Ada benernya juga gan,  kalau gak ada FOMO mungkin harga koin segitu-gitu aja. Orang gak akan tertantang untuk spekulatif. Jika hanya menunggu harga koin turun dulu, kesannya malah pasrah, gak ambil keuntungan yang sudah ada di depan mata (kalo pas koinnya emang naik lagi)
Tapi ya resiko tanggung sendiri, apalagi tanpa dibekali tehnik bertrading.

Ane maunya level 5 gan kalo ada, yaitu pemilik hunting Fox.
Tinggal kasih makan, kasih tempat tinggal, 2 hari sekali dimandiin.
Yang penting ada modal besar, bisa pekerjakan analis cryptocurrency untuk melihat perkembangan mata uang.

Semua konsep tentang tehnik bertrading sudah banyak diulas dan dibahas dan semuanya sepertinya bagus untuk dilaksanakan.
Tapi ada beberapa faktor penyebab gagalnya seseorang dalam bertrading.
Saya rasa managemen modal bagus untuk diterapkan bagi seseorang yang sudah profesional dalam bertrading atau punya jam terbang yang tinggi.
Tapi bagi yang masih baru seperti saya, rasanya masih perlu mengenal dahulu karakter tiap mata uang dari cryptocurrency.

Infonya bermanfaat gan, tapi kenapa judulnya investasi. Bisa jelaskan gan? Karena yang saya fahami investasi sama dengan penanaman modal.

Ada beberapa cara mendapatkan profit dari cryptocurrency yang agan utarakan tapi tidak termasuk ke dalam kategori investasi, contohnya faucet dan affiliate.
Maaf gan.

Kalau saya kasih judul : Memulai Bisnis di Dunia Cryptocurrencies

Penilaian terhadap postingan yang dianggap plagiat atau bukan, kadang menjadi sesuatu yang saya anggap rancu.
Contoh :
1. Jika saya menuliskan suatu postingan yang idenya saya ambil atau sama dengan ide orang lain, dengan substansi yang sama tapi kesimpulan berbeda.
2. Postingan sesuatu yang mengandung istilah yang sudah umum yang berlaku pada suatu komunitas, seperti pengertian cryptocurrency, Blockchain, Satoshi, dan sebagainya.

Apakah hal di atas masuk ke dalam ranah plagiat jika saya tidak mencantumkan sumbernya? Mohon jawabannya gan!

Tidak semata teknologi Blockchain hanya dipergunakan sebatas untuk menghasilkan cryptocurrency. Blockchain dapat diaplikasikan ke semua sektor kehidupan yang berbasis database.

Raksasa e-commerce Alibaba, lebih mementingkan pengembangan tekhnologi Blockchain di bidang peningkatan kesehatan dan pemberantasan penjualan makanan palsu.

Rupiah digital yang diwacanakan oleh pemerintah mungkin karakteristiknya berbeda dengan cryptocurrency yang ada sekarang.
Tidak mungkin pemerintah mengeluarkan mata uang yang tidak tersentralisasi. Nanti akan terjadi gelembung yang akan membuat inflasi.

Yang saya tahu, pemerintah memang belum sampai pada tahap melarang kepemilikan Bitcoin. Pemerintah hanya melarang Bitcoin yang diperuntukan sebagai alat pembayaran, dan memang itu sudah ada dalam undang-undang yang mengatur tentang mata uang dimuat dalam rumusan Pasal 23 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 (sebelum amandemen) yang menyebutkan bahwa macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang. Ketentuan yang sama diatur kembali dalam rumusan Pasal 23B Undang-Undang Dasar 1945 setelah amandemen keempat.
Kemudian dijabarkan kembali dalam Undang-Undang No 7. Tahun 2011 tentang Mata Uang dimana hanya Rupiah yang diakui sebagai alat pembayaran yang sah di Indonesia.
Berarti penggunaan Bitcoin atau cryptocurrency lainnya sebagai alat pembayaran memang dilarang di negara kita.

Baca artikel ----> https://www.kompasiana.com/ramautura/regulasi-dan-kebijakan-terkait-mata-uang-kripto-sebagai-alat-pembayaran-di-indonesia_5a02a9f58325cc3e613fd7c2

Sedangkan untuk kepemilikan atau aset dan memperdagangkannya/trading, saya rasa belum sampai tingkat dilarang.
Jadi apa yang harus diregulasi. Malah makin merepotkan kita, dimana setiap kali transaksi dengan Bitcoin atau cryptocurrency akan ada aturan yang menyertainya.

Pergerakan nilai mata uang Bitcoin murni karena supply dan demand gan. Banyaknya pemberitaan yang negatif terhadap bitcoin tidak akan mempengaruhi nilai bitcoin selama investor Bitcoin tidak terpengaruh. Tapi jika pelarangan yang dilakukan oleh suatu negara, sedik banyak akan mempengaruhi harga, karena hal tersebut akan berdampak hukum.

Bitcoin tidak sama seperti mata uang konvensional yang diback up oleh persediaan emas atau jaminan perekonomian suatu negara. Mata uang konvensional dipantau pergerakannya oleh negara karena kenaikan atau penurunan mata uang suatu negara berdampak besar terhadap situasi negara tersebut. Berbeda dengan bitcoin yang tidak terikat dengan situasi negara manapun.

Keputusan pemerintah untuk menggunakan tekhnologi Blockchain adalah langkah tepat dalam pemanfaatan perkembangan tekhnologi.
Seperti kita tahu pada era tahun 2000, kita mengenal transaksi keuangan digital seperti Paypal yang prinsip kerjanya seperti ATM bersama, yaitu sebagai pihak yang dipercaya untuk melakukan pencatatan kemudian memindahkan dana dari pihak pertama kepada pihak kedua.
Pada tahun 2009 muncul bitcoin dengan tekhnologi blockchainnya dimana semua transaksi keuangan yang terjadi, diumumkan dan diverifikasi oleh seluruh jaringan komputer pemegang buku besar (general ledger) sebelum dinyatakan sah untuk selanjutnya disimpan dalam bentuk blok-blok yang terenkripsi. Sehingga menghilangkan fungsi perantara.

Baca -->  https://m.detik.com/inet/cyberlife/d-3547484/mengenal-blockchain-platform-transaksi-elektronik-masa-depan

Sedangkan pemanfaatan blockchain sendiri tidak terbatas pada sekedar membuat cryptocurrency atau dalam dunia moneter saja.
Contoh :
Pada rumah sakit, Blockchain dapat dipakai untuk pertukaran informasi antara perusahaan asuransi, antara pasien dan rumah sakit.
Sektor property juga memanfaatkan Blockchain untuk mengurangi penipuan dalam bisnis perumahan dan real estate dan, yaitu menjadi tanda tangan formal kepemilikan aset.
Sektor ekspor dan impor, Blockchain digunakan untuk mengurangi banyaknya perantara sehingga mengurangi cost.

Lihat ---> https://www.duniafintech.com/4-penggunaan-inovatif-untuk-teknologi-blockchain/

Warung Pintar yang sedang berkembang sekarang di Jakarta, proyek ini memadukan kios kecil atau warung tradisional dan pengelolaan yang berbasis teknologi dengan mengedepankan tiga pilar yaitu Internet of Things (IoT), big data analytics dan blockchain. Ini merupakan inovasi dari anak bangsa.

http://tekno.kompas.com/read/2018/01/24/15090067/warung-pintar-kios-masa-kini-yang-pakai-software-pos-dan-akuntansi

Itu baru sebagian kecil dari pemanfaatan teknologi Blockchain.
Rencana pemerintah untuk memanfaatkan teknologi blockchain sepatutnya kita dukung, agar memberikan dampak positif yang lebih luas pada perekonomian kita.

Kalau sudah digunakan dalam transaksi nyata dengan artian bahwa cryptocurrency bukan sekedar diperdagangkan tapi bisa digunakan dalam transaksi pembelian, maka bukan merupakan hal yang mustahil akan ada Bank bitcoin yang digunakan untuk transaksi yang lebih luas sama halnya dengan bank konvensional.

Saya tambahkan sedikit.
Dalam trading mata uang, tekhnik cut loss merupakan langkah terbaik jika potensi kerugiannya sangat tinggi.
Ketika kita memprediksikan suatu mata uang akan mengalami penurunan yang sangat tajam, maka langkah antisipasinya adalah cut loss, hal ini merupakan strategi yang terbaik dibandingkan jika kita menggunakan taking loss.

Walaupun sama-sama mengalami kerugian, cut loss berbeda dengan taking loss.
Cut loss, kita menjual aset kita ketika kita memprediksi bahwa akan ada penurunan yang lebih besar, sedangkan
Taking loss, kita baru menjual aset kita ketika harga memang sudah deep, berada di titik paling bawah.

Semuanya tergantung pada bagaimana kita menyikapinya. Jika kita menyikapinya dengan sangkaan positif, maka kita akan mendapatkan nilai yang positif, minimal kita bisa belajar lebih baik dengan membuat suatu postingan yang harapannya orang akan mendapatkan manfaat dari apa yang kita postkan.
Tapi kalau kita masih berkeluh-kesah dengan peraturan yang sudah dibuat, jangan harap untuk bisa mendapatkan nilai positif walaupun sedikit.
Keep positif thinking, may Good bless you!

Saya rasa, lihat aja aturan dasar kenapa diberlakukannya merit


Dari situ kita mungkin sudah paham, kriteria yang seharusnya ada dari post yang kita berikan merit.
Yang menjadi masalah adalah terkadang faktor subjektivitas dalam memberi merit lebih berperan ketimbang objektivitas, sehingga "qualify post" terabaikan.

Masalah tukar menukar merit, saya rasa kalau sesuai dengan ketentuan di atas tadi, gak masalah gan. Yang masalah, sampai hari ini sayapun gak punya merit, yach gak bisa tukaran 

Bubble atau gelembung merupakan suatu perumpamaan dari sesuatu yang pada dasarnya tidak ada, kemudian membesar dan akhirnya pada tingkatan tertentu akan pecah (brust). Hal ini berlaku pada benda atau aset yang pada dasarnya tidak bernilai tapi tiba-tiba nilainya melonjak tajam.

Contoh bubble di Indonesia, ketika terjadinya booming batu giok, ketika batu giok menjadi barang yang nilainya fantastis. Harga giok melebihi harga emas atau berlian hingga mencapai nilai 17 milyar untuk ukuran batu yang diameternya tidak lebih dari 10 cm.
Tapi hal itu tidak berlangsung lama, hingga batu giok saat ini harganya sama seperti asesoris biasa.
Atau contoh lainnya adalah ketika tanaman eforbia menjadi tanaman hias yang sangat mahal. Sekarang bisa kita jumpai di pinggir-pinggir jalan tanpa ada nilai.

Sedangkan kenaikan harga Bitcoin bukan merupakan bubble, walaupun harganya sempat melebihi angka 200 juta perkoin, dan akhirnya turun drastis ke angka 82 juta. Ini hanya salah satu karakteristik dari Bitcoin dimana nilainya fluktuatif dan murni mengikuti demand dan suplly nya. Sehingga kekhawatiran sebagian orang akan terjadinya brust tidak terjadi.

Saya malah mendapatkan 3 macam istilah yang digunakan dalam klasifikasi ini.
1. Digital currency
2. Virtual currency
3. Cryptocurrency
Digital currency mungkin secara mudahnya kita definisikan sebagai mata uang yang dapat disimpan dan ditransfer secara elektronik. Contohnya e-gold yang pernah kita dengar atau e-cash.
Virtual currency yang biasa kita temukan dalam permainan game online dan biasanya tidak bisa kita uangkan hanya bisa kita tukarkan dengan points atau fitur dalam game seperti weapon, life dsb.
Cryptocurrency yang berkembang sejak era bitcoin tahun 2009 lalu dan saya rasa sebagai pengembangan baru dari digital currency dimana menggunakan tehnik cryptograhphy yang sebenarnya sudah digunakan sejak perang dunia ke II.

Kemudian muncul beberapa koin lainnya seperti token pulsa, token listrik, koin atau game cart pada permainan game di mall dsb.
Yang terakhir ini saya belum bisa mengklasifikasikan masuk kedalam jenis yang mana.

Pendapat saya, hal ini lebih kepada niat seseorang aja sih. Jika tujuannya mau belajar dan mengenal lebih jauh tentang dunia cryptocurrencies ya harusnya dari awal.
Tapi kalo benar-benar sudah paham dan sudah mengenal lika-liku perkriptoan, ya terserah tapi resiko ditanggung masing-masing.

Pemerintah kayaknya tinggal menunggu starting pointnya saja gan. Mau meregulasi dengan artian membolehkan tapi dengan batasan atau melegalkan dengan artian yang lebih luas.
Kita tunggu aja gan.
Wacana BI yang akan membuat cryptocurrency versi Indonesia mungkin jadi apresiasi sendiri, tapi ya harus bisa bersaing dengan koin-koin yang lain secara fair.

Walaupun saya juga newbie, saya akan coba beradaptasi dengan peraturan yang sudah di buat dalam forum ini.
Mengulas pendapat agan @maculeth, saya tambahkan sedikit, karena sejak diterbitkannya aturan merit, saya masih penasaran bagaimana kategori post yang berkualitas (quality post or qualified post?)

Jika shitpost diperluas kategorinya hingga kata "saya pikir .... " juga termasuk shitpost, maka yang ada adalah pengekangan pendapat atau bisa jadi pelarangan berpendapat dalam forum ini.
Ada beberapa post yang memang dibuat untuk meminta pendapat dari member lainnya dan wajar menambahkan kata "saya pikir...." dengan asumsi bahwa pendapatnya merupakan suatu kesimpulan dari apa yang sudah diketahuinya atau merupakan rangkuman dari pendapat orang lain yang dia utarakan.
Maaf ini hanya pendapat saya.

Yang dikatakan menghadapi bukan mengikuti, artinya ada proses, ada seleksi dan adaptasi.
Presiden mengisyaratkan untuk menghadapi perkembangan zaman, berarti di semua sektor kehidupan tidak terkecuali dalam dunia moneter.
Blockchain yang diusung Bitcoin adalah tekhnologi terkini dalam dunia moneter. Alih guna tehnologi tidak terbatas hanya infrastruktur tetapi harus menyeluruh.
Jika Presiden sudah mengisyaratkan berarti BI sebagai Lembaga Otoritas Keuangan dan Moneter di negara ini harus segera mengeluarkan suatu aturan yang mengatur tata cara peredaran dan penggunannan mata uang Bitcoin.