Bitcoin Forum
May 17, 2024, 05:28:39 PM *
News: Latest Bitcoin Core release: 27.0 [Torrent]
 
   Home   Help Search Login Register More  
Pages: [1]
  Print  
Author Topic: Mari Mengenal Blockchain Lebih Dalam ( Pengertian, Mekanisme, Manfaat )  (Read 186 times)
cinaka omaro (OP)
Member
**
Offline Offline

Activity: 210
Merit: 35


View Profile
February 03, 2018, 02:28:23 AM
 #1

Sejak awal tahun 2000-an, kita mengenal berbagai platform pembayaran digital, salah satu yang paling populer hingga saat ini adalah Paypal. Pada dasarnya, platform pembayaran digital seperti PayPal adalah perantara antara dua pihak yang akan melakukan transaksi.

Perantara ini bertindak sebagai pihak yang dipercaya (trusted party) oleh kedua pihak untuk melakukan verifikasi atas transaksi, kemudian melakukan pencatatan dan terakhir memindahkan dana dari pihak pertama ke pihak kedua.

Platform pembayaran digital semacam PayPal ini sebetulnya mirip dengan penyelenggara transaksi ATM antarbank, seperti ATM Bersama, Prima, Link, Cirrus, Alto, atau Maestro.

Blockchain dan Cryptocurrency

Sampai di tahun 2009, satu sosok misterius yang menggunakan nama Satoshi Nakamoto, meluncurkan sebuah platform pembayaran digital dengan nama 'Bitcoin'. Ada setidaknya dua hal mendasar yang membedakan Bitcoin ini dari platform pembayaran digital tradisional seperti PayPal.

Pertama, Paypal dan sejenisnya hanyalah perantara untuk transaksi elektronik menggunakan mata uang yang biasa digunakan sehari-hari. Seperti juga transaksi internasional lainnya, standar mata uang yang umumnya diterima oleh platform transaksi digital adalah mata uang US Dollar.

Sementara Bitcoin ini merupakan sebuah 'mata uang' tersendiri dalam bentuk digital, yang berada di luar sistem mata uang yang diakui dan diatur oleh bank sentral dunia. Dia memiliki nilai yang fluktuatif. Saat ini nilai 1 Bitcoin setara dengan USD 2.490. Untuk memiliki Bitcoin bisa dilakukan dengan tiga cara: membeli, mendapatkan sebagai bayaran, atau melakukan 'penambangan' atau 'mining'.

Tentu saja penambangan disini tidak seperti kita mengeruk bumi untuk menambang emas. Penambangan untuk mendapatkan Bitcoin dilakukan dengan menjalankan serangkaian algoritma untuk memecahkan sebuah kunci yang digunakan untuk verifikasi sebuah transaksi.

Kedua, transaksi Bitcoin tidak memerlukan pihak ketiga layaknya Paypal, ATM Bersama dan lainnya itu. Untuk menggantikan pihak ketiga, transaksi Bitcoin diverifikasi dan dicatat dalam sebuah sistem terdistribusi yang terenkripsi untuk menjamin keamanannya. Sistem terdistribusi ini disebut dengan 'Blockchain', yang akan dijelaskan berikutnya.

Karena sifatnya yang open source, platform Blockchain ini akhirnya dikembangkan oleh banyak pihak untuk memunculkan berbagai cryptocurrency selain Bitcoin. Salah satu yang terbesar selain Bitcoin adalah Ethereum. Saat ini kedua cryptocurrency tersebut memiliki kapitalisasi pasar mendekati angka USD 70 miliar.

Mekanisme Kerja Blockchain

Dalam sistem keuangan, untuk menjamin tidak ada uang yang hilang, maka semua transaksi perpindahan uang dicatat dalam sebuah buku besar (general ledger).

Setiap institusi keuangan pasti memiliki buku besar yang akan memastikan bahwa jumlah uang keluar masuk tercatat dengan benar. Dalam platform pembayaran digital, seperti paypal, yang melibatkan sejumlah institusi keuangan berbeda, maka sang perantaralah yang bertanggungjawab untuk mencatat setiap transaksi yang dilewatkan.

Dengan sistem ini, maka hanya ada 'satu' buku besar yang dikelola oleh penyedia platform, sebagai rujukan tunggal oleh pihak-pihak yang bertransaksi. Hal ini selain menjadi kekuatan, juga menjadi 'single point of failure'. Jika ada peretas yang berhasil mendapatkan akses terhadap buku besar yang dikelola oleh trusted party ini, maka dia bisa saja memodifikasi isinya.

Blockchain menghilangkan perantara yang sekaligus juga single point of failure ini, dengan mendistribusikan buku besar pencatat transaksi ke dalam jaringan komputer yang terlibat, dimana semua buku besar itu sifatnya identik.

Semua transaksi yang terjadi, harus diumumkan untuk diverifikasi oleh seluruh komputer pemegang buku besar itu sebelum dinyatakan sah. Transaksi yang sudah diverifikasi, diletakkan dalam blok-blok terenkripsi, yang 'dirantai' secara permanen dengan blok transaksi sebelum dan sesudahnya. Itu kenapa platform ini disebut dengan Blockchain.

Secara sederhana mekanisme transaksi dalam blockchain dapat diilustrasikan pada gambar berikut ini.


Dengan sistem pencatatan transaksi yang demikian, terdistribusi dan terikat dalam rantai blok yang terenkripsi, membuat platform ini sangat aman. Dibutuhkan kemampuan yang luar biasa, untuk bisa meretas sistem ini.

Hambatan pertama ada pada blok transaksi yang terenkripsi. Untuk bisa meretas satu transaksi, berarti harus juga meretas blok transaksi sebelum dan sesudahnya. Itu artinya sama saja dia harus bisa meretas seluruh blok transaksi yang pernah tercatat, karena semuanya terkait satu dengan lainnya.

Kedua, dengan sistem pencatatan transaksi yang terdistribusi secara identik pada entah berapa banyak server di dunia ini, maka kalaupun bisa menaklukkan satu salinan blockchain, seorang peretas harus bisa juga mendapatkan verifikasi dari server penyedia salinan blockchain lainnya.

Karena itu platform blockchain ini memberikan tingkat keamanan yang luar biasa tinggi hingga ke level hampir mustahil diretas. Tapi disisi lain, semakin banyak transaksi yang terjadi, akan membutuhkan kemamuan dan sumberdaya komputasi yang semakin besar pula. Meskipun hal itu sudah disiasati oleh Satoshi Nakamoto dengan membuatnya sebagai sebuah sistem terdistribusi.

Potensi Pemanfaatan Blockchain


Industri paling pertama terkena dampak dari revolusi yang dihadirkan oleh Blockchain dan Cryptocurrency jelas adalah industri finansial. Karena pada dasarnya industri finansial adalah sebuah pihak ketiga/perantara raksasa yang kita percaya untuk mencatat dan memindahkan uang yang kita miliki.

Dengan blockchain yang menghilangkan perantara, akan memberikan kekuasaan lebih besar kepada para pemilik uang dalam melakukan transaksi. Pendapatan institusi finansial yang sebagian besar berasal dari fee transaksi akan sangat terancam.

Karena itu bank sentral di seluruh dunia menyikapi kehadiran cryptocurrency ini dengan sangat hati-hati. Baru sebagian negara di Amerika, Eropa Barat dan Australia yang sudah melegalkan transaksi cryptocurrency ini.

Beberapa negara seperti Singapura dan Thailand masih mengharamkan. Tapi sebagian besar negara di dunia ini, termasuk Indonesia masih belum mengeluarkan sikap resmi, masih wait and see

Meskipun demikian, industri finansial sepertinya sadar bahwa Blockchain adalah platform yang tidak bisa dipandang sebelah mata, dan sebagian mulai melakukan riset untuk pemanfaatannya. Baru-baru ini, IBM merilis platform blockchain yang akan digunakan oleh tujuh bank terbesar di Eropa Barat.

Yang jelas potensi pemanfaatan mekanisme blockchain ini sangat luas. Blockchain bisa digunakan oleh dua atau lebih pihak-pihak yang 'saling tidak percaya' untuk melakukan transaksi, tanpa ada nya pihak ketiga yang harus dipercaya, dan tentu saja dibayar sebagai penjamin transaksi.

Pengelolaan kontrak-kontrak legal contohnya, sangat mungkin nantinya di kelola secara elektronik dengan platform ini, untuk mengurangi fungsi notariat. Identifikasi digital juga sangat mungkin dikelola secara aman dengan platform blockchain ini. Dan jika dikombinasikan dengan machine learning/artificial intelligence tentu platform ini akan menjadi sebuah revolusi yang sangat dahsyat bagi kehidupan digital kita ini.

Mari kita tunggu 5-10 tahun ke depan untuk melihat bentuk-bentuk lebih luas dari pemanfaatan dari blockchain ini, yang saya yakin akan menjadi ubiquity platform untuk transaksi elektronik di masa depan.

Sumber : https://inet.detik.com/cyberlife/d-3547484/mengenal-blockchain-platform-transaksi-elektronik-masa-depan ( dengan beberapa perubahan yang diperlukan )
cinaka omaro (OP)
Member
**
Offline Offline

Activity: 210
Merit: 35


View Profile
February 03, 2018, 02:37:17 AM
 #2

Maaf gan ane ga tahu gimana cara upload gambar ke forum, udah coba beberapa hoster image ( imgur sama printscr ) tetap invalid gitu, ada solusinya ?
denasha92
Member
**
Offline Offline

Activity: 616
Merit: 10


View Profile
February 03, 2018, 03:33:41 AM
 #3

Sejak awal tahun 2000-an, kita mengenal berbagai platform pembayaran digital, salah satu yang paling populer hingga saat ini adalah Paypal. Pada dasarnya, platform pembayaran digital seperti PayPal adalah perantara antara dua pihak yang akan melakukan transaksi.

Perantara ini bertindak sebagai pihak yang dipercaya (trusted party) oleh kedua pihak untuk melakukan verifikasi atas transaksi, kemudian melakukan pencatatan dan terakhir memindahkan dana dari pihak pertama ke pihak kedua.

Platform pembayaran digital semacam PayPal ini sebetulnya mirip dengan penyelenggara transaksi ATM antarbank, seperti ATM Bersama, Prima, Link, Cirrus, Alto, atau Maestro.

Blockchain dan Cryptocurrency

Sampai di tahun 2009, satu sosok misterius yang menggunakan nama Satoshi Nakamoto, meluncurkan sebuah platform pembayaran digital dengan nama 'Bitcoin'. Ada setidaknya dua hal mendasar yang membedakan Bitcoin ini dari platform pembayaran digital tradisional seperti PayPal.

Pertama, Paypal dan sejenisnya hanyalah perantara untuk transaksi elektronik menggunakan mata uang yang biasa digunakan sehari-hari. Seperti juga transaksi internasional lainnya, standar mata uang yang umumnya diterima oleh platform transaksi digital adalah mata uang US Dollar.

Sementara Bitcoin ini merupakan sebuah 'mata uang' tersendiri dalam bentuk digital, yang berada di luar sistem mata uang yang diakui dan diatur oleh bank sentral dunia. Dia memiliki nilai yang fluktuatif. Saat ini nilai 1 Bitcoin setara dengan USD 2.490. Untuk memiliki Bitcoin bisa dilakukan dengan tiga cara: membeli, mendapatkan sebagai bayaran, atau melakukan 'penambangan' atau 'mining'.

Tentu saja penambangan disini tidak seperti kita mengeruk bumi untuk menambang emas. Penambangan untuk mendapatkan Bitcoin dilakukan dengan menjalankan serangkaian algoritma untuk memecahkan sebuah kunci yang digunakan untuk verifikasi sebuah transaksi.

Kedua, transaksi Bitcoin tidak memerlukan pihak ketiga layaknya Paypal, ATM Bersama dan lainnya itu. Untuk menggantikan pihak ketiga, transaksi Bitcoin diverifikasi dan dicatat dalam sebuah sistem terdistribusi yang terenkripsi untuk menjamin keamanannya. Sistem terdistribusi ini disebut dengan 'Blockchain', yang akan dijelaskan berikutnya.

Karena sifatnya yang open source, platform Blockchain ini akhirnya dikembangkan oleh banyak pihak untuk memunculkan berbagai cryptocurrency selain Bitcoin. Salah satu yang terbesar selain Bitcoin adalah Ethereum. Saat ini kedua cryptocurrency tersebut memiliki kapitalisasi pasar mendekati angka USD 70 miliar.

Mekanisme Kerja Blockchain

Dalam sistem keuangan, untuk menjamin tidak ada uang yang hilang, maka semua transaksi perpindahan uang dicatat dalam sebuah buku besar (general ledger).

Setiap institusi keuangan pasti memiliki buku besar yang akan memastikan bahwa jumlah uang keluar masuk tercatat dengan benar. Dalam platform pembayaran digital, seperti paypal, yang melibatkan sejumlah institusi keuangan berbeda, maka sang perantaralah yang bertanggungjawab untuk mencatat setiap transaksi yang dilewatkan.

Dengan sistem ini, maka hanya ada 'satu' buku besar yang dikelola oleh penyedia platform, sebagai rujukan tunggal oleh pihak-pihak yang bertransaksi. Hal ini selain menjadi kekuatan, juga menjadi 'single point of failure'. Jika ada peretas yang berhasil mendapatkan akses terhadap buku besar yang dikelola oleh trusted party ini, maka dia bisa saja memodifikasi isinya.

Blockchain menghilangkan perantara yang sekaligus juga single point of failure ini, dengan mendistribusikan buku besar pencatat transaksi ke dalam jaringan komputer yang terlibat, dimana semua buku besar itu sifatnya identik.

Semua transaksi yang terjadi, harus diumumkan untuk diverifikasi oleh seluruh komputer pemegang buku besar itu sebelum dinyatakan sah. Transaksi yang sudah diverifikasi, diletakkan dalam blok-blok terenkripsi, yang 'dirantai' secara permanen dengan blok transaksi sebelum dan sesudahnya. Itu kenapa platform ini disebut dengan Blockchain.

Secara sederhana mekanisme transaksi dalam blockchain dapat diilustrasikan pada gambar berikut ini.


Dengan sistem pencatatan transaksi yang demikian, terdistribusi dan terikat dalam rantai blok yang terenkripsi, membuat platform ini sangat aman. Dibutuhkan kemampuan yang luar biasa, untuk bisa meretas sistem ini.

Hambatan pertama ada pada blok transaksi yang terenkripsi. Untuk bisa meretas satu transaksi, berarti harus juga meretas blok transaksi sebelum dan sesudahnya. Itu artinya sama saja dia harus bisa meretas seluruh blok transaksi yang pernah tercatat, karena semuanya terkait satu dengan lainnya.

Kedua, dengan sistem pencatatan transaksi yang terdistribusi secara identik pada entah berapa banyak server di dunia ini, maka kalaupun bisa menaklukkan satu salinan blockchain, seorang peretas harus bisa juga mendapatkan verifikasi dari server penyedia salinan blockchain lainnya.

Karena itu platform blockchain ini memberikan tingkat keamanan yang luar biasa tinggi hingga ke level hampir mustahil diretas. Tapi disisi lain, semakin banyak transaksi yang terjadi, akan membutuhkan kemamuan dan sumberdaya komputasi yang semakin besar pula. Meskipun hal itu sudah disiasati oleh Satoshi Nakamoto dengan membuatnya sebagai sebuah sistem terdistribusi.

Potensi Pemanfaatan Blockchain


Industri paling pertama terkena dampak dari revolusi yang dihadirkan oleh Blockchain dan Cryptocurrency jelas adalah industri finansial. Karena pada dasarnya industri finansial adalah sebuah pihak ketiga/perantara raksasa yang kita percaya untuk mencatat dan memindahkan uang yang kita miliki.

Dengan blockchain yang menghilangkan perantara, akan memberikan kekuasaan lebih besar kepada para pemilik uang dalam melakukan transaksi. Pendapatan institusi finansial yang sebagian besar berasal dari fee transaksi akan sangat terancam.

Karena itu bank sentral di seluruh dunia menyikapi kehadiran cryptocurrency ini dengan sangat hati-hati. Baru sebagian negara di Amerika, Eropa Barat dan Australia yang sudah melegalkan transaksi cryptocurrency ini.

Beberapa negara seperti Singapura dan Thailand masih mengharamkan. Tapi sebagian besar negara di dunia ini, termasuk Indonesia masih belum mengeluarkan sikap resmi, masih wait and see

Meskipun demikian, industri finansial sepertinya sadar bahwa Blockchain adalah platform yang tidak bisa dipandang sebelah mata, dan sebagian mulai melakukan riset untuk pemanfaatannya. Baru-baru ini, IBM merilis platform blockchain yang akan digunakan oleh tujuh bank terbesar di Eropa Barat.

Yang jelas potensi pemanfaatan mekanisme blockchain ini sangat luas. Blockchain bisa digunakan oleh dua atau lebih pihak-pihak yang 'saling tidak percaya' untuk melakukan transaksi, tanpa ada nya pihak ketiga yang harus dipercaya, dan tentu saja dibayar sebagai penjamin transaksi.

Pengelolaan kontrak-kontrak legal contohnya, sangat mungkin nantinya di kelola secara elektronik dengan platform ini, untuk mengurangi fungsi notariat. Identifikasi digital juga sangat mungkin dikelola secara aman dengan platform blockchain ini. Dan jika dikombinasikan dengan machine learning/artificial intelligence tentu platform ini akan menjadi sebuah revolusi yang sangat dahsyat bagi kehidupan digital kita ini.

Mari kita tunggu 5-10 tahun ke depan untuk melihat bentuk-bentuk lebih luas dari pemanfaatan dari blockchain ini, yang saya yakin akan menjadi ubiquity platform untuk transaksi elektronik di masa depan.

Sumber : https://inet.detik.com/cyberlife/d-3547484/mengenal-blockchain-platform-transaksi-elektronik-masa-depan ( dengan beberapa perubahan yang diperlukan )

Sepertinya Bank-Bank umum yang ada di Indonesia harus segera menerapkan system blockchain ini, semakin banyak orang yang beralih & bertransaksi di dunia kripto, akan mengurangi fee based income bank tsb. System ini menurut ane sangat canggih dan transparan namun mempunyai system keamanan yang luar  biasa baik, ane yakin ke depannya perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri keuangan akan menerapkan system ini
badakjawa
Member
**
Offline Offline

Activity: 336
Merit: 20


View Profile WWW
February 03, 2018, 03:39:05 AM
 #4

Maaf gan ane ga tahu gimana cara upload gambar ke forum, udah coba beberapa hoster image ( imgur sama printscr ) tetap invalid gitu, ada solusinya ?

Keamren pas mosting gambar juga ane bingung ini terus Langsung dihubuungkan ke linknya aja kalau nggak bisa masukin gambar,nggak usah pake <img>,
ini kayak postingan saya disini  ---> https://bitcointalk.org/index.php?topic=2297510.msg23313280#msg23313280

GIGZI INDEPENDENT WEALTH MANAGEMENT
Crowdsale Starts on 23rd November 2018
Telegram   Medium   GitHub   Twitter   Reddit   LinkedIn   Facebook
bisnisali16
Member
**
Offline Offline

Activity: 106
Merit: 40

You have 0 sendable merit (sMerit)


View Profile WWW
February 03, 2018, 01:30:46 PM
 #5

Maaf gan ane ga tahu gimana cara upload gambar ke forum, udah coba beberapa hoster image ( imgur sama printscr ) tetap invalid gitu, ada solusinya ?

Keamren pas mosting gambar juga ane bingung ini terus Langsung dihubuungkan ke linknya aja kalau nggak bisa masukin gambar,nggak usah pake <img>,
ini kayak postingan saya disini  ---> https://bitcointalk.org/index.php?topic=2297510.msg23313280#msg23313280

Kalau mau insert gambar disini, biasanya harus diupload ke image hosting dulu seperti : Imgur, tinypic or ShareX.
Tapi memang menurut ane ShareX yang lebih mudah buat dipake dan ane juga pake sampai sekarang : https://getsharex.com/

Agan diatas udah menjelaskan kalau mau insert image pakai:

Code:

Tapi yang dicopas itu bukan link imgurnya, tapi syntax BBCodenya (message board & forum) saat setelah diupload.

Diinsert saat mau buat post.

Code:

Jadinya seperti ini:



Semoga bisa membantu,
Note : harusnya saya quote karena ini bukan punya saya tapi karena topic nya udah di lock jadi ga bisa di quote lagi  Grin

Link to topic : https://bitcointalk.org/index.php?topic=2872207.0

You have 0 sendable merit (sMerit)!
boymuhammad
Full Member
***
Offline Offline

Activity: 280
Merit: 102


View Profile
February 03, 2018, 01:48:53 PM
 #6

Sejak awal tahun 2000-an, kita mengenal berbagai platform pembayaran digital, salah satu yang paling populer hingga saat ini adalah Paypal. Pada dasarnya, platform pembayaran digital seperti PayPal adalah perantara antara dua pihak yang akan melakukan transaksi.

Perantara ini bertindak sebagai pihak yang dipercaya (trusted party) oleh kedua pihak untuk melakukan verifikasi atas transaksi, kemudian melakukan pencatatan dan terakhir memindahkan dana dari pihak pertama ke pihak kedua.

Platform pembayaran digital semacam PayPal ini sebetulnya mirip dengan penyelenggara transaksi ATM antarbank, seperti ATM Bersama, Prima, Link, Cirrus, Alto, atau Maestro.

Blockchain dan Cryptocurrency

Sampai di tahun 2009, satu sosok misterius yang menggunakan nama Satoshi Nakamoto, meluncurkan sebuah platform pembayaran digital dengan nama 'Bitcoin'. Ada setidaknya dua hal mendasar yang membedakan Bitcoin ini dari platform pembayaran digital tradisional seperti PayPal.

Pertama, Paypal dan sejenisnya hanyalah perantara untuk transaksi elektronik menggunakan mata uang yang biasa digunakan sehari-hari. Seperti juga transaksi internasional lainnya, standar mata uang yang umumnya diterima oleh platform transaksi digital adalah mata uang US Dollar.

Sementara Bitcoin ini merupakan sebuah 'mata uang' tersendiri dalam bentuk digital, yang berada di luar sistem mata uang yang diakui dan diatur oleh bank sentral dunia. Dia memiliki nilai yang fluktuatif. Saat ini nilai 1 Bitcoin setara dengan USD 2.490. Untuk memiliki Bitcoin bisa dilakukan dengan tiga cara: membeli, mendapatkan sebagai bayaran, atau melakukan 'penambangan' atau 'mining'.

Tentu saja penambangan disini tidak seperti kita mengeruk bumi untuk menambang emas. Penambangan untuk mendapatkan Bitcoin dilakukan dengan menjalankan serangkaian algoritma untuk memecahkan sebuah kunci yang digunakan untuk verifikasi sebuah transaksi.

Kedua, transaksi Bitcoin tidak memerlukan pihak ketiga layaknya Paypal, ATM Bersama dan lainnya itu. Untuk menggantikan pihak ketiga, transaksi Bitcoin diverifikasi dan dicatat dalam sebuah sistem terdistribusi yang terenkripsi untuk menjamin keamanannya. Sistem terdistribusi ini disebut dengan 'Blockchain', yang akan dijelaskan berikutnya.

Karena sifatnya yang open source, platform Blockchain ini akhirnya dikembangkan oleh banyak pihak untuk memunculkan berbagai cryptocurrency selain Bitcoin. Salah satu yang terbesar selain Bitcoin adalah Ethereum. Saat ini kedua cryptocurrency tersebut memiliki kapitalisasi pasar mendekati angka USD 70 miliar.

Mekanisme Kerja Blockchain

Dalam sistem keuangan, untuk menjamin tidak ada uang yang hilang, maka semua transaksi perpindahan uang dicatat dalam sebuah buku besar (general ledger).

Setiap institusi keuangan pasti memiliki buku besar yang akan memastikan bahwa jumlah uang keluar masuk tercatat dengan benar. Dalam platform pembayaran digital, seperti paypal, yang melibatkan sejumlah institusi keuangan berbeda, maka sang perantaralah yang bertanggungjawab untuk mencatat setiap transaksi yang dilewatkan.

Dengan sistem ini, maka hanya ada 'satu' buku besar yang dikelola oleh penyedia platform, sebagai rujukan tunggal oleh pihak-pihak yang bertransaksi. Hal ini selain menjadi kekuatan, juga menjadi 'single point of failure'. Jika ada peretas yang berhasil mendapatkan akses terhadap buku besar yang dikelola oleh trusted party ini, maka dia bisa saja memodifikasi isinya.

Blockchain menghilangkan perantara yang sekaligus juga single point of failure ini, dengan mendistribusikan buku besar pencatat transaksi ke dalam jaringan komputer yang terlibat, dimana semua buku besar itu sifatnya identik.

Semua transaksi yang terjadi, harus diumumkan untuk diverifikasi oleh seluruh komputer pemegang buku besar itu sebelum dinyatakan sah. Transaksi yang sudah diverifikasi, diletakkan dalam blok-blok terenkripsi, yang 'dirantai' secara permanen dengan blok transaksi sebelum dan sesudahnya. Itu kenapa platform ini disebut dengan Blockchain.

Secara sederhana mekanisme transaksi dalam blockchain dapat diilustrasikan pada gambar berikut ini.


Dengan sistem pencatatan transaksi yang demikian, terdistribusi dan terikat dalam rantai blok yang terenkripsi, membuat platform ini sangat aman. Dibutuhkan kemampuan yang luar biasa, untuk bisa meretas sistem ini.

Hambatan pertama ada pada blok transaksi yang terenkripsi. Untuk bisa meretas satu transaksi, berarti harus juga meretas blok transaksi sebelum dan sesudahnya. Itu artinya sama saja dia harus bisa meretas seluruh blok transaksi yang pernah tercatat, karena semuanya terkait satu dengan lainnya.

Kedua, dengan sistem pencatatan transaksi yang terdistribusi secara identik pada entah berapa banyak server di dunia ini, maka kalaupun bisa menaklukkan satu salinan blockchain, seorang peretas harus bisa juga mendapatkan verifikasi dari server penyedia salinan blockchain lainnya.

Karena itu platform blockchain ini memberikan tingkat keamanan yang luar biasa tinggi hingga ke level hampir mustahil diretas. Tapi disisi lain, semakin banyak transaksi yang terjadi, akan membutuhkan kemamuan dan sumberdaya komputasi yang semakin besar pula. Meskipun hal itu sudah disiasati oleh Satoshi Nakamoto dengan membuatnya sebagai sebuah sistem terdistribusi.

Potensi Pemanfaatan Blockchain


Industri paling pertama terkena dampak dari revolusi yang dihadirkan oleh Blockchain dan Cryptocurrency jelas adalah industri finansial. Karena pada dasarnya industri finansial adalah sebuah pihak ketiga/perantara raksasa yang kita percaya untuk mencatat dan memindahkan uang yang kita miliki.

Dengan blockchain yang menghilangkan perantara, akan memberikan kekuasaan lebih besar kepada para pemilik uang dalam melakukan transaksi. Pendapatan institusi finansial yang sebagian besar berasal dari fee transaksi akan sangat terancam.

Karena itu bank sentral di seluruh dunia menyikapi kehadiran cryptocurrency ini dengan sangat hati-hati. Baru sebagian negara di Amerika, Eropa Barat dan Australia yang sudah melegalkan transaksi cryptocurrency ini.

Beberapa negara seperti Singapura dan Thailand masih mengharamkan. Tapi sebagian besar negara di dunia ini, termasuk Indonesia masih belum mengeluarkan sikap resmi, masih wait and see

Meskipun demikian, industri finansial sepertinya sadar bahwa Blockchain adalah platform yang tidak bisa dipandang sebelah mata, dan sebagian mulai melakukan riset untuk pemanfaatannya. Baru-baru ini, IBM merilis platform blockchain yang akan digunakan oleh tujuh bank terbesar di Eropa Barat.

Yang jelas potensi pemanfaatan mekanisme blockchain ini sangat luas. Blockchain bisa digunakan oleh dua atau lebih pihak-pihak yang 'saling tidak percaya' untuk melakukan transaksi, tanpa ada nya pihak ketiga yang harus dipercaya, dan tentu saja dibayar sebagai penjamin transaksi.

Pengelolaan kontrak-kontrak legal contohnya, sangat mungkin nantinya di kelola secara elektronik dengan platform ini, untuk mengurangi fungsi notariat. Identifikasi digital juga sangat mungkin dikelola secara aman dengan platform blockchain ini. Dan jika dikombinasikan dengan machine learning/artificial intelligence tentu platform ini akan menjadi sebuah revolusi yang sangat dahsyat bagi kehidupan digital kita ini.

Mari kita tunggu 5-10 tahun ke depan untuk melihat bentuk-bentuk lebih luas dari pemanfaatan dari blockchain ini, yang saya yakin akan menjadi ubiquity platform untuk transaksi elektronik di masa depan.

Sumber : https://inet.detik.com/cyberlife/d-3547484/mengenal-blockchain-platform-transaksi-elektronik-masa-depan ( dengan beberapa perubahan yang diperlukan )

Sepertinya Bank-Bank umum yang ada di Indonesia harus segera menerapkan system blockchain ini, semakin banyak orang yang beralih & bertransaksi di dunia kripto, akan mengurangi fee based income bank tsb. System ini menurut ane sangat canggih dan transparan namun mempunyai system keamanan yang luar  biasa baik, ane yakin ke depannya perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri keuangan akan menerapkan system ini
kita dan semua nya berharap seperti itu, namun butuh proses yang panjang untuk terpenuhinya keingina para pengguna crypto saat ini, dan kita tidak tau proses apa saja dari bank bank luar negri untuk merubah sistem nya menjadi blokchain, kita hanya berharap para suhu lah yang akan merayu dan membujuk pemerintah dan BI untuk segera menerapkan blokchain dan cryptocurrency..
Pages: [1]
  Print  
 
Jump to:  

Powered by MySQL Powered by PHP Powered by SMF 1.1.19 | SMF © 2006-2009, Simple Machines Valid XHTML 1.0! Valid CSS!