Integrasi teknologi ke bidang produk keuangan yang sesuai syariah terus dilakukan. Banyak perusahaan keuangan yang menghadirkan ragam produk syariah yang dipadu dengan teknologi (fintech). Salah satunya perusahaan Stellar yang baru-baru ini telah menerima sertifikasi dari The Shariyah Review Bureau (SRB) untuk platform blockchain yang terkait dengan cryptocurrency.
Keberhasilan perusahaan yang berbasis di California meraih sertifikasi ini semakin mempertegas bahwa fintech memperluas tapak mereka untuk memasukkan pasar pertumbuhan di Timur Tengah dan Asia Tenggara. Selain itu juga mendorong para ulama Islam untuk menilai validitas dari sisi agama dari mata uang digital.
Sertifikasi ini mencakup blockchain Stellar dan mata uang aslinya disebut Lumens, cryptocurrency terbesar ke-7 dengan kapitalisasi pasar sebesar US$4,3 miliar. Selama setahun terakhir perusahaan telah menjajaki kemitraan dengan perusahaan keuangan di kawasan Teluk dan mencari sertifikasi kepatuhan syariah membantu memperluas diskusi tersebut.
Direktur Kemitraan Stellar, Lisa Nestor mengatakan pihaknya bekerjasama dengan perusahaan yang memfasilitasi remitansi, termasuk di Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Bahrain. “Ini adalah pasar yang sangat besar," ujarnya seperti dilansir dari publikasi Channel NewsAsia, Kamis (19/07/2018).
Buku digital Stellar dapat digunakan di berbagai bidang di luar pembayaran lintas batas, seperti digitasi aset, dan perusahaan memiliki kemitraan berkelanjutan dengan IBM untuk mengembangkan aplikasi blockchain seperti itu, tambah Nestor.
Cryptocurrency seperti Bitcoin dan Ethereum menikmati tahun bumper di 2017 saat investor utama memasuki pasar, tetapi mereka melihat penurunan nilai awal tahun ini karena kekhawatiran atas potensi tindakan keras oleh otoritas yang memberikan regulasi.
Beberapa regulator Teluk juga menyatakan skeptis, tetapi Bahrain telah melawan tren dengan mengeksplorasi penggunaan mata uang digital untuk meningkatkan perannya sebagai pusat keuangan regional.
Stellar mengadakan diskusi dengan Dewan Pembangunan Ekonomi Bahrain awal tahun lalu yang menyebabkan keterlibatan yang lebih luas di kawasan itu, kata Nestor.
Pada bulan Februari, bank sentral Arab Saudi dan Ripple yang berbasis di AS menandatangani kesepakatan untuk membantu bank-bank di kerajaan menyelesaikan pembayaran menggunakan teknologi blockchain.
Stellar sendiri didirikan pada tahun 2014 oleh Jed McCaleb, mantan Chief Technology Officer Ripple. The Shariyah Review Bureau (SRB), sebuah firma penasihat Islam yang diberikan lisensi oleh bank sentral Bahrain, memberikan sertifikasi untuk Stellar, di samping pedoman untuk jenis aset yang dapat diperdagangkan di platformnya.
"Untuk teknologi blockchain tidak ada masalah, hal utama yang perlu kami pertimbangkan adalah penggunaan cryptocurrency yang mendasarinya," tutur Mansoor Ahmed, asisten general manager di Shariyah Review Bureau.
Para cendekiawan Islam telah mempertimbangkan atas kebolehan cryptocurrency, waspada terhadap gejolak harga dan jenis aset di balik token digital. Keuangan Islam menekankan aktivitas ekonomi riil berdasarkan aset fisik, menghindari pembayaran bunga dan spekulasi moneter langsung.
Sumber :
http://www.gomuslim.co.id/read/news/2018/07/19/8387/-p-raih-sertifikasi-keuangan-syariah-stellar-perluas-pasar-ke-timur-tengah-hingga-asia-tenggara-p-.htmlBagaimana Pendapat Kalian Tentang Ini , Apakah Mata uang crypto lain bisa mengikuti jejak Stellar terutama bitcoin ?