Pelanggaran fatal di persepakbolaan indonesia

[Oiravon96]

pada pertandingan persebaya vs pss sleman ada kejadian yang sangat memilukan dalam persepakbolaan indonesia tepatnya di menit 15 wahyudi hamisi terlihat menendang bagian belakang kepala bruno moreira pemain persebaya, sontak hal itu memicu nya keributan antar pemain. bukan saat ini saja pemain wahyudi hamisi melakukan pelanggaran brutal pada saat itu robertino pugliara pun pernah mendapatkan tekel horor dari wahyudi hamisi sehingga imbasnya membuat robertino naik ke meja operasi dan mengakhiri sebagai pemain profesionalnya karena cidera yang ia alami. apakah kejadian seperti ini akan terulang lagi? tentu bisa. karna tidak adanya sanksi yang berat dan menjera kan pemain yang melakukan pelanggaran fatal... pada hakikatnya bermain sepak bola itu menjaga satu sama lain,bertanding 90 menit,lebih dari itu persaudaraan di luar lapangan pun harus terjaga.

[1714556227]

1714556227

[1714556227]

1714556227

[1714556227]

1714556227

[joniboini]

Barusan ada berita pelaku dapat hukuman sanksi tiga pertandingan dan denda 25 juta. Ane rasa untuk pelanggaran keras banget, yang berpotensi mengancam jiwa, harusnya bisa lebih berat lagi. Ada yang bilang hukumannya ga adil karena bentrokan dst itu biasa terjadi di lapangan, tapi kayaknya kalau hampir semua orang sepakat itu bukan lagi pelanggaran biasa, harusnya ada tindakan yang tegas dan ga perlu ada pembelaan kaya gitu. Tapi ane penasaran juga, gimana kalau kasus kartu merahnya Curtis Jones dan sejenisnya terjadi di sini, apakah respons sosmed bakal sekeras ini atau sepakat itu pelanggaran keras tapi ga perlu sampai kena denda dst ya?

[masulum]

Ketum PSSI adalah mantan pemilik Inter Milan, saya rasa beliau ini bisa belajar dari aturan yang ada di Eropa terkait pelanggaran berat yang dilakukan oleh pemain terhadap pemain lain. apa itu denda 25 juta, denda yang tidak berasa apapun untuk Wahyudi yang mungkin memiliki gaji hampir atau lebih dari 1 M per tahun. Ini bukan denda, tapi ini guyonan dari komdis PSSI. Seharusnya dendanya bisa setengah dari gaji pemain per tahun minimal. Larangan bertanding setengah musim, baru bisa bikin efek jera. Kalau cuma 25 juta, sanksi 3 pertandingan, bisa tuh dibuat alasan untuk nendang kepala lagi. Apalagi Bruno ini masih muda, kalau dia benar memutuskan pensiun dini, maka Wahyudi ini sudah mematikan karir pemain lain. Komdis harusnya juga memikirkan pemain Persebaya ini.

[PokerDiceMan]

Ketum PSSI adalah mantan pemilik Inter Milan, saya rasa beliau ini bisa belajar dari aturan yang ada di Eropa terkait pelanggaran berat yang dilakukan oleh pemain terhadap pemain lain. apa itu denda 25 juta, denda yang tidak berasa apapun untuk Wahyudi yang mungkin memiliki gaji hampir atau lebih dari 1 M per tahun. Ini bukan denda, tapi ini guyonan dari komdis PSSI. Seharusnya dendanya bisa setengah dari gaji pemain per tahun minimal. Larangan bertanding setengah musim, baru bisa bikin efek jera. Kalau cuma 25 juta, sanksi 3 pertandingan, bisa tuh dibuat alasan untuk nendang kepala lagi. Apalagi Bruno ini masih muda, kalau dia benar memutuskan pensiun dini, maka Wahyudi ini sudah mematikan karir pemain lain. Komdis harusnya juga memikirkan pemain Persebaya ini.

benar banget pelanggaran brutal itu harus ada efek jera
karena emang bisa memataikan karir seorang pemain. jika pelanggaran brutal hukukam nya ringan kejadian2 seperti itu akan terus terjadi karena tidak ada efek jera nya

[arufox]

Sepertinya sudah menjadi kultur sepakbola indonesia yang memang para pemainnya tidak bisa menjunjung sportifitas bahkan bukan hanya antar pemain saja yang kejadiannya seperti itu tetapi antara wasit dan pemain juga terjadi pelanggaran hingga perkelahian dilapangan. Karena tidak ada aturan tegas maka hal semacam itu pasti akan terjadi lagi dalam sepakbola indonesia.

[Xcode7]

Sepertinya sudah menjadi kultur sepakbola indonesia yang memang para pemainnya tidak bisa menjunjung sportifitas bahkan bukan hanya antar pemain saja yang kejadiannya seperti itu tetapi antara wasit dan pemain juga terjadi pelanggaran hingga perkelahian dilapangan. Karena tidak ada aturan tegas maka hal semacam itu pasti akan terjadi lagi dalam sepakbola indonesia.

Sejak dulu tidak ada hukuman yang berat untuk pelaku yang melakukan demikian sehingga hal tersebut terus terulang sampai dengan saat ini.
Sangat disayangkan memang akan tetapi hal tersebut seakan tidak bisa dihentikan, pemain bola yang emosi karena banyak hal yang tidak adil membuat ia melakukan beberapa pelanggaran keras yang membahayakan dan di samping itu kepemimpinan wasit juga terkadang sangat tidak adil.
Memang pada dasarnya sepak bola tanah air kita belum berkembang jadi tida sportifitas para pemain saya pikir hal yang lumrah, sangat banyak aspek yang peru juga di ubah di sepak bola indonesia untuk bisa bermain sportif.

benar banget pelanggaran brutal itu harus ada efek jera
karena emang bisa memataikan karir seorang pemain. jika pelanggaran brutal hukukam nya ringan kejadian2 seperti itu akan terus terjadi karena tidak ada efek jera nya

Federasi kita sekan tidak berani membuat keputusan yang tegas karena beberapa petinggi di federasi juga menaungi tim tim yang berlaga di liga Indonesia sehingga pemain brutal itu seakan ada bekingannya.

[Bitinity]

Sepertinya sudah menjadi kultur sepakbola indonesia yang memang para pemainnya tidak bisa menjunjung sportifitas bahkan bukan hanya antar pemain saja yang kejadiannya seperti itu tetapi antara wasit dan pemain juga terjadi pelanggaran hingga perkelahian dilapangan. Karena tidak ada aturan tegas maka hal semacam itu pasti akan terjadi lagi dalam sepakbola indonesia.

Seandainya aturan lebih dipertegas dengan hukuman yang bisa bikin efek jera terhadap pemain maka saya rasa pelanggaran2 fatal yang secara sengaja dilakukan itu bisa setidaknya sedikit dikurangi. Dari kasus ini jelas hukumannya sangat rendah jika dibandingkan dengan efek buruk yang mungkin bisa terjadi akibat pelanggaran fatal dari sang pemain. Denda yang minim dan sanksi larangan beberapa pertandingan saja tentunya adalah hal sangat kecil buat pemain. Saya rasa dari pihak klub sepakbolanya pun harus memberikan sanksi, jadi ada 2 sanksi yaitu sanksi dari PSSI dan juga sanksi dari klub. Kalau hukuman cuma 3 pertandingan + denda puluhan juta, ini sama sekali tidak memberikan efek jera dan tentunya pemain2 yang lain akan merasa sedikit aman jika melakukan kesalahan yang sama toh sanksinya ga berat2 amat.

[dediadi]

Barusan ada berita pelaku dapat hukuman sanksi tiga pertandingan dan denda 25 juta. Ane rasa untuk pelanggaran keras banget, yang berpotensi mengancam jiwa, harusnya bisa lebih berat lagi. Ada yang bilang hukumannya ga adil karena bentrokan dst itu biasa terjadi di lapangan, tapi kayaknya kalau hampir semua orang sepakat itu bukan lagi pelanggaran biasa, harusnya ada tindakan yang tegas dan ga perlu ada pembelaan kaya gitu. Tapi ane penasaran juga, gimana kalau kasus kartu merahnya Curtis Jones dan sejenisnya terjadi di sini, apakah respons sosmed bakal sekeras ini atau sepakat itu pelanggaran keras tapi ga perlu sampai kena denda dst ya?

Akibat tidak maju-majunya sepakbola di Indonesia adalah selalu terjadi pada perangkat pertandingan, apalagi disaat-saat masuk perempat final sering terjadi fatal, bola absen, kadang pelanggaran di kotak finalti di gubris oleh wasit, walaupun di buat komplain pada pssi juga tidak juga digubris, contoh saat terjadi pelanggaran persiraja dengan malmut saat masuk perempat final jelas-jelas pelanggaran sampai di komplain ke pssi akan tetapi tidak juga di ambil keputusan oleh pssi. saat ini bola di indonesia saat masuk 16 besar sampai final cocok dipakai wasit luar nengri saja

[joniboini]

Kalau hukuman cuma 3 pertandingan + denda puluhan juta, ini sama sekali tidak memberikan efek jera dan tentunya pemain2 yang lain akan merasa sedikit aman jika melakukan kesalahan yang sama toh sanksinya ga berat2 amat.

Kalau baca berita kemarin sih ini ada dasar hukumnya, jadi kalau mau bikin hukumannya lebih keras mungkin aturan itu harus diubah. Tapi ga bisa juga membuat hukuman jadi serba keras tapi kesejahteraan pemainnya juga ga naik sih menurut ane. Malah nanti jadi peluang lagi buat oknum" memeras pemain atau mengada-ngadakan kesalahan yang ga ada. Yang jelas untuk kasus tekel kaya gini bisa masuk pelanggaran fatal yang sanksinya harus bisa disesuaikan jadi ga saklek maksimal 100 juta atau denda 3 kali skorsing saja.

saat ini bola di indonesia saat masuk 16 besar sampai final cocok dipakai wasit luar nengri saja

Bukannya mau membela wasit sih gan, cuma di luar juga yang kocak banyak. Kualitas memang masih tertinggal tapi harusnya itu jadi PR buat diperbaiki bukan malah berputus asa. Orang Premier League yang katanya liga paling bagus saja tiap minggu wasitnya bikin keputusan kontroversial. Bisa jadi masalah ketidaksamaan rujukan aturan pertandingan, bisa jadi emang wasitnya emang ga mau ngatur pertandingan, atau bisa jadi emang wasitnya salah ngambil keputusan karena terpengaruh susana.

[Oiravon96]

Ketum PSSI adalah mantan pemilik Inter Milan, saya rasa beliau ini bisa belajar dari aturan yang ada di Eropa terkait pelanggaran berat yang dilakukan oleh pemain terhadap pemain lain. apa itu denda 25 juta, denda yang tidak berasa apapun untuk Wahyudi yang mungkin memiliki gaji hampir atau lebih dari 1 M per tahun. Ini bukan denda, tapi ini guyonan dari komdis PSSI. Seharusnya dendanya bisa setengah dari gaji pemain per tahun minimal. Larangan bertanding setengah musim, baru bisa bikin efek jera. Kalau cuma 25 juta, sanksi 3 pertandingan, bisa tuh dibuat alasan untuk nendang kepala lagi. Apalagi Bruno ini masih muda, kalau dia benar memutuskan pensiun dini, maka Wahyudi ini sudah mematikan karir pemain lain. Komdis harusnya juga memikirkan pemain Persebaya ini.

pandangan tentang ketum pssi. ketum pssi erick tohir di gadang gadang membawa perubahan dalam persepakbolaan indonesia,sebelum pemilihan ketum pssi para pengamat sangat mendukung erik tohir menjadi ketum pssi. berbanding terbalik dengan yang di alami pada saat ini, pengamat sepak bola,fans sepak bola (suporter) mulai pudar akan kepercayan terhadap ketum pssi karena janji janji yang dijanjikan sebelum pemilihan ketum pssi hingga terpilihnya beliau banyak yang berum terealisasi. sebut saja VAR. tentunya seseorang sebelum berjanji akan dipikirkan terlebih dahulu terealisasi atau tidak,mampu atau tidak. benar seperti peribahasa janji adalah hutang. janji nya putaran kedua BRI LIGA 1 akan memakai VAR tapi sampai detik ini di penghujung akhir kompetisi belum juga terealisasi program yang di janjikan yaitu VAR. dan tidak cukup disitu banyak para pengamat,atlet dan managemen klub tidak setuju dengan format kompetisi yang di pakai di BRI LIGA 1. format yang di pakai di BRI LIGA 1 adalah format (4 series) dimana yang biasanya di semua liga europa dan liga manapun memakai format yang biasa dimana sebuah tim yang mendapatkan poin lebih besar dan menduduki klasemen 1 sampai akhir maka tim itu yang disebut juara. berbeda dengan di indonesia BRI LIGA 1 (4 series) adalah format kompetisi dimana klasemen 1,2,3,4 akan di adu/bertemu di format 4 series itu. sangat di sayangkan untuk tim yang bertengger di klasemen peringkat 1 mereka berpotensi tidak menjadi juara karna format 4 series itu. Borneo fc menduduki peringkat 1 dan jelas unggul jauh selisih poin dari pesaing klasemen 2,3,4. jika format 4 series ini tidak diberlakukan tentu saja status borneo fc saat ini sudah menjadi juara bri liga 1 2023/2024. nyatanya borneo harus kembali bekerja keras untuk menang di semi final dan final 4series. miris rasanya bertengger di posisi 1 klasemen dan unggul jauh selisih poin dari para pesaingnya tapi ketika gagal di 4 series alhasil gagal juara dengan imbas adanya format 4 series itu. jelas ini kemunduran dalam persepakbolaan indonesia. wajar saja ketum pssi ini belum maksimal,perlu diketahui ketum pssi saat ini erik tohir,selain menjadi ketum pssi beliaupun menjabat sebagai mentri BUMN dan jabatan lainnya. miris bukan?

[Oiravon96]

Kalau hukuman cuma 3 pertandingan + denda puluhan juta, ini sama sekali tidak memberikan efek jera dan tentunya pemain2 yang lain akan merasa sedikit aman jika melakukan kesalahan yang sama toh sanksinya ga berat2 amat.

Kalau baca berita kemarin sih ini ada dasar hukumnya, jadi kalau mau bikin hukumannya lebih keras mungkin aturan itu harus diubah. Tapi ga bisa juga membuat hukuman jadi serba keras tapi kesejahteraan pemainnya juga ga naik sih menurut ane. Malah nanti jadi peluang lagi buat oknum" memeras pemain atau mengada-ngadakan kesalahan yang ga ada. Yang jelas untuk kasus tekel kaya gini bisa masuk pelanggaran fatal yang sanksinya harus bisa disesuaikan jadi ga saklek maksimal 100 juta atau denda 3 kali skorsing saja.

saat ini bola di indonesia saat masuk 16 besar sampai final cocok dipakai wasit luar nengri saja

Bukannya mau membela wasit sih gan, cuma di luar juga yang kocak banyak. Kualitas memang masih tertinggal tapi harusnya itu jadi PR buat diperbaiki bukan malah berputus asa. Orang Premier League yang katanya liga paling bagus saja tiap minggu wasitnya bikin keputusan kontroversial. Bisa jadi masalah ketidaksamaan rujukan aturan pertandingan, bisa jadi emang wasitnya emang ga mau ngatur pertandingan, atau bisa jadi emang wasitnya salah ngambil keputusan karena terpengaruh susana.

Memang terkadang keputusan wasit banyak keliru terkait keputusannya. tetapi bukan wasit yang harus memberi efek jera ke pemain yang melakukan pelangaran pelangaran fatal dalam lapangan,semua pun tau wasit hanya akan memberi dua hukuman di dalam lapangan kartu kuning & kartu merah selebihnya tidak ada. jadi kesimpulannya untuk memberi efek jera ke si pemain bukan menjadi ranah wasit tetapi sudah menjadi ranah KOMDIS PSSI (Komisi disiplin) dan PT LIB selaku badan panitia penyelenggaraan liga di indonesia ini. nyatanya komdis tidak fair dalam memberi hukuman kepada sang pemain yang melakukan pelanggaran fatal.

[joniboini]

yatanya komdis tidak fair dalam memberi hukuman kepada sang pemain yang melakukan pelanggaran fatal.

Ini tidak fair merujuk ke aturan yang dipake, atau bagian apanya yang agan maksud? Kalau mereka ngasih dasar hukum dan dasar hukumnya membatasi skorsing dst, bisa jadi mereka juga takut bakal dituntut balik sama klub karena dasar hukum yang dipake tidak pas. Kalau udah kaya gitu masalah etika dan hukum udah terlibat, dan jelas kub ga bakal mau mengalah karena mereka ga mau dirugikan juga. Yah tuntutan ane sih mau mereka fair atau engga pokoknya prosesnya harus transparan jadi publik tahu kira-kira dibagian mana yang perlu dibenahi dst.

[mu_enrico]

Cuma dapat kartu kuning si Hamisi
Selama wasit masih takut ngeluarin kartu merah, ya kejadian kek gini bakal keulang lagi. Yang bikin kapok itu kalo udah keluar kartu merah -> tim auto kalah -> si pemain kena maki pelatih...
Ga perlu jauh-jauh tentang denda dsb, asalkan kartu kuning dan merah bisa keluar sesuai prosedur, sepakbola baru akan jadi olahraga dan permainan bisa berkembang. Kalau engga dikit-dikit tekel, adu fisik, adu jotos... Udah kek main EA FC ga pake peraturan.

[grandFX]

Cuma dapat kartu kuning si Hamisi
Selama wasit masih takut ngeluarin kartu merah, ya kejadian kek gini bakal keulang lagi. Yang bikin kapok itu kalo udah keluar kartu merah -> tim auto kalah -> si pemain kena maki pelatih...
Ga perlu jauh-jauh tentang denda dsb, asalkan kartu kuning dan merah bisa keluar sesuai prosedur, sepakbola baru akan jadi olahraga dan permainan bisa berkembang. Kalau engga dikit-dikit tekel, adu fisik, adu jotos... Udah kek main EA FC ga pake peraturan.

Itulah kenapa pemain bola di indo agak susah untuk bersaing dengan para pemain luar karena kebanyakan pemain indo hanya memperkuat ototnya buat adu fisik bukan memperkuat skill. Walaupunn mungkin aturannya sudah ketat banget tapi emosi para pemain itu yg masih minim buat di kontrol makanya sering terjadi jotos2an di lapangan.

[GoldMagic]

Sepertinya sudah menjadi kultur sepakbola indonesia yang memang para pemainnya tidak bisa menjunjung sportifitas bahkan bukan hanya antar pemain saja yang kejadiannya seperti itu tetapi antara wasit dan pemain juga terjadi pelanggaran hingga perkelahian dilapangan. Karena tidak ada aturan tegas maka hal semacam itu pasti akan terjadi lagi dalam sepakbola indonesia.

Ini memang sering terjadi dan sudah tidak heran lagi untuk disaksikan oleh penonton sepakbola, sportifitas tersebut memang kurang di persepakbolaan Indonesia,sering terjadi pelanggan entah dari pemain atau dari wasit,dan tidak jarang juga para penontonnya atau pendukung sepakbola tersebut sering mengacau atau merasa sangat dirugikan sehingga tidak bisa menahan diri untuk meluapkan kekesalan nya,sehingga itu bisa mengakibatkan pertengkaran yang berakibat patal.

[Kriptogram14]

Sepertinya sudah menjadi kultur sepakbola indonesia yang memang para pemainnya tidak bisa menjunjung sportifitas bahkan bukan hanya antar pemain saja yang kejadiannya seperti itu tetapi antara wasit dan pemain juga terjadi pelanggaran hingga perkelahian dilapangan. Karena tidak ada aturan tegas maka hal semacam itu pasti akan terjadi lagi dalam sepakbola indonesia.

Ini memang sering terjadi dan sudah tidak heran lagi untuk disaksikan oleh penonton sepakbola, sportifitas tersebut memang kurang di persepakbolaan Indonesia,sering terjadi pelanggan entah dari pemain atau dari wasit,dan tidak jarang juga para penontonnya atau pendukung sepakbola tersebut sering mengacau atau merasa sangat dirugikan sehingga tidak bisa menahan diri untuk meluapkan kekesalan nya,sehingga itu bisa mengakibatkan pertengkaran yang berakibat patal.

hampir di setiap pertandingan sepak bola ada keributan, memicu emosi dari pemain lalu di ikut serta oleh penonton, karna para penonton sangat mudah terpancing emosi, apalagi para penonton tidak puas dengan pertandingan itu sendiri, para pemain juga hampir setiap pertandingan dilalui dengan kericuhan, tersenggol sedikit jadi berkelahi, kadang ada juga yang sampai penonton  turun kelapangan, dari situ memicu kericuhan sehingga pertandingan harus di skor, dan klub yang bersangkutan juga di skot oleh panitia itu sendiri, yang paling fatal pelanggaran adalah wasit yang memihak kesuatu klub bola, yang jelas-jelas pelanggaran tetapi wasit tidak mengambil tindakan sehingga memicu kemarahan pemain lawan sehingga suporter itu ikut turun kelapangan untuk menghajar wasit yang memihak kesuatu klub, itulah sebabnya sportifitas di dunia pesepak bolah sudah tidak ada lagi, karna dari situ sering terjadi dii setiap pertandingan sepak bola.

[Dewiana]

Ketum PSSI adalah mantan pemilik Inter Milan, saya rasa beliau ini bisa belajar dari aturan yang ada di Eropa terkait pelanggaran berat yang dilakukan oleh pemain terhadap pemain lain. apa itu denda 25 juta, denda yang tidak berasa apapun untuk Wahyudi yang mungkin memiliki gaji hampir atau lebih dari 1 M per tahun. Ini bukan denda, tapi ini guyonan dari komdis PSSI. Seharusnya dendanya bisa setengah dari gaji pemain per tahun minimal. Larangan bertanding setengah musim, baru bisa bikin efek jera. Kalau cuma 25 juta, sanksi 3 pertandingan, bisa tuh dibuat alasan untuk nendang kepala lagi. Apalagi Bruno ini masih muda, kalau dia benar memutuskan pensiun dini, maka Wahyudi ini sudah mematikan karir pemain lain. Komdis harusnya juga memikirkan pemain Persebaya ini.

Kelemahan liga Indonesia adalah saat bertanding ke kandang lawan selalu dipecundangi oleh tuan rumah padahal secara permainan semua dikuasai oleh tim tamu, tapi tetap kalah karena secara strategi dibuat oleh tuan rumah, diatur dari tempat penginapan sampai dengan perangkat pertandingan.. makanya tidak heran lagi jika menghadapi tuan rumah jarang sekali dimenangkan oleh tim tamu. ini harus dibenahi benar benar oleh PSSI selaku penyelenggara pertandingan sepakbola Indonesia. Dan juga sudah saatnya wasit-wasit yang masih nakal untuk diberlakukan sanksi berat. Semoga sepakbola Indonesia tumbuh berkembang