Saya kurang begitu tahu banyak tentang hal tersebut, tapi link berikut mungkin bisa menambah referensi buat om Chikito kalau memang mau dijadikan pembanding: https://jurnal.unej.ac.id/index.php/RTR/article/download/2289/1895/, dan salah satu referensi buku: "Corrosion Engineering" tulisan M.G. Fontana (beberapa link pdf hasil scan saya lihat bertebaran di internet). Saya sendiri baru membaca sepintas beberapa halaman dari tulisan tersebut.

It turns out that CryptoTab uses figurative language to attract users' interest. By mentioning 'Earn BTC without looking up from watching videos, chatting, or gaming online.'*. They don't directly write on the homepage that earned is Monero.

Previously, I was also not sure about the results obtained from using the CryptoTab.

---

* https://cryptobrowser.site/en/

As far as I know, the reward given by Brave Browser from its advertisements is not Bitcoin, but BAT using the Ethereum Blockchain.
Bitcoin uses a different Blockchain than Ethereum, and Brave browser does not have a feature for mining bitcoin. So it is not correct to say that using Brave browser can earn Bitcoin.

I don't know which Crypto browser you mean. But from some examples like CryptoTab Browser. As far as I know, it goes through a mining process. I'm not sure the crypto browser can make a profit.
Currently, hard to mine Bitcoin using the CPU. (https://en.bitcoin.it/wiki/Bitcoin#Mining_hardware).

Be careful with websites that promise to get some Bitcoins especially, if they ask you to deposit some money there first.

Pilihan ada di agan sendiri, kalau misalkan ragu jangan masuk/jangan beli sekalian, karena untuk resiko balik lagi ke masing-masingnya -DWYOR-.
Saya pribadi kalaupun mau jual secara bertahap, jual sebagian simpan sebagian. Dan kalaupun tidak terlalu urgen untuk dijual, saya lebih memilih untuk di hold.

---

Btw, PlanB masih optimis dengan Bitcoin S2FX-nya:

Maaf sedikit menanggapi review agan pada poin di atas.

Kalau UU di Indonesia yang secara spesifik tentang cryptocurrency setahu saya memang tidak ada, tapi kalau mau ditelusuri beberapa UU berikut masih ada kaitannya dengan aturan cryptocurrency di Indonesia*:
- UU Nomor 7 tahun 2011 tentang mata uang
- UU Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
- UU Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas UU Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi (Pasal 1 ayat 2).

Dan mengenai aset kripto, pemerintah Indonesia melalui peraturan Bappebti sudah mengizinkan perdagangan cryptocurrency ini di bursa berjangka. Bahkan Bappebti melalui peraturan No. 7 tentang Penetapan Daftar Aset Kripto yang Dapat Diperdagangkan di Pasar Fisik Aset Kripto** sudah mengakui Bitcoin dan beberapa jenis aset kripto lainnya yang boleh diperdagangkan di Indonesia.

Kemudian kalau dari sisi agama, setahu saya baru lembaga/organisasi Islam yang mengeluarkan aturan hukum pada cryptocurrency ini, antara lain putusan yang dikeluarkan MUI beberapa waktu lalu tentang hukum cryptocurrency.***

---

*   https://money.kompas.com/read/2021/10/31/164858526/bagaimana-aturan-perdagangan-mata-uang-kripto-di-indonesia?page=all
**   https://bappebti.go.id/resources/docs/peraturan/sk_kep_kepala_bappebti/sk_kep_kepala_bappebti_2020_12_01_i6tg8tfb_id.pdf
*** https://mui.or.id/berita/32209/keputusan-fatwa-hukum-uang-kripto-atau-cryptocurrency/

Biar bagaimanapun juga perbankan yang ada di Indonesia itu setahu saya berada dibawah pengawasan OJK (secara microprudential) dan BI (secara macroprudential)*. Dan BI sudah dengan tegas melarang penggunaan kripto kepada seluruh lembaga keuangan tentunya termasuk BCA ataupun bank lain.

---

Jadi untuk saat ini jangan terlalu berharap banyak akan ada fitur-fitur seperti yang agan sebutkan di atas yang terkait dengan cryptocurrency ada pada bank semisal BCA dan lembaga keuangan lainnya. Apalagi informasi mengenai kemitraan BCA dengan Binance seperti dikutip agan Luzin di atas adalah tidak benar.**

---

* https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_155613_Dkom.aspx
** https://www.cnbcindonesia.com/market/20211213075600-17-298709/bca-buka-suara-soal-rumor-bikin-bursa-kripto-bareng-binance

Bisa jadi demikian, karena Blockchain Bitcoin menggunakan algoritma konsensus POW (Proof of Work). Sebagaimana diketahui, isu yang 'melekat' pada proses mining Bitcoin dalam menjalankan konsensus tersebut adalah konsumsi listrik yang cukup besar dan juga tidak ramah lingkungan. Dan jika pasokan sumber energi listrik untuk menjalankan proses mining tersebut terganggu, tentunya bisa berdampak pada Bitcoin-nya itu sendiri.

Ya, dari pengalaman saya bertransaksi menggunakan exchange Pintu, di sana memang menggunakan instan market; Dan salah satu admin di grup telegramnya pun menyatakan demikian https://t.me/pintuindonesia/5920017.

Sebenarnya Indodax juga punya platform khusus yang seperti ini juga, yaitu https://www.bitcoin.co.id hanya saja setahu saya belum ada versi aplikasi android-nya; Sementara aplikasi Pintu hanya ada untuk versi android dan iOS, tidak ada versi Web/desktop nya untuk bertransaksi.

Tidak ada konsensus khusus gan. Siapapun termasuk agan bisa mereview link postingan member lain yang dicantumkan di sini, dengan kata lain sama dengan agan menanggapi postingan tersebut namun tidak langsung di thread aslinya tapi digabung sekaligus menanggapinya di sini. Sementara untuk yang minta di review, sesuai pada judul thread dibatasi sampai rank Hero.

Yup itu salah satu kegunaannya, dan di menu Setting aplikasi exchange tersebut pun setahu saya tidak ada opsi untuk mengatur durasi aktif ataupun untuk menonaktifkan fitur login timeout ini; Jadi sudah default dari sananya, karena bisa saja ada user yang justru malah nyamanya dalam keadaan login terus/tidak mau dipusingkan dengan logout pada aplikasi tersebut; Padahal perangkat yang digunakannya tersebut bisa saja hilang sebagaimana yang disebutkan di atas, apalagi kalau aplikasi email dan authenticator juga tidak diproteksi dengan semacam app lock, tentu untuk konfirmasi transaksi bisa langsung dari HP tersebut semua.

---

Ya, berasa beda banget platformnya yang sekarang dengan Tokocrypto yang dulu (sebelum bergabung dengan Binance) sewaktu saya register di sana sekitar awal 2019 lalu.

Dari yang saya baca disalah satu media internasional seperti Reuters memang demikian adanya; Beberapa pemerintah lokal di sana secara bertahap mengeluarkan larangan mining crypto untuk mematuhi kebijakan pemerintah pusatnya.

---

Dan naik turunnya harga jual Bitcoin juga tidak sepenuhnya bertumpu pada biaya operasional mining saja. Meskipun demikian bisa saja ada 'riak' imbas dari larangan ekspor Batu bara tersebut.

Saya kira rada sedikit mengekang kalau misalkan untuk penambahan fitur trading atau fitur exchange lainnya yang baru mesti ada kesesuaian terlebih dulu dengan aturan Bappeti. Untuk list dari aset kripto yang diterbitkan Bappebti pun tidak setiap saat di update, apalagi kalau misal setiap mau ada penambahan fitur harus lapor bappebti dulu, birokrasinya itu kemungkinan malah memperlambat inovasi exchange tersebut.

Dari yang pernah saya alami ketika menggunakan aplikasi andorid Indodax dan Pintu juga sama seperti Tokocrypto, sering logout otomatis namun interval waktu logout Tokocrypto yang saya rasakan memang lebih sering dari yang lainnya. Saya kira ini untuk keamanan sebagaimana aplikasi mobile banking juga sering seperti itu.

---

Maksud biaya transaksi di atas itu biaya withdraw? Kalau bicara fee withdraw termurah, fee di Pintu (Rp. 4.500/transaksi) masih lebih murah dari Tokocrypto (Rp. 5.500/transaksi). Namun saya pribadi rada kurang nyaman dengan spread harga beli-jual yang terlalu lebar di Pintu. Untuk saat ini, pilihan exchange lokal yang saya gunakan Tokocrypto, mengingat kondisi market dan fitur-pun tidak kalah dari exchange yang lebih dulu ada seperti Indodax.

@Groundbit maaf postingannya saya quote dan ditanggapi di sini, karena kalau di thread Lomba Merit Forum Indonesia saya rasa rada keluar dari tema thread tersebut.

---

Coba saja latihan buat thread di board Archival. Jadi agan bisa melihat hasil thread ketika di posting untuk sementara di sana, memperbaiki format tuisan dan lainnya. Sebenarnya bisa juga menggunakan Preview untuk melihat secara cepat hasil post yang akan terlihat nantinya, hanya saja dalam beberapa kasus yang pernah saya alami semisal ketika mengatur gambar dengan tulisan ketika di preview sudah rapi tetapi setelah di posting malah tidak sesuai.

Jika melihat tanggal posting thread OP pada 19 November 2021 dan postingan bitmover yang ini, kemungkinan data terakhir kali yang diambil dari sini:

Kemungkinan jumlah merit yang digunakan pada animasi tersebut adalah hasil filter dari section: Local, subsection: Indonesian (tidak menghitung jumlah merit total yang didapat user tersebut dari semua board/section).

Saya coba lihat langsung dari:
https://public.tableau.com/app/profile/ddmrddmr/viz/BitcointalkMeritDashboard/GlobalSummary
dengan memfilter hanya di subsection Indonesian dari 24/01/2018 22:12:00 hingga 14/11/2021 00:00:00 dan contoh total received saya sesuai dengan yang di animasi OP.

Kalau diperhatikan di thread nya agan DroomieChikito: https://bitcointalk.org/index.php?topic=5209576.0, sebagian Legendary dari SFI saya lihat masih balapan (bisa dilihat pada tiap update datanya), hanya saja mungkin target merit yang ingin dicapai berikutnya berbeda-beda atau bisa juga ada yang sudah tidak punya target karena level rank sudah maksimal (mudah-mudahan tidak demikian).

---

Sepertinya memang tidak akurat juga data pada animasinya, saya coba geser slider-nya mentok ke bulan 10-2021, perolehan merit dari masing-masing membernya rada jauh selisihnya ketika di compare dengan data ini: [Updated 29 Oktober 2021] Bitcointalk Merit Dashboard

Sederhananya agan coba introspeksi pada postingan yang dihapus tersebut, artinya jangan mengulangi kembali postingan yang seperti itu.
Bisa jadi ada yang me-report karena dianggap spam, off topic, dll. dan moderator menilainya memang mesti dihapus.

Dan perlu diperhatikan juga bahwa forum ini berbeda dengan forum chat atau medsos seperti facebook, twitter, dsm., jadi coba agan hindari post-post yang dihapus seperti contoh berikut:


Saya quote sebagian panduan yang diberikan om mod, selengkapnya bisa agan baca di link berikut:
https://bitcointalk.org/index.php?topic=764664.0

Memangnya ketika membuat video konten di Youtube tersebut agan tidak menyensor private key/seed phrase dari address yang agan jadikan contoh di video tersebut?
Dan sebaiknya memang dalam membuat video yang diperuntukkan bisa dilihat umum gunakan PC (akun/wallet terpisah) yang berbeda dari PC utama apalagi yang berisi data-data penting (wallet kripto, dll), karena bisa saja ketika membuat video ada sesi membuka explorer atau lainnya yang secara tidak disadari malah menunjukkan data penting milik agan (mis. password, IP address, rek bank, dll).

Ya, pada kasus tertentu mungkin sulit dibedakan. Di atas sengaja saya memberikan tanda petik pada kata 'pamrih' dan 'tidak pamrih' untuk menandakan ada penekanan maksud tertentu. Saya sedikit jelaskan maksudnya, posting dan ada pamrih/berharap mendapat merit pada postingan tersebut itu wajar namun akan menjadi jelas ketara 'pamrih'nya ketika ternyata tidak mendapatkan merit lalu posting curhat mengeluh sana-sini sudah merasa posting bagus dibanyak tempat namun tidak kunjung mendapat merit.
Mungkin bisa dinilai sendiri beberapa contoh berikut ini:
https://bitcointalk.org/index.php?topic=5072382.0 (coba lihat activity dari TS-nya);
https://bitcointalk.org/index.php?topic=5209309.msg53620280#msg53620280.

Sebenarnya saya tidak mau membahas terlalu panjang lebar masalah merit di thread ini karena sudah ada thread mas abhie yang di pin.