JasmineRose
|
|
March 02, 2018, 11:51:44 AM |
|
Wahh ini sebuah inovasi baru sepertinya, menggunakan teknologi Blockchain untuk pemilu. Positifnya seperti kata agan Transparan, Anonim, Akurat, Tidak dapat di rubah dan juga mungkin bisa mengatasi penyalah gunaan Golput yang sering terjadi di pemilu. Namun ya seperti kata agan agan di thread ini apakah nantinya daerah pedalaman bisa juga menggunakan teknologi ini ? Karena ga semua daerah di indonesia terjangkau internet
Wah iyah gan, masyarakat pedalaman pasti sulit jika harus melakukan pemilu yang seperti itu. Apalgi yang gaptek atau kurang paham teknologi. Ya untuk sekarang sih kita lihat prosesnya saja gan. Untuk maslh legal saja belum ada. Apalgi pemilu ya g seperti itu. Berharap yang baik saja untuk kedepanya gan
|
|
|
|
Zulkifli BI
Member
Offline
Activity: 277
Merit: 22
lumintoken.com
|
|
March 02, 2018, 11:54:39 AM |
|
Ini ide bagus gan kalau kita terapkan diindonesia, lagian kalau kita lihat proses pemilu baik legislatif maupun pemilu kada di negara maju, mereka sudah menyediakan hal yang serupa. Proses kerja lebih mudah, transparan dan tidak ribet.
|
|
|
|
MarkingLand
Newbie
Offline
Activity: 92
Merit: 0
|
|
March 02, 2018, 12:08:07 PM |
|
Pemilu adalah salah satu pesta demokrasi pemilihan untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu yang diselenggarakan setiap 5 tahun sekali entah itu Pemilihan presiden ataupun kepala daerah. Seperti kita ketahui bersama pemilu untuk tingkat daerah atau Pilkada akan di mulai di tahun 2018 dan sedangkan untuk Pilres akan di mulai di tahun 2019. Pemilihan umum pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955 tepatnya pada masa kabinet Burhanuddin Harahap, sumber. seperti yang kita tahu selama ini pemilu di lakukan dengan cara tradisional untuk mendapatkan suara rakyat, biasanya seorang yang ingin melakukan pemilihan harus datang langsung ke tempat Penghitungan Suara (TPS) yang di tentukan oleh panitia pemilihan setepat. Setiap peserta pemilu di wajibkan untuk memilih salah satu calon kandidat yang ada di dalam surat suara. KPU akan memberikan waktu dari jam 07.30 Wib - 01.30 Wib setelah itu panitia setempat akan menghitung hasil suara yang di dapat kemudian akan di proses ke KPU pusat dan melakukan penghitungan ulang untuk mendapat hasil yang valid. Menurut saya hal itu masih ada celah untuk mendapatkan suara lebih, karna yang menghitung mempunyai pikiran untuk melakukan hal itu. nah, bagaimana jadinya apabila Teknologi Blockchain di terapkan dalam Pemilu? - tranparan : Dengan teknologi Blockchain pemilu akan lebih tranparan dan setiap orang dapat mengetahui langsung hasil suara yang masuk - Anonim : Seorang seperta pemilu dapat memilih calon kandidat nya tanpa harus di ketahui identitasnya ( namun disini peserta pemilu harus melakukan verifikasi data menggunakan E-KPT) - Akurat : penghitungan akan lebih akurat karna akan langsung masuk dalam buku besar di jaringan blockchain - Tidak dapat di rubah = Suara yang masuk dalam buku besar jaringan blockchain tidak dapat di rubah oleh siapapun Contohbuku besar jaringan blockchain Statistik count sebuah ide yang revolusioner gan menurut saya karna kita harus bisa mengikuti arus perkembangan teknologi, tapi menurut analisa saya rasanya ini sangat sulit untuk bisa diterapkan sekarang-sekarang, karena melihat teknologi di indonesia belum sepenuhnya merata apalagi untuk masyarakat kalangan bawah masih banyak yang gagap teknologi, yang nanti akibatnya bisa menimbulkan kekacauan-kekacauan yang tidak diinginkan.
|
|
|
|
apepop
Member
Offline
Activity: 161
Merit: 10
|
|
March 02, 2018, 12:22:52 PM |
|
Ide ini efektif untuk mengurangi kecurangan, tapi apakah pemerintah berani mengambil langkah ini dengan menggunakan blockchain untuk transparansi pemilu dan hasil yang akurat.
|
|
|
|
siijombi
|
|
March 02, 2018, 12:28:27 PM |
|
Tehnologi blockchain sangat membantu untuk merekam semua data yang masuk ini merupakan sebuah terobosan kemajuan dunia di era digital. Semoga Komisi Pemilihan Umum di indonesia bisa mengadopsi tehnologi ini untuk menciptakan pemilu langsung jujur dan adil di indonesia. Dan yang paling penting yaitu bebas kecurangan. Supaya menjamin keadilan bari para kandidat agar tidak dicurangi.
|
|
|
|
filterMX
Member
Offline
Activity: 406
Merit: 37
|
|
March 02, 2018, 12:28:47 PM |
|
untuk menerapkan teknologi blockchain pada pemilu sepertinya sulit gan tapi bukannya tidak mungkin, karna khususnya di Indonesia terdiri dari ribuan pulau, yang sehingga jaringan untuk mengakses internet akan sulit di sebagian daerah, dan lagi masyarakat kita masih banyak yang awam terhadap perkembangan teknologi.
|
|
|
|
CageMabok
|
|
March 02, 2018, 12:39:51 PM |
|
Pemilu 2019 hampir dekat dan ini pasti ada pihak tertentu yang memanfaatkan situasi untuk menjadi kandidat nya juara dengan cara curang,tapi kalau pemerintah menerapkan sistem blokchain tidak ada kecurangan yang terjadi karena sistem blokchain transparan,akurat,tidak dapat di rubah dan kemudian si pemilih tidak akan ketahuan akan memilih kandidat
|
|
|
|
Dollar_Hunter
Member
Offline
Activity: 1078
Merit: 21
COMBONetworkio
|
|
March 02, 2018, 12:43:11 PM |
|
Wahh ini sebuah inovasi baru sepertinya, menggunakan teknologi Blockchain untuk pemilu. Positifnya seperti kata agan Transparan, Anonim, Akurat, Tidak dapat di rubah dan juga mungkin bisa mengatasi penyalah gunaan Golput yang sering terjadi di pemilu. Namun ya seperti kata agan agan di thread ini apakah nantinya daerah pedalaman bisa juga menggunakan teknologi ini ? Karena ga semua daerah di indonesia terjangkau internet
Wah iyah gan, masyarakat pedalaman pasti sulit jika harus melakukan pemilu yang seperti itu. Apalgi yang gaptek atau kurang paham teknologi. Ya untuk sekarang sih kita lihat prosesnya saja gan. Untuk maslh legal saja belum ada. Apalgi pemilu ya g seperti itu. Berharap yang baik saja untuk kedepanya gan Walaupun sudah diberikan sosialisasi pasti juga nggak bisa langsung paham deh, kalau memang udah niat menerapkan blockchain pada pemilu ya harus dipersiapkan tahun tahun sebelum diadakannya pemilu, jadi ya menurut saya sangat sulit untuk menerapkan blockchain untuk sekarang ini
|
|
|
|
jerseymason
|
|
March 02, 2018, 01:09:10 PM |
|
Sudah lama sekali sejak pertama kali saya berpikir tentang hal ini, semua masalah dan proyek diselesaikan dengan teknologi blockchain. Teknologi yang tentunya akan aman , akurat, dan transparan. Jika pemilu kita mengadopsi teknologi yang satu ini pastinya akan berjalan lebih kondusif, karena melihat belakangan ini yang selalu jadi masalah adalah pembelian hak suara, dan sistem perhitungan pemilu yang kebanyakan direkayasa, semoga pemerintahan kita bisa mendengar tentang hal ini.
|
|
|
|
antithef
Newbie
Offline
Activity: 10
Merit: 0
|
|
March 02, 2018, 02:04:51 PM |
|
Ide teknologi blockchain memang mantap gan tapi untuk negara kita Indonesia kayaknya masih jauh untuk terealisasi,tau sendiri lah politik di Indonesia itu bagaimana,,,,,,,,,nice
|
|
|
|
BlessedVirginMary
Newbie
Offline
Activity: 168
Merit: 0
|
|
March 02, 2018, 03:00:25 PM |
|
Pemilu adalah salah satu pesta demokrasi pemilihan untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu yang diselenggarakan setiap 5 tahun sekali entah itu Pemilihan presiden ataupun kepala daerah. Seperti kita ketahui bersama pemilu untuk tingkat daerah atau Pilkada akan di mulai di tahun 2018 dan sedangkan untuk Pilres akan di mulai di tahun 2019. Pemilihan umum pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955 tepatnya pada masa kabinet Burhanuddin Harahap, sumber. seperti yang kita tahu selama ini pemilu di lakukan dengan cara tradisional untuk mendapatkan suara rakyat, biasanya seorang yang ingin melakukan pemilihan harus datang langsung ke tempat Penghitungan Suara (TPS) yang di tentukan oleh panitia pemilihan setepat. Setiap peserta pemilu di wajibkan untuk memilih salah satu calon kandidat yang ada di dalam surat suara. KPU akan memberikan waktu dari jam 07.30 Wib - 01.30 Wib setelah itu panitia setempat akan menghitung hasil suara yang di dapat kemudian akan di proses ke KPU pusat dan melakukan penghitungan ulang untuk mendapat hasil yang valid. Menurut saya hal itu masih ada celah untuk mendapatkan suara lebih, karna yang menghitung mempunyai pikiran untuk melakukan hal itu. nah, bagaimana jadinya apabila Teknologi Blockchain di terapkan dalam Pemilu? - tranparan : Dengan teknologi Blockchain pemilu akan lebih tranparan dan setiap orang dapat mengetahui langsung hasil suara yang masuk - Anonim : Seorang seperta pemilu dapat memilih calon kandidat nya tanpa harus di ketahui identitasnya ( namun disini peserta pemilu harus melakukan verifikasi data menggunakan E-KPT) - Akurat : penghitungan akan lebih akurat karna akan langsung masuk dalam buku besar di jaringan blockchain - Tidak dapat di rubah = Suara yang masuk dalam buku besar jaringan blockchain tidak dapat di rubah oleh siapapun Contohbuku besar jaringan blockchain Statistik count tidak bisa dipungkiri lagi dengan adanya teknologi yang semakin maju dan canggih pasti banyak ide ide yang akan tercipta.salah satunya ide yang sangat inovatif, pemilu dengan mengunakan teknologi blockchain yang akan aman,anonim,dan akurat sehingga tidak akan adanya kecurangan kecurangan yang sering terjadi dalam pemilu.semoga kedepannya ide ini bisa terealisasikan walaupun harus memakan waktu yang lama.
|
|
|
|
Yoen
Newbie
Offline
Activity: 140
Merit: 0
|
|
March 02, 2018, 03:08:53 PM |
|
Pemilu adalah salah satu pesta demokrasi pemilihan untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu yang diselenggarakan setiap 5 tahun sekali entah itu Pemilihan presiden ataupun kepala daerah. Seperti kita ketahui bersama pemilu untuk tingkat daerah atau Pilkada akan di mulai di tahun 2018 dan sedangkan untuk Pilres akan di mulai di tahun 2019. Pemilihan umum pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955 tepatnya pada masa kabinet Burhanuddin Harahap, sumber. seperti yang kita tahu selama ini pemilu di lakukan dengan cara tradisional untuk mendapatkan suara rakyat, biasanya seorang yang ingin melakukan pemilihan harus datang langsung ke tempat Penghitungan Suara (TPS) yang di tentukan oleh panitia pemilihan setepat. Setiap peserta pemilu di wajibkan untuk memilih salah satu calon kandidat yang ada di dalam surat suara. KPU akan memberikan waktu dari jam 07.30 Wib - 01.30 Wib setelah itu panitia setempat akan menghitung hasil suara yang di dapat kemudian akan di proses ke KPU pusat dan melakukan penghitungan ulang untuk mendapat hasil yang valid. Menurut saya hal itu masih ada celah untuk mendapatkan suara lebih, karna yang menghitung mempunyai pikiran untuk melakukan hal itu. nah, bagaimana jadinya apabila Teknologi Blockchain di terapkan dalam Pemilu? - tranparan : Dengan teknologi Blockchain pemilu akan lebih tranparan dan setiap orang dapat mengetahui langsung hasil suara yang masuk - Anonim : Seorang seperta pemilu dapat memilih calon kandidat nya tanpa harus di ketahui identitasnya ( namun disini peserta pemilu harus melakukan verifikasi data menggunakan E-KPT) - Akurat : penghitungan akan lebih akurat karna akan langsung masuk dalam buku besar di jaringan blockchain - Tidak dapat di rubah = Suara yang masuk dalam buku besar jaringan blockchain tidak dapat di rubah oleh siapapun Contohbuku besar jaringan blockchain Statistik count Wah ini suatu program yang sangat bagus tentunya gan. Memang semakin canggih teknologi saat ini, tentunya kita tidak mau ketinggalan dengan zaman yang serba teknologi yang semakin meningkat gan. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa pada saat ini banyak sekali orang yang menggunakan jasa internet.
|
|
|
|
sireseh
Jr. Member
Offline
Activity: 109
Merit: 2
|
|
March 02, 2018, 03:23:38 PM |
|
ini adalah ide yang sangat bagus kalau bisa diterapkan di indonesia, ini ide yang efektif dalam mengurangi kecurangan pada pemilu. tetapi kayaknya dalam hal pelaksanaan atau terealisasi masih sulit karena adanya hambatan seperti masih banyak masyarakat indonesia yang GAPTEK dan masih banyak daerah di indonesia yang masih sulit mengakses internet...... semoga saja kedepannya bisa terealisasikan.
|
[www.athero.io] ❒ ATHERO ❒ Internet 3.0 solution ▀▀█▄▄ A revolutionary decentralized digital economy ▄▄█▀▀
|
|
|
zaharalaqila
|
|
March 02, 2018, 03:28:55 PM |
|
bagus sekali kalau menggunakan teknologi blockchain bisa digunakan untuk menghitung pemilahan suara, dikarenakan teknologi blockchain sangat bagus dan lebih efisien
|
|
|
|
ajomanih
|
|
March 02, 2018, 04:16:02 PM |
|
justru ane rasa ini kelebihan blockchain, karena teknologi yang transparant dan tidak dapat dimanipulasi, apalagi jika menggunakan samrt contract ane rasa sekarang gabakalan adalagi kecurangan jika diterapkan didalam pemerintahan untuk diaplikasikan dalam pemilu nanti gan
setuju sekali gan, teknologi blockchain memang sangat canggih dan transparan, jika hal ini diterapkan oleh pemerintah negara kita, tentunya akan menjadi sebuah kemajuan yang sangat besar dan sejarah baru bagi negara kita gan, yang akan berdampak sangat baik bagi negara kita gan jika teknologi ini benar - benar diterapkan dipemilu tahun depan gan.
|
|
|
|
andi_wahid
Jr. Member
Offline
Activity: 490
Merit: 7
|
|
March 02, 2018, 04:33:31 PM Last edit: March 02, 2018, 11:42:05 PM by andi_wahid |
|
Pemilu adalah salah satu pesta demokrasi pemilihan untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu yang diselenggarakan setiap 5 tahun sekali entah itu Pemilihan presiden ataupun kepala daerah. Seperti kita ketahui bersama pemilu untuk tingkat daerah atau Pilkada akan di mulai di tahun 2018 dan sedangkan untuk Pilres akan di mulai di tahun 2019. Pemilihan umum pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955 tepatnya pada masa kabinet Burhanuddin Harahap, sumber. seperti yang kita tahu selama ini pemilu di lakukan dengan cara tradisional untuk mendapatkan suara rakyat, biasanya seorang yang ingin melakukan pemilihan harus datang langsung ke tempat Penghitungan Suara (TPS) yang di tentukan oleh panitia pemilihan setepat. Setiap peserta pemilu di wajibkan untuk memilih salah satu calon kandidat yang ada di dalam surat suara. KPU akan memberikan waktu dari jam 07.30 Wib - 01.30 Wib setelah itu panitia setempat akan menghitung hasil suara yang di dapat kemudian akan di proses ke KPU pusat dan melakukan penghitungan ulang untuk mendapat hasil yang valid. Menurut saya hal itu masih ada celah untuk mendapatkan suara lebih, karna yang menghitung mempunyai pikiran untuk melakukan hal itu. nah, bagaimana jadinya apabila Teknologi Blockchain di terapkan dalam Pemilu? - tranparan : Dengan teknologi Blockchain pemilu akan lebih tranparan dan setiap orang dapat mengetahui langsung hasil suara yang masuk - Anonim : Seorang seperta pemilu dapat memilih calon kandidat nya tanpa harus di ketahui identitasnya ( namun disini peserta pemilu harus melakukan verifikasi data menggunakan E-KPT) - Akurat : penghitungan akan lebih akurat karna akan langsung masuk dalam buku besar di jaringan blockchain - Tidak dapat di rubah = Suara yang masuk dalam buku besar jaringan blockchain tidak dapat di rubah oleh siapapun Contohbuku besar jaringan blockchain Statistik count memang teknologi saat ini terus berkembang generasi muda lebih fasih mengimbangi kemajuan dunia digital. Tetapi yang harus kita perhatikan juga masyarakat di negara kita untuk saat ini belum semuanya menguasai dunia maya.perubahan ini memerlukan sharing dan pelajaran terhadap mekanisme blokchain. Seperti perkembangan handphone perlu adanya gebrakan agar masyarakan lebih mengenai blokchain Iya gan, agan sangat inovatif dan kreatif dengan ide tersebut, namun saya sepemikiran dengan poin agan yang paling bawah, kalau seluruh penduduk di Indonesia belum paham akan kecanggihan technologi malah akan dikhawatirkan dimanfaatkan lagi oleh oknum untuk memilih 'jagoan' nya. Yah... bagi masyarakat yang belum mengerti ya ikut aja seperti yang diarahkan oleh oknum. Jadi, sebelum kita menuju pemilu seperti ide agan ada baiknya diadakan dulu seminar-seminar pengenalan tentang kecanggihan tekhnologi ini, saya yakin masih banyak orang-orang apalagi orang lanjut usia yang belum mengerti tentang blockhain ini. Jadinya niatnya ingin membuat membuat pemilu yang transparan, kondusif dan bersih malah sebaliknya...
|
|
|
|
indrofx78
|
|
March 02, 2018, 04:38:24 PM |
|
justru ane rasa ini kelebihan blockchain, karena teknologi yang transparant dan tidak dapat dimanipulasi, apalagi jika menggunakan samrt contract ane rasa sekarang gabakalan adalagi kecurangan jika diterapkan didalam pemerintahan untuk diaplikasikan dalam pemilu nanti gan
setuju sekali gan, teknologi blockchain memang sangat canggih dan transparan, jika hal ini diterapkan oleh pemerintah negara kita, tentunya akan menjadi sebuah kemajuan yang sangat besar dan sejarah baru bagi negara kita gan, yang akan berdampak sangat baik bagi negara kita gan jika teknologi ini benar - benar diterapkan dipemilu tahun depan gan. Ini sangat brilian Gan, menggunakan tegnologi sistem block chain dalam pemerintahan, jadi sistem Blockchain tidak digunakan dalam Crypto curency saja, dengan sistem block chain yang transparansi akan sangat membantu sekali di negara kita dan jika benar nantinya sistem block chain ini di terapkan dalam pemilu nanti , tidak kemungkinan akan mengurangi kecurangann dalam pemilu nanti . Maju lah BangsaKU ....
|
|
|
|
wartajoni
Member
Offline
Activity: 329
Merit: 11
@japanesehighschoolgirl
|
|
March 02, 2018, 05:07:55 PM |
|
Dengan implementasi teknologi blockchain, itu memang jadi sebuah terobosan baru. Tapi biaya yang seharusnya bisa ditekan, malah membuat anggaran dana bertambah. Tentu saja, kalo bisa hemat, kenapa tidak? sedikit pandangan tentang gambaran pemilihan secara online mungkin seperti pemilu biasanya, hanya saja ini tidak menggunakan kertas, melainkan menggunakan komputer yang telah disediakan pihak panitia. untuk mendapat hak pilih, kita melakukan scan pada KTP kita untuk mendapat kode yang nantinya digunakan untuk memilih. setelah mendapat otoritas kita memasukkan code tersebut untuk log in dan selanjutnya melakukan pemilihan.
Selain itu, seperti yang coba digambarkan oleh agan excevia19, bila itu bener-bener jadi diterapkan, KPU perlu kerja ekstra untuk melakukan edukasi ke masyarakat mengenai cara "memilih" yang baru. Kalo dulu kan edukasi yang dilakukan simple, tentang peralihan antara coblos atau contreng. Bagi warga-warga kampung seperti saya, sesepuh-sesepuh mesti pada ngomel "kok ribet sih, padahal cuman pemilu".
|
|
|
|
Devifajarina
Full Member
Offline
Activity: 602
Merit: 102
Trident Protocol | Simple «buy-hold-earn» system!
|
|
March 02, 2018, 07:22:19 PM |
|
Dengan implementasi teknologi blockchain, itu memang jadi sebuah terobosan baru. Tapi biaya yang seharusnya bisa ditekan, malah membuat anggaran dana bertambah. Tentu saja, kalo bisa hemat, kenapa tidak? sedikit pandangan tentang gambaran pemilihan secara online mungkin seperti pemilu biasanya, hanya saja ini tidak menggunakan kertas, melainkan menggunakan komputer yang telah disediakan pihak panitia. untuk mendapat hak pilih, kita melakukan scan pada KTP kita untuk mendapat kode yang nantinya digunakan untuk memilih. setelah mendapat otoritas kita memasukkan code tersebut untuk log in dan selanjutnya melakukan pemilihan.
Selain itu, seperti yang coba digambarkan oleh agan excevia19, bila itu bener-bener jadi diterapkan, KPU perlu kerja ekstra untuk melakukan edukasi ke masyarakat mengenai cara "memilih" yang baru. Kalo dulu kan edukasi yang dilakukan simple, tentang peralihan antara coblos atau contreng. Bagi warga-warga kampung seperti saya, sesepuh-sesepuh mesti pada ngomel "kok ribet sih, padahal cuman pemilu". Kalau dilaksanakan sistem blokchain pertanyaan muncul kemdian adalah bisakan ini di terpakan di indonesia secara menyeluruh dengan beberapa kendala pada umumnya di wulayah wilayah pendalaman sendri yang kondisinya sekrang masih ada daerah yang belum memiliki akses layanan listrik ada wilayah kemudian minim jaringan internet kemudian banyak masyarakat masih awam dengan ilmu teknologi sumberdaya mereka belum sampai kesana bagaimana bisa menerapkan metide ini agan??bukan kah sistem pemilu itu jurdil...
|
|
|
|
armanhusni
|
|
March 02, 2018, 07:49:41 PM |
|
Pemilu adalah salah satu pesta demokrasi pemilihan untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu yang diselenggarakan setiap 5 tahun sekali entah itu Pemilihan presiden ataupun kepala daerah. Seperti kita ketahui bersama pemilu untuk tingkat daerah atau Pilkada akan di mulai di tahun 2018 dan sedangkan untuk Pilres akan di mulai di tahun 2019. Pemilihan umum pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955 tepatnya pada masa kabinet Burhanuddin Harahap, sumber. seperti yang kita tahu selama ini pemilu di lakukan dengan cara tradisional untuk mendapatkan suara rakyat, biasanya seorang yang ingin melakukan pemilihan harus datang langsung ke tempat Penghitungan Suara (TPS) yang di tentukan oleh panitia pemilihan setepat. Setiap peserta pemilu di wajibkan untuk memilih salah satu calon kandidat yang ada di dalam surat suara. KPU akan memberikan waktu dari jam 07.30 Wib - 01.30 Wib setelah itu panitia setempat akan menghitung hasil suara yang di dapat kemudian akan di proses ke KPU pusat dan melakukan penghitungan ulang untuk mendapat hasil yang valid. Menurut saya hal itu masih ada celah untuk mendapatkan suara lebih, karna yang menghitung mempunyai pikiran untuk melakukan hal itu. nah, bagaimana jadinya apabila Teknologi Blockchain di terapkan dalam Pemilu? - tranparan : Dengan teknologi Blockchain pemilu akan lebih tranparan dan setiap orang dapat mengetahui langsung hasil suara yang masuk - Anonim : Seorang seperta pemilu dapat memilih calon kandidat nya tanpa harus di ketahui identitasnya ( namun disini peserta pemilu harus melakukan verifikasi data menggunakan E-KPT) - Akurat : penghitungan akan lebih akurat karna akan langsung masuk dalam buku besar di jaringan blockchain - Tidak dapat di rubah = Suara yang masuk dalam buku besar jaringan blockchain tidak dapat di rubah oleh siapapun Contohbuku besar jaringan blockchain Statistik count Menurut saya tekhnologi blockchain ini dapat diterapkan disegala bidang termasuk Cuickcount aataupenghitungan cepat dalam pemilu agar tidak adanya kecurangan yang dilakukan oleh penyelenggara, namun mari kita melihat kembali kapasitas penyelenggaranya gan, pastinya setiap tps itu ada penyelenggara, yang jadi pertanyaan nya apakah mereke para penyelenggara dapat memahami dalam waktu dekat sistem blockchain ini ? nah. . kalau mampu mereka pahami tidak salahnya diberlakukan
|
|
|
|
|