Ketua MPR kita, Bambang Soesatyo (BamSoet) cukup friendly terhadap pertumbuhan crypto di Indonesia dengan mendukung proyek
wallet crypto di Indonesia, namun dari sisi politik dia ini agak melenceng dari garis reformasi yang digagas oleh anak bangsa. Beberapa waktu lalu dia mewacanakan untuk memberikan
gelar pahlawan nasional kepada mantan presiden soeharto, padahal kita tahu sendiri bagaimana pak harto ini memberikan borok yang kronis (korupsi) pada generasi-generasi selanjutnya. Bamsoet dan pimpinan MPR lainnya juga mencabut Tap MPR no 11 tahun 1998 tentang KKN karena menurut dia yang bersangkutan sudah meninggal dan kasusnya yang sudah tidak relevan lagi dengan keadaan sekarang.
Belum lagi kasus ketua Kadin, padahal AD/ART Kadin masih menunjuk Arsyad Rasyid sebagai ketuanya sampai tahun 2026, eh malah ada munaslub ilegal (yang menunjuk anidya bakrie sebagai ketua kadin baru) yang didatangi juga oleh BamSoet padahal tidak sesuai dengan AD/ART kadin itu sendiri. Ini bagaimana bangsa mau maju kalau pemimpinnya sendiri jadi "preman" berdasi, sedangkan ada organisasi lain yang mengadakan munaslub tapi dianulir, Tapi kadin dipaksakan legal oleh mereka yang pegang kekuasaan.
sungguh ironis, entah mau jadi apa bangsa kita ini ke depan jika pemimpinnya malah tambah gila kekuasaan, ane kadang malu mengakui negara kita ini karena pemimpinnya pada busuk semua.
Memang sangat aneh pejabat-pejabat di negeri ini di masa akhir jabatan bukan nya menjadi pribadi yang lebih baik di akhir masa jabatan malah justru sebaliknya tidak hanya Ketua MPR tapi juga presiden. Begal membegal antar orang berdasi seperti sudah menjadi hal lumrah di negeri ini, begal partai, begal Kadin dan masih banyak yang lain yang begal hanya untuk memperpanjang kekuasan atau mengamankan kekuasaan setelah menjabat.
Saya malah melihat semenjak Presiden Jokowi berkuasa semua aturan sepertinya dengan gampang di labrak untuk kepentingan pribadi, para pejabat tersebut saat bebricara di depan media selalu membawa seolah-olah demi kepentingan rakyat, entah rakyat yang mana. Kenyataannya semua demi kepentingan kelompok maupun partai. Saya berharap setelah pelantikan presiden baru pada 20 oktober nanti Indonesia bisa lebih baik dan para pejabat juga lebih baik lagi dalam membangun Indonesia yang lebih maju.
Kalau masalah Pahlawan menurut saya tidak blunder. Manusia tidak ada yang sempurna pa Harto mungkin punya salah tapi beliau juga banyak jasa untuk negara Indonesia, ini tidak bisa di pungkiri. Malah kalau berbicara KKN, KKN di masa reformasi lebih parah dari pada orde baru kalau dulu hanya kalanagn pejabat tapi kalau sekarang Korupsi dari atas sampai ke desa-desa, itu kata pak Mahpud MD.
Kalau menurut saya tiga mantan presiden sperti Soekarno, Soeharto, Gusdur memang layak menjadi pahlawan nasional ini bisa liat dari jasa jasanya terhadap bangsa Indonesia. Soeharto di kenal dengan bapak pembangunan, Soekarno bapak proklamasi dan Gusdur bapak reformasi.