Kerja trading itu jauh lebih nyaman kalau tanpa pressure (tekanan). Ini juga bikin kita mengambil keputusan dengan pikiran tenang tanpa terburu-buru. Beda hal ketika kita kerjad di institusi dengan segala tuntutannya. Sudah pasti akan ada tuntutan untuk nominal profit dan jangka waktu tertentu untuk target profit. Kondisi seperti ini kurang lebih sama seperti trading dengan uang hasil pinjaman yang ada bunga pinjaman dan deadline waktu pengembaliannya. Kalau saya pribadi, saya menghindari kerja dibawah tekanan/tuntutan untuk bidang crypto yang punya resiko tinggi dan kadang tidak terprediksi. Seperti yang agan bilang kalau trader itu lebih suka kebebasan karena impian kita sebenarnya memang untuk financial freedom. Kalau mau kerja di instansi, pastinya kita tidak akan milih profesi trader tapi fokus nyari kerja PNS sejak awal.
Tekanan bisa memberikan efek buruk di dalam trading karena kita tidak akan fokus dan bahkan sulit untuk di siplin. Untuk persoalan profil mungkin kita bisa mengatur dengan nilai yang sebanding dengan modal yang di gunakan mungkin seperti 1:2 itu tergantung pada konsep seseorang karena yang paling penting adalah bicara realitis. Jangan juga modal 1.000.000 menginginkan keuntungan 5.000.000 dalam satu kali trading karena menurut saya itu terlalu berlebihan meskipun ada sebagian kecil orang yang berhasil melakukannya. Tujuan akhir dari apapun yang kita lakukan adalah kebebasan finansial namun terkadang orang tidak berbicara realistis dan terlalu memaksa diri sehingga kebanyakan trader gagal.
Betul, kalau sudah pro seharusnya sudah punya pola tertentu. Plus punya manajemen resiko dan manajemen keuangan sendiri. Untuk yang masih level pemula, wajar kalau belum punya hal-hal ini karena mereka belum punya dasar ilmunya.
Jika tidak ada plen di dalam trading maka itu dapat dikatakan belum pro atau bahkan sedang berupaya untuk menemukan strategi yang cocok dalam trading. Dalam kondisi seperti ini kita sering kehilangan dibandingkan dengan keuntungan karena tidak memiliki tujuan pasti dalam penerapan strategi.
Kalau menurut saya, malah menentukan exit yang lebih sulit. Untuk entry sebenarnya dipatok saat ada koreksi atau dump. Tapi dengan catatan analisa dulu potensi market setelahnya. Sedangkan untuk menentukan exit, kita tidak pernah tau harga terbaiknya di rate berapa. Itu mutlak cuman hitung-hitungan saja dengan metode tertentu. Walaupun pada akhirnya tetap tidak ada yang pasti sampe rate berapa ketika harga naik.
Kalau seperti saya yang tidak memiliki pengalaman yang begitu bagus di trading maka untuk keduanya di nilai sulit dalam pengambilan keputusan. Tetapi terkadang ada benarnya karena kita sulit menentukan tutup posisi yang sudah menguntungkan karena kita berfikir bisa mencapai keuntungan yang jauh lebih besar lagi dan pada akhirnya kita selalu menahan floating karena terkadang kita sulit menentukan unrealized.
