Maunya saya tokocrypto dan indodax dan sejumlah exchange lokal bersedia melakukan perubahan dengan mengintegrasikan jaringan LN ini juga.
Upbit yang disinggung oleh mas armanda90 menurut referensi bahwa perusahan ini berasal dari Korea Selatan dengan bantuan kemitraan mereka dengan bursa mata uang kripto Amerika, Bittrex1.
Upbit juga sudah ada cabangnya di Indonesia (PT. UPBIT EXCHANGE INDONESIA) dan sudah terdaftar di Bappebti juga sejak 2019 (
https://bappebti.go.id/calon_pedagang_aset_kripto) dan saya lihat sudah jadi
member juga di Bursa Kripto Indonesia.
Dan sebagaimana informasi disini:
https://blockchainmedia.id/upbit-indonesia-perkenalkan-fitur-lightning-transfer/, exchange cabangnya di Indonesia tersebut kebagian juga fitur fitur Lightning Transfer, meskipun yang saya pahami masih sebatas untuk memudahkan transfer antar dompet upbit dengan tanpa dikenakan biaya.
Sebenarnya fitur Lightning Network (LN) yang diterapkan oleh beberapa exchange di atas itu tidak begitu profit-profit amat, insentif yang didapat itu tidak sebanyak jika menggunakan bitcoin secara umum. Oleh karena itu beberapa exchange di Indonesia tidak menerapkan LN karena disamping tidak banyak pengguna, dan memerlukan bantuan server lain untuk node, fitur LN ini hanya menghasilkan keuntungan kecil, exchange akan rugi jika harus menerapkan di Indonesia. Beda dengan ke-3 exchange di atas, mereka ngejar volume, walau profit didapat kecil, tapi mereka akan dapat pengguna baru yang antusias terhadap LN.
Perihal server untuk node-nya, kalau memang exchange tersebut ada niatan menerapkan fitur Lightning, bukankah mereka bisa saja membuat server sendiri?.
Berbicara profit dari fee transaksi menggunakan lightning, itu juga jadi pertanyaan saya
di sini karena memang belum pernah mencobanya langsung.