keziakusayang
|
|
March 01, 2018, 03:58:57 PM |
|
tentu gan untuk belajar bitcoin harus ada pendidikan, misalnya tau sedikit banyak tentang mengoperasikan pc ataupun mengerti sedikitnya tentang dunia teknologi. sangat sulit untuk mengajarkan tentang dunia bitcoin oada seseorang yang gaptek.
|
|
|
|
CageMabok
|
|
March 01, 2018, 04:27:49 PM |
|
Bitcoin ini bukan kuliahan gan yang cuma menerima orang yang berpendidikan,orang yang mau belajar bitcoin tidak perlu yang punya pendidikan yang penting bisa baca tulis dan punya keinginan untuk belajar dan merintis penghasilan didalam bitcoin,di kota gua banyak yang belajar bitcoin rata-rata yang putus sekolah
|
|
|
|
Reydom
Member
Offline
Activity: 448
Merit: 15
|
|
March 01, 2018, 04:46:35 PM |
|
Tentu tidak bisa di bedakan dan diberi batasan bagi siapa yang bisa berkecimpung pada Bitcoin. Bitcoin dan cryptocurrency tidaklah sebagai ladang bagi mereka yang berpendidikan tinggi saja, tapi semua orang yang mampu dan cakap bisa bergabung. Malahan kalaupun tidak bisa sama sekali ada juga yang mau mengajarkan.
|
|
|
|
TRONTON
|
|
March 01, 2018, 06:52:11 PM |
|
Jelas gan untuk masuk ke dalam dunia Crypto harus orang yang berpendidikan atau bisa saja orang yang mempunyai SDM yang baik meski mereka tidak berpendidikan , karena di sini kan kita masuk dalam era teknologi tentunya membutuhkan pemikiran yang pintar itu umumnya namun untuk bergabung dalam dunia Crypto memang semua orang bisa masuk asalkan ada keinginan yang besar.
|
|
|
|
darahjuang
Member
Offline
Activity: 252
Merit: 10
|
|
March 01, 2018, 08:54:14 PM |
|
Ane kira tidak ada batasan untuk siapa saja di benarkan bitcoin tidak mesti berpendidikan mapan atau orang perkotaan akan tetapi untuk jadi bitcoiner harus orang yang mengerti tentang dunia keuangan atau mata uang criptocurensi sudah cukup .
Iya benar sekali agan semua kalangan masuk baik kaum terpelajar maupun masyarakat biasa dia tidak akan skak dari sebuah sttus hidup siapa yang mau mencobanya selahkan saja agan asal ada kemmpuanya dan tergantung dri skil kita dimana kalau mang mau di dunia investasi ya selakan di investasi kalau mau sebagai penambang ya selahkan saja menambang btc atau altcoinlainya tergantung selwra saja sekarang.
|
|
|
|
asrinur
Full Member
Offline
Activity: 671
Merit: 104
Buzz App - Spin wheel, farm rewards
|
|
March 01, 2018, 10:18:45 PM |
|
Pada dasarnya setiap orang membutuhkan ideologi agar dirinya dapat lebih terarah dalam melakukan sesuatu dalam kehidupan. Itulah mengapa ideologi pasti ada dan mengakar di setiap sudut masyarakat. Namun yang jadi masalah adalah bagaimana seseorang memilih ideologi mereka, apakah akan memilih yang bermanfaat untuk dirinya, atau untuk kepentingan masyarakat. Termasuk dalam pandangan terhadap bitcoin.
|
|
|
|
TRan7
Member
Offline
Activity: 134
Merit: 10
|
|
March 02, 2018, 02:50:32 AM |
|
Kalau menurut saya gan, untuk kita mencari bitcoin, tidak mesti orang yang berpendidikan tinggi, karna semua orang bisa menggunakan, Yang penting kita harus rajin membaca dan teliti tentang proses transfer dan trading, agar jangan ada kesalahan,
|
|
|
|
Haji Rambo
Jr. Member
Offline
Activity: 322
Merit: 1
|
|
March 02, 2018, 03:09:55 AM |
|
Berpendidikan tinggi sangat di butuhkan. ane terusterang aja kalau memang tidak berpendidikan .sangat sulit di forum ini..bitcoint ini harus di dukung oleh wawasan memadai seperti ilmu ekonomi yg luas mengerti apa itu kripto kalau hanya ingin coba coba saja ane yakin untuk memperbaiki pringkat saja susah apalagi untuk mendapat kan hasilnya nya..pelajarilah ..ediologinya haru wajib.. rajin membaca.
|
Junior Member [code MAINCOIN MONEY DIGITAL COIN NEW GENERATION[/u (https://goo.gl/5senP6)
|
|
|
ajomanih
|
|
March 02, 2018, 04:09:46 AM |
|
Saya belum melihat adanya hubungan antara ideologi yang agan sebutkan dengan Bitcoin. Karena sejauh yang saya tahu bitcoin tidak membatasi orang-orang yang harus terjun ke sana adalah orang dengan pendidikan tinggi. Mungkin itu hanya pemahaman ornag-orang di sekitar agan.
benar gan, saya setuju dengan pendapat agan, menurut saya bitcion itu tidak memandang latar belakang pendidikan gan, semua orang bisa saja terjun ke bitcoin asalkan mereka tau tantang internet dan teknologi gan, jadi sama dengan agan saya juga belum melihat hubungannya dengan idiologi yang diatas gan.
|
|
|
|
Jagamalam
Jr. Member
Offline
Activity: 247
Merit: 1
|
|
March 02, 2018, 05:18:47 AM |
|
Memang pendidikan sekolah penting gan, tapi tidak mesti orang yang berpendidikan sekolah yang bisa menjalankan bitcoin, karena bitcoin tidak memerlukan ijazah atau pun titel untuk bisa menjalankan bitcoin gan, yang penting orang tersebut berpengetahuan tinggi dalam perkembangan teknologi gan.
|
TowerBee.io | PLATFORM UNTUK SETIAP HARI BISNIS ▬▬▬▬▬▬▬ ICO> di bursa kami TowerX ▬▬▬▬▬▬▬ [/ center]
|
|
|
Yosimiko
Newbie
Offline
Activity: 224
Merit: 0
|
|
March 02, 2018, 05:45:06 AM |
|
tidak harus berpendidikan tinggi untuk mengenal sebuah cryptocurrency, yang penting orang tersebut bisa atau mengerti untuk mengoperasikan sebuah komputer atau handphone, jadi tidak ada salahnya kita untuk mengajarkan/mengenalkan bitcoin kepada mereka, apalagi mereka yang kita ajarin dari kalangan bawah ini bisa membantu perokonomian untuk menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya, asalkan orang yang kita ajarin ini bener-bener serius untuk menjalani apa yang di ajarkan sama kita.
|
|
|
|
katuhakuh
Jr. Member
Offline
Activity: 322
Merit: 2
|
|
March 02, 2018, 05:45:36 AM |
|
Kalau menurut saya kalau dalam dunia digital gak mesti orang pendidikan saja, asalkan kita mau belajar dan yakin dalam menggunakan suatu perkerjaan yang kita jalan kan dalam dunia digital ini yang sedang berkembang dalam kalangan masyarakat luas.
|
|
|
|
Leomessy10
Member
Offline
Activity: 350
Merit: 10
|
|
March 02, 2018, 06:10:26 AM |
|
Menurut ane bagi kita untuk memahami dunia bitcoin ini dan bagi seseorang nggak seharusnya berpendidikan yang bagus bila mau gabung dengan bitcoin ini untuk sukses,yang di perlukan hanya tingkat kengkasan dan semangat atau keseriusan agar memahami bitcoin ini gan.
|
|
|
|
TaufiqPD
Jr. Member
Offline
Activity: 336
Merit: 2
|
|
March 02, 2018, 07:11:46 AM |
|
Menurut ane bagi kita untuk memahami dunia bitcoin ini dan bagi seseorang nggak seharusnya berpendidikan yang bagus bila mau gabung dengan bitcoin ini untuk sukses,yang di perlukan hanya tingkat kengkasan dan semangat atau keseriusan agar memahami bitcoin ini gan.
Ya gan saya sangat setuju jadi menurut saya untuk menjadi seorang bitcoiner tidak perlu status pendidikan tertentu, bitcoiner itu seorang praktisi jadi untuk menjadi seorang bitcoiner orang yang mau berkerja yang giat, tangkas cerdas dan bertanggung jawab sudah memenuhi unsur standard seorang bitcoiner.
|
IRONX THE BEST IN TRADING | THE BEST IN CRYPTO Fully Regulated
|
|
|
dxgam
|
|
March 02, 2018, 07:29:31 AM |
|
menurut saya bergabung di bitcoin tidak ada batasan gan tidak mesti harus bersekolah, asalkan mau belajar dan terus berusaha pasti akan mencapai kesuksesan di bitcoin gan, bahkan banyak orang yang sukses di bitcoin yang tidak berstatus pendidikan seperti kawan saya
|
|
|
|
dxgam
|
|
March 02, 2018, 07:36:23 AM |
|
tidak harus orang yang berpendidikan gan. yang penting orang tersebut memiliki penalaran yang baik terhadap forum ini dan tentunya niat atau semangat untuk bisa menguasai ilmu yang ada di forum ini. tapi menurut saya sistem merit ini akan jadi pembeda antara orang yang sudah memahami forum ini dan mana orang yang masih belum terlalu paham.
benar gan, saya sependapat dengan agan, tidak perlu harus berpendidikan untuk bergabung di bitcoin, apalagi tidak aturan jika bergabung di bitcoin harus punya pendidikan, yang penting bagi siapa saja yang bergabung di bitcoin mempunyai semangat dan niat untuk belajar agar bisa menguasai ilmu tentang bitcoin agar mencapai kesuksesan
|
|
|
|
apepop
Member
Offline
Activity: 161
Merit: 10
|
|
March 02, 2018, 09:04:53 AM |
|
Bukan hanya orang yang berpendidikan yang bisa menjalankan bitcoin, buktinya pemerintah termasuk orang yang berpendidikan tapi tidak mampu menerima pemahaman tentang bitcoin apalagi menjalankannya.
|
|
|
|
ayukartika
Member
Offline
Activity: 294
Merit: 25
|
|
March 02, 2018, 01:12:47 PM |
|
Menurut saya dalam menjalankan bitcoin tak perlu juga orang yg berpendidikan tinggi, karena belum tentu orang yang berpendidikan tinggi dia bisa berkembang, banyak juga yang malah jadi menutup diri. Jadi tidak tahu dengan dunia luar, ataupun dunia tradisi. Bagi saya, pengalaman adalah guru. Siapapun bisa menjalankan bitcoin asal dia mau belajar.
|
|
|
|
Bambangs
Member
Offline
Activity: 238
Merit: 11
|
|
March 02, 2018, 01:29:37 PM |
|
"Ideologi dan Neo-Imperialisme" memahami Dunia Bitcoin
Pendapat saya : Idiologi merupakan hal yang sangat determinan dalam kehidupan. Bagaimana tidak, dalam kehidupan sehari-sehari baik dari pola berperilaku maupun pola berpikir, kita tidak akan terlepas dari pengaruh struktur idiologi yang mendominasi. Sebuah perumpamaan, sekolah dan ijazah (dalam memahami perkembangan bitcoin)
Fakta di lapangan di kalangan sosial bermasyarakat mengatakan, bahwa tanpa bersekolah dan ijaazah, manusia akan menjadi makhluk bodoh, miskin, bahkan diklaim sebagai makhluk tergolong "primitif" dan tidak bisa menjalankan atau bekerja, apalagi investasi dibitcoin. Sehingga banyak manusia berlomba-lomba saling mengejar selembar kertas bernama ijazah di jenjang pendidikan setinggi mungkin supaya menjadi manusia pintar, kaya, berpangkat, bermartabat dan beradab.
Disadari atau tidak, hal ini akan mengakibatkan 2 konsekuensi. Pertama, tanpa bersekolah, manusia akan menjadi bodoh. Kedua, sekolah menjadi perlombaan untuk mengejar ijazah agar mendapat pekerjaan dan pangkat yang layak.
Jika kita cermati, 2 konsekuensi ini tampak sangat paradoksal. Kenapa, karena bagai mana mungkin sekolah yang dipercaya sebagai tempat menjadikan manusia berilmu, termarginalkan menjadi tempat kontestasi perebutan ijazah agar mendapatkan pangkat dan pekerjaan. Sehingga, sekolah tak lagi dijadikan tempat mendidik manusia agar mencari ilmu secara serius.
Lebih jauh, sekolah kini merupakan kontestasi media pencari pekerjaan. Maka tak heran semisal Agus Sunyoto mengatakan, SEKOLAH IALAH AJANG PEMBODOHAN. Karena kini ia menjadi tempat berlomba untuk mendapatkan pekerjaan, berburu nilai dan IPK setinggi mungkin. Bukan tempat yang secara serius mengajarkan peserta didiknya mendapat ilmu dan pelajaran.
Tidak hanya berhenti sampai di sana, hasil bersekolah berupa ijazah merupakan barometer "kepintaran" dan kesuksesan. Tentunya hal ini menjadi diskursus mitos-mitos baru sebagai konsekuesi modernitas (meminjam bahasa Max Horkheimer dan Teodor W. Adorno dalam bukunya Der Dialectic Aufklarung). Kepercayaan (kesadaran) selayang pandang seputar sekolah dan ijazah di atas, merupakan fenomena kesadaran palsu, yang tak lain adalah dampak dari kesadaran yang terkonstruk sekaligus tertanam dalam struktur ideologi yang mendominasi.
Ada hal menarik saat membincang Ideologi dan kesadaran palsu. Namun, perbincangan kita hari ini kita batasi kepada salah seorang tokoh marxis-strukturalis, Louis Althusser. Di mana pemikirannya mendekonstruksi (membongkar, menelenjangi) idiologi yang mengakar mapan dalam kehidupan.
Lebih jelas Althusser mengatakan, idiologi merupakan penindasan baru di abad dewasa ini (post-kolonialisme dan post-kapitalisme). Di sisi lain, idiologi lumrahnya juga dapat dikatakan penggerak sejarah. Membedai dengan Karl Marx, jika dia mengatakan bahwa determinasi penggerak sejarah, sangat dipengaruhi oleh penguasaan akan hal-hal bersifat materialistis. "Simple"nya, materi adalah penggerak sejarah. Maka, Louis Althusser berpendapat lain. Bahwa, sejarah bukanlah digerakkan oleh segala perihal perebutan materi. Melainkan, sejarah digerakkan oleh struktur idiologi yang mendominasi.
Idiologi inilah yang menjadi faktor determinan dalam menggerakkan manusia berpikir dan berperilaku. Tak terkecuali perebutan hal-hal bersifat materialistis.
Dalam bukunya, Filsafat Sebagai Senjata Revolusi, merupakan salah satu cara yang ditawarkan oleh Althusser untuk mendekonstruksi idiologi-idiologi yang mengakar. Secara ringkas Althusser berpendapat, penanaman idiologi ditanamkan oleh 2 model. Pertama, Aparatus Negara (institusi, polisi, tentara dsb), yang mana dalam hal ini, ia menanamkan idiologi bertendensi kepada hal represif.
Kedua, Aparatus Idiologi Negara (pendidikan, keluarga, media massa, masyarakat dsb), yang mencoba menanamkan struktur ideologi secara halus dan menyerang secara ketaksadaran.
Ketikkan pesan... bagaimana menurut master. Apakah menjalankan bitcoin harus orang pendidikan ? terjadi dikota saya
saya berpendapat bahwa pendidikan itu sangat perlu untuk terjun kedunia bitcoin, sebab bitcoin memerlukan pemahaman yang tinggi, misalnya : 1. trading : disini kita butuh memahami bagaimana cara kita untuk trading, kalau tidak paham orang tersebut akan rugi.. sebab kalau market sedang terjun bebas, orang tersebut akan kebingungan dan pasti menganggap negatif tentang bitcoin. 2. bitcointalk.: di bitcointalk ini merupakan tempat menukar informasi, dimana setiap member di tuntut membuat post kontruktif /membangun, yang berarti post yang bermanfaat. kalau tidak berpendidikan belum tentu bisa, ujung ujungnya buat post scam ( copy paste) 3. mining : mining membutuhkan ilmu tentang komputer yang tinggi, kalau tidak berpendidikan pasti tidak akan mampu 4. lending : banyak orang yang berpendidikan terjun ke lending untuk mendapat hasil yang lebih, tetapi di lending banyak yang scam ( tidak menyarankan lending) mungkin ini yang masih saya ketahui untuk master semua, kalau ada yang salah dan kurang mohon di koreksi. terimakasih dan semoga bermanfaat
|
|
|
|
Mamoot
Member
Offline
Activity: 490
Merit: 10
|
|
March 02, 2018, 02:08:51 PM |
|
"Ideologi dan Neo-Imperialisme" memahami Dunia Bitcoin
Pendapat saya : Idiologi merupakan hal yang sangat determinan dalam kehidupan. Bagaimana tidak, dalam kehidupan sehari-sehari baik dari pola berperilaku maupun pola berpikir, kita tidak akan terlepas dari pengaruh struktur idiologi yang mendominasi. Sebuah perumpamaan, sekolah dan ijazah (dalam memahami perkembangan bitcoin)
Fakta di lapangan di kalangan sosial bermasyarakat mengatakan, bahwa tanpa bersekolah dan ijaazah, manusia akan menjadi makhluk bodoh, miskin, bahkan diklaim sebagai makhluk tergolong "primitif" dan tidak bisa menjalankan atau bekerja, apalagi investasi dibitcoin. Sehingga banyak manusia berlomba-lomba saling mengejar selembar kertas bernama ijazah di jenjang pendidikan setinggi mungkin supaya menjadi manusia pintar, kaya, berpangkat, bermartabat dan beradab.
Disadari atau tidak, hal ini akan mengakibatkan 2 konsekuensi. Pertama, tanpa bersekolah, manusia akan menjadi bodoh. Kedua, sekolah menjadi perlombaan untuk mengejar ijazah agar mendapat pekerjaan dan pangkat yang layak.
Jika kita cermati, 2 konsekuensi ini tampak sangat paradoksal. Kenapa, karena bagai mana mungkin sekolah yang dipercaya sebagai tempat menjadikan manusia berilmu, termarginalkan menjadi tempat kontestasi perebutan ijazah agar mendapatkan pangkat dan pekerjaan. Sehingga, sekolah tak lagi dijadikan tempat mendidik manusia agar mencari ilmu secara serius.
Lebih jauh, sekolah kini merupakan kontestasi media pencari pekerjaan. Maka tak heran semisal Agus Sunyoto mengatakan, SEKOLAH IALAH AJANG PEMBODOHAN. Karena kini ia menjadi tempat berlomba untuk mendapatkan pekerjaan, berburu nilai dan IPK setinggi mungkin. Bukan tempat yang secara serius mengajarkan peserta didiknya mendapat ilmu dan pelajaran.
Tidak hanya berhenti sampai di sana, hasil bersekolah berupa ijazah merupakan barometer "kepintaran" dan kesuksesan. Tentunya hal ini menjadi diskursus mitos-mitos baru sebagai konsekuesi modernitas (meminjam bahasa Max Horkheimer dan Teodor W. Adorno dalam bukunya Der Dialectic Aufklarung). Kepercayaan (kesadaran) selayang pandang seputar sekolah dan ijazah di atas, merupakan fenomena kesadaran palsu, yang tak lain adalah dampak dari kesadaran yang terkonstruk sekaligus tertanam dalam struktur ideologi yang mendominasi.
Ada hal menarik saat membincang Ideologi dan kesadaran palsu. Namun, perbincangan kita hari ini kita batasi kepada salah seorang tokoh marxis-strukturalis, Louis Althusser. Di mana pemikirannya mendekonstruksi (membongkar, menelenjangi) idiologi yang mengakar mapan dalam kehidupan.
Lebih jelas Althusser mengatakan, idiologi merupakan penindasan baru di abad dewasa ini (post-kolonialisme dan post-kapitalisme). Di sisi lain, idiologi lumrahnya juga dapat dikatakan penggerak sejarah. Membedai dengan Karl Marx, jika dia mengatakan bahwa determinasi penggerak sejarah, sangat dipengaruhi oleh penguasaan akan hal-hal bersifat materialistis. "Simple"nya, materi adalah penggerak sejarah. Maka, Louis Althusser berpendapat lain. Bahwa, sejarah bukanlah digerakkan oleh segala perihal perebutan materi. Melainkan, sejarah digerakkan oleh struktur idiologi yang mendominasi.
Idiologi inilah yang menjadi faktor determinan dalam menggerakkan manusia berpikir dan berperilaku. Tak terkecuali perebutan hal-hal bersifat materialistis.
Dalam bukunya, Filsafat Sebagai Senjata Revolusi, merupakan salah satu cara yang ditawarkan oleh Althusser untuk mendekonstruksi idiologi-idiologi yang mengakar. Secara ringkas Althusser berpendapat, penanaman idiologi ditanamkan oleh 2 model. Pertama, Aparatus Negara (institusi, polisi, tentara dsb), yang mana dalam hal ini, ia menanamkan idiologi bertendensi kepada hal represif.
Kedua, Aparatus Idiologi Negara (pendidikan, keluarga, media massa, masyarakat dsb), yang mencoba menanamkan struktur ideologi secara halus dan menyerang secara ketaksadaran.
Ketikkan pesan... bagaimana menurut master. Apakah menjalankan bitcoin harus orang pendidikan ? terjadi dikota saya
tidak juga siapa saja bisa menjalan kan bitcoin,tergantung dari orang tersebut mau tidak nya menekuni atau mendalami cryptocurrency terssebut..kunci nya tekun belajar dan mendalam nya dan yakin,dan tidak mudah putus asa,itu aja sih gan menurut ane,sekolah itu nggak menjamin.
|
|
|
|
|