Seandainya ini bukan hoax, saya pribadi ada setuju ada tidaknya jika memang diusulkan MBG diuangkan saja. Setuju asalkan benar2 bisa dipantau kegunaannya dan dijamin benar2 tepat sasaran, tidak setuju ya karena besar potensi bahwa jika diberikan uang maka tidak digunakan sebagaimana mestinya.
jika memang ini terjadi, kalo ane sendiri sih lebih ke setujunya , karena kalo di uangkan itu kegunaannya itunlebih jelas.dan juga seperti yang saya kata kan di atas,orang tua lebih tau kesukaan anak nya,dan jikalau uang nya ada sisa itu juga bisa di simpan untuk kebutuhan anak nya juga.
dan seperti yang kita lihat sekarang,pembagian ,mbg selama masa libur sekolah menu nya sangat tidak sesuai..
Misalnya ini bukan hoax, saya tidak setuju jika di uangkan karena takutnya banyak orang tua yang salah menggunakan uang itu buat kebutuhan lain bukan kebutuhan anak. Lihat saja contoh jika pemerintah memberikan bantuan tunai pasti tidak akan efektif seperti BLT, PKH dan lain-lain. Kalau misalnya program mbg di uangkan nanti malah dipakek nutup cicilan atau paling buruk di salah gunakan untuk main judi online oleh orang tua kurang bertanggung jawab.
Tapi kalaupun tidak di uangkan program ini juga tidak akan berjalan efektif karena program ini terlalu ambisi tanpa perencaan yang matang sama halnya program IKN, lihat saja sekarang bahkan di hari libur mbg tetap berjalan. Logika dimana coba, saya bingung dengan kebijakan pemerintah.
Jadi kalau menurut saya sudah paling bener program ini di stop. Gantikan program mbg dengan program yang lebih efektif seperti menggratiskan sekolah sampai tingkat perguruan tinggi, meningkatkan kualitas pendidikan, meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan diseluruh Indonesia. Lalu meningkatkan kualitas dan gaji guru, itu akan lebih baik untuk menciptakan Indonesia emas karena salah satu faktor dari kemiskinan kurang nya pendidikan.