Intro
Semua orang pasti sering mendengar istilah altcoin di forum ini maupun dari sumber-sumber internet lainnya. Altcoin adalah singkatan dari Alternative Coin, yang dimana mempunyai arti alternatif dari mata uang digital (BTC). Sebuah altcoin mempunyai sebagian unsur fungsi yang sama dengan Bitcoin, yakni sama-sama dipergunakan sebagai mata uang digital (cryptocurrency) dan mempunyai fungsi-fungsi tambahan lainnya yang menyiratkan ciri (karakteristik) dari altcoin tersebut.
Sejarah Altcoin
1.Namecoin (NMC)Altcoin pertama kali diperkenalkan oleh ICANN (The Internet Corporation for Assigned Names and Numbers) dan dibuat oleh Vincent Durham (
vinced) pada bulan April 2011. Altcoin yang dikenal dengan nama Namecoin (NMC) ini dibuat dari proses forking BTC dan selain sebagai bentuk mata uang digital NMC mempunyai fungsi utama lain untuk dipergunakan sebagai basis penyimpanan nama (identitas) dan nilai-nilai terkait di dalam jaringan blockchain yang didistribusikan secara global melalui jaringan P2P berdasarkan teknologi dari Bitcoin
[1].
2. Litecoin (LTC)Litecoin atau biasa dikenal dengan singkatan LTC, direlease pada Oktober 2011 oleh seorang bernama Charlie Lee. Sama seperti proses dari Namecoin, LTC juga merupakan cryptocurrency hasil dari fork Bitcoin. Fungsi utama dari LTC sendiri hampir sama dengan Bitcoin, yakni sebagai perwujudan mata uang digital yang beroperasi didalam jaringan peer to peer (P2P), tetapi mempunyai proses (waktu) yang lebih cepat dalam memproduksi sebuah block. Jika didalam jaringan Bitcoin rata-rata dibutuhkan waktu 10 menit untuk memproduksi block, pada jaringan LTC hanya memerlukan waktu rata-rata 2.5 menit
[2].
3. Peercoin (PPC)Pertama kali diperkenalkan pada tanggal 19 Agustus 2012 oleh Sunny King dan Scott Nadal, Peercoin (PPCoin) mengusung konsep baru didalam teknologi blockchain dengan menggunakan Hybrid Consensus yang mengkombinasikan antara PoW (Proof of Work) dengan PoS (Proof of Stake). Dengan adanya konsensus PoS didalam jaringan Peercoin, diharapkan dapat memberikan solusi akan borosnya sumber daya energi yang dibutuhkan peralatan mining dalam menjalankan konsensus PoW. Sehingga didalam jaringan Peercoin, untuk memproduksi sebuah block dapat dilakukan dengan 2 cara : Mining (PoW) dan Minting (Pos)
[3].
4. Ripple (XRP)XRP adalah mata uang digital yang dibuat oleh Ripple Labs, Inc pada bulan Januari 2013 dengan menggunakan fresh code dan tanpa melalui proses forking dari mata uang digital lainnya. Protocol yang digunakan dalam mekanisme konsensus XRP dikenal dengan sebutan Ripple Protocol Consensus Algorithm (RPCA). XRP merelease Genesis Ledger (Block)
#32570 pada tanggal 01 Januari 2013 dengan total coin sebanyak 99.999.999.999,99632 XRP. Hal ini memicu kontroversi karena ledger (block) #1 - #32.569 dinyatakan hilang sehubungan dengan adanya bug didalam jaringan XRP, sehingga dilakukan reset ulang dan menjadikan ledger #32570 sebagai genesis ledger. Fungsi utama dari XRP sama dengan fungsi dari mata uang digital (cryptocurrency) lainnya, yakni sebagai alat pembayaran digital dalam skala global dengan menggunakan jaringan peer to peer. Dalam urusan kecepatan transaksi, hanya dibutuhkan waktu rata-rata 5 detik untuk memproses sebuah block dan hal ini berkaitan dengan RPCA yang digunakan sebagai protocol utamanya
[4].
5. Primecoin (XPM)Founder dari Primecoin adalah Sunny King yang juga merupakan salah satu founder dari Namecoin. XPM sendiri direlease pada tanggal 7 Juli 2013 dan merupakan fork dari Bitcoin tetapi mempunyai konsep yang sedikit berbeda dengan Bitcoin. Dalam konsensus kerja Proof of Work, XPM menggunakan kombinasi algoritma Cunningham chain dan Bi-twin chain untuk menghasilkan konsensus hash, sehingga hanya membutuhkan waktu kerja 1 Menit untuk memproduksi sebuah Block (10x lebih cepat daripada Bitcoin). Sama seperti fungsi cryptocurrency lainnya, XPM juga dipergunakan sebagai mata uang digital yang didistribusikan melalui jaringan P2P
[5].
Seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak altcoin-altcoin lain yang ikut muncul seperti : Doge, Ethereum, Bitcoin Cash, XLM, Neo, dan lain-lain. Dengan mengusung teknologi Blockchain dari Bitcoin, altcoin tersebut berlomba-lomba untuk membuktikan sebagai salah satu cryptocurrency terbaik dengan segala unsur fungsi tambahan yang dimiliki disamping berfungsi sebagai mata uang digital.
Cara Membuat Altcoin
1. ForkProses pembaruan, peningkatan dan perubahan suatu protokol pada perangkat lunak dengan cara menyalin open source dari suatu project dan melakukan rubahan-rubahan yang diperlukan. Sehingga dari proses Fork tersebut bisa dihasilkan beberapa kemungkinan sbb :
- Sebuah sistem (protokol) baru pada chain lama (softfork).
- Sebuah chain baru yang masih terhubung dengan chain lama (split chain) tetapi menggunakan beberapa protokol yang sudah ditingkatkan (hardfork).
- Sebuah chain baru yang berdiri sendiri dengan menggunakan protokol tersendiri dan diawali dengan genesis block yang berbeda.
Untuk membuat sebuah altcoin dari proses forking ada 2 pilihan yang bisa ditempuh, yakni dengan cara melakukan hardfork (seperti BCH) atau melakukan fork dengan merubah sebagian besar code yang ada sehingga bisa dibuat sebuah chain baru yang berdiri sendiri (seperti LTC).
2. Smart ContractSebuah bentuk perjanjian antara beberapa pihak terkait yang dituliskan kedalam bentuk code pemrograman didalam sebuah jaringan blockchain. Smart Contract mempunyai berbagai fungsi dan salah satu fungsi yang sering digunakan ialah untuk memproduksi sebuah token (altcoin) baru. Dalam membuat sebuah token baru sendiri melalui sebuah smart contract, adakalanya dibutuhkan kemampuan dalam bahasa pemrograman karena didalam prosesnya akan banyak ditemui code-code bahasa yang mungkin susah dipahami oleh orang awam. Tetapi bagi yang kesulitan dengan bahasa pemrograman bisa memanfaatkan aplikasi smart contract builder dari pihak ke-3 (Fondu, smartchain, Dino, etc), sehingga memudahkan bagi user untuk mengikuti prosedur pembuatan sebuah token baru.
ETH, Neo, EoS adalah beberapa contoh dari altcoin yang mempunyai smart contract dan mempunyai fungsi untuk membuat sebuah token dibawah platform mereka masing-masing.
3. Smart AssetsIni adalah bentuk lain dari smart contract dalam proses pembuatan sebuah token baru. Dalam smart assets (waves) proses pembuatan sebuah token jauh lebih mudah karena didukung dengan aplikasi token launcher dengan tampilan GUI yang mudah dipelajari. Waves sendiri menyatakan untuk membuat sebuah token dari platform mereka tidak diperlukan adanya smart contract dan hanya dibutuhkan minimal 1 waves untuk membuat sebuah asset (token) baru.
Contoh smart assets lainnya ialah XEM/NEM dengan "Mosaic Smart Assets" dan Bitshares dengan "User-Issued Assets"
4. Membuat Codebase sendiriCara terakhir ini adalah cara yang paling susah dan paling menyita waktu, karena dibutuhkan perencanaan protokol dan pembuatan sistem dari awal. Tentunya untuk melakukan proses ini dibutuhkan kemampuan bahasa pemrograman untuk membuat coding-coding dari sebuah project source baik itu dituliskan dalam bentuk C++, Python, atau bahasa pemrograman lainnya.
Beberapa contoh cryptocurrency yang mempunyai codebase sendiri antara lain : Bitcoin, XRP, dan IOTA
Sistem Distribusi Altcoin
1. Crowdsale (ICO)Crowdsale atau ICO (Initial Coin Offering) adalah salah satu strategi penjualan token (altcoin) dengan cara menjual token tersebut kepada para calon pembeli. Dalam rangka meningkatkan hasil penjualannya, biasanya akan disertai dengan strategi-strategi marketing dan biasanya nilai harga dari token itu kedepannya tergantung dari hasil penjualan token itu sendiri.
Dalam prakteknya dikenal istilah Presale dan Pre-ICO, dimana adalah suatu tahap penjualan token sebelum crowdsale resmi (public sale) dimulai dalam satu periode waktu tertentu.
2. Consensus Reward (Pow, Pos, DBFT, etc)Consensus reward adalah bentuk pendistribusion coin sebagai imbalan jasa kerja yang dilakukan oleh para pelaku mining (minting, forging) didalam mekanisme konsensus suatu cryptocurrency. Untuk menciptakan konsensus didalam sebuah jaringan blockchain, dibutuhkan peran miner (forger) supaya segala transaksi yang ada dijaringan blockchain tersebut dapat diverifikasi dan mendapatkan konfirmasi. Dari hasil kerjanya tersebut setiap miner akan mendaptkan reward coin sesuai dengan besar kontribusinya dan masing-masing altcoin mempunyai sistem reward yang tidak selalu sama, dan hal tersebut berkaitan dengan protocol yang digunakan oleh masing-masing cryptocurrency tersebut.
3. Snapshot airdropProses distribusi ini berkaitan dengan proses terjadinya Hardfork pada sebuah cryptocurrency. Jadi pada saat hardfork terjadi, akan dilakukan snapshot pada Block yang sudah ditentukan, dan masing-masing pemilik coin dari chain lama akan mendapatkan coin baru (airdrop) sesuai dengan ketentuan yg dibuat oleh pihak penyelenggara hardfork tersebut (1:1 , 1:2 , 1:0,5 etc). Dan untuk coin lamanya sendiri jumlahnya tidak akan berubah, sehingga pada akhir proses hardfork masing-masing pemilik coin akan mempunyai "X" Coin Lama dan "Y" Coin baru.
4. GiveawayGiveaway adalah proses pemberian coin kepada para partisipan yang bergabung didalam program giveaway tersebut. Biasanya pihak pelaksana giveaway akan menetapkan persyaratan-persyaratan tertentu didalam proses pelaksanaan program tersebut.
5. Bounty Campaign Dalam sebuah bounty campaign para partisipan dituntut untuk melakukan promosi sesuai dengan berbagai ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak penyelenggara. Sebagai imbalan kerja dari proses bounty campaign tersebut, pada saat masa bounty berakhir para partisipan bounty akan mendapatkan insentif dalam bentuk token atau coin lainnya.
Reference :
[1] https://www.namecoin.org
[2] https://en.wikipedia.org/wiki/Litecoin
[3] https://en.wikipedia.org/wiki/Peercoin
[4] https://en.wikipedia.org/wiki/Ripple_(payment_protocol)
[5] https://en.wikipedia.org/wiki/Primecoin