Hati-hati juga dengan penggunaan term "digital currency". Kadang kala yang dimaksud berbeda jauh dengan apa yang ada dalam pikiran agan. Ada yang menyebut OVO, Dana dsm bermain di ranah digital currency. Atau singkatnya, kadang kala term itu tidak merujuk ke sistem yang melibatkan blockchain sama sekali dan cuma database terkontrol as usual.
Sepertinya istilah "digital currency" memang sudah melekat pada hal-hal seperti OVO, Dana, dan yang lainnya yang sering disebut juga dengan istilah seperti e-Money/e-Wallet. Dan memang kata-kata "digital currency" pada OP juga dimaksudkan untuk hal seperti itu.
Digital Currency (M-Banking) yang dimiliki Bank sentral awal kegunaan hanya untuk mentransfer atau hanya menyimpan nilai. saat ini berbeda, yaitu cenderung tertuju pada pembayaran lainnya, contoh; pembayaran listrik atau air, BPJS, pembelian tiket,Dll.
Pay-to-goods ( kemudahan dalam bertransaksi ), beberapa perusahaan saat ini sedang berlomba lomba untuk menarik perhatian orang sehingga menggunakan layanan tersebut. Digital currency / dompet digital saat ini sangat banyak ditemui di Indonesia, saya katakan bukan hanya pada Bank sentral saja untuk membangun digital currency, karena bisnis ini memang sangat menggiurkan.
Dan secara tidak langsung istilah "digital currency" itu seolah-olah tidak pas lagi untuk menjadi istilah lain dari cryptocurrency.
Huffttt .. itu benak ane gan, pengen rasanya jadi developer blockchain, tapi gak tahu mau belajar kemana dan dimana.
Dari website kursus aja seperti
Udemy harusnya ada kok gan, cuman ya biasanya tidak gratis.
lihat script/coding dikit aja udah puyeng.
Kalau pingin buru2 bisa buat yang kompleks ya jadi keliatan ribet banget gan. Memang harus pelan-pelan.
Belajar coding itu seperti belajar bahasa asing + matematika yang logika..