Siswa/i "Nakal" dan Barak Militer

[Arenga pinnata]

Lalu bagaiman menurut agan-agan sekalian, apakah kebijakan ini cukup efektif untuk bisa mendiplisinkan para siswa/i yang dikategorikan "nakal", dan apakah cukup baik jika kebijakan ini diterpakan di seluruh daerah di Indonesia.?

Menurut saya kebijakan ini cukup efektif. Apalagi jika berbicara tentang siswa-siswa yang bahkan orang tuanya sendiri sampai tidak sanggup lagi harus mendidiknya bagaimana. begitu juga pihak sekolah. Sehingga diharapkan dengan adanya barak militer ini juga menjadi wanti-wanti bagi siswa yang berpotensi menjadi nakal juga supaya tidak jadi menjadi nakalnya karena takut di ke barak militerkan.

Dan kalau tidak salah siswa yang di ke barak militerkan tersebut juga harus diserahkan oleh orang tua si siswa. Alias ini memang kemauan si orang tua siswa. Sehingga bagi yang orang tuanya tidak ingin anaknya di ke barak kan maka tidak ada paksaan. Dan kebijakan ini sebenarnya juga sudah ada di beberapa negara-negara maju lainnya. Walaupun dengan nama yang berbeda. Tapi sistemnya hampir sama.

Hanya saja kita juga memang harus melihat akar permasalahan kenapa bisa anak-anak nakal menjadi semakin banyak. Yah ini berkaitan dengan akidah dan akhlak. Dulu disekolah ada materi khusus terkait akidah dan akhlak. Yang mana cukup penting dalam mengenalkan bagaimana kita menjaga etika dan moral sesuai ajaran agama yang dianut dengan baik. Khususnya juga dalam islam. Tapi sekarang pelajaran tersebut hanya ada di sekolah berbasis agamanya saja tapi sepertinya tidak ada di sekolah umum biasa. 

[jems]

Program BARAK MILITER untuk siswa yang nakal masihenimbulkan banyak pro dan kontra sampai saat ini, disamping banyak pihak yang pro agar siswa nakal dikarantina di barak ada juga pihak yang kontra mulai masyarakat sendiri, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat hingga pihak KPAI yang menganggap program ini meruntuhkan nilai-nilai perli dungan anak.
Terlepas ada banyak pro dan kontra, saya justru tertarik dengan artukel yang membahas masalah anggaran untuk program ini, sejauh ini yang sudah diberitakan ke publik anggaran mencapai 6M dengan dana dari APBD sendiri nantu ke depan biaya program ini akan ditanggung dinas pendidikan hingga anggaran dari kabupaten langsung.

Menurut kalian apakah program ini bakal efektif ke depannya atau justru berpotensi menghabiskan banyak anggaran daerah?

Menghabiskan Anggaran Daerah untuk hal yang bermanfaat saya pikir tidak ada salahnya.
Program mengirim Siswa Nakal ke Barak Militer saya pikir cukup efektif untuk mengubah perilaku siswa yang nakal dan juga membuat siswa lain sedikit takut untuk melakukan kenakalan dan juga perihal Pro dan Kontra tentang program tersebut masih tidak ada alasan yang jelas karena pemberitaan saat ini banyak dari masyarakat luar Jabar yang tidak setuju dengankan kebanyakan orang tua yang anaknya di masukkan ke Barak cukup senang karena bisa mengubah perilaku si anak menjadi lebih baik.

[Hanadawa]

Lalu bagaiman menurut agan-agan sekalian, apakah kebijakan ini cukup efektif untuk bisa mendiplisinkan para siswa/i yang dikategorikan "nakal", dan apakah cukup baik jika kebijakan ini diterpakan di seluruh daerah di Indonesia.?

-snip-

Dan salah satu contoh keberhasilan dari program ini adalah ada beberapa anak-anak nakal yang ternyata dia menjadi seperti itu karena tidak menemukan keharmonisan di rumahnya. Yang pada akhirnya dia temukan ketika ikut program barak militer dimana dia bisa menemukan kembali jati dirinya yang hilang. Saya menemukan berita itu di tiktok tetapi saya lupa menyimpan sumbernya. Dan contoh lainnya adalah menurut kompasiana, program barak militer KDM ini bukan murni hukuman, melainkan pendekatan kepada anak-anak "nakal" tersebut dengan bimbingan moral dan kedisiplinan. Hal ini karena mereka yang dikirim ke barak militer memiliki latar belakang yang berbeda kenapa bisa nakal. Dan diantaranya adalah karena tidak adanya pengetahuan moral dan mengekspresikan diri dengan cara yang salah. Anak remaja itu sedang dalam fase pencarian jati diri. Dan emosinya pasti meledak-ledak. Mungkin karena lingkungannya yang tidak mendukung akhirnya mereka tersesat untuk melakukan "kenakalan" sebagai bagian dari fase menemukan jati diri.

[indah rezqi]

Program BARAK MILITER untuk siswa yang nakal masihenimbulkan banyak pro dan kontra sampai saat ini, disamping banyak pihak yang pro agar siswa nakal dikarantina di barak ada juga pihak yang kontra mulai masyarakat sendiri, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat hingga pihak KPAI yang menganggap program ini meruntuhkan nilai-nilai perli dungan anak.
Terlepas ada banyak pro dan kontra, saya justru tertarik dengan artukel yang membahas masalah anggaran untuk program ini, sejauh ini yang sudah diberitakan ke publik anggaran mencapai 6M dengan dana dari APBD sendiri nantu ke depan biaya program ini akan ditanggung dinas pendidikan hingga anggaran dari kabupaten langsung.

Menurut kalian apakah program ini bakal efektif ke depannya atau justru berpotensi menghabiskan banyak anggaran daerah?

Secara pribadi saya tidak mempermasalahkan jumlah atau besaran anggaran yang akan di habiskan untuk menjalankan program barak militer tersebut, angka 6 M dari sumber APBD sangatlah sedikit. Jika di telusuri lebih jauh, ada cukup banyak program lain yang menghabiskan anggaran jauh lebih besar, namun tidak berdampak langsung bagi masyarakat. Belum lagi jika kita membandingkannya dengan angka-angka korupsi.

Namun yang menarik perhatian, mengapa program tersebut harus dijalankan di barak militer, kita tahu akan jauh lebih baik jika siswa-siswa tersebut di karantina di sekolahnya masing-masing. Tidak masalah jika harus melibatkan unsur dari Militer, meski itu juga akan menimbulkan kesan lainnya juga. Saya pikir program tersebut mirip dengan program Ekstrakurikuler yang sudah lebih dulu berjalan di setiap sekolah, mungkin dengan sedikit polesan di bagian pembinaan dan kedisiplinan, itu akan menjadi program yang bagus sebagai ganti program barak militer.

[BigBos]

Ane sendiri lebih menyoroti bahwa program yang ini  banyak ditunggangi oleh kepentingan politik, karena pro dan kontra yang tercipta itu sangat kental sekali dengan politik. Namun tidak aneh juga karena di negara kita ini apapun pasti akan ditunggangi politik apapun itu, terlebih hal ini juga berada dilingkungan politik.

Membicarakan program ini, saya pikir ini adalah program yang bagus namun tentu saja ini tidak bisa dijadikan satu satunya program, pasalnya kita harus menuntaskan masalah dari awal. Saya sepakat bahwa kualitas pendidikan kita masih jauh dari kata bagus, dan bahkan pendidikan tidak merata yang itu sebenarnya menjadi masalah yang lebih serius.

Selain daripada itu saya ingin melihat progres anak anak yang masuk ke barak, apakah mereka akan lebih baik atau sebaliknya. Sejauh ini si saya melihat mereka di media sosial lebih positif, semoga saja ini tidak hanya di awal namun mereka  memang berubah.

[Juse14]

Ane sendiri lebih menyoroti bahwa program yang ini  banyak ditunggangi oleh kepentingan politik, karena pro dan kontra yang tercipta itu sangat kental sekali dengan politik. Namun tidak aneh juga karena di negara kita ini apapun pasti akan ditunggangi politik apapun itu, terlebih hal ini juga berada dilingkungan politik.

Membicarakan program ini, saya pikir ini adalah program yang bagus namun tentu saja ini tidak bisa dijadikan satu satunya program, pasalnya kita harus menuntaskan masalah dari awal. Saya sepakat bahwa kualitas pendidikan kita masih jauh dari kata bagus, dan bahkan pendidikan tidak merata yang itu sebenarnya menjadi masalah yang lebih serius.

Selain daripada itu saya ingin melihat progres anak anak yang masuk ke barak, apakah mereka akan lebih baik atau sebaliknya. Sejauh ini si saya melihat mereka di media sosial lebih positif, semoga saja ini tidak hanya di awal namun mereka  memang berubah.

Saya sendiri melihat masyarakat cukup terbuka dan menerima program tersebut dengan baik, bahkan mereka dengan sukarela menyekolahkan anaknya di barak militer. Namun dari kalangan akademisi terlihat jelas bahwa banyak yang menolak program tersebut, karena menganggap bahwa pendidikan militer tidak sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Dimana pendidikan tersebut bertujuan untuk menciptakan peserta didik yang mampu berfikir kritis, kreatif, inovatif dan memiliki inisiatif yang tinggi, hal tersebut mustahil mereka dapatkan di barak militer. Memang jika berbicara tentang kedisiplinan, saya tidak ragu lagi bahwa barak militer merupakan tempat untuk bisa mendisiplinkan seseorang, namun satu hal yang perlu diingat bahwa kedisiplinan bukan hanya tentang menaati peraturan dan perintah saja, akan tetapi lebih dari itu juga tentang membangun sebuah kesadaran dan komitmen untuk melakukan sesuatu secara konsisten dan bertanggung jawab.

[BigBos]

Ane sendiri lebih menyoroti bahwa program yang ini  banyak ditunggangi oleh kepentingan politik, karena pro dan kontra yang tercipta itu sangat kental sekali dengan politik. Namun tidak aneh juga karena di negara kita ini apapun pasti akan ditunggangi politik apapun itu, terlebih hal ini juga berada dilingkungan politik.

Membicarakan program ini, saya pikir ini adalah program yang bagus namun tentu saja ini tidak bisa dijadikan satu satunya program, pasalnya kita harus menuntaskan masalah dari awal. Saya sepakat bahwa kualitas pendidikan kita masih jauh dari kata bagus, dan bahkan pendidikan tidak merata yang itu sebenarnya menjadi masalah yang lebih serius.

Selain daripada itu saya ingin melihat progres anak anak yang masuk ke barak, apakah mereka akan lebih baik atau sebaliknya. Sejauh ini si saya melihat mereka di media sosial lebih positif, semoga saja ini tidak hanya di awal namun mereka  memang berubah.

Saya sendiri melihat masyarakat cukup terbuka dan menerima program tersebut dengan baik, bahkan mereka dengan sukarela menyekolahkan anaknya di barak militer. Namun dari kalangan akademisi terlihat jelas bahwa banyak yang menolak program tersebut, karena menganggap bahwa pendidikan militer tidak sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Dimana pendidikan tersebut bertujuan untuk menciptakan peserta didik yang mampu berfikir kritis, kreatif, inovatif dan memiliki inisiatif yang tinggi, hal tersebut mustahil mereka dapatkan di barak militer. Memang jika berbicara tentang kedisiplinan, saya tidak ragu lagi bahwa barak militer merupakan tempat untuk bisa mendisiplinkan seseorang, namun satu hal yang perlu diingat bahwa kedisiplinan bukan hanya tentang menaati peraturan dan perintah saja, akan tetapi lebih dari itu juga tentang membangun sebuah kesadaran dan komitmen untuk melakukan sesuatu secara konsisten dan bertanggung jawab.

Masalahnya adalah mereka yang mengkritisi program ini juga tidak tahu dengan benar program yang dijalankan di barak itu bagaimana, jadi menurut saya itu menjadi penilaian yang tidak objektif. Dan begitu juga orang yang mendukung, mereka yang mendukung kebanyakan adalah orang yang sudah resah dengan kenakalan remaja.  Jadi untuk lebih objektif, seharusnya kedua belah pihak tahu bagaimana program dijalankan sehingga itu bisa menilai lebih adil.

Saya melihat juga di beberapa talkshow, mereka yang kontra dan mereka yang pro hanya berdebat berdasarkan asumsi mereka saja. Yang lebih sensitif adalah program ini dijalankan di tahun pertama setelah panasnya politik, jadi saya mengatakan sebelumnya sangat kental dengan politik (ditunggangi politik), terlebih dari politikus yang kalah dalam pemilihan, orang orang menyebutnya "barisan sakit hati".

[panjul07]

Saya sendiri melihat masyarakat cukup terbuka dan menerima program tersebut dengan baik, bahkan mereka dengan sukarela menyekolahkan anaknya di barak militer. Namun dari kalangan akademisi terlihat jelas bahwa banyak yang menolak program tersebut, karena menganggap bahwa pendidikan militer tidak sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Dimana pendidikan tersebut bertujuan untuk menciptakan peserta didik yang mampu berfikir kritis, kreatif, inovatif dan memiliki inisiatif yang tinggi, hal tersebut mustahil mereka dapatkan di barak militer. Memang jika berbicara tentang kedisiplinan, saya tidak ragu lagi bahwa barak militer merupakan tempat untuk bisa mendisiplinkan seseorang, namun satu hal yang perlu diingat bahwa kedisiplinan bukan hanya tentang menaati peraturan dan perintah saja, akan tetapi lebih dari itu juga tentang membangun sebuah kesadaran dan komitmen untuk melakukan sesuatu secara konsisten dan bertanggung jawab.

Lagian kan setau ane program ini juga atas persetujuan orang tua siswanya to? So kalo orang tua siswanya aja ga keberatan alias fine2 aja dengan program ini ya kenapa harus diributkan.
Belum lagi kan dilatih di militer bukan serta merta dididik secara militer layaknya calon2 anggota TNI/Polri dimana banyak kegiatan fisiknya.
Ane yakin siswa2 nakal tersebut tidak dididik secara fisik sepenuhnya tapi lebih mengarah ke mentalitas, karakter serta kedisiplinan saja jadi sebenarnya ini masih sejalan dengan tujuan pendidikan di sekolah secara umum.

[Furious 7]

Saya sendiri melihat masyarakat cukup terbuka dan menerima program tersebut dengan baik, bahkan mereka dengan sukarela menyekolahkan anaknya di barak militer. Namun dari kalangan akademisi terlihat jelas bahwa banyak yang menolak program tersebut, karena menganggap bahwa pendidikan militer tidak sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Dimana pendidikan tersebut bertujuan untuk menciptakan peserta didik yang mampu berfikir kritis, kreatif, inovatif dan memiliki inisiatif yang tinggi, hal tersebut mustahil mereka dapatkan di barak militer. Memang jika berbicara tentang kedisiplinan, saya tidak ragu lagi bahwa barak militer merupakan tempat untuk bisa mendisiplinkan seseorang, namun satu hal yang perlu diingat bahwa kedisiplinan bukan hanya tentang menaati peraturan dan perintah saja, akan tetapi lebih dari itu juga tentang membangun sebuah kesadaran dan komitmen untuk melakukan sesuatu secara konsisten dan bertanggung jawab.

Lagian kan setau ane program ini juga atas persetujuan orang tua siswanya to? So kalo orang tua siswanya aja ga keberatan alias fine2 aja dengan program ini ya kenapa harus diributkan.
Belum lagi kan dilatih di militer bukan serta merta dididik secara militer layaknya calon2 anggota TNI/Polri dimana banyak kegiatan fisiknya.
Ane yakin siswa2 nakal tersebut tidak dididik secara fisik sepenuhnya tapi lebih mengarah ke mentalitas, karakter serta kedisiplinan saja jadi sebenarnya ini masih sejalan dengan tujuan pendidikan di sekolah secara umum.

Terkadang yang meributkan hal seperti ini adalah mereka yang memang memiliki kepentingan tertentu dan tidak mengharapkan dengan adanya program ini mereka terkena imbas karena dianggap tidak kompeten dalam bidangnya untuk mengurus hal yang seharusnya mereka urus, contoh yang paling terdepan mungkin saya akan menyebut KPAI. Bukan bermaksud mengatakan KPAI buruk tetapi pada akhirnya kita sadar sekalipun mereka sudah berdiri cukup lama tetapi apa kontribusi yang diberikan untuk menanggulangi beberapa permasalahan kenakalan remaja atau memang anak-anak yang hak nya dirampas oleh beberapa hal.
Meskipun tugasnya adalah pengawasan tetapi pada akhinrya tentu mereka juga tidak harus menutup mata dengan banyaknya kasus yang melibatkan anak-anak di negara kita dan ketika ada program yang dinilai cukup bisa untuk membuat sedikit perubahan dari sikap anak seperti yang dilakukan oleh gubernur jakarta sekarang mereka justru seperti paling utama untuk menolak keras hal ini karena dianggap berpotensi melanggar hak. Padahal banyak orang tua yang mendukung hal ini apalagi untuk anak mereka yang butuh perhatian lebih karena terlalu aktif (saya tidak berani mengatakan nakal)

Saya orang Jawa Barat dan impact ini jelas sedikit berpengaruh kepada sebagian besar anak di lingkungan saya sekarang karena mereka lebih bisa untuk menahan diri mereka tidak terlalu lepas kendali dan di lingkungan saya yang asalnya tidak sekali dua kali terjadi tawuran justru sekarang intensitasnya semakin jarang (meskipun masih ada) tetapi itu sudah menjadi sebuah hal yang baik karena setidaknya ini bisa meminimalisir meskipun tidak semua hilang.

[Dickiy]

Selama tujuannya positif maka menurut saya tidak ada masalah, artinya saya setuju dengan program yang di keluarkan oleh gubernur jabar dan saya juga akan mengatakan bahwa ini adalah ide paling epektif untuk mendisiplinkan atau meningkatkan kedisiplinan seorang anak, seperti yang kita tahu bahwa "lingkungan" adalah faktor terbesar yang bisa mempengaruhi prilaku seorang anak berikut juga dengan cara berpikirnya dan ketika mereka di tempatkan ke tempat yang tepat seperti Barak Militer ini maka pasti 90% kepribadiannya khususnya dari segi kedisiplinan itu akan berubah menjadi lebih baik mengingat lingkungan militer yang sangat tegas terhadap kedisiplinan dan solidaritas yang tinggi.

[Juse14]

Lagian kan setau ane program ini juga atas persetujuan orang tua siswanya to? So kalo orang tua siswanya aja ga keberatan alias fine2 aja dengan program ini ya kenapa harus diributkan.
Belum lagi kan dilatih di militer bukan serta merta dididik secara militer layaknya calon2 anggota TNI/Polri dimana banyak kegiatan fisiknya.
Ane yakin siswa2 nakal tersebut tidak dididik secara fisik sepenuhnya tapi lebih mengarah ke mentalitas, karakter serta kedisiplinan saja jadi sebenarnya ini masih sejalan dengan tujuan pendidikan di sekolah secara umum.

Terkadang yang meributkan hal seperti ini adalah mereka yang memang memiliki kepentingan tertentu dan tidak mengharapkan dengan adanya program ini mereka terkena imbas karena dianggap tidak kompeten dalam bidangnya untuk mengurus hal yang seharusnya mereka urus, contoh yang paling terdepan mungkin saya akan menyebut KPAI. Bukan bermaksud mengatakan KPAI buruk tetapi pada akhirnya kita sadar sekalipun mereka sudah berdiri cukup lama tetapi apa kontribusi yang diberikan untuk menanggulangi beberapa permasalahan kenakalan remaja atau memang anak-anak yang hak nya dirampas oleh beberapa hal.
Meskipun tugasnya adalah pengawasan tetapi pada akhinrya tentu mereka juga tidak harus menutup mata dengan banyaknya kasus yang melibatkan anak-anak di negara kita dan ketika ada program yang dinilai cukup bisa untuk membuat sedikit perubahan dari sikap anak seperti yang dilakukan oleh gubernur jakarta sekarang mereka justru seperti paling utama untuk menolak keras hal ini karena dianggap berpotensi melanggar hak. Padahal banyak orang tua yang mendukung hal ini apalagi untuk anak mereka yang butuh perhatian lebih karena terlalu aktif (saya tidak berani mengatakan nakal)

Saya orang Jawa Barat dan impact ini jelas sedikit berpengaruh kepada sebagian besar anak di lingkungan saya sekarang karena mereka lebih bisa untuk menahan diri mereka tidak terlalu lepas kendali dan di lingkungan saya yang asalnya tidak sekali dua kali terjadi tawuran justru sekarang intensitasnya semakin jarang (meskipun masih ada) tetapi itu sudah menjadi sebuah hal yang baik karena setidaknya ini bisa meminimalisir meskipun tidak semua hilang.

KPAI seharusnya menjadi garda terdepan dalam menangani kenakalan remaja, namun seperti yang anda sampaikan, kehdiran komisisi tersebut seakan tidak ada artinya, karena sangat minim sekali kontribusi yang mereka berikan. Dan lagu lama yang sering saya dengar  dari mereka untuk mengelak dari permasalahna tersebut, mereka berdalih bahwa petugas dan orang-orang kami itu hanya sedikit, jadi bagaiman mungkin kami bisa mengatasi kenakalan remaja dan mengawasi para remaja  yang jumlahnya berkali-kali lipat dibandingkan kami. Itu hanyalah lagu lama, yang menunjukan ketidakmapuan mereka dalam mengatsi kenakalan remaja di Indonesia. Mereka telah dibayah oelh negara untuk mengurusi hal ini, seharusnya mereka selalu mencoa untuk mencari solusi yang yang solutif untuk mengatasi kenakalan pada remaja, jumlah petugas mereka memang sedikit, tetapi dengan wewenang yang mereka miliki seharusnya mereka dapat bekerja sama dengan segala stakeholder untuk mengtasi kenakalan pada remaja, entah itu dengan lembaga pendidikan, dengan tokoh pemuda atau masyarakat secara langsung, agar mereka para remaja yang dianggap nakal bisa diarahkan dengan baik.

Dan kembali ke pembahasan awal mengenai Siswa/i "Nakal" dan Barak Militer, dari apa yang say lihat dilapangan, memang output dari program ini cukup mampu untuk menkan angka kenakalan remaja di Jawa Barat, namun seperti yang saya sampaikan sebelumnya, bahwa ini buknalh solusi pnajang, pemerintah harus kembali memperbaiki kulitas pendidikan dan tenga pendidik. Dan saya ambil contoh adalah negara jepang, yang mimiliki pendekatan yang cukup baik dalam membangun kesadaran dan kedisiplinan para remaja.

[Encek]

Bagi ane, setiap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah kita hampir semua memiliki lebih banyak manfaat daripada yang kurang bermanfaat. Ane rasa sebelum KDM membuat kebijakan itu di Jawa Barat, dia pasti juga sudah mempertimbangkan banyak aspek. Selama tidak ada kegagalan output dalam program ini, ane dukung untuk dipakai seluruh Gubernur di Indonesia.

[Gaza13]

Program BARAK MILITER untuk siswa yang nakal masihenimbulkan banyak pro dan kontra sampai saat ini, disamping banyak pihak yang pro agar siswa nakal dikarantina di barak ada juga pihak yang kontra mulai masyarakat sendiri, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat hingga pihak KPAI yang menganggap program ini meruntuhkan nilai-nilai perli dungan anak.
Terlepas ada banyak pro dan kontra, saya justru tertarik dengan artukel yang membahas masalah anggaran untuk program ini, sejauh ini yang sudah diberitakan ke publik anggaran mencapai 6M dengan dana dari APBD sendiri nantu ke depan biaya program ini akan ditanggung dinas pendidikan hingga anggaran dari kabupaten langsung.

Menurut kalian apakah program ini bakal efektif ke depannya atau justru berpotensi menghabiskan banyak anggaran daerah?

Menghabiskan Anggaran Daerah untuk hal yang bermanfaat saya pikir tidak ada salahnya.
Program mengirim Siswa Nakal ke Barak Militer saya pikir cukup efektif untuk mengubah perilaku siswa yang nakal dan juga membuat siswa lain sedikit takut untuk melakukan kenakalan dan juga perihal Pro dan Kontra tentang program tersebut masih tidak ada alasan yang jelas karena pemberitaan saat ini banyak dari masyarakat luar Jabar yang tidak setuju dengankan kebanyakan orang tua yang anaknya di masukkan ke Barak cukup senang karena bisa mengubah perilaku si anak menjadi lebih baik.

Saya rasa banyak yang mendukung program yang di buat oleh pemerintah jabar ini saya melihat program ini cukup baik, terarah dan terukur dalam mendisiplinkan anak-anak nakal ke dalam barak militer memang pada hakikatnya program ini dirancang untuk menanamkan disiplin yang tinggi dan memberikan dampak efek jera untuk mereka dan membentuk karakter anak-anak tersebut dan juga dapat membantu anak-anak memahami pentingnya tanggung jawab dan aturan-aturan yang ada. Ya ibaratnya ini penjara kecil untuk mereka, saya rasa mereka akan berpikir berkali-kali untuk mereka melakukan nya kembali. Dan dampak dari program ini pun pasti akan terbawa sampai mereka dewasa dan mereka pun pada akhirnya mengerti jika kita mengulangi di usia dewasa mereka akan berhadapan dengan hukum dan berakhir di jeruji besi atau penjara.

[@nn@_pen9]

Program BARAK MILITER untuk siswa yang nakal masihenimbulkan banyak pro dan kontra sampai saat ini, disamping banyak pihak yang pro agar siswa nakal dikarantina di barak ada juga pihak yang kontra mulai masyarakat sendiri, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat hingga pihak KPAI yang menganggap program ini meruntuhkan nilai-nilai perli dungan anak.
Terlepas ada banyak pro dan kontra, saya justru tertarik dengan artukel yang membahas masalah anggaran untuk program ini, sejauh ini yang sudah diberitakan ke publik anggaran mencapai 6M dengan dana dari APBD sendiri nantu ke depan biaya program ini akan ditanggung dinas pendidikan hingga anggaran dari kabupaten langsung.

Menurut kalian apakah program ini bakal efektif ke depannya atau justru berpotensi menghabiskan banyak anggaran daerah?

Menghabiskan Anggaran Daerah untuk hal yang bermanfaat saya pikir tidak ada salahnya.
Program mengirim Siswa Nakal ke Barak Militer saya pikir cukup efektif untuk mengubah perilaku siswa yang nakal dan juga membuat siswa lain sedikit takut untuk melakukan kenakalan dan juga perihal Pro dan Kontra tentang program tersebut masih tidak ada alasan yang jelas karena pemberitaan saat ini banyak dari masyarakat luar Jabar yang tidak setuju dengankan kebanyakan orang tua yang anaknya di masukkan ke Barak cukup senang karena bisa mengubah perilaku si anak menjadi lebih baik.

Saya rasa banyak yang mendukung program yang di buat oleh pemerintah jabar ini saya melihat program ini cukup baik, terarah dan terukur dalam mendisiplinkan anak-anak nakal ke dalam barak militer memang pada hakikatnya program ini dirancang untuk menanamkan disiplin yang tinggi dan memberikan dampak efek jera untuk mereka dan membentuk karakter anak-anak tersebut dan juga dapat membantu anak-anak memahami pentingnya tanggung jawab dan aturan-aturan yang ada. Ya ibaratnya ini penjara kecil untuk mereka, saya rasa mereka akan berpikir berkali-kali untuk mereka melakukan nya kembali. Dan dampak dari program ini pun pasti akan terbawa sampai mereka dewasa dan mereka pun pada akhirnya mengerti jika kita mengulangi di usia dewasa mereka akan berhadapan dengan hukum dan berakhir di jeruji besi atau penjara.

Setuju yang mas katakan, pastinya pengalaman yang mereka dapatkan dari program tersebut dapat menjadi pelajaran berharga yang membentuk karakter dan pola pikir mereka saat berada di masyarakat nantinya. Dengan mengikuti program di barak militer, anak-anak tidak hanya belajar tentang disiplin, tetapi juga tentang kerja sama, tanggung jawab, dan pentingnya menghormati atau mentaati aturan yang berlaku.

Menurut saya dampak positif dari program ini jika diterapkan dengan baik, dapat membantu mereka menghindari perilaku negatif di masa akan datang, dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan hidup mereka dengan lebih baik, program ini berpotensi untuk memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk generasi yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab.

[reagansimms]

~~~

Saya rasa banyak yang mendukung program yang di buat oleh pemerintah jabar ini saya melihat program ini cukup baik, terarah dan terukur dalam mendisiplinkan anak-anak nakal ke dalam barak militer memang pada hakikatnya program ini dirancang untuk menanamkan disiplin yang tinggi dan memberikan dampak efek jera untuk mereka dan membentuk karakter anak-anak tersebut dan juga dapat membantu anak-anak memahami pentingnya tanggung jawab dan aturan-aturan yang ada. Ya ibaratnya ini penjara kecil untuk mereka, saya rasa mereka akan berpikir berkali-kali untuk mereka melakukan nya kembali. Dan dampak dari program ini pun pasti akan terbawa sampai mereka dewasa dan mereka pun pada akhirnya mengerti jika kita mengulangi di usia dewasa mereka akan berhadapan dengan hukum dan berakhir di jeruji besi atau penjara.

Gubernur Jabar terus melakukan terobosan yang memberi manfaat besar untuk masyarakat, program yang digagasnya mendisiplinkan siswa/i nakal dengan melibatkan militer mendapat respon positif dari masyarakat Jabar maupun di luar daerah. Mereka perlu dibimbing dan terus diawasi karena diusianya yang masih remaja sedang dalam fase mencari jati diri, mereka yang dianggap nakal mungkin karena faktor lingkungan, kurang pengawasan dan ikut-ikutan karena belum mampu menentukan arah sehingga dapat memicu perilaku negatif.

Ketika dalam pengawasan militer, mereka akan lebih disiplin dan perilaku mereka akan mengarah ke hal-hal positif akibat didikan ala militer yang dikenal keras. Biasanya para remaja agak merasa takut ketika dihadapkan dengan anggota dari kesatuan militer, program ini dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan remaja dan mencegah terjadinya kenakalan atau perilaku negatif.

[red4slash]

Menurut saya dampak positif dari program ini jika diterapkan dengan baik, dapat membantu mereka menghindari perilaku negatif di masa akan datang, dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan hidup mereka dengan lebih baik, program ini berpotensi untuk memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk generasi yang lebih baik dan lebih bertanggung jawab.

Sebenarnya saya pikir untuk program yang dilakukan gubernur Jabar ini hambatannya hanya satu yaitu berasal dari intansi lain yang berasal dari internal yang sama yang tidak mengharapkan hal ini terjadi dan ini dibuktikan dengan banyaknya kalangan dari mereka sendiri (pemerintahan) yang justru menolak baik secara halus maupun secara kasar padahal jika melihat respon yang diberikan oleh warga masyarakt baik itu dari kalangan Jabar atau daerah lain sebenarnya cukup positif, meskipun mungkin ada beberapa yang tidak sependapat juga tetapi pada akhirnya perbandingan yang setuju dan yang tidak setuju itu jompang dari kalangan masyarakat tetapi untuk intansi yang berada di kepemerintahan jelas yang tidak mendukung itu hampir sebagian besar.

Saat ini tentang Siswa/i yang dikirim ke barak sebenarnya tidak se ekstrim sebelumnya dari segi respon tetapi memang masih ada saja beberapa pihak yang masih tidak menyukai ini yang justru berusaha untuk menghentikan hanya karena kepentingan mereka sendiri.
Hal ini mungkin akan dianggap sebagai sebuah kewajaran karena semua memiliki kepentingan tetapi jika situasi seperti ini terus berlanjut maka akan sangat sulit untuk perkembangan untuk menjadikan negeri kita lebih baik karena jika ada program yang dianggap bagus justru di atas sana para pemerintah masih saling sikut dan saling menjatuhkan.