Saya pikir mereka punya alasan khusus tapi yang menarik sekarang kehadiran pertashop cukup banyak sekarang hadir di desa-desa dan para pengusaha yang mampu urus ijin akan dapat alokasi pertamax katakanlah 4000 liter sekali isi ulang. Untuk kwalitas sepertinya bagus dan ga ada indikasi campuran hanya saja harga lebih tinggi dikit dibandingkan isi di SPBU seperti biasanya. Apakah ini juga bagian skenario monopoli atau hanya akses mudah memtong jumlah volume a kebanyakan orang antri isi minyak saja.
Untuk kehadiran pertashop mini di daerah-daerah pelosok dan kecamatan adalah hal yang sangat biasa dan itu tidak termasuk monopoli karena orang-orang pertashop tersebut juga orang yang mencari keuntungan yang sedikit dalam per liternya. Sedangkan untuk bahan bakar minyak yang memiliki campuran etanol 10% tersebut baru akan berlaku pada tahun depan, bukan dalam tahun ini sehingga para SPBU swasta tersingkir oleh aturan yang harus membeli bahan bakar minyaknya melali Pertamina. Padahal para SPBU swasta tidak menginginkan bahan bakar yang ada campran etanolnya sehingga mereka lebih memilih gulung tikar dari pada namanya menjadi cacat di suatu hari nanti.
Karena Perusahaan swasta yang sudah dengan jelas menolak ataupun tidak setuju atas langkah yang di ambil oleh Pertamina sehingga mereka memilih untuk menutup usahanya di Indonesia membuat indikasi kalau campuran etanol merupakan langkah yang salah dan masyarakat Indonesia kini ulai was was dan tidak percaya akan kebijakan yang di ambil oleh Pertamina ataupun Pemerintah untuk mencampurkan etanol 10%.
Saya sebagai orang awam tidak begitu mengerti dari efek ini namun di beberapa media saya melihat influencer otomotif yang juga menolak keras kebijakan ini, kita sebagai rkyat biasa tidak bisa melakukan apapun namun lagi dan lagi kalau rakyat semakin tidak percaya dengan Pemerintah, mereka hanya memikirkan keuntungan pribadi tanpa peduli efek buruk bagi masyarakat.