Saat ini media baik itu di televisi maupun di media sosial cukup heboh dengan pemberitaan Jakarta (ibukota saat ini) yang penuh dengan polusi.
Tingkat polusi di Jakarta dan sekitaranya saat ini sudah sangat parah serta telah melewati batas aman yang ditetapkan WHO. dikatakan bahwa saat ini pencemaran polusi di Jakarta dan sekitarnya berada di 155 AQI
(Air Quality Index) data bulan juni lalu bahkan mungkin sekarang semakin bertambah yang membuat jakarta saat ini berada di urutan pertama kota dengan polusi paling parah se asia tenggara dan itu artinya tingkat polusi di kota Jakarta naik sangat pesat dibanding tahun lalu yang memang berada di urutan ke 6 untuk kota paling berpolusi di Asia dengan tingkat pencemaran 67 AQI.
Ada banyak sekali faktor yang menenggarai hal ini terjadi seperti banyaknya kawasan pabrik industri yang tinggi, PLTU dan yang paling utama adalah polusi yang disebabkan kendaraan yang memang peningkatannya sangat tinggi di jakarta karena melihat dari statement yang dikatakan oleh
Luckmi Purwandari yang berposisi sebagai Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Ditjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK dikatakan bahwa 24,5 juta sepeda motor masuk ke Jakarta pada tahun 2022 dan itu terus berpotensi naik tahun ini.
"Kendaraan bermotor di Jakarta, terutama sepeda motor dengan bahan bakar fosil, mencapai 24,5 juta pada tahun 2022. Dari jumlah tersebut, sebanyak 78 persen adalah sepeda motor. Pertumbuhan sepeda motor ini sekitar 1 juta lebih setiap tahunnya,"
Ada beberapa rencana yang akan dilakukan pemerintah terhadap situasi ini seperti dengan melakukan upaya untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik serta mendorong masyarakat agar terbiasa menggunakan moda transportasi massal agar polusi udara (gas sedikit dikurangi) tetapi menurut beberapa pihak lain ini dinilai sedikit kurang baik karena dianggap tebang pilih dalam melakukan respon dengan dalih bahwa strategi pemerintah yang berfokus pada emisi di sektor transportasi saja itu tidak akan bisa mengatasi polusi udara secara keseluruhan di kota jakarta.
Kami tidak menyanggah bahwa sektor transportasi masih jadi penyumbang terbesar. Tetapi pernyataan pemerintah, terutama pemprov, seperti menegasikan kontribusi polutan dari sumber lain. Bahkan menyalahkan musim kemarau, dan sebagainya
Mari berdiskusi, apakah memang langkah pemerintah ini sudah cocok atau tidak untuk mengurangi polusi udara dijakarta atau perlu ada hal lebih yang harus dilakukan karena melihat kondisi sekarang sebenarnya jakarta benar-benar sesak dan polusi semakin lama semakin parah.
saya menemukan sebuah konten yang menarik perbandingan polusi ketika sedang covid dan setelah covid
https://www.instagram.com/p/Cv9EvkUL2PD/?igshid=NjZiM2M3MzIxNA==Permasalahan polusi di jakarata kalau menurut saya karena kendaraan bermotor baik sepeda motor, mobil atau yang memakai bahan bakar. Jadi kalau pemerintah tidak membatasi kendaraan bermotor saya rasa sangat sulit sekali. Contoh, pada saat libur Idul Fitri atau libur nasional yang bikin jalan lengang dan udara pun berubah. Kalau ada kebijakan katakanlah kayak "ganjil - genap", itu saya rasa kurang efektif. Tapi efek dibatasin kendaraan bermotor ini masayarakat jadi tidak bisa beraktifitas apalagi yang memang sehari-hari di jalan kayak ojek online. Untuk sekarang rasanya tidak mungkin karena banyak efek dominonya.