Koalisi Gemuk ala Prabowo, Akankah PDIP dan PKS Oposisi?

[panjul07]

Yups, semalam mereka sudah deklarasi, seluruh partai kecuali PDIP mendukung Ridwan Kamil (golkar) dan Suswono (PKS) untuk pilkada jakarta. Ane rasa KIM cukup pandai menerapkan strateginya dalam menggaet PKS, karena partai tersebut merupakan partai pemenang di Jakarta sehingga mereka menempatkan posisi untuk mereka sebagai wakilnya. Namun kalau menurut ane, PKS itu seperti tidak percaya diri kalau mereka begitu mudahnya jadi wakil, Kalau saja mereka mau mengusung Anies dan berkoalisi dengan PDIP di jakarta, ane yakin bakal menang, apa lagi jika dipasangkan dengan Ahok atau bang Doel, sehingga roti atau proyek di DKI cuma dibagi berdua aja (PKS dan PDIP), kalau sekarang tentunya bagi-bagi rotinya cukup banyak, dan PKS hanya dapat secuil, itu pun mungkin wakilnya akan jadi kayak wapres kita ma'ruf amin, sebagai tameng doang.

PDIP justru mengajukan Pramono Anung - bang Doel dan Ahok lah yang mengantarkan paslon ini waktu daftar ke KPU.
Agak sedikit kaget juga kenapa PDIP malah milih Pramono Anung karena setau ane beliau ini kurang begitu terkenal khususnya buat kalangan gen Z.
Ane belum tau bagaimana elektabilitasnya tapi ane pikir RK pasti punya elektabilitas lebih tinggi dari Pramono Anung.
Mungkinkah ada strategi2 tertentu yang dipakai PDIP atau ada rencana2 lain dibalik keputusan tidak memilih Ahok yang adalah kader militan.

[Chikito]

PDIP justru mengajukan Pramono Anung - bang Doel dan Ahok lah yang mengantarkan paslon ini waktu daftar ke KPU.
Agak sedikit kaget juga kenapa PDIP malah milih Pramono Anung karena setau ane beliau ini kurang begitu terkenal khususnya buat kalangan gen Z.
Ane belum tau bagaimana elektabilitasnya tapi ane pikir RK pasti punya elektabilitas lebih tinggi dari Pramono Anung.
Mungkinkah ada strategi2 tertentu yang dipakai PDIP atau ada rencana2 lain dibalik keputusan tidak memilih Ahok yang adalah kader militan.

Kalau hasil analisa saya, PDIP ini lebih memakai strategi idiologis dibanding dengan elektabilitas. Saya yakin mereka sudah mengkalkulasikan matang-matang jika memilih Anis maju di Jakarta sudah pasti akan menang. Namun, apakah kemenangan tersebut bagus buat partai?, saya rasa tidak, betul mereka pasti dapat keuntungan besar jika menang mengusung anies, namun untuk partai sendiri, pengkaderan yang sudah mereka rintis sejak partai didirikan tidak akan jalan lagi, dan itu bisa membuat kehancuran partai itu sendiri (contohnya Golkar). Di sisi lain, kalau pun anies jadi kader PDIP, belum tentu juga akan loyal, contohnya saja Jokowi yang telah meninggalkan PDIP di akhir masa jabatannya. Artinya ada trauma yang sangat mendalam bagi PDIP dan Megawati untuk mengusung orang yang hanya sekedar mendompleng nama besar PDIP.

PDIP juga serta merta tidak mengedepankan Pramono, tapi si Rano Karno yang notabene artis, dan namanya sudah sangat terkenal diseluruh Jakarta (sebagai orang betawi asli). Pramono itu cuma sebagai pajangan saja, aslinya untuk elektabilitas, PDIP lebih mengedepankan si doel. Saya yakin masyarakat jakarta akan mencoblos rano, sama kayak halnya komeng yang menang tanpa kampanye yang signifikan, karena si rano karno punya modal nama dan juga ada pengalaman di banten yang dekat dengan jakarta, sedangkan Pramono cuma dompleng nama di doel.

[$anounimus$]

PDIP merupakan partai yang konsisten mereka akan tetap menjadi oposisi di kabinet baru. Di pilkada DKI kemungkinan mereka juga tidak diberikan kesempatan oleh KIM sehingga mereka sedang menyusun rencana agar mereka bisa mencalonkan paslonnya sendiri. Anies digadang-gadang akan bergabung dengan PDI-P tetapi menurut saya itu merupakan blunder politik bagi Anies sebab jika melihat dengan situasi sebelumnya Anies lebih menonjolkan diri sebagai pembawa semangat politik indentitas (maksudnya lebih kepada agama) hal itu berbanding terbalik dengan misi PDIP. Jadi Anies akan sangat dirugikan dengan situasi politik yang terjadi sekarang ini.

Ya itu pendapat yang masuk akal dan PDI-P juga tak ingin melakukan manuver dengan mencalonkan Anies dan sekarang terbukti Anies tidak mendapatkan ruang pada Pilkada kali ini. Saya lebih setuju jika PDI-P mengajukan Pramono dan Rano Karno sebab mereka merupakan kader murni dari Partai berlogo Banteng itu. PDI-P juga tetap mempertahankan ideologi partainya ketimbang harus melakukan tindakan yang tidak populer.

[blue Snow]

PDI-P juga tetap mempertahankan ideologi partainya ketimbang harus melakukan tindakan yang tidak populer.

Ane lebih respek ke partai yang mempertahankan ideologinya dibanding partai yang lebih mengedepankan kekuasaan. Ane paham kalau PDIP bukanlah partai yang suci-suci amat. Banyak kasus korupsi dan beberapa kebijakan tidak populer yang digaungkan oleh anggotanya di DPR, tapi kalau dari segi ideologi dan paham bagaimana mempertahankan dasar dari kebijakan partai, PDIP merupakan salah satu partai yang masih menerapkan itu. Walaupun ketua umum partainya banyak dihujat dan dibenci oleh sebagian masyarakat, namun cuma dia saja sebagai ketua yang memiliki pamor dan aura yang melekat dari dulu hingga sekarang di kalangan akar rumput sampai ke atas.

[arufox]

Jika melihat perkembangan politik terkini, tampaknya PDIP dan PKS akan bergabung kedalam koalisi pemerintahan Prabowo terutama PKS yang dengan terbuka mengatakan ingin masuk dalam pemerintahan dan itu sudah dimulai dengan membangun koalisi dengan KIM di beberapa Pilkada terutama pilkada jakarta.

[ndutndut]

PDIP merupakan partai yang konsisten mereka akan tetap menjadi oposisi di kabinet baru. Di pilkada DKI kemungkinan mereka juga tidak diberikan kesempatan oleh KIM sehingga mereka sedang menyusun rencana agar mereka bisa mencalonkan paslonnya sendiri. Anies digadang-gadang akan bergabung dengan PDI-P tetapi menurut saya itu merupakan blunder politik bagi Anies sebab jika melihat dengan situasi sebelumnya Anies lebih menonjolkan diri sebagai pembawa semangat politik indentitas (maksudnya lebih kepada agama) hal itu berbanding terbalik dengan misi PDIP. Jadi Anies akan sangat dirugikan dengan situasi politik yang terjadi sekarang ini.

Ya itu pendapat yang masuk akal dan PDI-P juga tak ingin melakukan manuver dengan mencalonkan Anies dan sekarang terbukti Anies tidak mendapatkan ruang pada Pilkada kali ini. Saya lebih setuju jika PDI-P mengajukan Pramono dan Rano Karno sebab mereka merupakan kader murni dari Partai berlogo Banteng itu. PDI-P juga tetap mempertahankan ideologi partainya ketimbang harus melakukan tindakan yang tidak populer.

Politik di Indonesia jangan di lihat dari layar tivi atau berita saja tapi kita harus bisa juga menganalisa politik di belakang layar, politik indoensia memang tidak sehat karena saling sandra menyandra. Anies bukan tidak mendapatkan ruang di pilkada tapi murni karena penjangalan dari awal. Lihat saja bagaimana dari awal Anies telah di tukung oleh PKS, Nasdem dan PKB tapi ujung-ujung gagal karena banyak tekanan dari penguasa. Tapi setelah partai tersebut merapat ke KIM barulah ada putusan MK dan pada akhirnya tinggal PDIP partai yang dapat mengusung Calon sendiri, dan wajar keputusan PDIP mengusung kader nya sendiri, membiarkan Anies maju Pilkada sama saja mencari lawan politik di tahun 2029 karena menjadi gubernur DKI adalah batu lonjatan untuk maju untuk pilples pada 2029.

Namun ada yang janggal juga PDIP mencalonkan Promono Anung sebagai calon Gub padahal dia tidak banyak di kenal sama warga jakarta dan tidak memiliki elektabilats yang tinggi, di samping itu juga Pramono Anung orang dekatnya Jokowi tentu ini menjadi pertanyaan? Apakah mungkin PDIP tidak ingin menang di pilkada DKI? Karena seharunya kalau Ingin menang seharus Rano Karno yang jadi calon Gub ataupun Ahok yang punya potensi untuk menang bukan Pranomo Anung.
Dan satu lagi, kata-kata harus calon dari kader PDIP itu sebenarnya hanya untuk alasan aja, karena sangat banyak di daerah-derah lain PDIP tidak mengutakan kadernya sendiri contoh yang paling dekat saat mencalonkan Airin di Banten malah dari kader Golkar meskipun pada akhirnya Golkar juga mendukungnya.

[retreat]

Jika melihat perkembangan politik terkini, tampaknya PDIP dan PKS akan bergabung kedalam koalisi pemerintahan Prabowo terutama PKS yang dengan terbuka mengatakan ingin masuk dalam pemerintahan dan itu sudah dimulai dengan membangun koalisi dengan KIM di beberapa Pilkada terutama pilkada jakarta.

Kalau PKS sudah jelas mereka akan masuk kedalam koalisi pemerintahan, kan di acara harlah PKB kemarin sudah jelas PKS minta diikutsertakan dalam pemerintahan Prabowo, jadi sudah jelas mereka itu bukan oposisi pemerintahan nantinya. Kalau untuk PDIP mereka tetap pada pendiriannya jadi partai oposisi, biarpun ada desas-desus Prabowo udah siapun jatah Kemenko buat PDIP agar mereka bisa masuk kedalam kabinet, saya pikir itu tidak akan membuat PDIP mau masuk kedalam pemerintahan. Apalagi di dalam pemerintahan Prabowo itu banyak penghianat dan musuh PDIP, itu jadi alasan kuat kenapa PDIP tetap teguh menjadi oposisi.

[blue Snow]

Kalau untuk PDIP mereka tetap pada pendiriannya jadi partai oposisi, biarpun ada desas-desus Prabowo udah siapun jatah Kemenko buat PDIP agar mereka bisa masuk kedalam kabinet, saya pikir itu tidak akan membuat PDIP mau masuk kedalam pemerintahan. Apalagi di dalam pemerintahan Prabowo itu banyak penghianat dan musuh PDIP, itu jadi alasan kuat kenapa PDIP tetap teguh menjadi oposisi.

Kalau ane lihat antara PDIP dan Prabowo sendiri tidak ada masalah, malah akur kalau dibanding PDIP dengan demokratnya SBY. Cuma kalau PDIP mau lebih strategis, mereka harus di luar pemerintahan dan jadi oposisi penyeimbang bagi kebijakan prabowo. Kalau semua partai gabung, tentunya tidak bagus malah indonesia akan kembali di zaman dimana otoriter akan berjalan karena parlemen hanya mengiyakan kebijakan tanpa ada pengawasan yang intens. Kalau anggotanya ane rasa pasti mau, apa lagi dikasih jatah menteri strategis, beda dengan emaknya banteng, pasti akan idealis dan menolak semua resolusi yang ditawarkan oleh prabowo.