besar (general ledger).

Setiap institusi keuangan pasti memiliki buku besar yang akan memastikan bahwa jumlah uang keluar masuk tercatat dengan benar. Dalam platform pembayaran digital, seperti paypal, yang melibatkan sejumlah institusi keuangan berbeda, maka sang perantaralah yang bertanggungjawab untuk mencatat setiap transaksi yang dilewatkan.

Dengan sistem ini, maka hanya ada 'satu' buku besar yang dikelola oleh penyedia platform, sebagai rujukan tunggal oleh pihak-pihak yang bertransaksi. Hal ini selain menjadi kekuatan, juga menjadi 'single point of failure'. Jika ada peretas yang berhasil mendapatkan akses terhadap buku besar yang dikelola oleh trusted party ini, maka dia bisa saja memodifikasi isinya.

Blockchain menghilangkan perantara yang sekaligus juga single point of failure ini, dengan mendistribusikan buku besar pencatat transaksi ke dalam jaringan komputer yang terlibat, dimana semua buku besar itu sifatnya identik.

Semua transaksi yang terjadi, harus diumumkan untuk diverifikasi oleh seluruh komputer pemegang buku besar itu sebelum dinyatakan sah. Transaksi yang sudah diverifikasi, diletakkan dalam blok-blok terenkripsi, yang 'dirantai' secara permanen dengan blok transaksi sebelum dan sesudahnya. Itu kenapa platform ini disebut dengan Blockchain.

Secara sederhana mekanisme transaksi dalam blockchain dapat diilustrasikan pada gambar berikut ini.


Dengan sistem pencatatan transaksi yang demikian, terdistribusi dan terikat dalam rantai blok yang terenkripsi, membuat platform ini sangat aman. Dibutuhkan kemampuan yang luar biasa, untuk bisa meretas sistem ini.

Hambatan pertama ada pada blok transaksi yang terenkripsi. Untuk bisa meretas satu transaksi, berarti harus juga meretas blok transaksi sebelum dan sesudahnya. Itu artinya sama saja dia harus bisa meretas seluruh blok transaksi yang pernah tercatat, karena semuanya terkait satu dengan lainnya.

Kedua, dengan sistem pencatatan transaksi yang terdistribusi secara identik pada entah berapa banyak server di dunia ini, maka kalaupun bisa menaklukkan satu salinan blockchain, seorang peretas harus bisa juga mendapatkan verifikasi dari server penyedia salinan blockchain lainnya.

Karena itu platform blockchain ini memberikan tingkat keamanan yang luar biasa tinggi hingga ke level hampir mustahil diretas. Tapi disisi lain, semakin banyak transaksi yang terjadi, akan membutuhkan kemamuan dan sumberdaya komputasi yang semakin besar pula. Meskipun hal itu sudah disiasati oleh Satoshi Nakamoto dengan membuatnya sebagai sebuah sistem terdistribusi.

Potensi Pemanfaatan Blockchain


Industri paling pertama terkena dampak dari revolusi yang dihadirkan oleh Blockchain dan Cryptocurrency jelas adalah industri finansial. Karena pada dasarnya industri finansial adalah sebuah pihak ketiga/perantara raksasa yang kita percaya untuk mencatat dan memindahkan uang yang kita miliki.

Dengan blockchain yang menghilangkan perantara, akan memberikan kekuasaan lebih besar kepada para pemilik uang dalam melakukan transaksi. Pendapatan institusi finansial yang sebagian besar berasal dari fee transaksi akan sangat terancam.

Karena itu bank sentral di seluruh dunia menyikapi kehadiran cryptocurrency ini dengan sangat hati-hati. Baru sebagian negara di Amerika, Eropa Barat dan Australia yang sudah melegalkan transaksi cryptocurrency ini.

Beberapa negara seperti Singapura dan Thailand masih mengharamkan. Tapi sebagian besar negara di dunia ini, termasuk Indonesia masih belum mengeluarkan sikap resmi, masih wait and see

Meskipun demikian, industri finansial sepertinya sadar bahwa Blockchain adalah platform yang tidak bisa dipandang sebelah mata, dan sebagian mulai melakukan riset untuk pemanfaatannya. Baru-baru ini, IBM merilis platform blockchain yang akan digunakan oleh tujuh bank terbesar di Eropa Barat.

Yang jelas potensi pemanfaatan mekanisme blockchain ini sangat luas. Blockchain bisa digunakan oleh dua atau lebih pihak-pihak yang 'saling tidak percaya' untuk melakukan transaksi, tanpa ada nya pihak ketiga yang harus dipercaya, dan tentu saja dibayar sebagai penjamin transaksi.

Pengelolaan kontrak-kontrak legal contohnya, sangat mungkin nantinya di kelola secara elektronik dengan platform ini, untuk mengurangi fungsi notariat. Identifikasi digital juga sangat mungkin dikelola secara aman dengan platform blockchain ini. Dan jika dikombinasikan dengan machine learning/artificial intelligence tentu platform ini akan menjadi sebuah revolusi yang sangat dahsyat bagi kehidupan digital kita ini.

Mari kita tunggu 5-10 tahun ke depan untuk melihat bentuk-bentuk lebih luas dari pemanfaatan dari blockchain ini, yang saya yakin akan menjadi ubiquity platform untuk transaksi elektronik di masa depan.

Sumber : https://inet.detik.com/cyberlife/d-3547484/mengenal-blockchain-platform-transaksi-elektronik-masa-depan ( dengan beberapa perubahan yang diperlukan )
4  Alternate cryptocurrencies / Altcoin Discussion / Blockchain Platforms: One Chain to rule them all? on: February 03, 2018, 02:20:14 AM
2017 was the year that blockchain made its way into the mainstream’s consciousness. To the outside world, today’s hot topics are “is Bitcoin a bubble”, and “where can I get Ripple?” But people are missing the point. They’re missing the fundamental question that we should all be asking. I don’t believe that today’s focus should revolve around whether or not Bitcoin will still be around a few years from now. A more intriguing question is: “how will blockchain really change the world?” And even that question fails to consider whether the blockchains we have today can actually support these world changing applications. 2018 is set to be a defining year for Blockchain, with many projects set to release a working product or application, and a likely flood of newly converted institutional money. However, this exponentially growing market will continue to strongly highlight whether Blockchains can or could support a decentralised world.

In this piece, we’ll cover a handful of concepts and ideas and go into some technical aspects. I’ll try not to delve too deep into individual concepts, so feel free to research further any of the topics we cover.

The evolution of blockchain & blockchain 2.0

Bitcoin was the first. It was exciting. Revolutionary. It was Steve Jobs in his basement, Neil Armstrong walking on the moon, the caveman harnessing fire. It was the first digitally scarce asset. It solved issues that had plagued developers for years. It is the foundation of this entirely new class of assets. However, just like most new, revolutionary developments, its tech is limited and focused solely on transactions. It’s like trying to develop a modern day application on Windows ’98. Not going to happen. Bitcoin currently is ONLY good as a store of value. And unless drastic scaling measures are taken, that won’t change.

If Bitcoin laid down the blueprints, Ethereum built the house. That house is the smart contract. Smart contracts (digital contracts) have opened up blockchain to a whole new world of possibility and development. Implementing smart contracts has given us the chance to revolutionise our world, cutting out middlemen, and allowing for trust in our digital world. Ethereum is the platform upon which dApps are developed, and the inception of dApps (and in turn ERC20 tokens) has birthed a new economy. Today, Ethereum hosts nearly 85% of all worthwhile projects, and uses its customisable blockchain as their foundation.

Ethereum has been very successful at assembling the industry’s most talented players. Vitalik and the Ethereum community pioneered the future of blockchain application. But with its first-mover advantage comes a few serious challenges. Take the “game-changing” technology of 2002’s Sidekick cellular phone. At the time, no teenager would’ve been caught dead without one of these in their pockets. Who would’ve thought that the first touchscreen would turn the Sidekick into a museum artifact. Not to say that Ethereum already belongs in the museum, but remember, a pack of digital cats repeatedly brought Ethereum to its knees.

Source : https://hackernoon.com/blockchain-platforms-one-chain-to-rule-them-all-f3f7dda84bae
5  Local / Bahasa Indonesia (Indonesian) / Januari 2018, Mimpi buruk bagi investor Cryptocurrency on: February 02, 2018, 08:06:39 AM
Sepanjang Januari tahun ini menjadi masa yang sulit bagi kebanyakan investor yang bermain di mata uang digital Bitcoin.

Pada awal Januari 2018, 1 BTC memiliki nilai hampir USD 15.000 (Rp 201 juta). Kemudian, pada akhir bulan tersebut, nilai dari salah satu cryptocurreny terbesar ini bahkan sempat jatuh hingga berada di kisaran USD 8.810 (Rp 118 juta).

Meskipun sempat pulih hingga berada di USD 10.142 (Rp 136 juta), namun kesialan Bitcoin masih berlanjut hingga ke awal Februari. Mata uang digital ini sempat kembali mengalami kemerosotan yang memaksa 1 BTC bernilai USD 8.568 (Rp 115,1 juta).

Angka tersebut pun menjadi yang terburuk sejak 25 November 2017, yang pada saat itu Bitcoin sempat menyentuh angka USD 8.561 (Rp 115 juta). Kini, nilai Bitcoin sendiri berada di kisaran 8.900 (Rp 119 juta), berdasarkan data dari CoinDesk.

Merosotnya harga Bitcoin ini diperkirakan disebabkan oleh regulasi baru yang diterapkan oleh pemerintah Korea Selatan terkait dengan pelarangan cryptocurrency di Negeri Ginseng tersebut.

Meskipun begitu, Menteri Keuangan Korea Selatan Kim Dong-yeon membantah hal tersebut dengan mengatakan bahwa pemerintah setempat hanya mengatur perdagangannya saja.

Tidak hanya Korea Selatan, Filipina dan Jepang pun baru-baru ini diketahui tengah menggodok kebijakan untuk memperketat aturan main cryptocurrency di negara masing-masing.

Selain itu, kebijakan jejaring sosial Facebook untuk menjatuhi hukuman terhadap iklan yang memiliki keterkaitan dengan mata uang digital pun juga turut dianggap berperan dalam penurunan nilai Bitcoin.

Ditambah, meningkatnya popularitas dari cryptocurrency lain seperti Ethereum dan Ripple yang menarik orang-orang untuk berinvestasi di situ juga menjadi salah satu penyebab menurunnya nilai Bitcoin, sebagaimana dikatakan oleh Nicholas Colas, co-founder dari DataTrek Research.

Terkait hal tersebut, Jim Smigiel, Chief Investment Officer - Non Traditional Strategies dari SEI Investments, mengakui bahwa Bitcoin dan cryptocurrency lain memang sebuah bentuk investasi yang membuat jantung berdebar-debar.

"Sebuah siklus selama 24 jam dari cryptocurrency bisa dikatakan dapat menguras sistem saraf orang-orang yang bermain di dalamnya," ujarnya, seperti detikINET kutip dari CNBC, Jumat (2/2/2018).

Ia juga mengatakan bahwa bentuk investasi spekulatif lain seperti penanaman modal tidak mengharuskan investor untuk mengecek ponselnya tiap lima menit. Sedangkan saat bermain cryptocurrency, para pemain bisa jadi akan memeriksa perubahan nilainya tiap menit.

"Melihat sesuatu yang memiliki tingkat fluktuasi yang sangat tinggi sepanjang waktu memang sangat tidak kondusif terhadap kesehatan mental para investor," pungkas Smigiel.

Source : https://inet.detik.com/cyberlife/d-3846341/januari-2018-jadi-mimpi-buruk-buat-investor-bitcoin

Bagaimana pendapat agan-agan yang disini ?
6  Local / Bahasa Indonesia (Indonesian) / Pandangan Yang Salah Tentang Bitcoin ( Bagi Pemula ) on: February 02, 2018, 07:38:13 AM
Banyak sekali pemikiran dan pandangan yang salah kaprah tentang Bitcoin. Terutama mereka yang baru terjun ke dunia Crypto atau masih mendengar Bitcoin bukan mempelajarinya. Bitcoin jelas bukan mata uang yang akan menggantikan mata uang suatu negara. Bitcoin juga jelas bukan bisnis yg menjanjikan profit harian sekian persen. Bitcoin juga bukan ponzi scheme, krn hrg bitcoin 100% ditentukan oleh supply dan demand dipasar.

Lalu apakah Bitcoin itu?
Bitcoin adalah barang digital atau digital asset yang memiliki nilai atau value. Karena memiliki nilai itulah maka Bitcoin bisa ditukarkan dgn barang apa saja. Misalkan apakah bisa saya menukarkan jam Rolex dgn sebuah mobil Mercedes? Bisa saja asalkan nilainya sama.

Lalu ide dasar inilah yg diadopsi oleh Bitcoin, bagaimana bisa melakukan transaksi tukar menukar ini secara digital melalui media internet dan aman? Akhirnya terciptalah teknologi yang disebut blockchain. Dimana data dienkripsi sedemikian rupa dengan metode dan algoritma sehingga tdk bisa dimanipulasi dan dihack oleh pihak lain. Teknologi enkripsi yg aman selalu ada private key dan public key agar hanya penerima dan pengirim saja yg bisa membuka paket data ini.

Lalu bagaimana kalau data ini disadap dan diganti oleh hacker? Disitulah ada hash yg biasa disebut dalam dunia enkripsi sebagai digital signature. Jadi kalau ada 1 bit informasi yg berubah saja maka hashnya pasti akan berubah dan akan ketahuan kalau data itu telah disadap atau dimanipulasi oleh hacker.

Lalu apakah transaksi bitcoin itu aman? Jawabnya Absolutely very very safe.

Silahkan berikan pendapat agan-agan disini.
Pages: [1]
Powered by MySQL Powered by PHP Powered by SMF 1.1.19 | SMF © 2006-2009, Simple Machines Valid XHTML 1.0! Valid CSS!