Hehehe, masyarakat lebih senang mendengar berita bahwa "pihak kepolisian bersalah karena kasus salah tangkap" dibanding korupsi 300 triliunan yang nyata-nyatanya berefek langsung ke mereka. Saya juga semenjak kasus century yang melibatkan banyak petinggi partai ketika zaman SBY sudah jarang-jarang ngikutin berita di tv, karena saya anggap itu semua pesanan yang harus tayang dibanding dengan informasi yang apa adanya. Mending saya nonton berita kriminal penangkapan maling ayam, pencurian motor, begal dan berita penangkapan oleh jatanras dibanding ngelihat berita politik yang ujung-ujungnya memenangkan kepentingan mereka sendiri.
Banyak hal yang telah membuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan penegak hukum di Indonesia hilang, apa yang ada katakan benar dan tidak hanya anda saja yang demikian, saya dan juga berjuta juta masyarakat Indonesia juga demikian.
Tidak ada yang bisa di percaya lagi saat ini kecuali tanggal dan tahun yang tertulis di acara Televisi Indonesia.
Jelas ini adalah pengalihan isu, sudah cukup banyak bukti dan pemerintah tidak memiliki rasa malu lagi sehingga mereka bisa memainkan banyak isu untuk kepentingan mereka, dan yang korbannya adalah rakyat kecil.
Sekarang kita tertawa karena Polisi salah tangkap, namun di sisi lain mereka juga tertawa karena kasus korupsi 271 triliun tidak di beritakan lagi.
Dalam beberapa bulan terakhir, banyak kasus besar yang mencuat dan itu berkaitan dengan pemerintahan dan penegak hukum kita. Yang pertama adalah kasus megakorupsi yang merugikan, kasus vina yang kembali muncul setelah 8 tahun tenggelam dan itu berakhir dengan dibebaskannya satu orang tersangka yang baru saja ditangkap dan yang terbaru adalah jebolnya data nasional oleh hacker.
Jujur saja saya sudah muak dengan kasus yang pertama, pasalnya hampir setiap saat kita melihat itu. Yang kedua saya mengapsesiasi hakim yang menjadi hakim di pra peradilan Pegi Setiawan karena ternyata masih ada yang bisa berdiri di tengah tengah tanpa adanya kepentinga, dan yang terakhir saya tidak bisa berkata apa apa. Bagaimana tidak, bahkan orang yang seharusnya bertanggung jawab atas kelalaiannya justru masih bisa mengucapkan "Alhamdulillah", padahal itu data data yang sangat penting. Hahahaha
Saya jadi berpikir, mungkin masyarakat selama ini mengikuti para pejabatnya. Bagaimana mereka menjadikan data mereka sebagai bungkus gorengan misalnya dan lain sebagainya. Pasalnya percuma saja mereka menjaga data mereka, sedangkan pemerintah atau intansi terkait dengan itu juga seperti tidak peduli dengan data itu. Dan yang lebih anehnya lagi "sang hacker" meminta maaf, maka jangan heran ketika banyak orang yang akhirnya berpikir liar atas terjadinya peristiwa ini.