Bitcoin Forum

Beberapa hari lalu, tepatnya tanggal 18 Mei 2025 ramai pemberitaan di media sosial mengenai diblokirnya rekening warga.

Diantaranya:
https://ricsmedia.b-cdn.net/Sharex/andrew-darwis.jpg
Sumur: https://x.com/adarwis/status/1924009765170184500

Untungnya, ternyata nasabah "dapat mengajukan permohonan reaktivasi ke cabang masing-masing bank dengan memenuhi prosedur reaktivasi sebagaimana yang dipersyaratkan oleh perbankan"^[1] sehingga masih bisa diaktifkan lagi.

https://ricsmedia.b-cdn.net/Sharex/ppatk-dormant.jpeg
Sumur: PPATK

Akan tetapi, pemblokiran sepihak ini semakin membuat warga was-was karena bisa jadi ini uji coba alias pilot project untuk pemblokiran yang lebih besar lagi. Dengan kata lain "testing the water" atau cek ombak untuk tau respon warga setelah terjadi pemblokiran.

Kecurigaan ini cukup berdasar karena yang terblokir tidak hanya rekening dormant, tapi ada juga yang curhat di sosmed gegara kena blokir padahal rekeningnya aktif digunakan.^[2] Apalagi pemblokiran ini didukung oleh Prabowo.^[3]

Bagaimana menurut agan-agan, apakah masih merasa aman menyimpan duit di bank?

Sumur:
[1] https://www.ppatk.go.id/news/read/1475/ppatk-hentikan-sementera-rekening-dormant-untuk-lindungi-publik.html
[2] https://x.com/miund/status/1923957826889879853, https://x.com/miund/status/1924018223122612608
[3] https://nasional.kompas.com/read/2025/05/22/18293341/prabowo-dukung-ppatk-blokir-rekening-dormant

Tidak ada kendala kalau saya, karena saya menganggap apapun yang terjadi di dalam negara pasti masih bisa diselesaikan, itu kalau yang kita kaji dari sisi keamanan ya bukan kenyamanan.

Cerita tentang kasus, baru 2 minggu lalu tetangga saya mengalami apa yang dialami beberapa orang di X itu, dia aktif menggunakan rekening, alasan akunnya dibekukan karena ada indikasi kaitan dengan judol. Beruntungnya tidak ada tahap-tahap yang rumit atau mengundang delik untuk aktivasi ulang, formalitas seperti biasa aja.

Bagi kalian yang mengalami masalah serupa, boleh dibaca artikel dari Kumparan sebagai referensi.

Referensi:
1. https://kumparan.com/berita-hari-ini/cara-mengaktifkan-kembali-rekening-yang-diblokir-ppatk-ini-panduannya-256xWMN2rcu/full

Saya sudah tidak memiliki lagi akun rekening gan, jujur saja semuanya sudah tidak aktif sejak lama karena setelah menyukai bitcoin dan konsep kendali penuh tentu ini sudah cukup untuk membuktikan sebagai opsi penyimpanan yang efektif. Kecuali istri saya yang masih punya rekening itupun cuma satu dan hanya sebagai jembatan sekilas saja ketika mau pencairan dari aset sayake rupiah. Ketika ramai orang mengalami masalah dengan rekeningnya, ane merasa santai dan tidak ikut ikutan panik.

Dengan pemberitaan seperti ini dan mudahya pihak PPATK memblokir rekening sudah saatnya kita ubah fungsi Bank bukan sebagai tempat untuk menyimpan uang tetapi lebih sebagai pihak ketiga saja untuk melakukan transaksi. Cukup setor uang ke rekening Bank dengan nominal seperlunya saat melakukan transaksi dan alihkan assets ke bentuk cryptocurrency dan saya rasa selain simpan dalam bentuk bitcoin pilihan lain tentu dalam bentuk USDT crypto.

PPATK dalam memblokir rekening tidak melakukan filter sama sekali, jika ada aliran dana dari rekening yang terafiliasi dengan situs jud*l sangat mudah bagi mereka melakukan pemblokiran, namun berbeda di posisi sebaliknya saat ada nasabah rekeningnya dibobol dan aliran uang ke rekening penipu justru Bank dan pihak PPATK tidak segampang itu dalam memblokir rekening bank.

Kalau selintas saya baca sih tujuan utama pemblokiran rekening Dormant ini untuk memberi perlindungan kepada pemilik rekening supaya tidak digunakan oleh orang lain dan penyalahgunaan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Dilihat sepintas bagus, namun kalau rekening aktif juga diblokir, tentu akan jadi tanda tanya, dari segi apa mereka memblokir rekening tersebut?, bisa saja rekening dormant (tidak aktif) tersebut memang dikhususkan oleh nasabah untuk save uangnya, memang sengaja tidak diapa-apain, dan dibiarkan begitu saja.

Dan menurut saya ini agak melanggar hak dan privasi sih, apa lagi uang yang ada di rekening, walau itu cuma 1000 perak pun adalah hak dari setiap orang, kalau diblokir, dan tanpa pemberitahuan, tentunya akan merugikan nasabah itu sendiri.

nyimpan di bitcoin sudah menjadi keniscayaan bagi nasabah. Apa lagi dunia saat ini "sedang tidak baik-baik saja" dalam hal mengurus rakyatnya. Pemerintah seperti mengayomi harta masyarakat, tapi sebenarnya mereka itu seperti mau memiliki semua uang yang kita simpan di bank.

tapi ya kalau nyimpan bitcoin di exchange, masih tetap was-was, karena masih tetap diawasi oleh pihak berwenang. Nyimpan bitcoin ya harus dimiliki dan dikendalikan sepenuhnya oleh kita sendiri dengan menyimpannua di non-custody wallet, dimana private key dan seed kita yang pegang.

[1]. https://tirto.id/respons-bca-soal-pemblokiran-rekening-yang-dilakukan-ppatk-hb6q

https://palpos.disway.id/upload/af31ea4a3d7758bc0a8d5cc48ad78ecd.jpg

Tujuannya memblokir rekening dormant yang katanya untuk melindungi pemilik rekening agar tidak disalahgunakan tetapi memang ane lihat banyak juga rekening aktif yang ke blokir juga dan ini membuktikan bahwa cara ini tidak efektif dan kalau ada rekening aktif yang juga terblokir ini akan sangat menyusahkan pemilik rekening tersebut karena mereka harus bolak balik ke bank untuk re-aktivasi yang menurut ane ini lumayan ribet dan prosesnya akan memakan waktu lama

Ane rasa kita semua tahu bahwa ada sebagian orang yang sudah tidak lagi kepada bank dan orang-orang seperti ini cenderung tidak berani menyimpan uang di bank karena rekening mereka takut diblokir atau saldo mereka hilang tiba-tiba dan untuk sekarang orang-orang lebih cenderung untuk melihat emas sebagai alat investasi karena mereka berfikir menyimpan emas untuk jangka panjang lebih aman daripada simpen uang di bank dan kalau bitcoin sayang sekali belum banyak orang yang melirik bitcoin sebagai alat investasi jangka panjang itu dikarenakan harga bitcoin yang sangat fluktuatif dari tahun ke tahun yang menurut mereka terlalu beresiko

beberapa hari yang lalu aku pun terkejoed karena ada salah satu teman saya yang tiba-tiba chat nanyain bisa nerima WD USDT gak gitu, padahal aku sudah lama tidak menerima WD P2P di Exchange. karena aku sendiri terlalu khawatir karena perputaran duit tiap bulannya mencapai 4-5 Milyar.
lalu aku bertanya kepada teman saya itu kenapa tidak melakukan P2P ke yg lain aja di Exchange itu? dia menjawab saya kapok mas karena Rekening saya sekeluarga di Blokir oleh bank katanya.

sedikit dilema sih, ada baiknya nyimpan Bitcoin. namun kebutuhan yang tak terduga membuat kita kadang harus menyimpannya di rekening.

Sependapat dengan agan kalau ini melanggar hak warga, sesuai dengan komentar pakar (https://www.kompas.com/tren/read/2025/05/21/161500265/sudah-tepatkah-ppatk-blokir-rekening-dormant-untuk-cegah-judol-ini-kata?page=all).

Cuma ya kalau petinggi Konoha sudah bersabda mau gimana lagi.

---

Update: bakal ada 4,000 rekening lagi yang akan diblokir, katanya ini kepunyaan 2 bos judol. (https://www.kompas.com/jawa-timur/read/2025/05/26/060716088/ojk-blokir-4000-rekening-terkait-judi-online-nilainya-capai-rp-530)

Ya semoga aja akurat ini, tapi kok banyak bener!

---

Kalau pakai P2P sudah mulai kena blokir berarti akan diarahkan ke exchange lokal ini kalau wede.

wajar sih kalau masyarakat begitu khawatir soal aturan baru PPATK ini karena mereka melakukan pemblokiran rekening tanpa adanya peringatan terlebih dahulu dan menyertakan alasan yg jelas mengapa rekening tersebut di blokir. bayangkan saja jika rekening yg di blokir itu tidak terindikasi tindak pidana apapun, dan pengguna ingin menggunakan rekening tersebut untuk kebutuhan urgent, yg dirugikan jelas pengguna, karena tau sendiri pemerintahan kita ini bagaimana, kalau ada rekening yg salah di blokir mereka pasti beralasan kalau itu kesalahan sistem atau alasan-alasan klasik lainnya.

jadi kayanya lama-kelamaan masyarakat ini semakin di pantau aktifitas transaksinya.. padahal yg seharusnya semakin di pantau transaksinya itu adalah para pejabat negara yg berpotensi korupsi dan menerima suap.

Main blokir2 aja rekening orang pastinya bisa berdampak ke kehidupan orang2 yang rekeningnya diblokir terlebih kalo orang2 tsb kebanyakan menyimpan uangnya di Bank.
Apa jadinya kalo pas lagi ga pegang cash dan uang cuma ada di rekening tp tiba2 rekeningnya kena pemblokiran sepihak tanpa pemberitahuan.
Ane liatnya cuma dari sudut pandang hak asasi dan kemanusiaan saja, karena ane rasa pemblokiran macam gini juga ada kemungkinan salah sasaran alias orang yg ga tau apa2 pun bisa kena dampaknya.
Entahlah kenapa harus kek gini prosedur di konoha ini, walaupun tujuannya mungkin buat mengurangi hal yang negatif tapi pelaksanaan yang tidak profesional justru bisa menimbulkan efek negatif yang ga bisa dibilang sepele.
Ane sendiri masih termasuk orang yang menyimpang uang di Bank walau ga 100% karena pastinya masih butuh simpanan berupa cash juga.
Mungkin harus mulai berpikir untuk memindahkan sebagian besar dana ke crypto atau mungkin ke emas, karena sepertinya tidak mungkin tanpa pakai rekening sama sekali secara masih banyak transaksi yang harus dilakukan via transfer bank entah untuk urusan keperluan pribadi maupun usaha.

Sempet was-was juga kemaren, karena rek nya juga buat WD. Tapi memang WDnya juga ga sampai milyaran. Mungkin buat yang transaksi ampe milyar-milyaran gitu ya yang jadi sasaran. Karena saat ini saya masih bisa transaksi dari bank yang saya pakai.  Semoga ga kena blokir untuk gelombang 2 nya. Mungkin yang ga terima atau benar bersih rekeningnya apa bisa nuntut kerugian ke PPATK?

Lagi-lagi ada mainan baru untuk para petinggi PPATK ;D

Pemblokiran sepihak ini walaupun bisa dikatakan sebagai "testing the water" tetap bukanlah tindakan yang bijaksana tapi apa mau dikata. Mereka yang bikin peraturan dan mengaplikasikannya ke masyarakatnya. Dan kitalah yang kena imbasnya kalau terblokir.

Seandainya mereka bisa melakukannya untuk rekening-rekening gendut yang sering bertransaksi sampai milyaran rupiah dalam seharinya, pasti akan ada banyak protes. Tapi kalau hanya beberapa dan mereka itupun juga tidak terlalu sering bertransaksi, mungkin tidak akan ada tindak lanjutnya. Saya setuju bahwa ini sudah merupakan pelanggaran privasi.

Jadi pelajaran dari hal ini adalah tidak perlu menyimpan terlalu banyak uang sampai bermilyar-milyar tapi masih ada isinya. Alokasikan uangnya ke Bitcoin dan atau ke emas, tanah, dan jangan lupa untuk memiliki cash untuk keperluan sehari-hari dan jangan terlalu sering bertransaksi. Jadi mulai mengurangi penggunaan transaksi online ;D

Yang jadi korban pasti paniknya minta ampun karena tiba tiba ada notif rekening di blokir dengan alasan yang tidak masuk akal. Memang aliran uang dalam jumlah besar biasanya menjadi target pemblokiran karena mereka curiga kalau ada unsur pencucian uang atau uang dari judol.

Tetap sih jadi waspada besar, karena kalau kita yang jadi korban pemblokiran selanjutnya tentu akan menguras banyak waktu untuk mengurus masalah ini, padahal uang uang kita tapi kita yang harus susah.
Cukup tepat kalau nyimpan uang di bank secukupnya saja jabgan terlalu banyak, karena banyak kasus juga uangnya yang hilang. pilihan untuk di investasi di bitcoin dan emas adalah pilihan yang bagus karena kita yang kontrol sendiri aset kita bukan pihak ketiga.

Memang itu menjadi tugas dari PPATK untuk bisa melakukan pelacakan terhadap transaksi yang dicurigai terindikasi berhubungan dengan tindak pidana. Namun yang menjadi masalah disini adalah PPATK bisa saja melakukan pemblokiran terhadap rekening-rekening yang tidak ada hubungannya dengan tindak pidana, tanpa perlu bekerja sama dengan penegak hukum. Itu seperti memberikan PPATK otoritas yang lebih kuat dan hal tersebut bisa berpotensi merugikan banyak orang, biarpun mereka beralasan bahwa tindakan mereka untuk mencegah tindak pidana, namun pemblokiran rekening tanpa melalui proses hukum pidana atau putusan pengadilan dapat dianggap sebagai tindakan melawan hukum. Harusnya DPR bisa melakukan kajian terhadap aturan baru ini, agar PPATK tidak menjadi lembaga yang terlalu sewenang-wenang terhadap masyarakat.

Saya membuka akun bank yang sama dan ternyata memang benar akun saya juga kena blokir wkwkw. Ya meskipun memang tidak bisa dipungkiri bahwa akun saya itu sudah cukup lama dormant karena ga kepake juga sehingga ini sesuai dengan kondisi yang ada sehingga saya tidak masalah sekalipun akun saya terblokir dalam hal ini.
Tetapi berbicara tentang kelanjutannya maka mungkin akan ada lebih banyak lagi pemblokiran karena seperti yang mas nya katakan ini bisa menjadi uji coba hanya saja jika memang pada akhirnya berpusat kepada akun bank yang dormant saya rasa respon nya juga tidak akan se wah itu karena bagaimanapun juga akun bank nya memang sudah tidak terpakai tetapi itu bisa saja asumsi saya pribadi karena saya tidak merasa keberatan mungkin yang lain berbeda. Akan sedikit berbeda cerita jika akun yang aktif yang kena blokir mungkin ini akan memicu respon yang sedikit lebih berbeda.

Untuk merasa masih aman menyimpan uang di bank saya pribadi sekarang sebenarnya masih fifty-fifty karena saya masih melakukan hal tersebut meskipun uangg yang saya simpan hanya untuk kebutuhan sehari-hari di jangka pendek atau menengah tetap saja saya menyimpan itu disana hanya saja untuk jangka panjang maka memang akan ada pemikiran ulang karena tentu akan lebih baik jika uang dijadikan berputar seperti untuk investasi atau hal lain daripada di endapkan di bank terutama dengan kurs sekarang dimana nilai mata uang kita semakin terlihat arahnya kemana saat ini.

Ini berlaku untuk bank pemerintah saja atau bank swasta juga? Gawat juga kalau akun rekening bank tiba-tiba diblokir tanpa alasan yang jelas. Sudah itu pihak PPATK atau pihak bank juga mempersulit saat reaktivasi ulang. Dari sekian banyak kasus seperti ini, indikasinya oknum-oknum pemerintah sengaja melakukan hal-hal seperti ini untuk ngumpulin dana bayar utang atau untuk meraup uang demi kepentingan kelompok mereka. Memang rawan kalau negara punya hutang besar, apalagi negara dipimpin orang-orang yang diragukan kapasitasnya. Kapan pun ada tekanan dari luar, mereka bisa saja kalap pake segala cara untuk ngambil hak rakyat sendiri.

Eniwei, pemblokiran karena ada indikasi transaksi ilegal atau judol, itu bisa saja cuman dalih. Contoh kasus di atas, padahal itu tidak terlibat transaksi yang mencurigkan apapun tapi tetap kena blokir.

Mungkin saja. Seperti yang saya bilang di atas, oknum-oknum di pemerintahan memang niat ngambil duit rakyat. Sudah ada contoh lain yaitu tanah bisa disita pemerintah kalau nganggur. Ini baru terjadi di rezim ini yang katanya bakal lebih baik. Umpannya pake makan siang gratis, padahal yang dipancing harta benda rakyat.

Prabowo kalau ditanya mungkin juga tidak paham. Taunya yang diblokir cuman rekening bermasalah, padahal faktanya yang diblokir rekening mana saja yang dikehendaki.

kalau saya rekening bank hanya untuk gaji saja. itu pun cuma lewat, pasti habis tiap bulan.

mau uang cash atau online, tetap saja bisa dipantau. ya sering transaksi pun gk apa2 gan, selagi uangnya halal.

Ya PPATK mempunyai wewenang untuk itu, namun itu hanya sementara, karena mungkin mereka curiga rekening tersebut digunakan sebagai tindak kejahatan. Kalau setelah diperiksa rekening tersebut aman, dan tidak terindikasi kejahata, PPATK akan membuka pemblokiran rekening. Namun ya ada sisi negatifnya, karena itu uang milik pribadi, seharusnya mereka meminta izin, atau setidaknya pemberitahuan kalau mau blokir.

Oleh karena itulah, OP bersolusi nyimpan harta ke bitcoin (di wallet pribadi, non custody), disamping tidak bisa diblokir, juga tidak bisa dilacak siapa pemiliknya.

Biasanya bank akan mengaktifkan "akun dormant" yang lama jika mau buka rekening di bank yang sama.

Soalnya saya tempo hari mau bikin rekening baru di bank yang sama, namun tidak bisa, ternyata nama saya sudah pernah bikin. Oleh pihak bank, akun lama diaktifkan dan hanay ganti nomor telepon saja.

Kalau saja transparansi bisa lebih baik, mungkin kontroversinya ga bakal lama. Sayangnya berharap pemerintah atau lembaga independen buat transparan ke publik sepertinya susah. Wewenang membekukan rekening buat lembaga anti pencucian uang ane rasa masuk akal tapi harus bisa dipertanggungjawabkan, ga asal main sepihak blokir saja. Di sisi lain ane sadar kalau ada potensi penyalahgunaan wewenang juga kalau lembaga kaya gitu harus minta izin ke badan" tertentu. Balik lagi masalah utamanya adalah lack of trust dan kemungkinan penyalahgunaan yang besar sekali.

Mungkin ane bakal secara bertahap mengurangi ketergantungan ke pihak semacam bank dan menabung ke BTC atau emas. Stablecoin ane rasa sama saja ujungya. Walau Bitcoin bisa dibilang masih volatile, kita masih bisa mengantisipasi risiko"nya sementara kalau pemblokiran rekening sepihak kayak gini cukup susah mau diantisipasi kek gimanapun. Apalagi kalau bank ga perlu persetujuan dari pihak usernya.

Membaca alasan ketua PPATK terkait pemblokiran rekening nasabah untuk melindungi agar tidak disalahgunaka oleh pihak yang tidak berkepentingan, terlihat masuk akal. Namun secara privasi, tindakan sepihak ini sudah kelewatan karena pada saat nasabah membuka rekening, terdapat sejumlah poin-poin yang perlu dibaca untuk disetujui dan mungkin dalam sejumlah poin yang perlu disetujui, tidak tertera poin yang menyebut terkait perihal pemblokiran ini.

Jika sudah seperti ini, apa fungsinya kita menempatkan kepercayaan kepada bank untuk menyimpan uang kita.
Mungkin juga ini tanda-tanda bahwa sistem perbankan kita sedang menuju keruntuhan dalam sisi tingkat kepercayaan. Jika itu benar, maka kita akan merasakan masa-masa Bitcoin diluncurkan.

Kok sama mas? ;D
Saya juga untuk bulanan dan keperluan keluarga saja. Memang ada satu rekening yang saya khususkan untuk tabungan di fiat walaupun tidak rutin saya nabungnya dan semoga saja itu tidak akan ada masalah.

Tapi dengan adanya Bitcoin ini dan sudah lama mengenalnya memberikan manfaat untuk saya karena bisa menyimpan uangnya dalam bentuk Bitcoin. Jadi bisa memiliki dua jenis tabungan yaitu fiat dan Bitcoin sekaligus.

Jadi ingat 2023 rek saya di blokir tanpa alasan apapun dan seingat saya waktu itu mau narik uang lebih gede dari biasanya. Mungkin itu masuk akal karena sistem bank mungkin mendeteksi transaksi tidak biasa. Dan saya mengurus ke bank semuanya aman lancar. Setelah beberapa minggu kembali di blokir dan saya biarkan saja karena malas di blokir terus dan harus repot ke bank.
Setelah itu rekening kedua diblokir di awal tahun 2024 dan itupun rekening aktif saya buat transaksi setiap minggunya karena gaji dari kerja masuknya ke rek tersebut. Setelah di blokir saya juga malas buat ngurus lagi terlalu ribet. Dan sekarang lebih memilih menggunakan app D4N4 untuk transaksi.

Kalau hanya untuk kebutuhan hari hari atau kebutuhan mendesak menyimpan jumlah standar tidak ada salahnya simpan di bank gan. Tapi kalau jumlah besar simpan di Bitcoin atau di crypto lainnya lebih nyaman bagi saya. Soalnya dari pengalaman saya sendiri waktu mau beli aset real lebih dari 100j rekning saya kena limit dan harus ke teller. Sedangkan saat itu bank libur dan bingung mau bayar gimana saat itu sudah deal hari itu juga harus bayar. Setelah itu saya coba bayar melalui crypto saya jual ke inchanger dan lega rasanya bisa bayar posisi mendesak. Terasa kebantu dengan crypto ini saat mendesak dengan jumlah besar.

Dari twit yang ane sertakan ada korban dari Bank Jago dan Bank BCA...

Nah ini, setau ane yang kena blokir-blokir itu harusnya hanya terkait penipuan, pencucian uang, dan terorisme. Ya terkait KYC & AML, atau dengan keputusan pengadilan. Ini kan bloking-bloking sepihak ga jelas dengan alasan judol.

---

Ane lebih khawatir dengan akun yang terhubung dengan P2P exchange luar yang ikutan diblokir, ini nanti bikin pemain sigcamp dll lebih repot nyairin duit. Ya sementara bisa via Ind*d*x dsb, tapi kalau akun terhubung exchange lokal ikutan diblokir ya repot.

Jika sudah seperti ini pastinya akan sedikit meresahkan juga, meskipun pada intinya tujuan utama dari PPATK ini untuk memberantas akun rekening yang terkait dengan situs judul, tapi masalahnya bagaimana dengan orang-orang yang rekeningnya di tutup padahal tidak suka bermain judul. Saya rasa hal itulah yang harus di garis bawahi oleh tim PPATK,sebab di tengah kondisi yang seperti sekarang ini orang-orang banyak kesulitan soal keuangan, jadi apa jadinya jika orang-orang seperti itu rekening nya di blokir. Jadi menurut saya pribadi pihak pemerintah itu tidak usah repot repot untuk membuat tim seperti ini, mendingan bikin loker aja yang banyak, saya rasa hal itu jauh lebih membantu daripada harus memberantas hal seperti ini. Karena logika masyarakat akan jauh lebih normal jika mereka memiliki penghasilan.

Dan saat ini juga saya juga tidak terlalu suka menabung di bank Karena pada dasarnya untuk apa,sebab jika di tabung di bank juga sudah pasti akan terus menerus tergerus oleh inflasi. Jadi saat ini saya menggunakan rekening bank yang saya miliki untuk menarik uang saja bukan untuk di gunakan untuk tabungan. Dan itupun sangat jarang sekali sebab saya lebih nyaman pake aplikasi DANA saja karena gak ribet. Dan untuk menyimpan uang, saya memang menyimpan nya di bitcoin,karena bitcoin jauh lebih aman ketimbang sistem bank yang ada di negara kita ini. Selain itu nilai uang juga bisa lebih stabil jika di simpan di bitcoin. Jadi menurut saya lebih baik tidak usah pakai rekening bank saja saat ini.

Ane baru kemaren sore ngobrol2 sama yang punya warung dekat rumah yang mana dia juga jadi agen BRI Link dan katanya beberapa minggu yang lalu sempat diblokir juga rekeningnya akibat terindikasi banyak transaksi ke rekening yang terindikasi rek situs judol.
Lha yang kek gini ini kan repot, jasa seperti ini masa iya harus nanyain customernya dulu ini tujuan transfernya buat judol apa bukan LOL
Kadang orang2 macam kita pun pasti pernah dimintain tolong teman, tetangga ataupun saudara buat transfer uang dan pastinya kan kita kan ga tau tujuan transfer itu buat apa.
Kalo rekening orang2 yang kek gini pun kena blokir kan juga kasihan, niatnya mau bantu niatnya buat buka usaha jasa eh malah keblokir rekeningnya.

Ane memperhatikan warga sekarang juga sebagian beralih ke DANA, keunggulannya apa ya gans? Soalnya ane pakai OVO, GOPAY, DANA kok rasanya sama aja... Trus ini apps kan juga 11-12 ama bank yang bisa saja diblokir PPATK.

Nah itu jasa transfer-transfer kek P2P, BRI Link, dsb itu nanti rentan sekali kena blokir. Padahal terutama agen-agen saldo tsb mustahil bisa menerapkan KYC apalagi lucu juga depo 100K dimintain identitas.

Kalau di pikir ke arah sana benar juga sih,tapi mungkin yang menjadi keunggulan dari aplikasi seperti DANA itu berada pada letak kemudahannya dalam pengoprasiannya. Sebab pengalaman saya pribadi, jika menggunakan aplikasi M-Banking terasa lebih rumit dan sering error dan biaya pengiriman saat akan transfer uang pun jauh lebih mahal ketimbang aplikasi DANA. Sebab di aplikasi DANA kalau kita ngirim uang itu lebih cepat dan juga gratis, jadi menurut saya sedikit lebih mending ketimbang Bank. Selain itu untuk membuat akun DANA juga cukup mudah, kita hanya butuh nomer telpon aktif saja untuk membuatnya. Mungkin kalau mau KYC barulah pakai KTP, tapi setahu saya tanpa KYC pun masih bisa ngirim uang, tapi hanya sedikit ada batasan saja. Saya rasa itulah sedikit keunggulan dari aplikasi aplikasi seperti DANA dan aplikasi yang serupa lainnya. DAN saat ini aplikasi DANA juga bisa narik uang lewat ATM, jadi dengan adanya hal tersebut lebih memudahkan lagi menurut saya. Dan agan sendiri suka pakai aplikasi apa saat ini untuk narik uang, apakah masih pakai bank?

Kayaknya cuma FOMO doang, karena DANA ini sudah merasuk ke lini masyarakat yang paling bawah. Tempo hari saya nongkrong di pangkalan ojek, secara tidak sengaja di antara mereka ada yang minta temennya transfer DANA ke Hp-nya. Artinya, DANA ini sebuah aplikasi yang sangat merakyat. Mungkin karena sangat responsif, dan kinerja aplikasinya cepat, sehingga banyak masyarakat yang menyukainya. Ya saya akui sih, kalau dibanding Gopay, DANA ini memang lebih responsif di aplikasinya. Ketika saya coba ngirim duit juga responnya cepat, tidak begitu ribet jika saya menggunakan Gopay. Fitur Navigasinya juga familiar, dan jika mau memeriksa riwayat transaksi, di DANA ini kita akan dapat dengan mudah melacaknya kayak ngecek riwayat telepon.

*bukan promosi sih.

Saya juga menggunakan DANA untuk transaksi dengan bank yang berbeda untuk menghemat penarikan fee 7,5k karena di tempat saya hanya berlaku satu bank saja yaitu bank BSI. Jujur aplikasi e wallet DANA untuk transaksi prosesnya cukup cepat dan bisa dikatakan instan ditambah lagi tidak ada waktu offline seperti mobile Banking tidak bisa mengirim uang mulai jam 23.00 malam. Untuk saat ini banyak sekali masyarakat yang menggunakan DANA sebagai e wallet transaksi ditambah lagi penarikan DANA bisa dilakukan di Alfamart dan juga Indomaret tanpa dikenakan fee sama sekali.
Cuman ada juga kekurangan dari DANA seperti limit transaksi ke BANK hanya 10x saja setelah itu dikenakan fee mulai 2,5k, satu lagi paling rawan DANA sangat mudah membekukan akun saat ada laporan penipuan padahal ini hanya laporan sepihak saja. Teman saya yang seller crypto eceran sering kena beku akun DANA mereka karena ada yang lapor saat transaksi menggunakan DANA.

Kalau rekening ane sudah sangat jarang transaksi gan, paling nerima gaji trus forward ke rekening bini :'(
Dia masih pakai atm sih kalau narik duit karena kebetulan ada atm deket rumah.

---

DANA memang sudah merambah ke masyarakat luas sih, dan tentunya bisa menggantikan rekening bank yang berfungsi untuk bayar-bayar. Namun kalau buat simpan duit (sesuai judul thread) sepertinya sama saja atau malah lebih horor daripada rekening bank. Kalau mau simpan duit sepertinya kripto/BTC tetap lebih baik (kalau fluktuasi harga diabaikan). Jadi ya tetap menimbang risiko fluktuasi harga vs risiko akun diblokir, dua-duanya kalo apes ya duit ilang. Kalau kita melihat fenomena ini ya jadi make sense kemarin harga emas naik gila.

Pake DANA emang simple gan semua pembayaran ada dalam satu aplikasi apalagi bisa pake QRIS jadi lebih simple dan sangat mudah. Kalau untuk pembayaran saya saranin pakai DANA saja gan apalagi transfer ke beberapa rekening ada gratis biaya transfer jadi lumayan juga gan. Tapi kalau digunakan sebagai alat untuk menyimpan uang dengan jangka lama saya tidak menyarankan hal tersebut gan. Karena pengalaman pribadi saya uang yang di DANA saya tiba2 hilang dengan sendirinya dan dengan transaksi yang saya tidak kenal juga gan, walaupun hanya beberapa ratus ribu tetapi menurut saya lumayan juga, sudah coba chat bantuan tetapi responnya lama. Makannya sekarang saya kalau menyimpan uang di DANA cuman beberapa hari saja atau misal mau pergi dan butuh QRIS saya baru pakai DANA.

Seharusnya metode pelaksanaan yang dilakukan oleh PPATK perlu diperbaiki dan lebih disempurnakan lagi sehingga bisa tepat sasaran dan memiliki dasar hukum. Menyimpan bitcoin di situs seperti Indodax pun juga memungkinkan terkena blokir, dan dulu contohnya sudah ada gan. Kalau sampai salah sasaran cukup merugikan juga gan.

Persaingan bisnis juga bisa bikin orang lain iri sehingga melaporkan akun tersebut. Inilah kekurangan dari e-wallet. Apa lagi jika tersambung ke nomor HP, maka pesaing bisnis akan mudah melaporkan akun (dengan nomor telepon) untuk membekukannya. Ya seharusnya, pihak DANA tidak begitu saja main beku, harus ada konfirmasi dari kedua belah pihak. Apa lagi di zaman sekarang ini kan sangat gampang memanipulasi data dengan menggunakan AI.

Kalau mau ke Emas, jangan pakai tabungan emas (yang banyak beredar sekarang). Apa lagi kita tidak menyimpannya dalam bentuk fisik (kayak di pegadaian gitu), nyicil tiap bulan, sampai batas cukup untuk beberapa gram emas, lalu emasnya baru bisa diambil jika lunas. Soalnya ya bahaya juga, kalau sewaktu-waktu pegadaiannya kolaps, atau kenapa2. Mending nabung manual, lalu jika sudah cukup beli emas secara cash dan bawa pulang.

Pihak Dana harusnya meminta klarifikasi juga dari pihak terlapor jangan langsung bekukan akun hanya laporan dari satu pihak tanpa memberikan kesempatan buat pihak kedua menjelaskan sedetail mungkin, makanya dulu pernah pas transaksi sama CV lokal saat beli koin atau VOC Indodax diminta untuk isikan keterangan di pembayaran biar mudah menyelesaikan masalah saat ada laporan.

Pas harga emas naik dua minggu lalu pada HYPE banget untuk berbondong-bondong beli terutama di toko offline, ternyata spread atau selisih nilai jual dan beli tidak hanya emas online di perdagangan offline juga selisih lumayan ya untuk harga emas. Kemaren sempat lihat di Mbanking BSI spread jual dan belinya mencapai 100k lebih untuk transaksi 1 gram emas. Di tempat saya lagi heboh orang beli emas di toko offline namun tetap menyimpan emas mereka di toko tersebut entah karena reputasi toko yang bagus atau apa, namun akhirnya viral pemilik toko tersebut membawa kabur emas milik nasabahnya dan sampai sekarang tidak dikembalikan.