Farrel Al Feshal (OP)
Newbie
Offline
Activity: 9
Merit: 0
|
 |
July 26, 2025, 10:23:41 AM |
|
Gua ingin menulis ulang, mengetik ulang apa yang telah disampaikan pada platform TikTok dan Youtube berkenaan dengan 'Kita Perlu Jadi Spesialis' & 'Jangan Bosan Tekuni Ilmu Kamu' by Practical Skillset dan berkenaan juga dengan debat Filsafat yang cukup ramai, Gua ajarin sampe bisa untuk aplikasiin Filsafat sebagai Think Tank industri yang lu tuju, yuk sini.
Pertama-tama kenali "Berani" bukan maju depan kelas tapi ada 3 level keberanian, mulai dari lu berani kritisi apa yang harusnya lu investigasi ketika menurut lu itu salah, kedua adalah berani yang tetap terkontrol maksudnya lu tau alasannya kenapa lu mau kritik dan kenapa lu mau lanjut belajar, belajar ipa atau ips itu bukan semata-mata FOMO, gini deh, banyak 60% guru dan dosen ga paham kritisisme muridnya dan 40% masih diambang adaptasi atau feodalis, ketiga barulah belajar untuk berani penasaran dan ini kesannya "Kita aja baca buku malah bikin otak panas" ancaman itu cuman bikin lelah bukan tidak hidup lagi bro.
Disini ada 4 item yang mungkin salah satunya ada industri yang lu ingin di spesialisasi, Fisika, Kimia, Hukum, Ekonomi tapi gua sangat tau banyak selain itu, Manakah? kalau ada salah satunya pertanyaan gua sederhana "Apa yang lu bisa beri yang gua sebut commits value dari lu sharing disiplin ilmu lu mulai dari dini sampai hari ini?" tapi kalau lu menyukai 2, lu cukup buat perbandingan paling simpel yaitu "Apa yang lu output = Lu mampu hadapi resikonya" karena sekarang terutama Mahasiswa Filsafat, Pemudi Pemuda Filsafat yang bertabrakan, Gua mau menyampaikan bahwa jangan mau stuck di level tanya dan salahin orang lain, boleh kok berfilsafat ❤️.
Kalau 4 4 nya tidak ada, gua ga mau tanya "Selain itu emang kamu jago di mana?" Topik apa yang paling kamu butuh untuk charge energy? bahas gosip? kopi? uang? korupsi? pilih aja, ini teruntuk yang kamu tau minat kamu tapi dari 4 4 nya ga ada pilihan, saya minta satu topik yang biasanya kamu kuasai nih di inner circle kamu, dan kita dalam suatu obrolan itu ternyata karena ada pendekatan emosional artinya kapanpun kita bahas gosip, uang, korupsi dll ya ternyata bisa diarahkan, bisa switch alias mengalihkan ke bidang yang kamu suka dan kamu jago. Misal begini ada siswi bernama Sakura dan Saya, Farrel hanya ingin bongkar mulai dari Pasivitas yang bakal diberi melalui ucapan pertama si Sakura (Misalkan).
Farrel: Memang Sakura sendiri ikut berita-berita korupsi karena melihat itu ga adil atau ada yang lain? / Kapan kamu belajar perkopian begitu😅?
Sakura: Iya aku ikut karena tertarik aja sih (bisa jawab apapun) / Oh itu belajar kopi² gitu karena kan yang pertama pasti suka ngopi kan, dan karena ada apayaa kita sekolah di sekolah farmasi (contoh) yaitu kita teliti nih zat fiktif ya macem² deh, jadi alasannya karena suka ngopi juga dan ga mungkin kalau cuma ngopi doang keknya ga seru
Farrel: Baik², tapi kamu suka ikutin berita apa karena ingin jadi presenter? jurnalis? atau sebenernya yg kamu butuh bukan berita? / Ohhh farmasi, kamu suka dong ada di ilmu begini terus? apa mau pindah?
Sakura: Engga juga sih, aku malahan ga ahli² banget di bidang itu tapi aku ahli di bidang sosiologi (misal) tapi jujur ini tuh hobi aku aja / Dulu (Sakura cerita) jadi gitu deh, padahal maunya sekolah teknik komputer
Farrel: Oke terimakasih banyak Sakura, artinya kamu masih plin plan yaa, tapi gapapa itu bukan salah kamu, fight💪
Cukup? disitu kita lihat baik seperti apapun percakapannya, ada interupsi bukan untuk bongkar delik tapi untuk "Yuk udah waktunya topik diganti" dan kita masuk ke nomor 2 adalah Krisis, Bukan krisis ekonomi tapi pada disiplin ilmu yang temen² ingin capai, tentulah untuk ketahui probabilitas 1-10 yang bisa di handle berapa? kalau hanya 4 artinya bukan berarti itu kalian ganti jurusan, ganti spesialis tapi mungkin aja belum terbiasa belajar full-time, lagian ga ada salahnya untuk akui "Saya belum bisa" krisis itu harus ada untuk memajukan, mempertahankan dan memproduksi pola pikir luar biasa dalam peradaban manusia. Dan lagi handle krisis itu kalau temen² mau naik level dari 7 ke 8 bukan langsung upgrade tapi coba bayangkan tubuh temen² masuk ke kelas yang pertamakali kalian kenal apa itu belajar, apa itu sekolah, apa itu guru dst, tetap dengan kemampuan otak kalian yang sekarang.
Bayangkan juga ada soal² dasar dari SD atau SMP kalian maunya? soal yang itu mengarah ke ilmu kalian aja, oke misal ada soal ekonomi ya cukup bayangin aja gimana rasanya puas mengerjakan soal anak SD karena sudah di level 7, kalau sudah, coba ulangi lagi tapi dengan cara yang lain, artinya kamu mengerjakan ulang dari level 1-7 dengan Plan B, betul? Disitu barulah kamu siap upgrade. Ketiga ada Supply Demand dimana kalian harus berkompetisi sehat baik rebutan jurusan di PTN impian atau hanya mengambil keahlian tanpa gelar juga punya konsekuensi yaitu validasi masyarakat.
4.Kapasitas, sampai sini artinya kalian sudah berani dan tau konsekuensi, ya jangan lupakan batas kesadaran diri kalian, bukan bodoh tapi kalian harus eliminasi yang 9 supaya 1 ini bisa boost terus.
5.Manajemen, mengelola dan terima dengan baik keadaan yang kontra ketika "Ih lama kelamaan kok jurusan ini, bidang ini susah ya" pelajari siapa kamu baru setelahnya kamu temukan apa yang kamu butuh.
6.Stoic, kontrol apa yang bisa kamu kontrol, jangan tiba-tiba debat yang kamu aja ga ngerti.
7.Number atau Angka bukan seberapa banyak dan benarnya kamu menjawab di atas kertas tapi kamu sadar kembalian di warung itu kurang, kamu masih waras.
Setelah sampai di 7 ini, kamu siap untuk punya dasaran FILOSOFIS yang ga stuck di level debat, jadikan Filsafat sebagai Think Tank All Of industry bukan Industri yang Berdikari, Bukan 99% Universal tapi ini Saya punya opportunity dan terlalu sering Mengobservasi serta Analisis tiap Kompetensi Pedagogik, Saya pengen buka mata temen².
Ini hanya untuk SMA kelas 3 karena in general, Myelination kalian lebih matang dan sudah tau kapan waktunya informasi itu dipakai.
Semoga bermanfaat.
|