Bitcoin Forum

Mungkin agak sedikit kasar, karena saya baru mengenal bitcoin dan mata uang virtual, saya baca di banyak berita atau artikel, banyak yang mengatakan banyak hal hal negatif yang timbul dr bitcoin atau mata uang virtual itu sendiri yang merugikan masyarakat, sebenarnya apakah ada regulasi yang jelas mendasari bitcoin itu sendiri, apakah ada pengawasan yang formal untuk mengawasi hal hal tersebut agar tidak terjadi, dan kalau memang benar banyak hal hal negatif yang timbul dr bitcoin/mata uang virtual, kenapa masih banyak masyarakat yang berkecimpung didalamnya apalagi dengan jumlah yang besar, padahal sudah tau resiko yang ada,

Bisa dijelaskan lebih rinci hal negatif seperti apa yang merugikan masyarakat tersebut gan? Saya asumsikan kerugian yang dimaksud ialah kerugian secara finansial, kebanyakan masyarakat terjun ke cryptocurrency world (bitcoin) hanya karena nilai dari bitcoin yang cukup tinggi dan tidak minimnya wawasan mereka tentang bitcoin itu sendiri. Saya cukup yakin mereka yang mengatakan bitcoin merugikan hanya menganggap bitcoin sebagai mata uang digital biasa, mereka tidak tahu bagaimana cara kerja, sejarah dan resiko dibalik dari bitcoin.

Ada, kemendagri sudah membentuk Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi yang disebut BAPPEBTI yang bertugas melakukan pembinaan, pengaturan, pengembangan, dan pengawasan perdagangan berjangka. Untuk lebih lengkapnya silahkan agan baca di thread ini (https://bitcointalk.org/index.php?topic=5109739.0).

Dikarenakan kurang jelas tentang hal 'negatif dan 'ilegal' secara garis besar saya simpulkan menjadi terorisme, dan pencucian uang.

Bitcoin tidak bisa dibebankan menjadi salah satu faktor terbersar dalam dual hal negatif tersebut. Logikanya para kriminal dan teroris pun menggunakan 'conventional currency'(IDR,USD) lalu apakah pantas mata uang tersebut di kambing hitamkan sebagai salah satu hal yang mendukung terorisme, dan oleh karena itu, mata uang tersebut harus dilarang? jelas tidak, dan itupun berlaku pada Bitcoin.

Yang mungkin jadi permasalahan publik adalah teknologi cryptocurrencies khususnya Bitcoin mendukung untuk bertransaksi secara pseudo-nym ataupun anonim, itu menyebabkan Bitcoin menjadi momok bagi mereka. Dan perlu digaris bawahi bahwa pengawasan currency dalam halnya IDR dan Bitcoin tidak akan menyeselesaikan masalah money laudenring dan terorisme.

---

Beberapa referensi tentang money laundering dan terorisme dalam ruang lingkup Bitcoin:
https://www.youtube.com/watch?v=Ryz-pXbsojU
https://www.youtube.com/watch?v=T2c3xENvdJw

Semua yang agan jelasin masih sangat ambigu dan tidak jelas, terutama bagian terakhir tentunya lebih tepat pertanyaan mengapa itu ditanyakan ke 'masyarakat' yang situ maksud atau orang yang merilis berita tersebut. Lembaga pengawasan yang ditanyakan juga ga jelas, maksudnya mengawasi agar Bitcoin tidak dipakai untuk kejahatan atau seperti apa?

Btw kenapa mesti disangkutpautkan ke Bitcoin, saat kripto yang lain juga bisa dipake? Emang teroris (kalau benar ini yang dimaksud) bakal milih Bitcoin atau koin lain yang lebih anonim?

Crypto tidak lepas dari blockchain jadi hubungannya sangat erat antara keduannya. Nah atas dasar itu saya berargumentasi bahwa merugikan itu tidak sepenuhya benar ada beberapa perusaan besar dunia yang telah mengekplorasi teknologi bitcoin Big Blockchain: The 50 Largest Public Companies Exploring Blockchain (https://www.forbes.com/sites/michaeldelcastillo/2018/07/03/big-blockchain-the-50-largest-public-companies-exploring-blockchain/#2504d382b5b2) mereka memanfaatkan teknologi ini untuk efisiensi dalam sistem kinerja mereka. Kemudian di indonesia sendiri telah banyak sekali startup dalam bidang blockchain crypto seperti Indodax, Triv, Luno, Play Game, Vexanium. Kemudian Bank Indonesia, BRI juga telah mulai menjajaki BI Blockchain (https://finance.detik.com/moneter/d-3840229/bi-kaji-teknologi-blockchain-hingga-mata-uang-digital) dan BRI Kaji Blockchain (https://www.liputan6.com/bisnis/read/3250998/bi-kaji-teknologi-blockchain-untuk-terbitkan-uang-digital).

Jadi kesimpulannya crypto tak selamanya merugikan masyrakat menurut saya pribadi.

Untuk aturan di indonesia pemerintah telah mengeluarkan aturan melaui Bappeti sama yang disebut om @ahmad di atas, selain itu di indonesia ada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 99 Tahun 2018  (http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1395-2018.pdf) Dijelaskan disini bahwa crypto dilegalkan digunakan sebagai aset yang diperdagangkan atau komoditas berjangka. Kemudian regulasi crypto  juga diawasi lembaga di amerika bernama Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (https://id.wikipedia.org/wiki/Komisi_Sekuritas_dan_Bursa_Amerika_Serikat#Divisi_utama_SEC).

Kenapa masih banyak?

Sebenarnya dari pendapat pribadi saya bahwa cryto atau mata uang digital ini membawa sebuah teknologi yang sangat luar biasa bukan hanya sebagai mata uang, teknologinya dapat sangat bermanfaat sekali. Selanjutnya para pelaku crypto begitu banyak misal trader, investor, atau starup atau yang lainnya, agan bisa sebutkan secara khusus jadi mungkin bisa lebih spesifik.  padahal sudah tau resiko yang ada (http://padahal sudah tau resiko yang ada) Perkaataan ini saya pikir semua mengenai pekerjaan mempuyai resiko tinggal bagaimana kita meminimalisir, di crypto juga begitu seorang trader, investor,s tartup mempuyai resiko juga namun tergantung bagaimana si pelaku itu meminimalisir resiko dengan manajemennya sendiri, jadi semua ada teknik atau cara yang dapat dipelajari untuk menghindari kerugian dengan votalitas crypto.

Mohon revisi jika ada yang salah.

Sebaiknya agan cantumkan link artikel yang agan baca sehingga topiknya lebih jelas.
Topiknya terlalu luas terutama dalam pembahasan "merugikan masyarakat" klo bisa diberikan contoh kasus yang lebih detail.
ada beberapa kasus kejahatan yg sering dikaitkan dengan bitcoin misalkan
- Pencucian uang
- Perdagangan senjata
- Perdagangan Narkoba
- Pendanaan teroris
- dsb

Beberapa kejahatan di atas tidak mutlak diebabkan oleh penggunaan bitcoin secara ilegal, toh intinya semua alat tukar bisa digunakan untuk hal bermanfaat dan bisa disalahgunakan oleh siapapun.
jadi tidak adil kalo kita menyimpulkna bahwa mata uang digital hanya digunakan untuk kejahatan atau kebanyakan digunakan untuk tindak krimininal.

Setiap orang yang melakukan investasi dengan crypto harus memahami resiko, mereka tidak akan terlibat lebih jauh jika taak mengenal resikonya.
terkait semakin banyak orang yang tejun ke dunia crypto ini menunjukan bahwa crypto memiliki masa depan yang baik dan menjanjikan keuntungan dimasa depan.
tentunya dengan berbagai jenis investasi seperti trading, mining, ICO, IEO dan sebagainya.

klo dikategorikan negatif hanya buat bitcoin dan cryptocurrency lainnya saja itu tidak adil, soalnya banyak penjahat merampok, menjual narkoba, human traficking menggunakan rupiah, ya gak?. atau mau lebih besar lagi, kartel narkoba menyeludupkan USD ke mexico pakai kapal hasil dari bisnisnya di amerika, apa mata uang USD itu juga negatif. gak usah jauh-jauh deh, yang ente liat di televisi, koruptor kena OTT KPK dalam kantornya ditemukan uang 5 milyar rupiah, apakah itu bukan dampak negatif rupiah juga?. bitcoin, rupiah dan dollar hanyalah pembayaran yang bisa dipakai oleh orang baik dan jahat, itu saja intinya.

Semenjak tahun 2017 ini menjadi puncak harga dari sekian banyak uang crypto. Mendasar hal itu banyak orang yang ingin masuk pada dunia crypto. Namun keinginan ini tidak di ikuti dengan teknik yang harus dikuasai. Nah hal ini yang saya pikir akan membuat orang merugi. Seharusnya setiap hal yang dilakukan akan memiliki resiko apapun pekerjaannya, namun dari semua resiko itu apabila ia memiliki manajemen untuk memperkecil resiko tersebut saya pikir semua dapat diminimalisir. 

Udah dijawab oleh om phoinex (https://bitcointalk.org/index.php?action=profile;u=1414153) diatas, harap dibaca ttg regulasi (http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1395-2018.pdf) tersebut dan dasar-dasar terjadinya regulasi tsb dikeluarkan oleh pemerintah.

Saya ambil contoh lain biar lebih jelas.
Menurut agan mobil/motor punya banyak dampak hal negatif apa gak?
Mobil/motor tsb akan menjadi negatif bila:
1. Saya menggunakan mobil/motor tersebut untuk mengangkut rombongan penjahat ke daerah tertentu sehingga lolos dari kejaran polisi.
2. Saya menggunakan mobil/motor tersebut untuk melukai/mengganggu orang lain.
3. Saya menggunakan mobil/motor tersebut untuk menghancurkan/menabrak milik orang lain.
4. Saya tidak melakukan perawatan kendaraan sehingga kendaraan tsb dapat mencederai saya dan orang lain.
5. dst...

Kenapa banyak masyarakat masih banyak yg beli? Padahal tau resikonya

---

Dalam konteks ini, agan harusnya bisa membedakan antara obyek dan subyeknya.
Apakah obyeknya? Ya jelas bitcoin itu sendiri.
Siapakah subyeknya? Tentu pengguna bitcoin tsb.

Obyek tidak akan bisa berbuat apa2 jika tidak ada subyek yang menggerakkannya. Obyek hanya bersifat pasif (100% menurut) terhadap perintah/respon subyek yg menggerakkan dirinya kemana.
Sedangkan subyek bebas untuk melakukan apapun terhadap obyek yg menjadi kuasanya. Dibawa ke zona positif maupun zona negatif.

So, kesimpulannya... Hal positif ataupun negatif pemakaian teknologi adalah tergantung kepada pemakai teknologi tersebut.

Lha wong senjata api, yang jelas2 gunanya adalah untuk melukai/membunuh orang lain banyak yg menggunakan.

Sekali lagi, semua tergantung kepada subyek yg menguasai obyek tersebut.

Kenapa banyak manusia/negara yg menggunakan senjata api? Karena mereka bertujuan kepada hal positif; untuk melindungi diri mereka dari ancaman yang mungkin akan datang.
Tapi tidak menutup kemungkinan malah akan terjadi perang dan adu senjata.

Kenapa banyak orang yg menggunakan bitcoin? Karena mereka bertujuan kepada hal positif, contohnya: https://bitcointalk.org/index.php?topic=5131712.msg50598403#msg50598403
Tapi tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya hal2 yg udah disebut oleh agan AhmadM (https://bitcointalk.org/index.php?action=profile;u=1167048) dlm postingannya (https://bitcointalk.org/index.php?topic=5133357.msg50662700#msg50662700).

Dunia ini luas bang,seluas samudra antartika dan bahkan lebih .
Bitcoin di berbagai negara di perbolehkan untuk di geluti,di dagangkan dll ,bahkan Indonesia pun membolehkan dan resiko nya itu di tanggung sendiri .

Jika Bitcoin bisa membuat miskin atau memiliki efek negatif , lebih baik orang tersebut menjauhi nya .
Bisa di katakan Bitcoin itu adalah "mubah" kalau di Indonesia , jadi Bitcoin itu boleh di tekuni dan boleh juga di jauhi .

Kalau kurang faham juga sepertii seseorang yg mau gosok gigi .
Mau gosok gigi atau tidak itu orang ya terserah dia , efek positif (gigi putih dan wangi) dan negatif (gigi kuning dan bau Jigong, haha) juga akan di miliki oleh orang tersebut .


Salaam Youtuber Indonesia (https://www.youtube.com/channel/UCL2r4_BtmIYTn6DjTZsQjRA/videos)

Udah pernah ane singgung juga kalau uang itu netral (https://bitcointalk.org/index.php?topic=5129538.msg50570648#msg50570648). Memang Bitcoin dianggap dekat dengan kejahatan, karena sejarahnya dulu Bitcoin digunakan untuk jual-beli di Silk Road sama untuk main judi (identik dengan Silk Road dan judi). Nah untuk bisa menghapus stigma tersebut adalah kerja keras bersama karena uang itu netral.

Kalau dari sistem-nya, sebetulnya Bitcoin itu tidak cocok dipakai untuk kejahatan karena jejak kejahatan tersebut akan abadi di blockchain. Padahal menghapus jejak adalah hal paling penting dalam mata kuliah Kriminal 101.

Mata uang crypto selalu dikaitkan dengan tindakan ilegal dan tindak kejahatan lainnya. Memang pengguna crytpo memiliki background yang berbeda beda dan rentan di gunakan untuk kegiatan ilegal dll. Namun , saat ini berbagai exchanger telah menerapkan sistem kyc sehingga mudah untuk mengetahui profil pengguna crypto. Sehingga pelaku kejahatan bisa teridentifikasi. Dan kita harus bisa merubah pandangan jika mata uang crypto tidak selalu di kaitkan dengan kriminal.

Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.

https://i.imgur.com/n7fQj72.png

---

Padahal salah satu awal mula alasan diciptakannya Bitcoin:

https://en.bitcoin.it/wiki/Genesis_block

https://en.bitcoin.it/w/images/en/1/1d/Jonny1000thetimes.png

Sedikit saran untuk OP ataupun orang yang baru mengenal bitcoin dan cryptocurrency secara keseluruhan jika ingin menilai bitcoin baik dari sisi fungsi dan sisi yang lainnya maka lihatlah pada dua sisi yang berbeda (positif dan negatif) setelah itu agan bisa membuat sebuah kesimpulan.

Saya kira banyak juga artikel-artikel yang memberikan penilaian positif terhadap bitcoin dan hal ini akan menjawab pertanyaan agan "kenapa masih banyak masyarakat yang berkecimpung didalamnya apalagi dengan jumlah yang besar, padahal sudah tau resiko yang ada". Jika agan sudah membaca sisi positif pada bitcoin saya yakin pertanyaan agan ini bisa agan jawab sendiri. Karena, untuk menimbang sebuah resiko yang akan dihadapi itu tergantung pada pribadi masing-masing, pandangan resiko agan terhadap bitcoin akan berbeda dengan pandangan resiko saya terhadap bitcoin.

Begitupun dengan fungsi bitcoin, saya tidak akan menampik jika memang disana ada seseorang yang menggunakan bitcoin untuk hal hal yang negatif karena itu haknya, mereka bisa menggunakan bitcoin untuk hal apapun. Namun pantaskah ketika ada seseorang atau sebagian kelompok menggunakan bitcoin untuk hal-hal negatif lantas kita menyalahkan bitcoin? Sama halnya ketika ada seseorang yang ingin membeli narkoba dll menggunakan rupiah, lalu pantaskah kita menyalahkan rupiah?


Dengan 100% keyakinan saya akan menjawab tidak.

Menurut saya itu semua tergantung cara kita memahami tentang Bitcoin, kalau kita seringnya baca berita tentang Bitcoin yang di gunakan untuk kegiatan kriminal ya jadinya kita akan berpikir seperti itu, tapi kalau kita mau memahami Bitcoin lebih kepada teknologinya maka itu hanya oknum saja sama seperti mata uang fiat yang juga bisa di gunakan untuk kegiatan kriminal.

Karena banyak yang sudah tau perkembangan bitcoin dan cryptocurrency lainnya yang sudah tersebar luas.
Resiko itu tergantung siapapun yang mengikuti.
Semua hal yang berkaitan dengan mata uang seperti halnya bitcoin, memang sudah berkaitan dengan hal hal kriminal sepertinpenipuan dan sejenisnya.Tetapi kebanyakan pengguna crypto sudah tau tesiko tersebut dan berpikiran masa bodoh.

Sebenarnya pendapat/penjelasan/contoh dari beberapa senior diatas sudah cukup untuk dijadikan jawaban buat topik agan ini. Disini saya hanya ingin sedikit menambahkan dari kacamata (pengalaman) saya sendiri.

Fungsi dari Bitcoin/altcoin memang bisa dipergunakan untuk hal-hal yang negatif, dan hal ini sudah pernah saya rasakan sendiri (sebagai korban) saat melakukan investasi (lending) pada salah satu project ICO yg dikenal dengan UcoinCash. Dengan proses pembelian token yang mudah dan cepat (pembayaran via BTC dan ETH), sehingga proses token sale jadi lebih mudah dan dapat menjaring calon investor diseluruh dunia. Sehingga pada saat ICO ini melakukan exit scam, begitu banyak investor yg sudah dirugikan.


Regulasi (secara hukum) tidak bisa mengatur atau merubah apa yang ada didalam jaringan Bitcoin, dan yg bisa mengatur mekanisme dari keseluruhan jaringan Bitcoin hanyalah Protocol dari bitcoin itu sendiri dimana hal ini tidak bisa diatur oleh satu entitas saja, karena code Bitcoin berupa open source.

Jadi regulasi (secara hukum) hanya bisa memberikan parameter dalam mengatur fungsi dari penggunaan Bitcoin/altcoin saja. Contohnya seperti larangan terhadap bitcoin/altcoin sebagai alat pembayaran yg sah di Indonesia, dan Bitcoin dijadikan aset komoditas didalam Bursa berjangka komoditi.



Beberapa hal yang membuat saya masih menggunakan dan menyimpan Bitcoin sampai saat ini :
- Bagi saya Bitcoin adalah salah satu media pembayaran lintas negara (cross-border payment) yang sangat gampang prosesnya.
- Disamping contoh kasus (negatif) diatas, saya juga telah merasakan hal positif (profit) yang saya peroleh dari Bitcoin/Altcoin.
- Dari beberapa investasi (crypto dan diluar crypto) yg saya lakukan, menurut saya Bitcoin adalah salah satu aset yg mempunyai potensi bagus kedepannya.

Mata uang virtual ataupun sering disebut sebagai crypto memang sanga besar kemungkinan digunakan untuk transaksi ilegal , hal tersebut tidak dapat kita pungkiri karena penggunaan crypto yang sangat mudah dan banyak layanan yang tak membutuhkan verifikasi data . bahkan ketika kita mengirimnya melalui wallet dapat dipastikan identitas kita tidak diketahui . Akan tetapi saat ini mayoritas exchange terutama yang bisa melakukan withdraw ke mata uang real telah menerapkan berbagai system keamanan seperti KYC . Inilah yang menjadi alasan pemerintah mengapa belum melakukan regulasi terhadpa crypto , mari kita dukung segala aspek yang bisa membuat crypto menjadi lebih kuat . Dukungan kita semua dan saran dari semua pengguna akan membuat crypto menjadi lebih aman dan dapat berinovasi sebagai sebuah system keuangan yang kredibel di mata pemerintah .

Semua tidak yang seperti di bayangkan jika bitcoin di gunakan sebagai tindak kriminal atau ilegal,ketika kita pelajari bitcoin lebih detail maka bitcoin atau uang virtual sangat positif,tapi kalau hanya sekilas saja di pelajari akan salah mengartikannya

pada awalnya saya juga mengira bahwa bitcoin memang sangat mudah untuk dijadikan alat transaksi illegal karena tidak ada pengawasan dari pemerintah, akan tetapi saat ini pemerintah telah membentuk suatu badan yang dapay mengawasi transaksi bitcoin, bukankah itu bisa mempersempit kemungkinan dari penyalahgunaan penggunaan bitcoin sepeti yang OP takutkan.

Apa yang membuat agan sangat yakin jika Bitcoin dipelajari secara mendetail maka hasilnya akan memberikan pengaruh yg sangat positif ?? Klo menurut saya opini yg agan buat dasar argumennya kurang kuat, kenapa saya bilang begitu karena jika semuanya berjalan seperti dengan opini agan maka kejadian scam yang dilakukan oleh Bitconnect tidak akan pernah terjadi.

Bitconnect sendiri didalam MIT License (https://github.com/bitconnectcoin/bitconnectcoin/blob/master/COPYING) mereka (dokumen copying) terlihat menyertakan copyright dari Bitcoin Developers, PPCoin Developers dan NovaCoin Developers dan hal tersebut menandakan bahwa Bitconnect kemungkinan juga menggunakan beberapa code dari ketiga cryptocurrency tersebut. Dari sini bisa disimpulkan bahwa didalam team Bitconnect pastinya memiliki tenaga profesional yang mengerti dan memahami seluk beluk dari mekanisme Bitcoin/altcoin.

Dengan melihat kondisi tersebut dan kejadian exit scam yg telah dilakukan oleh Bitconnect, apakah agan masih menyimpulkan jika seseorang bisa mengerti dan menguasai Bitcoin secara lebih detail, orang tersebut tidak akan pernah menggunakannya untuk hal-hal yang negatif ?

Maksudnya Bappebti?
Itukan mengatur bagaimana Bitcoin diperdagangkan, bukan mengawasi transaksi dari satu address ke address lain (disebut blockchain analysis). Setahu ane Indonesia belum mampu melakukan blockchain analysis seperti yang dilakukan badan intelijen luar seperti NSA atau ASIS (Australia).

BAPPEBTI adalah Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. Bapetti ini menerbitkan aturan bahwa mata uang crypto hanya digunakan sebagai komoditi dengan lebih ekplisit tercantun dalam peraturan Bappeti nomor 5 tahun 2019 ini merupakan bentuk pengembangan dari Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 99 Tahun 2018. Secara umum ya benar mereka mengawasi namun untuk melacak transakasi bitcoin membutuhkan proses yang memakan waktu mekipun transaksi ini dapat dilihat oleh semua orang namun itu hanya alamat wallet tidak bernama dan beridentitas (kecuali jika ia terdaftar dalam suatu exchanger, mengirim dan menerima melalui sebuah exchanger dan ini pun saya pikir masih sulit dilakukan) dan benar apa yang dikatakan om @mu_enrico.

Jadi menurut saya pengawasan disini lebih ke aturan untuk melindungi dengan cara memberi kepastian hukum para pelaku yang terlibat dalam transaksi aset kripto, belum ada pengawasan mendalam lagi.

?


Lantas fungsi pengawasan ketat yang anda maksud pada kalimat awal jika terjadi hal-hal negatif yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, implementasinya bagaimana?

Sejujurnya ane pusing baca" postingan agan karena sulit sekali memahami maksudnya. Apa miracle tele sebagus itu sampai agan harus nyepam seperti ini?

Lembaga pengawasan ini maksudnya mereka yang bisa melacak transaksi semacam blockchain analyst atau pihak semacam bank sentral? Hmm, taraf komunikasi tingkat tinggi agan gak sesuai dengan komunikan semacam saya sepertinya.

Mungkin bisa dilakukan report to mod dan request show-post dia, Dan biarkan moderator yg melakukan komunikasi dengan BM campaign yang bersangkutan.
Bukan perkara mudah menganalisanya, postingan2 dengan bahasa Indonesia tapi bermakna aneh cenderung menyesatkan informasi yg benar.
FYI, sampai saat ini (saat saya memposting ini) user tersebut sudah mencapai 79 deleted post by moderator (https://bpip.org/profile.aspx?p=Catokreloh).
Itu sangat istimewa mengingat jumlah tsb dibandingkan jumlah postingan, +/- 15,7% postingan dia telah didelete.

Sepertinya mod sudah menghapus postingan member tersebut (mungkin om pandu sendiri yang mereport).

---

Sori karena agak oot, mari balik ke topik diskusi (kalau masih ada yang mau diskusi).

Kalau kerugian yg agan maksud adlah kerugian financial, saya yakin orang yg masuk ke dunia crypto dan berinvestasi dengan uang yg tidak sedikit dan mengalami kerugian bisa dipastikan kalau orang itu belum mempunyai pengetahuan yg cukup tentang crypto, bagaimana cara kerjanya, resiko nya, dan lain sebagainya. Yang dia tahu bahwa modal "segini" nanti untung "segitu" padahal untuk dapet untung "segitu" ada cara kerja sendiri yg harus dilakukan, seperti trading misalnya. Dan trading pun jg harus minimal tahu cara teknikal analisis.

Menurut saya sebelum mengomentari bitcoin secara langsung, ada baiknya anda membaca dan mempelajari dulu apa yang disebut dengan bitcoin, gimana cara kerjanya, risiko apa yang bakal didapatkan dll. Kemudian setelah mempelajarinya, kenapa anda ingin terjun lebih jauh tentang bitcoin jika anda menyebut bitcoin sebagai hal yang illegal? bukannya kalau illegal anda justru menghindarinya?. Mungkin ini pendapat saya, jika ada salah kata/ saran saya persilahkan  ;D

wah saya setuju nih dengan pendapat diatas saya, jika ada yang merasa bitcoin itu ilegal kenapa harus dipelajari, bukankah seharusnya di hindari? berdasarkan channel https://t.me/CRACKadabra sering mengulas bagaimana di belahan dunia saat ini perkembangan bitcoin sangat masif dan terbukti dapat memecahkan masalah yang sering di hadapi seperti desentralisasi, penghapusan biaya pengiriman uang dan lain2, maka menurut saya btc adalah sebuah koin yang terdapat 2 sisi, antara sisi buruk (seperti pencucian uang dan lainnya) serta sisi baik (seperti desentralisasi, kecepatan pengiriman dan lainnya) dan sekarang adalah tergantung agan akan berdiri di sisi mana.

iya gan cuman skrang di negara kita aja masih banyak yg memandang negatif karena banyaknya tindakan ilegal seperti scamer, investasi bodong dan lainnya cuman sedikit sepertinya yg memandang positif pdhal klo mata uang virtual ini di gunakan untuk tindakan positif dan di kembangkan akan bsa membantu banyak orang dalam hal praktisnya transaksi

Tidak harus cuma Indonesia aja Om, negara lain juga banyak.

---

Sepertinya ane sudah cukup jelas membaca satu per satu argumen para Senior, Om, Agan mulai dari Newbi hingga Legendary dari atas sampe bawah. Hampir semuanya membela bitcoin (ane juga) baik dengan referensi maupun argumen sendiri. Tapi sebagai satu kesimpulan ane cukup yakin, siapa pun yang mempunyai niat untuk berbuat tindakan ilegal maka mereka akan mencari cara dan celah untuk melakukan rencanya tersebut dan tanpa tertutup kemungkinan bahwa bitcoin atau umumnya adalah cryptocurrency sebagai alat pembayarannya.

Nahhh, sekarang timbul pertanyaannya. Apakah fiat dan alat pembayaran serta metode transaksi lainnya tidak termasuk ? semuanya termasuk jika memang niatnya sudah direncanakan dan sudah disepakati. BTW si pembuat topik mana nih ga nonggol lagi kesini, rehat kah ???

Saya mencoba mengurai apa yang telah OP sampaikan.

Pertama

Perlu diperjelas yang dimaksud OP dengan hal-hal negatif yang merugikan masyarakat itu seperti apa
Kalau misalnya kerugian secara finansial, orang yang berjualan pun terkadang mengalami kerugian. Kalau kerugian finansial yang dimaksud adalah karena tindak penipuan, maka saya kira kurang tepat "mengkambing hitamkan" untuk bitcoin (Kejadian ini banyak dialami dengan iming-iming atau metode investasi..)

---

Kedua
Regulasi yang saya tahu (di negara kita, Indonesia):
-  Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 99 Tahun 2018 (http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1395-2018.pdf)
   tentang Kebijakan Umum Penyelenggaraan Perdagangan Berjangka Aset Kripto
   Silahkan dibaca, sedkit ko cuman ada 3 Pasal

- Peraturan BAPPEBTI No. 5 Tahun 2019 (http://bappebti.go.id/resources/docs/peraturan/sk_kep_kepala_bappebti/sk_kep_kepala_bappebti_2019_02_01_w9i365pf_id.pdf)
  tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar Fisik Aset Kripto (Crypto Asset) di Bursa Berjangka.
  silahkan dibaca juga, menarik menurut saya karena memuat aset kripto yang berupa fisik dan non-fisik.

---

Ketiga
Saya kira ini sudah terjawab baik sama temen-temen sebelumnya juga pada point kedua di atas.
BAPPEBTI = Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditas

---

Keempat
Saya ga bisa menjelaskan yang satu ini.. kalau diperbolehkan saya mengambil perumpamaan, saya akan memakai perumpamaan seperti ini.

Kenapa semakin kesini semakin banyak pengguna forum ini yang memiliki akun lebih dari satu (multiple account)? padahal resikonya adalah kena banned?

ya seperti inilah momok crypto ytang sebenrnya banyak sekali penipuan sana sni , temen saya aja telah tertipu banyak banget dan orang yang penipu ini tidka d tangkap lho
parahnya sih gtu 11M total dana yang digelapkan oleh seluruh member yang telah tertipu sih pihak kepolisian pun terbilang lamban dalam meproses kasus penipuan ini
Furab** < perusahaan penipuan  nya

Memiliki lebih dari satu akun diperbolehkan dan tidak akan di RedTrust ataupun dibanned, ASAL:

- Tidak gunakan dalam satu bounty, merit abuse, dan spamming berjama'ah.
- Tidak dalam masa ban evasion

---

Agak gatel liat postingan gini.

Karena polisi melakukan lidik berdasarkan KUHAP, ada SOP, juklak, juknisnya.
Apakah usah ada LP tentang kasus tersebut? Dlm masalah investasi/penipuan, polisi akan mendasarkan kasus tersebut pada delik aduan. Jika tidak ada pengaduan/laporan..maka polisi juga gak bisa melakukan tindakan hukum.

Monggo diposting aja, gak perlu ragu ungkap hal yg benar. Toh anda melaporkan sesuatu tindakan jahat atau kejadian  juga dilindungi oleh undang-undang.

Kalau dilihat dari kalimat pada postingannya, saya menangkap maksudnya bahwa polisi sudah mengetahui kasus tersebut hanya saja pihak 'kepolisian lambat menangani kasusnya', terlepas apakah karena belum adanya laporan atau bagaimana.


Oh ya.. sekalian bertanya.. untuk kasus semacam itu apakah prosedurnya harus ada yang lapor dulu?
Bagaimana jika kasusnya. Pihak kepolisian mempunyai cukup bukti namun tidak ada masyarakat yang berani melapor (misalkan adanya ancaman, dll agar tidak melapor ke pihak kepolisian)?

Apakah beresiko jika laporan kasus tersebut diposting terbuka, terutama bagi pihak pelapor?

Pertanyaannya adalah, apakah pihak korban telah melaporkan kasus ini kepada pihak berwenang atau belum ?
Jika memang belum, maka bagaimana pihak kepolisian akan mengungkapkan motif yang dilakukan oleh si penipu karena mereka tentu saja harus memiliki bukti-bukti yang akurat sehingga tindakan tidak bisa dilakukan.

Jumlah dana yang cukup banyak dalam kasus penipuan tersebut, tapi jika tanpa bukti semua itu hanyalah omong kosong.

Ane pikir anda tidak harus menutupi kebenaran, apakah karena anda tidak mau terlibat dalam kasus itu ?

---

Ane pikir juga begitu, seharusnya korban membuat satu laporan kepada polisi jika memang kasus penipuan ini layak untuk di selesaikan.

Ane setuju dengan anda, jangan menutupi yang benar.

---

Sepertinya jawabannya sudah terjawab oleh Om pandukelana2712 (https://bitcointalk.org/index.php?action=profile;u=1304130), silahkan dipahami. BTW ane suka dengan uraian anda. +1 merit dari ane.

Kerugian apa yang didapatkan masyarakat?
pastinya terkait finansial
1. Jika dalam bentuk investasi, maka mereka terkena penipuan (scam),
2. Jika dalam bentuk trading, mungkin mereka tidak memiliki wawasan yang luas terkait dunia trading ataupun mereka tidak mempertimbangkan resiko dari trading yang mereka lakukan.

So, siapa yang salah? crypto atau orangnya?
Orang yang mendapatkan kerugian tersebut mereka hanya melihat dari segi opit yang bisa didapatkan melalui bitcoin saja tanpa melihat sisi lain dari bitcoin dan teknologinya.

simpel saja sih, karena orang-orang tersebut sudah tahu resikonya.

Sama seperti kasus delik aduan lainnya om.
Prosedur yg harus dilakukan adalah menyiapkan bukti2 bahwa ada kerugian yang ditimbulkan dari kejadian tersebut;
Untuk dicatat kerugian yang ditimbulkan harus dilaporkan dalam bentuk kerugian rupiah, jadi harus ada kuitansi/nota ato bukti transaksi pembelian kripto (BTC/ETH/USD) ketika masih dalam bentuk rupiah. (misal transaksi indodax atau exchanger mata uang asing) dan prosedur aliran dana menuju ke wallet address pelaku penipuan.

Dalam kasus penipuan atau kasus kejadian yg merugikan pihak tertentu, polisi harus memiliki data tentang kerugian yang ditimbulkan, dan berada dimana hal tersebut terjadi.
Karena jika tidak ada pihak yg dirugikan, ngapain harus melakukan tindakan hukum pada orang lain?
Jika terdapat ancaman, intimidasi atau persekusi pada korban, hal tsb bisa dilaporkan juga sebagai pemberatan kasus pidana tersebut (dalam kasus tertentu, hal tersebut akan menjadi prioritas daripada kasus utama).

PS: Jika tuntutan adalah hanya berupa tuntutan pidana, maka kerugian yang timbul akan ditebus pelaku dengan berupa hukuman kurungan saja, kecuali jika terdapat penggabungan perkara ganti kerugian yang diatur dalam KUHAP (https://kepustakaan-presiden.perpusnas.go.id/uploaded_files/pdf/government_regulation/normal/UU_8_1981.pdf) pasal 98-101. Maka pelaku bisa dituntut untuk melakukan pembayaran ganti kerugian yang diderita oleh korban / pelapor.
Lebih jelas, dalam pasal 98 KUHAP disebutkan:

Laporan yang berasal dari masyarakat adalah bersifat terbuka, yang bisa menjadi bersifat rahasia adalah penyidikan perkara, perlindungan saksi korban, dan proses mediasinya.

---

Resiko dalam trading adalah DWYOR.

Tetapi pada kasus penipuan, adalah tetap menjadi perkara pidana. Dan bisa dilakukan tuntukan kepada pelaku.

Q: Lha? Selama ini banyak scam project dan banyak yang tertipu untuk ber-investasi, koq tidak ada penanganan hukum?
A: Apakah mereka sudah melakukan pelaporan atas kerugian yang mereka derita?

Terima kasih mas BITCOIN4X atas +1.  ;)

---

Nah itu maksudnya,
Edit Menjadi: Kenapa Makin Kesini Makin Banyak Bounty Hunter Yang Melakukan Tindakan "Multiple-Account" dalam sebuah Bounty Project

Terima kasih koreksinya mas pandukelana2712

Kabar negatif dan dunia teknologi itu ibarat air dan api aja gan. Kita menggunakan cloud computing pun dapat menjadi teknologi negatif dengan berbagai macam kabar ancaman seperti hacking. Dunia crypto pun juga demikian.

Hal negatif seperti pencucian uang dalam dunia crypto sebenarnya dapat dilacak secara umum. Kita di dunia crypto mengenal block eksplorer, di mana kita bisa track keluar masuk uang virtual pada eksplorer teesebut, jadi tindakan pencucian uang pun dapat diketahui jika melakukan penyelidikan yang intens. Contoh

Mr. A, ia melakukan tindakan kriminal dan mengkonversi uang yang mereka dapatkan pada crypto. Adress Mr. A ini memiliki block eksplorer yang nantinya pasti akan menuju ke akun trading atau transfer ke orang lain.

Jika ada adress yang terhubung dengan exchange, sudah pasti pemilik adress tersebut dapat ditemukan mengingat rata-rata exchange saat ini menerapkan KYC.

Bagaimana kalok mr. A menggunakan fitur/tool/service bitcoin mixer dan mengirim kepada exchanger deposit address mr. B? Apakah mr. B bisa dikatakan sebagai kaki tangan dari mr. A?

Ini menarik gan, jadi begini ya? A (address) -> Mixer -> B (address) + KYC
Kalau menurut ane B bukan kaki tangan ya, tapi celah penyedikan. Kalau B transaksinya sesuai profil keuangan sih tidak dicurigai sepertinya, tapi kalau transaksinya besar-besar (tidak wajar), pak polisi bisa nanti tanya mr. B dapat BTC dari mana (misalnya xxxmixer). Bisa jadi nanti xxxmixer yang "diserang" dan kalau nanti pengelolaan sistem xxxmixer tidak benar, bisa jadi catatan transaksinya terbuka semua.

Apakah tekanan semacam ini yang terjadi pada BitMixer?
https://www.bleepingcomputer.com/news/technology/internets-largest-bitcoin-mixer-shuts-down-realizing-bitcoin-is-not-anonymous/

Jika saya diperkenakan mengunakan Meme dari agan @Fahrul

Dalam kasus Money Laundering, Rata-rata si pelaku utama mengunakan Rathole. Buat yang tidak tau Rathole, tindakan penyimpanan uang hasil Money Loundering dari kegiatan kejahatan dengan menggunakan identitas orang lain untuk menghindari investigasi bahwa uang tersebut merupakan pemilik si pelaku utama . Entah itu dengan mengunakan keluarga, saudara, orang kepercayaan, teman dll, KYC itu masih bisa diakali dikarenakan pembeliaan data diri masih bisa ditemui di Dark Web. Kalau diindonesia dikasih 50 Ribu juga pasti orangnya mau, makanya saya bilang KYC belum begitu bisa menyelesaikan masalah tindakan kejahatan selama penjualan Data Diri masih bisa ditemui dengan mudah.

Jika dilihat dari kasus ML dengan menggunakan Bank & Fiat, rata-rata pelaku ML selalu mengunakan Rathole & Bank diluar yurisdiksi dari si investigator. Sehingga nanti yang menentukan Bank bisa menentukan apakah dia bisa koperatif dengan si investigator atau tidak. Selama tidak ada tindak kejahatan dari si pelaku di Negara Bank tersebut, pihak Bank bisa memilih menolak untuk diaudit tapi jika ada tindakan kejahatan yang berada di Negara bank tersebut baru bank harus koperatif.

bagaimana kalau Mr. B setelah menerima dana lalu melakukan self trading dengan mr. B2 menggunakan akun yang berbeda. jadi mr B beli coin mahal, trus jual murah.  dengan demikian dana dapat berpindah ke Mr B2 dalam bentuk profit trading.  apakah cara seperti ini juga  bisa di usut om ?  ( semisal exchanger or pihak berwenang tidak dapat membuktikan bahwa mr B dan mr B2 adalah orang yang sama)

Begini alurnya om:
Adanya laporan masuk tentang suatu tindak pidana; laporan dinyatakan valid bila terdapat: nama pelapor, siapa yang dilaporkan, apa yang terjadi, saksi kejadian, bukti terjadinya dan dimana hal tersebut terjadi.
Bila laporan dinyatakan valid, maka akan dilakukan lidik peristiwa/kejadian berdasarkan bukti awal.

Dalam proses lidik itulah akan terbentuk:
- Siapa yang dilaporkan. Apakah hal ini memerlukan konektivitas dg exchanger/bank? Tentu tidak.
- Bukti tambahan. Apakah hal ini memerlukan konetivitas dg exchanger/bank? Bisa iya, bisa tidak. tergantung kepada pengakuan terlapor dlm BAP.
- Siapa saja saksi dalam peristiwa tersebut.
- Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
- Wilayah hukum peristiwa tersebut.
-dll.

Intinya, dalam proses lidik akan terjadi korelasi antara terlapor, bukti awal dan bukti tambahan selama dlm proses penyidikan

---

Pada kasus yg om sebutkan asalkan nama mr. B disebutkan dan jelas siapa orangnya maka akan dituntut pengakuan melalui proses interogasi penyidikan.
Dan berdasarkan pengakuan mr. B pada waktu interogasi, jika memang terdapat tindak pelanggaran maka penyidik akan meminta bukti tambahan kepada mr. B jika nantinya terkait dengan munculnya nama mr. B2.

Wah agan @punk.zink ini kok sepertinya sudah paham betul cara mengucek uang? ;D

IMO tergantung beberapa variabel:
- ada tidaknya KYC/AML
- profil finansial mr B & B2 + besarnya transaksi
- lokasi mr B & B2 (ada negara yang pengawasannya kurang)

KYC/AML merupakan kunci penting untuk mengaitkan identitas ke alamat BTC, menganalisis jual-beli di exchange, dll. tanpa adanya KYC/AML proses analisis menjadi lebih sulit (bukan mustahil). Banyak pencuci uang menggunakan identitas lain lebih dari 1 tapi masih juga bisa ditangkap. Misalnya B2 yang dari profil finansialnya berpenghasilan 2jt/bulan tahu-tahu mendapatkan transferan 1 milyar dari exchange. Ini nanti bisa ditandai transaksi mencurigakan (rekening B2 diawasi). Kalau sudah diawasi ya si B2 harus ekstra hati-hati untuk tidak membuat blunder sehingga identitas B1 terungkap.

Kemarin sempet baca ada yang tertangkap gara-gara tidak sabar memecah-mecah uangnya agar tidak terdeteksi (coba googling). Untuk mencuci 100 milyar misalnya, butuh 100 alamat untuk memecah jadi 1 milyar, jumlah segitu mungkin sudah ternotifikasi untuk diawasi tergantung profil finansial penerima.

Ini ane bahas top-levelnya saja, untuk teknis lebih detil sudah dijelaskan atas ane.

Hehehe... Sebenarnya sy kemarin bikin pertanyaan adalah utk memancing reaksi masulum, om...
Dan sampe lupa memberikan tanggapan pd quotating om mu_enrico

Pada kasus bitmixer menurut saya terlalu berlebihan reaksi dari dev-nya.

Saya akan coba berikan pendapat dengan langsung memberi contoh diatas, Mr. A akan di interogasi pihak yang berwenang.
Berdasarkan hasil interogasi, mr. A mengirim 20 BTC kepada mr. B melalui beberapa service mixer dan exchanger untuk pendanaan terorisme
Misal:
Tx1 : 8 BTC tanggal 10 Januari 2017
Tx2 : 5 BTC tanggal 12 Mei 2017
Tx3 : 2 BTC tanggal 2 Feb 2018
Tx4 : 2 BTC tanggal 10 Juni 2018
Tx5 : 3 BTC tanggal 3 Januari 2019

Penyidik akan fokus pada wallet mr. B yg telah disebut mr. A sebagai penerima dana.
Apakah bener sekitar tanggal segitu terjadi transaksi di wallet mr. B.

Maka mr. B juga akan di interogasi utk klarifikasi valid tidaknya transaksi tersebut.
Nah dalam proses mr. B inilah akan terjadi pencarian bukti valid bahwa address tsb bener2 milik mr. B.

Penyidik akan mengindahkan cara pengiriman, entah melalui COD, go-send, ataupun melalui service yang lain.
Fokus utama adalah wallet yg udah diketahui pemiliknya (berdasarkan keterangan mr. A) benar2 menerima transaksi tsb.

So, layanan mixer sebenarnya tidak mempunyai pengaruh besar dlm suatu proses penyidikan.

Service mixer ibaratnya adalah suatu jembatan ato gerbang, jika ada pelaku copet yg melewati jembatan tersebut, apakah jembatan/gerbang tsb ikut kita salahkan?

Ane rasa kekhawatiran utama atau mungkin argumentasi utama dari orang-orang yang menolak kehadiran dari layanan anonimisasi atau koin privasi adalah karena sulitnya dalam melakukan pelacakan/menemukan siapa yang melakukannya, sehingga semuanya tidak boleh bersifat anonim. Logikanya meskipun mixer itu ibarat pisau yang bisa dibuat membunuh ataupun masak nasi goreng tt, tapi mixer ini dianggap lebih dari sekedar pisau. Pisau itu bisa buat yang memegang jadi gak kelihatan, jadi ketika dia nusuk orang yang kelihatan ya muncrat doang. Maka jalan pintasnya adalah ya gausah memperbolehkan layanan itu ada alias dipukul rata.

Terus pertanyannya, apa iya mixer harus dihapus?

Menurut ane ada beberapa sudut pandang:
1. Secara fundamental orang ingin memiliki privasi. Ntah karena gak mau dikira sombong ketika orang tau dia beli mobil harganya 10 M, atau karena malu langganan TV kabel dengan paket paling murah. Tidak semuanya harus berada di ruang publik. Dalam hal transaksi, apakah semuanya perlu dibuat transparan utuh sehingga publik bisa mengakses sepenuhnya? Dalam praktiknya transaksi fiat pun tidak begitu, yang tau paling cuma bank, pembeli, penjual dan platformnya.
2. Mixer tidak sepenuhnya membuat orang anonim, karena mau gak mau para pengguna layanan ini pada suatu saat pasti mengarahkan uangnya ke exchange untuk menukar ke fiat, yang mestinya butuh KYC (seperti yang udah disebutkan di atas). Terlebih sudah ada beberapa riset yang menunjukkan kalau beberapa mixer gampang diketahui sistemnya dan dilacak.
3. Di dunia ini ada orang yang jahat dan baik. Di konteks tertentu orang baik butuh privasi, pun dengan orang jahat. Sehingga nilai mixer atau alat lain bisa jadi dinamis, gak selalu buruk/baik.
4. Menghapus mixer tidak menghapus kejahatan. Mengurangi mungkin, tapi juga membuat orang baik yang ingin memakai tidak bisa menggunakannya. Apakah sebanding? Mungkin analoginya: melarang kondom dijual di minimarket mungkin membantu mengurangi seks bebas/hamil diluar nikah, tapi apakah bisa menjamin itu abg ababil gak bakal melakukan seks bebas? Bisa jadi mereka beli kondom di makelar kondom.

---

Sekian kotbah hari ini. Semoga cocoklogi ini bisa jadi bahan diskusi lebih lanjut.

thank pencerahannya om. sangat membantu yang awam hukum seperti saya

saya jago mengucek baju om , maklum exs anak kost  ;D
klo uang nya recehan coin mana bisa di kucek om  ;D

jadi begini om sedikit ilustrasi yg saya bayangkan pada decentralize market (stellarport) :

Mr.B : fake akun ( misal ip dari luar negeri , sy ambil contoh tidak KYC krn akun hanya untuk menerima deposit dan trading)
Mr.B1: legit akun ( data kyc, ip dan bank dll memang real punya kita)

- pemilihan coin untuk trading adalah DICENS COIN krn spread buy and sell order besar (50% an) anggap saja 1 coin harganya setara 10jt
- modal Mr.B1 10jt yg sudah di belikan coin

Mr.B1 bertindak sebagai (MAKER)  pasang sell pada harga 15jt  dan kemudian pasang buy di harga 10jt
Mr. B bertindak sebagai ( TAKER)   beli di harga 15jt selanjut nya jual di harga 10jt ( melayani order dari Mr. B1)

dalam 1x siklus trading mr. B1 akan mendapat profit 5jt.  kalau 100x sudah 1/2M.

apakah profit Mr.B1 bisa dikategori kan legal ? apakah trading history dapat kita jadikan bukti kalau  kita beruntung bisa dapetin profit berkali kali

Kalau tidak ketahuan legal.
Kalau ketahuan bisa ilegal atau legal. Tergantung sumber dana akun B berasal dari aktivitas kriminal atau tidak, dan terbukti transaksi mencurigakan atau tidak.

Menurut FATF (https://www.fatf-gafi.org/media/fatf/documents/recommendations/pdfs/FATF%20Recommendations%202012.pdf):
Pihak exchange diharuskan menyimpan semua data transaksi selama 5 tahun.

Kalau pihak exchange mencurigai adanya transaksi mencurigakan diharuskan melapor ke FIU. Nanti FIU yang akan menyelikidi lebih lanjut.

Nanti FIU yang akan menilai masuk akal atau tidak transaksi-transaksi tersebut, bisa jadi trading history malah akan memberatkan pelaku. Nanti ditanya: "jadi ente bisa trading sama B 100x dan ente bisa menang terus? Gak mungkinnn" belum lagi ditambah tekanan mental ketika interogasi plus waterboarding (kalau di Indo tembak betis) BECANDA, mr B pasti ngaku ;D

Kemarin sudah ane instruksiken bawahan ane untuk rapat ;D
http://www.ppatk.go.id/siaran_pers/read/941/babak-baru-fintech-virtual-asset-sebagai-pihak-pelapor-apuppt.html

Sayangnya aku baru cek ulang thread ini om, dan pembahasannya juga sudah cukup memberikan jawaban dan bahkan aku sendiri pun ada yang belum paham sejauh itu  :)

thanks om edukasinya

Pembayaran Virtual tidak hanya Bitcoin saja, Bahkan BANK saja mempunyai pembayaran Virtual Bank Account. Jika memang sisi negatif dinilai dari segi pembayaran Virtual saja, berarti yang negatif bukan hanya Bitcoin saja. Akankah lebih baik jika agan coba untuk menjelaskan sisi positifnya dari bitcoin, member lain akan senang hati melihat opini agan.

Menurut saya, kembali kepada masing-masing pengguna bitcoin itu sendiri, kalau transaksinya mengarah pada pencucian uang, pendanaan teroris, dan banyak hal lainnya itu jelas tindakan ilegal, begitu juga sebaliknya. Jadi, jangan terlalu banyak menanam hal negatif ke otak, baiknya dilihat juga dari sisi positif akan manfaat bitcoin yang nyata, yang memudahkan kita dalam melakukan transaksi tanpa pihak ketiga.

Pertama kita arahkan apa itu ilegal[1]?

Bagaimana batasan atau hukum antara Bitcoin dan Uang dari pihak bank?
* Bitcoin = Tidak ada batasan maupun landasan hukum apa dari kegunaan / fungsi.
* Uang dari Pihak BANK = Ada batasan atau hukum yang sudah di atur dan diaplikasikan antara pihak BANK dan Negara.

Sejauh mana tindakan ilegal dalam bertransaksi?
* Bitcoin = saya kira ini tidak menjadi hal ilegal,karena tidak ada hukum apapun, silakan pahami dari kata ilegal.
* Uang dari Pihak BANK = Jelas akan ada hal sebuah ilegal maupun legal, karena semua sudah di landasi oleh hukum untuk kegunaan dan fungsi.

Kesimpulan :
Dasar transaksi Bitcoin adalah sebuah transaksi sah, karena tidak ada dasar hukum atau batasan dari kegunaan Bitcoin.
Akan beda hal nya dengan Uang yang diluncurkan oleh Pihak BANK bentuk uang nyata maupun virtual, Karena Uang tersebut dilandasi hukum / batasan.

Secara sederhananya, karena bitcoin tidak memiliki landasan atau hukum kegunaan jadi hanya transaksi adalah sebuah yang sah.
Kalau kita menggunakan uang /virtual dari bank, itu akan mengarah ada sebuah tindakan dari ilegal, Tolong pahami ini dari bukan dari pandangan agama.

Lagian kalau bahas legal atau ilegal, sepertinya lebih jahat dari Uang dariPihak Bank.  :D , ini hanya opini saya ya.

[1] https://kbbi.web.id/ilegal

Sederhananya mungkin seperti ini gan. Kita berfikir secara logika saja.
seperti yang agan katakan bahwa banyak artikel atau berita yang mengatakan bahwa Mata Uang Virtual itu ilegal.
Pertama kita telusuri terlebih dahulu berita/artikel tersebut dari mana ?
Pasti yang menulis atau membuat artikel tersebut Anti Crypto atau bisa jadi mereka membuat berita seperti ini hanya untuk pamor media mereka saja karena mereka Tahu komunitas Crypto termasuk Komunitas Besar.
Soal Regulasi, pengawasan terhadap Crypto secara umum kita ambil Sample di Negera kita saja.
Kita dapat dengan bebas membeli dan Menjual Mata Uang melalui exchange yang sudah pasti bekerja sama dengan Bank.
Baik Bank Swasta maupun BUMN.
Saya rasa seperti itu saja gan

Terus gimana dengan mixer gan ?  banyak situs nawarin fasilitas mereka supaya transaksi dan identitas mereka tetap terjaga dan anonim. apakah dengan mixer tetap bisa di lacak ?
Dari hal itu aja udah memberikan gambaran bahwa dunia bitcoin ada sisi darknya, tentang aktivitas ilegal.

Tentang pernyataan OP bahwa banyak yang mengatakan hal negatif ttg bitcoin? tentu campur tangan media dan pemerintah juga. true story pegawe bank deket rumah saya juga ngiranya bitcoin itu ponzi/MLM, menurutmu dia tahu darimana kalau bukan dari media ya kan?
Logikanya aja kalau bitcoin lebih banyak negatifnya nggak akan ada pengguna tetap disini, nyatanya saya lihat ada user yang udah 5 tahun lebih berkecimpung di bitcoin dan fine2 aja.

Kadang orang lupa gan...
Itu halnya seperti ini, mereka bertanya masalah roket kepada tukang bubur... Dan menanyakan resep ayam bakar Jakarta kepada orang Jerman.
Padahal jika mereka menanyakan kepada agan, mungkin penjelasannya lebih ke arah positif kan?
Dan agan juga tau, banyak tokoh2 forum ini yang malah membenci Ponzi/MLM.

tidak semua media itu jujur gan....? kebanyakan dari mereka hanya mencari keuntungan untuk perusahaan media itu sendiri sehingga mereka membuat asumsi dan penggiringan opini suatu konfirmasi pada hal-hal yang negatif dari kebenarannya
bila mereka serius untuk mengetahui tentang bitcoin dan crypto pasti dia tidak akan percaya dengan membaca,mendengarkan dan melihat satu media/pendapat saja merka akan mencari banyak sumber untuk membandingkan

Mungkin sekelumit dari histori penyalahgunaan bitcoin yang pemberitaannya tidak seimbang dengan manfaat yang telah ditimbulkannnya merupakan salah satu faktor yang cukup melekat diingat, contoh kasus yang menimpa pada salahsatu bitcoin mixer (BestMixer) yang ditutup beberapa waktu lalu oleh Dutch Finansial Criminal Investigation Service (FIOD)

Menurut ane terjadi tindakan illegal atau tindakan negatif itu tergantung dari orangnya masing2 gan. Walaupun sudah dibuatkan aturan tegas juga namanya manusia tetap saja bakal ada yg melanggar peraturan.
tapi banyak jg  orang yang  memang berpikiran positif ingin memanfaatkan bitcoin utk mendapat profit dgn cara legal gan.

Sebagai salah satu media pembayaran, bitcoin bisa berpeluang untuk digunakan pada hal-hal negatif begitu juga yang terjadi pada fiat serta pada mata uang virtual lainnya. Namun selama ini mungkin kasus penyalahgunaan tersebut sudah mampu di minimalisir oleh pemerintah lewat peraturan yang dikeluarkan, setidaknya.

Kerjasama antara pemerintah dengan exchange telah menjadikan pihak pelaku harus berfikir untuk melakukan kecurangan atau penyalahgunaan. KYC yang diperuntukkan untuk member/ pengguna exchange setidaknya bisa membantu pemerintah untuk menangani kasus tersebut. Tapi sebagai pelaku, mereka tentu memiliki cara untuk bisa melakukan tindakan tersebut, dalam perspektif ane adalah hal yang negatif.

Kita tidak bisa menyalahkan media, tetapi pelaku adalah yang sangat pantas untuk dipersalahkan. Media pembayaran ini lebih mempunyai daya guna yang lebih dari hanya sekedar dipersoalkan sebagai tindakan ilegal. Pemerintah tidak bisa membasmi kecurangan, tapi setidaknya mereka mampu meminimalisir saja.

Kalau menurut saya itu bitcoin bukanlah suatu hal yang ilegal. sebenarnya bukan merugikan masayarakat cuma masayarakat yang kurang tahu bagaimana bitcoin itu bisa menjadi alat pembayaran. memang pada dasarnya harga bitcoin naik turun. terlebih lagi seperti indonesia ini mereka selalu menilai bahwa bitcoin merugikan masyarakat. di luar sana malah bitcoin menjadi keuntungan. kenapa kita yang ingin mencari bitcoin menjadi masalah buat masyarakat.

Banyak yang berasumsi negatif terhadap kesuksesan bitcoin sebagai sebuah mata uang digital. Namun, sejauh ini belum terbukti akan hal negatif yang dilontarkan kepada bitcoin. Hal negatif yang dialamatkan kepada bitcoin salah satunya adalah pencucian uang.
Positif saja dan saya yakin, pemerintah juga akan memandang dari arah baik terhadap bitcoin mulai kedepannya.

Sepertinya agan perlu baca lagi judul thread ini, setelah itu baca isi dari OP. Kita memang gak bahas Bitcoin ilegal atau tidak. Sama sekali tidak.


Data penggunaan Bitcoin untuk pencucian uang udah banyak, salah satu mixer saja sampe ditutup polisi di Eropa sana. Maksudnya kurang terbukti seperti apa? Harus sampai seperti apa biar bisa dibilang terbukti?

dunia kripto memiliki resiko yang besar. tapi orang selalu berfikir tentang antisipasi. sehingga mereka mampu menjaga aset mereka dari resiko. seperti peretasan dan kegagalan dalam dunia trading.
asumsi bahwa BTC selalu digunakan untuk tindakan kriminal adalah salah. hanya 5% orang yang menggunakan BTC untuk tindakan ilegal seperti pencucian uang, pembelian obat-obatan terlarang.

btw, 5% itu dapat data dari mana ya?
Berbicara tentang penggunaan dana untuk tindakan kriminal, saya kira bukan hanya BTC saja, uang Fiat pun sudah lebih dulu tidak lepas dari adanya penyalahgunaan*.

^*Cek berita-berita tentang KPK yang sudah beberapa kali OTT dengan barang bukti uang fiat.

Setiap hal memiliki resiko, bahkan dijalan yang sepi pun kita bisa mendapatkan resiko kecelakaan.
Dan untuk itulah forum (dan beberapa komunitas lain juga mendirikan forum serupa) dibuat. Yang terutama adalah untuk memberikan edukasi kepada membernya tentang kerawanan dan resiko dalam dunia kripto.

Sekali lagi saya bilang, bahwa bitcoin maupun aset kripto yang lain hanyalah obyek. Obyek hanya bisa bergerak kearah yang dikehendaki oleh subyek yang menguasai obyek tersebut.
Bisa ke arah yang baik (positif) maupun ke arah yang buruk (negatif). Tergantung kepada subyek (pemilik) bitcoin tersebut.

Yang sedang dibahas adalah kemungkinan tindakan illegal yang timbul dari adanya penggunaan bitcoin, seperti money laundering, pendanaan teroris yang memanfaatkan kemudahan bitcoin dibandingkan uang fiat untuk transaksi lintas wilayah, dan tindakan ilegal lainnya.

Menurut ane sih ini bukan merugikan masyarakat bkn karena hal negatifnya gan, malahan dengan akan sangat bermanfaat bagi masyarakat dengan antusiasme masyarakat terhadap bitcoin mendorong masyarakat yang lebih maju dalam transaksi keuangan, mereka tau dengan risikonya namun disini ada rasa sense of ownership dari masyarakat untuk mengambil keuntungan dlm jangka pendek ataupun dgn jangka panjang tinggal bagaimana mereka memanage risiko yang ada.  Klo terkait pengawasan formal syaratnya harus ditur dl dalam undang2 negara/dilegalkan dl.

::)

---

Barangkali agan mau baca-baca link berikut agar pengetahuannya bisa bertambah:
Siaran Pers --Pernyataan sikap BI terhadap virtual currency termasuk Bitcoin-- (https://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-pers/Pages/sp_200418.aspx)
Peraturan BAPPETI No.5 Tahun 2019 Tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar Fisik Aset Kripto (Crypto Asset) di Bursa Berjangka (http://bappebti.go.id/pbk/sk_kep_kepala_bappebti/detail/5205)
Menata Legalitas Cryptocurrency di Indonesia* (https://bitcointalk.org/index.php?topic=3733567.0)
Adakah cara untuk mempercepat adopsi bitcoin di Indonesia?  (https://bitcointalk.org/index.php?topic=5113676.0)

Memang saat ini pemerintah menganggap bitcoin sebuah komoditas tapi tidak boleh dijadikan alat pembayaran karena alat pembayaran sah menurut undang-undang adalah rupiah, untuk aktifitas lainnya selain itu diperbolehkan. Sebenernya untuk memitigasi tindakan kejahatan keuangan dalam transaksi bitcoin dapat dilakukan dengan berbagai macam metode, dengan adanya aturan kyc pun bisa meminimalisir tindakan money laundrying dll. Tp Knp skr masyarakat masih banyak yang berkecimpung di dunia bitcoin ? menurut ane sih masyarakat sudah memahami dan mengetahui cara meminimalisir risikonya.

Belum tentu juga 'sudah memahami', bisa juga sebagian berkecimpung di Bitcoin hanya karena ikut-ikutan atau bahkan tergiur dengan tawaran investasi 'illegal' yang menguntungkan dengan mengatasnamakan bitcoin.

Benar mas, jujur saja saya dulu mulai di kripto bukan karena saya paham. Tapi, saya tertarik dengan uang gratisan yang ditawarkan proyek melalui airdrop. Sebelum bertemu forum ini saya cuma ngerti sedikit cara terima dan kirim kripto. Apa itu mining, apa itu masternode sama sekali tidak paham akan hal itu. Bahkan sampai sekarang saya belum begitu paham dengan itung2an mining yang detil.

Bahkan 2017 daftar di BTT karena syarat airdrop waktu itu. Yang mana ga ngerti menggunakan forum ini dengan baik dan benar alias asal daftar, dapat airdrop udah selesai. Itu anggapan saya dulu.

Jadi, pemahaman itu bukan tolok ukur berkecimpungnya seseorang pada dunia kripto baik itu untuk trading dan sebagainya. Dan benar juga kata Husna Q.A, bisa jadi seseorang masuk karena tawaran untuk tindakan illegal yang terencana mengatasnamakan bitcoin cs atau hanya mendengar bahwa kripto bisa bikin kaya mendadak bagi semua pemiliknya yang tentu saja ini sangat salah.

Sorry gan kayanya kalimat ane ambigu ya hehe, masih banyak berkecimpung berarti tidak semuanya elemen masyarakat kan, ane blm tau persentasenya manakah yang yang ikut ikutan, mana yang ikut tapi sudah memahami. Tapi kan yang cuma ikut2an lama kelamaan nanti pasti faham gan, yang pasti kembali ke motif orang banyak bergelut di dunia bitcoin hanya satu yaitu mencari keuntungan namun harus dibarengi manajemen risiko yang baik

Bisa di kasih contoh penggunaan bitcoin dalam kesehariannya om? kok sampe di bilang sangat membantu

Jangan samakan bitcoin dengan mata uang virtuan seperti OVO, Go Pay dkk, di Indonesia bitcoin masih sebatas aset perdagangan berjangka, fluktuasinya juga tinggi berbeda dengan mata uang virtual di Indonesia yang sampean maksud, itu hanya ibaratnya seperti stable coin

ada benarnya sih tapi sudah dijelaskan aturan mainnya biasanya yang memandang negatif adalah bagi orang yang belum pernah berkecimpung di dunia crypto saya pikir kalau ancaman sih mungkin saya kurang tau tapi sisi postifnya malah lebih banyak

sebenarnya semua dapat ditinjau dari berbagai sisi, tidak semua aktifitas yang berkaitan dengan cryptoccurency selalu berbau negatif. itu hanya sebuah ilusi, sebuah kesalahan masa lampau yang selalu di bandingkan. sistem kyc bisa digunakan untuk meminimalisirnya. banyak manfaat yang kita dapatkan pada cryptoccurency, memang benar status kelegalan di Indonesia masih menjadi bahan pemerintahan untuk dikaji, tetapi alat pembayaran sah tetap rupiah

Bukankah status bitcoin atau cryptocurrency lainnya di Indonesia sudah diperbolehkan untuk diperjualbelikan sebagai aset/barang komoditas?
Lagi pula kalau berbicara alat pembayaran yang sah di Indonesia ya jelas Rupiah... bahkan dollar Amerika sekalipun dilarang untuk digunakan sebagai alat pembayaran/membeli barang di wilayah hukum Indonesia.

---

back to topic: (Diskusi) Bitcoin / mata uang virtual erat kemungkinan dengan tindakan illegal.

Kalaupun bitcoin hendak digunakan untuk hal/tindakan illegal agak gimana juga, karena bitcoin sendiri setiap transaksinya tercatat di blockchain.

Pada akhirnya tindakan illegal dengan bitcoin pun dapat menjadi bunuh diri bagi pelaku. Baru-baru ini saya membaca bahwa pelaku yang terhubung dengan peretasan Bitfinex 2016 tertangkap setelah memindahkan bitcoin hasil curiannya ke wallet baru.

https://www.zdnet.com/article/bitfinex-hackers-arrested-after-three-years/
https://cointelegraph.com/news/report-two-israeli-brothers-arrested-for-hack-of-bitfinex-crypto-exchange

ada badan yang mengawasi cryptocurrent di negara kita, bahkan ada juga regulasi yang keluar tentang cryptocurrent.
masalah kerugian itu sebenernya teegantung masing masing individu. gak cuma bitcoin, bahkan investasi emas pun juga bisa rugi klo orang yang bersangkutan kena tipu. banyak kok berita positif dari orang yang gak punya apa apa sampai punya ini itu, mereka menghindar publikasi langsung dan hanya cerita ke orang sekitar karna mungkin ada alesan tertentu

Ralat om... yang betul adalah cryptocurrency (translate=mata uang kripto); bukan cryptocurrent (tidak bisa ditranslate, kecuali ada pemisahan kata "crypto" dan "current"; dan itu berarti kripto saat ini)

---

Kalo di mata saya dari dulu bitcoin hanyalah mata uang digital, sebuah alat yang digunakan untuk pertukaran, yang namanya alat tergantung bagaimana seseorang menggunakanya. malah sekarang bitcoin lebih cenderung dikenal sebagai asset seperti emas. jadi kalo dibilang bitcoin merugikan masyarakat itu kurang tepat. malah sebaliknya saya merasa diuntungkan semenjak mengenal bitcoin. emang karna kelebihan anonimnyalah bitcoin sering disalah gunakan, tapi tanpa bitcoinpun aktifitas ilegal yang memanfaatkan bitcoinpun akan tetap ada.

Kebiasaan nya hal yang sisi negatif itu timbul dari bitcoin atau uang virtual itu ada beberapa hal penting seperti pemerintah yang suka mengkorupsi dan menyimpan nya uang mereka di bank luar dan membeli bitcoin agar tidak terdeteksi oleh badan otoritas jasa keuangan negara,dan jikalau di bank lain mungkin terdeteksi dan bisa membuat hasil korupsi itu disita oleh KPK,atau boleh di bilang pencucian uang, yang kedua kenapa masih banyak masyarakat yang berkecimpung dalam bitcoin karena di bitcoin dalam dunia perdagangan bisa cepat menghasilkan uang dengan cara menambang maupun trading bitcoin dan bisa juga rugi dalam sekejap apabila tidak lihay dalam memprediksinya.mungkin demikian saja sedikit pandangan dari saya mungkin dari senior kita ada lain.

Sepertinya pemerintah kita lebih cenderung enggan untuk berurusan dengan bitcoin. sekalipun nantinya hasil korup digunakan untuk membeli bitcoin, arus uang yang keluar dari rekening bank TSK tetap masih bisa dilacak dan apabila kedapatan melakukan transaksi pembelian bitcoin melalui exchange, tentunya pengguna harus lolos verifikasi KYC jika ingin deposit banyak. Dari KYC ini pelaku korup bisa ditemukan. sama halnya dengan hacker Bitfinex yang ketangkep gara-gara mindahin bitcoin hasil peretasan pada 2016 lalu (https://www.zdnet.com/article/bitfinex-hackers-arrested-after-three-years/). Kita tidak bisa melupakan history transaksi yang ada pada bitcoin dan crypto lainnya yang dapat kita telusuri secara terbuka dan tidak bisa diedit atau dihapus oleh siapa pun. bahkan, mungkin sebagian member di sini, mereka sudah bisa membedakan mana wallet Indodax, wallet binance dan lain sebagainya.

Padahal kalau mau melihat lebih mendalam ke segi alat pembayaran, bukan cuma bitcoin saja yang sering dieratkan tindakan melnggar hukum dan ilegal, tapi juga fiat juga, kalau melihat ke arah masa lalu malah lebih banyak lagi, dan itu terjadi ketika alat pembayaran masih berupa emas dan perak.

Setiap penilaian berbeda beda om,mata uang viritual selalu dianggap negatif di mata masyarakat,terutama di kalangan awan,padahal bitcoin hanya di gunakan pada hal yang positif,mereka yang menggapnya uang virtual dikait erat dengan tindak kriminal hanya segelintrir saja yang belum memahami sepuhnya apa itu uang virtual

setahu saya, bitcoin itu tidak merugikan masyarakat, tapi merugikan penggunanya gan. bisa saja merugikan masyarakat kalo bitcoin sudah berupa menjadi barang jadi untuk tindakan negatif.
orang berkecimpung bukan karna hal negatif, tapi karna keuntungan yang diberikan banyak.
regulasi dan pengawasan jelas ada, sebagai aset digital yang tidak boleh dibuat transaksi seperti mata uang biasa.

kalo ane pribadi bitcoin atau mata uang virtual itu sangat positif hadir di tengah2 masyarakat, karena selain bisa memberikan ke untungan juga bisa jadi ilmu pengetahuan khususnya di bidang teknologi, memang bitcoin belum di legal kan pemerintah tapi pelaku bitcoin di negara kita dari tahun ke tahun semakin meningkat, menurut ane negatif atau tidak nya itu tergantung ke pada pelaku dan pengguna bitcoin itu sendiri, sama seperti halnya uang resmi, kalau di gunakan ke arah mana bisa,

pada dasarnya setiap mata uang itu bisa menjadi untuk pembayaran yang legal ataupun ilegal tergantung tiap2 orang yang menggunakannya antara 2 belah pihak. untuk di indonesia saya pikir sah2 saja melakukan pembayaran dengan bitcoin asal 2 belah pihak menyetujui dan tujuan pembayaran tidak menyangkut hukum seperti jual beli tanah atau lain2nya karna tidak diperbolehkan oleh negara untuk hal ini. tapi untuk pembayaran diluar hukum sah2 saja menurut saya

Semua pembayaran memang berdasarkan kesepakatan antara 2 pihak (pengirim uang dan penerima uang).
Emang ada pembayaran yang berdasarkan persetujuan satu pihak? Kan bisa dibatalkan pembayaran tersebut jika gak ada sepakat.

Dijawab oleh om Husna sbb:

Btw, pembayaran diluar hukum itu apa ya? Saya kurang paham dengan hal tsb.

mungkin yang agan maksudkan disini adalah hal hal yang berbau dengan perjudian atau apa gitu gan ?? kok saya tidak begitu mengerti dengan tread yang agan buat. karena yang saya pelajari bitcoin merupakan mata uang virtual/digital yang dapat digunakan transaksi secara online. namun aset nyata dari bitcoin sendiri ada.

Kalau menurut saya sendiri, Bitcoin ini adalah terobosan baru dalam hal transaksi keuangan. Dan ini memberikan kemudahan kepada setiap orang yang menggunakannya, bahkan Bitcoin ini bisa dijadikan investasi karena nilainya yang bisa naik sangat tinggi.  Saya pribadi tidak pernah berfikir negatif terhadap hadirnya Bitcoin ini, walaupun banyak sekali orang yang mengatakan kalau bitcoin ini Haram lah, perjudian lah atau apa itu. Kalaupun ada yang menggunakan Bitcoin untuk bisnis Ilegal itu adalah kelakuan dari Oknum, bukan karena Bitcoin nya.

Bitcoin ataupun aset kripto lain udah legal om di Indonesia sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan Bappepti.

http://bappebti.go.id/resources/docs/peraturan/sk_kep_kepala_bappebti/sk_kep_kepala_bappebti_2019_02_01_w9i365pf_id.pdf

Jual beli bitcoin sebagai komoditas udah gak perlu khawatir lagi. Sudah ada perlindungan dan kepastian hukum buat masyarakat. Yang ilegal itu make bitcoin buat transaksi jual beli atau diigunakan sebagai alat pembayaran.

Hal seperti ini sebenarnya sudah banyak sekali yang bahas. Kalau saya sih lebih menilai ke pribadi manusia nya. Karena bukan hanya bitcoin yang bisa digunakan untuk tindakan ilegal. Contohnya mata uang konvensional pun banyak yang menggunakanny untuk tindakan ilegal (misalnya: jual-beli narkoba,korupsi,perdagangam senjata dll). Jadi, memang bitcoin bisa digunakan untuk tindakan ilegal tetapi kembali lagi ke sifat manusia nya itu sendiri. Saran saya sih tetap positif aja dalam berpikir dan dalam menggunakan cryptocurrency agar dimasa depan cryptocurrency dapat digunakan dalam banyak hal ^^

Sepertinya untuk kalimat yang saya garis bawahi perlu ditambahkan kata khusus.
Karena sepengetahuan saya tidak semua perdagangan senjata itu dikategorikan sebagai tindakan ilegal.
Colek om @pandukelana2712 (https://bitcointalk.org/index.php?action=profile;u=1304130) yang lebih paham mengenai hal ini.

---

Kalau saya lihat kecenderungan tindakan ilegal yang seringkali dikaitkan dengan bitcoin antara lain pada beberapa kasus cyberattacks semisal ransomware, dll yang menjadikan bitcoin sebagai media tebusan oleh pelakunya.
Contoh kasus:
"Malware" Menyandera Belasan Rumah Sakit, Minta Tebusan Bitcoin
https://tekno.kompas.com/read/2017/05/13/11370087/.malware.menyandera.belasan.rumah.sakit.minta.tebusan.bitcoin?page=all (https://tekno.kompas.com/read/2017/05/13/11370087/.malware.menyandera.belasan.rumah.sakit.minta.tebusan.bitcoin?page=all)

https://asset.kompas.com/crop/0x0:1000x667/750x500/data/photo/2017/05/13/1417566085.jpg

Tapi saya mempunyai sedikit keyakinan beberapa orang diluar sana (orang Indonesia) pernah/masih ada yang menggunakan bitcoin dijadikan sebagai alat pembayaran dengan catatan kedua belah pihak menyutujui pembayaran tersebut menggunakan cryptocurrencies khususnya bitcoin selama hal ini tidak diketahui oleh pemerintah.

Saya rasa pemerintah hanya mempunyai sedikit rasa takut ketika melegalkan bitcoin untuk sistem pembayaran karena dengan sifat yang volatilenya. Tetapi hal tersebut tidak akan memberikan efek yang besar ketika orang menerima bitcoin untuk dijadikan sebagai alat pembayarn mengetahui karakteristik bitcoin itu sendiri, atau mungkin mereka terbuka lebar untuk menerimanya karena tahu potensi jika ia memegang bitcoin.

Karena menurut hukum (islam) sendiri tidak ada batasan bagi seseorang untuk menggunakan sebuah alat transaksi selama kedua belah pihak sepakat bahwa alat tersebut mempunyai nilai.

Bitcoin dan berbagai cryptocurrency sudah banyak diterima untuk berbagai macam pembayaran. Orang Indonesia kalau berada diluar negeri bisa beli Setarbak make bitcoin.
Perusahaan yang sekarang secara resmi menerima cryptocurrency ini, menurut Flexa, adalah Barnes & Noble, Baskin Robbins, Bed Bath & Beyond, Caribou Coffee, Crate & Barrel, Express, GameStop, Jus Jamba, Lowe’s, Nordstrom, Office Depot & OfficeMax, Petco, Regal Bioskop, Ulta Beauty, dan Pasar Makanan Utuh milik Amazon. Dan tentu saja, ada Starbucks, meskipun tidak menjadi bagian dari peluncuran resmi.
https://news.tokocrypto.com/2019/06/16/starbucks-terima-bitcoin-sebagai-alat-pembayaran/



Pemerintah tentunya ingin menjaga stabilitas sistem keuangan dan sistem pembayaran yang melindungi konsumen. Pembayaran make bitcoin atau aset krypto lainnya tidak bisa dikontrol sama siapapun. Walaupun banyak orang yang terbuka sama pembayaran dengan bitcoin tapi kalo pemerintah udah melarang tetap aja gak akan diterima sebagai alat pembayaran yang sah karena ada unsur pidana disitu.

Intinya semua tergantung pada pengguna, bitcoin bisa menjadi bermanfaat tapi juga bisa menjadi merugikan.
semua tergantung kita sebagai pengguna kita mengenal bitcoin untuk tujuan apa....
kalau kita menggunakan dengan bijak dan dengan tujuan positif pasti kita tidak akan merasa di rugikan dengan bitcoin atau mata uang crypto lainnya.

Brother , sungguh 2 tahun lalu saya keras kepala kaya gini setelah baca white paper Satoshi , baca2 ttg sejarah uang manusia, diskusi expert saya dukung bitcoin dan tidak mau percaya dengan produk bank

Beberapa contoh produk bank, antara lain:
- Tabungan (buku tabungan)
- Bank Card (e-Toll, e-Money , ATM, dll)
- Giro
- Deposito
- Kredit
- Layanan Jasa (SMS Banking, Mobile Banking, Transfer uang, dll)
- Safe Deposit Box (SDB)

Pertanyaannya, apakah anda sama sekali tidak menggunakan salah satu produk bank diatas karena anda 'keras kepala' dan tidak mau percaya dengan produk bank?

Dan bukankah uang rupiah yang beredar di Indonesia merupakan produk dari Bank Indonesia?

---

Kembali ke topik.
Exhanger-exchanger biasanya sudah menerapkan KYC pada level akun dengan penggunaan limit transaksi yang cukup besar, ini merupakan salahsatu upaya juga untuk meminimalisir tindakan illegal (pencucian uang, dll) yang mungkin terjadi dengan pemanfaatan bitcoin/cryptocurrency lainnya.

Hi agan ,  btw saya join juga forum dnd alias dinar dan dihram orang2disana mencoba menukarkan semua mata uang Rupiah nya ke emas dan perak , mereka aktif bertransaksi dengan koin perak / emas

95% tabungan saya saat ini bukan produk bank, kecuali logam mulia dan bitcoin.

5% nya terpaksa fiat rupiah karena untuk transportasi dan jika saya lapar makanan dijual rata2 dengan rupiah contoh warteg , indomart dan warung kelontong

Justru adanya bitcoin ini menjadi nilai positif mengurangi pengangguran gan da nilai postifinya lagi berlahan2menjadi pengetahuan bagi masyarkat luas,dismping ilmu tegnologi dan juga sebagai aset,

Yakin?
Saya pernah posting seperti ini:

Coba agan sebutkan contoh nyata dari mengurangi pengangguran dan implementasinya di kehidupan sosial agan?

Halo gan, Resign dari bank seharusnya bagus dong, dan masih masih banyak kerjaan selain jadi banker (dagang, jasa, transportasi,pendidikan, kesehatan, dll).
Kalau menurut saya justru bagus Jika kekuasaan bank itu "taringnya tumpul" tidak jadi kapitalis lagi

Jika bank loyo manusia akan murni pakai blockchain dan bitcoin untuk transaksi tanpa adanya pihak ke 3, tidak ada ruginya justru ekonomi lebih adil toh masih ada Emas dan Silver sebagai mata uang yang lebih baik dari FIAT

kutipan Satoshi ini yang membuat saya terus berjuang untuk bitcoin : 'Chancellor on brink of second bailout for banks'

Mungkin bagus menurut pandangan agan. Tetapi bagi mereka apakah demikian? Belum tentu.
Apakah mereka harus beradaptasi dengan hal baru (mencari pekerjaan baru jika melakukan RESIGN), sedangkan pengeluaran utk kebutuhan hidup harus dikeluarkan tiap hari.

Mungkin kekuasaan bank bisa tumpul, tetapi bagaimanapun juga BANK masih merupakan badan/lembaga yg diakui keberadaannya dalam hukum dan pemerintahan.

Trus, pertanyaan saya pada agan sehubungan dengan ini:
Misalkan, anda berada di wilayah Indonesia dan mengaku sebagai WNI, tetapi tidak mau mengakui UUD dan UU yang yg berada di Indonesia.
Apakah masih pantas agan berada di Indonesia? Kenapa gak pindah negara yg mengijinkan pemakaian emas dan perak sebagai transaksi?

Adilnya ekonomi adalah bukan berdasarkan kepada pandangan kelompok tertentu. Ekonomi yang adil juga harus memberikan naungan hukum dan keamanan dalam melakukan kegiatan perekonomian pada semua kelompok/komunitas yang berada di wilayah tersebut.

Apakah anda sudah mempelajari kenapa abah Satoshi melakukan itu? Silahkan dipahami postingan berikut:
Sebenarnya itu adalah pernyataan protes kepada system bank. Bukan untuk menentang perbankan.
Jika agan menganggap itu adalah menentang bank, pertanyaan saya adalah kenapa anda hidup di tengah masyarakat yg masih membutuhkan bank utk kegiatan sehari-hari?

Saya rasa entah itu Bitcoin atau bukan, mungkin FIAT dan sejenisnya keselurahan memiliki celah untuk tindak kejahatan. Buktinya ??
Korupsi di berbagai belahan dunia menjadi FAKTA bahwa sebelum adanya Bitcoin, FIAT sudah menjadi sumber masalah juga. Pada akhirnya niat dan minat seseorang tersebut
yang bisa menjadikan Bitcoin atau FIAT menjadi terlihat positif atau negatif.

Sedikit melemparkan umpan pada diskusi ini, tentang tindakan illegal.

Menurut kalian tentang exchanger yang memiliki fitur betting (judi) gimana? Apakah hal tersebut bisa menambah visitor/pengguna exchanger ataukah malah akan dijauhi para trader?

Hari ini saya mendapat email dari TOPBTC exchanger.
Dalam email tersebut ada pemberitahuan bahwa TOPBTC telah memiliki fitur betting (judi).
Source:
https://topbtc.com/Index/Betting.html
https://topbtc.com/home/art/index/id/564.html

Apakah ini legal atau illegal?

Hola gan.. Judi jelas ya Illegal , emang ada agama yang ngajarin judi tidak dosa. Kenapa dosa karena 1 pihak untung 1 pihak rugi.

Saya bukan Tuhan dan bukan pula Pencipta agama, bukan pula pencipta surga dan neraka. Jadi saya tidak mempunyai hak untuk menentukan dosa atau tidak. Manusia hanya dibekali secuil ilmu surgawi dan ilmu tentang benar dan salah. Karena itu saya tidak menanyakan tentang dosa atau tidak.


Saya hanya menanyakan tentang legal atau illegal.
Alasan agan bilang ilegal apa? Mohon data2nya. Trims.

baik gan ga usah bawa agama, mau gak digaji perbulan nilai valuenya gambling pake lempar dadu, kalo boss anda menang gaji anda hilang -70% kalo anda yang menang dapet extra +70% mau?
 
simple karena 1 pihak untung 1 pihak rugi (secuil ilmu tentang benar dan salah).

Jawaban agan ga cocok nih gan. Kalau permasalahan ilegal dan legal itu berkaitan dengan hukum dan izin bukannya tentang untung atau rugi.

Lagian klo masalah 1 pihak untung dan 1 pihak rugi, trus gimna pendapat agan tentang lomba / turnamen / kompetisi yang memiliki biaya pendaftaran. Yang juara untung, yang kalah/gugur rugi, gimna tuh?

Pendapat saya yang bukan seorang ahli hukum.
Legal atau tidaknya tergantung exchanger tersebut berada di wilayah hukum negara mana.
Jika exchager yang menerapkan hal tersebut berada di wilayah hukum negara yang melegalkannya, maka fitur tersebut menjadi legal, pun demikian jika sebaliknya.

---

Namun secara pribadi saya menyarankan untuk tidak menggunakan/mempromosikan judi dan semisalnya.
Tanggung jawab saya menyampaikan, perkara diterima atau tidak, resiko dampaknya kembali ke masing-masing pelakunya (cepat atau lambat).

menurut pandangan saya sama saja kalo yang kalah 100% rugi kurang bagus (kategori pure gambling).
saat ini turnamen (yang baik) dengan adanya biaya pendaftaran uang diunakan untuk biaya sewa (misal lapangan, barang modal untuk turnamen tsb) dan yang kalah tetap menerima mercendise dari kegiatan itu, contoh Milo run, dapet kaos , kalung piagam dan minum milo sampe biaya nya regisnya lumayan ratusan ribu (tidak ada merasa rugi) kalo juara Puluhan Juta.

mohon maaf 2019 zaman modern ijin yang salah bisa diubah (maaf bisa dibayar alias suap)

Kita tidak bisa menganggap uang pendaftaran dalam kompetisi sebagai pure gambling karena kalau kalah kita rugi uang pendaftaran. Artian judi tidak sedangkal itu kalau menurutsaya. Ketika kita mendaftar dalam suatu kompetisi baik dibayar dengan fiat maupun bitcoin, banyak hal yang membuat kita bersedia membayar pendaftaran tersebut,  seperti hobi dan ingin mengetahui skill orang lain. Sekalipun kalah, mereka merasa puas karena dapat menyalurkan hobinya maupun jadi mengetahui seperti apa skill orang lain.

---

Stop masalah ini, ga usah reply agar OOTnya ga panjang.

Judi online ilegal di berbagai negara bos.  Ada yang tidak boleh menyelenggarakan (jadi server) ada yang tidak boleh main. Tapi ada juga negara membebaskan, jadi ya beda-beda.

---

Kalau di negara ini ilegal tidaknya bisa dibedakan antara (1) unsur permainannya dan (2) unsur taruhan pakai duit-nya.
Permainan kayak lotere atau roda keberuntungan gitu biasa dipakai buat undian macam-macam ya sah-sah saja.

Yuk ikutan
https://www.youtube.com/watch?v=8jg6hBXSXBE

Tapi kalau sudah taruhan pakai duit beneran ya siap-siap kena ciduk pulisi.

Susahnya dalam pasal 303 KUHP (Perjudian) itu om.
Pada kedua ayat diatas, dua kali pula disebutkan tentang masalah izin.
Maka dalam penerapannya, berbagai "permainan yang bau judi" agak ribet dalam penanganannya.
Utk KUHP pasal 303 lengkap bisa di liat di : https://drive.google.com/file/d/1P-Gai4KzNw8iX059Jm1waQO2wer3KJGZ/view halaman 77

Masalah kedua adalah adanya uang yang dibuat taruhan.
Sedangkan jenis uang yang diakui oleh negara adalah rupiah.

Malah ketiga adalah ketersediaan alat bukti:
Salah satu rujukan dalam KUHAP, dimana penyidik harus mampu menyediakan alat bukti dan barang bukti
Mungkin alat bukti perangkat judi bisa dapatkan dengan melakukan sita perangkat yang dipakai oleh penjudi, trus bagaimana dengan server judi? Dapatkah polri melakukan imaging server judi tsb? Tentu bisa, tetapi apakah diperbolehkan oleh pemilik dan pengelola server?
Bagaimanapun pemilik server msh dilindungi oleh hukum dimana dia tinggal dan tempat server judi tersebut berada (dan seringkali server tersebut diluar wilayah hukum RI)

Semoga ada perubahan

@pandukelana2712 komeng ane sebelumnya masih membahas antara judi dan tidak judi-nya. Nah kalau yang pembahasan ini kan sudah yakin dan sadar kalau maen judi.

Kalau sepemahan ane yang malas belajar hukum ini, ada dua bagian KUHP-nya, yang (1) 303 dan (2) 303 bis. Kalau bandar nanti kena yang (1) 303, ndak ada masalah to sampai sini? Izin itu lisensi, tapi sekarang itu kayaknya udah ga ada deh lisensi yang keluar di Indonesia. Jadi ya 99.99% bandar lokal pasti kena karena ndak ada lisensi yang dikeluarkan di Indonesia.

Sumur:
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/cl7026/judi-internet--sejauh-manakah-uu-ite-bisa-menjangkaunya

Kalau pemain kenanya yang (2) 303 bis, tapi itukan kalau mainnya di tempat umum dan/atau unlicensed di Indonesia (sesuai 303). Sehingga kalau ane main judi di Vegas atau Hong Kong sana (licensed) ya bolah-boleh saja.

Kalau judi online, misal pemain di Indonesia, main sendirian di kamar:
1. Bandarnya di Indonesia - bisa terciduk
2. Bandarnya di Luar Negeri (unlicensed) - bisa terciduk tapi sulit*
3. Bandarnya di Luar Negeri (licensed) - sepertinya ndak salah*

*Sepertinya lo, mohon ditanyakan ke pihak yang lebih paham.

Kalau servernya di Indonesia bisa, ndak ada masalah.

Nah ini kalau servernya di luar dan casino-nya licensed, sepertinya posisi tawar pemerintah kecil untuk menindak. Urusannya sudah antar negara.
Kalau servernya di luar dan casino-nya unlicensed, sepertinya pemerintah bisa saja menindak, cuma harus ada niat yang kuat, mending ngurusin sabung ayam di kampung sebelah saja.

Disclaimer: INI MURNI OPINI YA, JANGAN LALU DIJADIKAN REFERENSI. DYOR & DWYOR!

That is the true. All your opinion.
Dan dalam pembuktian dalam pengadilan, wajib ditunjukkan alat buktinya.
Lebih mudah untuk membereskan judi lokal daripada judi internasional.  ;D

Tentang masalah lisensi atau izin, sebenarnya juga masih menjadi hal yg belum jelas peruntukannya.
Contohnya:
atau permainan2 undian berhadiah lainnya (contoh: terdapat di bukalapak, serbu seru Rp 1,-)
Dimana unsur pasal 303 ayat 3 sebenarnya terpenuhi.

Tetapi uang taruhan dikembalikan ke rekening deposit user yg bersangkutan (bukan kepada user).

Hal ini yg menyebabkan pada beberapa kasus, tidak bisa dilakukan penindakan. Karena kurangnya alat bukti dan unsur pidana yg diajukan penyidik (P19/P21).


 

Kalau permainannya apa saja sudah dibahas panjang lebar di sini gan:
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt4fc475308e6a0/judi dan https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt4e5b3f0bcfc40/apakah-permainan-ketangkasan-termasuk-perjudian-

tl;dr

Jadi judi kalau ada unsur taruhan, yaitu satu pihak untung dan pihak yang lain rugi.

Kalau bukalapak sulit kena karena pemain yang kalah tidak rugi materi (kalau saldonya masih bisa ditarik atau digunakan). Jadinya satu pihak untung dan pihak yang lain tidak rugi (juga tidak untung) alias unsur taruhan tidak terpenuhi.

Ada yang lebih abu-abu lagi misalnya permainan di t***zone dan taman-taman rekreasi lain. Tapi di sini unsur taruhan juga tidak terpenuhi karena pemain diasumsikan membayar untuk main, bukan untuk mendapatkan tiket/hadiah. Kalau menang untung (dapat hiburan dan hadiah), kalau kalah tidak rugi karena diasumsikan sudah dapat hiburan.

Padahal ane sering lihat banyak om-om di t***zone yang kecanduan.

PS: ndak usah gengsi diskusi tentang judi. Yang gengsi kalau diskusi keburukan tetangga sebelah atau ukuran xxx

Mungkin kalau ada waktu bisa membaca beberapa artikel/berita berikut ini:
'Bitcoin Legal di RI, Tapi Tak Boleh Jadi Alat Bayar!' (https://www.cnbcindonesia.com/tech/20190215142005-37-55756/bitcoin-legal-di-ri-tapi-tak-boleh-jadi-alat-bayar)

---

Meskipun demikian, ada saja yang menggunakan bitcoin untuk tindakan-tindakan ilegal.

Menentukan bahwa bitcoin adalah lebih banyak negatip saja, bisa benar dan bisa juga salah, tinggal bagaimana cara orang itu menanggapinya. karena sebetulnya bukan dalam bitcoin saja pasti mengalami hal negatip. dengan uang asli pun kalau niat memang ingin berbuat curang tetap saja bisa dilakukan, cuma perbedaanya adalah cara pengawasan saja, setiap negara berbeda. harus kita ketahui bahwa negara kita saja belum sepenuhnya mengakui bitcoin, yang jelas akan sulit mengawasi.

Bukankah uang palsu juga bisa juga digunakan untuk tindakan illegal?  :)

Dengan Bitcoin diakui sebagai aset komoditas yang boleh/bisa diperdagangkan di bursa, apakah bisa dikatakan masih belum sepenuhnya diakui? Lantas kriteria untuk bisa dikatakan diakui sepenuhnya itu seperti apa sih?

menurut ane itu term likuid gan, ga ada definisi beku alias kayak pasal karet, sesuka hati orang yang ngucapin mau dimaknai bagaimana.

kalau mau mendiskusikan masalah legalitas/"pengakuan" bitcoin mending pake term yang lebih spesifik aja, daripada ambigu dengan kata 'diakui'. gunakan kata-kata semacam 'belum ada perundang-undangan yang mengatur pajak bitcoin' misalnya, yang lebih jelas objeknya dan bisa didiskusikan dengan terarah.

kecuali niatnya emang mau debat kusir.

Ini tidak benar, tidak legal (dalam hal ini Bitcoin sebagai alat pembayaran) bukan berarti tidak bisa diawasi. Legal tidaknya BTC tidak berpengaruh pada sulit/mudahnya pengawasan.

Setiap negara (yang "bermutu") pasti mempunyai Financial Intelligence Units (FIUs) https://aml-cft.net/library/list-financial-intelligence-units-fius/
Kalau di Indonesia PPATK

Tugasnya ya memonitor ada transaksi yang mencurigakan atau tidak, sudah pernah ane bahas di diskusi
https://bitcointalk.org/index.php?topic=5133357.msg50939526#msg50939526
https://bitcointalk.org/index.php?topic=5133357.msg50945546#msg50945546
https://bitcointalk.org/index.php?topic=5133357.msg50952591#msg50952591

Karena kalau mau belanja pasti butuh rupiah, ya tinggal diawasi saja exchange dan rekening-rekening WD-nya. Gaji biasa terima 4 juta kok tau-tau dapat transferan 1 milyar >> FIU melacak asal transaksi >> eh dari exchange >> eh alamat asal deposit koinnya ada di daftar hitam >> cyiduk.

*Gak pingin ngrespon sih sebenernya, tapi sebal sekali kalau ada yang komeng salah (wajib dibenarkan).

betul. mengawasi bitcoin atau kripto (yang bukan fokus di anonimitas) jauh lebih gampang daripada menciduk orang yang liat pornografi.

contoh statistik ppatk: http://www.ppatk.go.id//backend/assets/images/publikasi/1568012028_.pdf. di situ ada pihak perusahaan perdagangan berjangka komoditi juga sebagai pelapor. dengan kata lain, kalau indodax nemuin balance agan tiba-tiba dapet 1000 BTC padahal biasanya main 0.01 doang, bisa aja dilaporin. cmiiw.

Sepertinya kecurangan yang dilakukan seorang penipu yang juga sudah membidangi crypto terlalu gampang untuk ditelusuri, kalau mendengar rekan2 kita diatas. perlu patut diingat juga mereka lebih lihai dari apa yang kita bayangkan dan tidak mudah untuk bisa membuktikan dan mengetahui. terbukti banyak orang yang mengambil token dibukan walletnya dan tidak bisa terlacak siapa yang mengambil? pencuri biasanya lebih maju selangkah dari yang dicuri. !!!

Kalau berkaca dari kasus yang menimpa bitfinex beberapa tahun lalu, pada saat itu hacker berhasil menyimpan uangnya pada wallet yang memang tidak terdeteksi sebelumnya. tetapi, mungkin karena sudah kepepet butuh dana dan mungkin juga ga sadar kalau walletnya sudah di simpan sebagai wallet terdaftar untuk menyimpan koin hasil peretasan, seperti menjadi kesalahan yang membuat pelaku akhirnya ketangkap juga ketika ia memindahkan dari wallet tersebut walaupun pemindahan secara bertahap. Artinya, pihak berwajib masih bisa melacak aktivitas si hacker licin tersebut atau bahkan menangkap dalang di balik peretasan untuk mencuri bitcoin walaupun itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Mungkin yang belum membaca kasus tersebut bisa langsung membaca kronologi penangkapannya pada halaman Cointelegraph ini (https://cointelegraph.com/news/bitfinex-hack-new-twist-two-arrested-in-israel-after-15m-moved)

Kan pembahasan yang sebelumnya tentang pengawasan, bukan tentang tindakan pencegahan. Kalau untuk mencegah token dicuri ya bukan urusan pengawas dalam hal ini pihak intelijen. Pengawasan itu butuh biaya untuk melakukan analisis transaksi, sehingga karena keterbatasan tersebut, maka transaksi yang diawasi itu yang memiliki jumlah minimal tertentu.

Kalau pencegahan silahkan diusahakan masing-masing dengan sebaik-baiknya.

Gampang atau tidaknya itu relatif misalnya si anu kan bilang jauh lebih gampang daripada menciduk orang yang lihat bokep (sendirian di dalam kamar). Anu juga menggunakan contoh jumlah uang 1000 BTC. Dengan jumlah sekian akun twitter whale alert (yang bukan intelijen) pun sudah ngasih notif :)

Contoh:
https://twitter.com/whale_alert/status/1173893405627375618 (600 BTC)

Perlu diketahui kalau data di blockchain itu bersifat abadi sehingga maling-maling yang mungkin sudah merasa aman dan luput dari hukuman, bisa terciduk meskipun kasusnya sudah 10 tahun yang lalu (asumsi kadaluarsa 12 tahun dan blockchain masih eksis).

Tapi balik lagi ke "jumlah minimal tertentu", kalau ada yang maling uang receh ya akan jauh lebih sulit dilacak dibandingkan dengan yang kelas kakap.

Kejadian-kejadian kayak gitu biasanya terjadi karena ada kelalaian dalam proses pengamanan wallet. Jadi, dengan kata lain, kalau ga lengah ya kemungkinan besar ga bakal kena pencurian. Ane lebih sreg kalau dibilang yang dicuri kurang waspada daripada pencuri lebih maju satu langkah.

Masalah identifikasi siapa yang mencurinya, gak di blockchain pun kalau ga ada trace ya bakal sulit. Misalnya, rumah agan kemalingan di malam hari, tanpa ada CCTV, malingnya ga ngasih sidik jari, yang dimaling duit, dst. Apa bisa menemukannya?

Jadi, seperti yang bang rico bilang di atas, sulit tidak itu relatif. Bedakan juga gan antara identifikasi orang dengan penelusuran. Kalau di blockchain, agan mau telusurin kemana aja bisa, walaupun bukan berarti identifikasi orangnya bisa semudah itu juga. Tapi karena itulah selama ada waktu dan tenaga buat membedah transaksi yang wira wiri itu, ada kemungkinan masih bisa ketangkep sekalipun agan maling 25 tahun yang lalu. Sementara kalau agan maling ayam di malam hari, kalau ga ada saksi dan ayamnya udah diwafatin, ya the end.

Dulu pas awal2 kerja, ada senior yg bilang bahwa dari 100 tindakan jahat terjadi karena:
1. Niat pelaku = 20 % (pelaku benar2 niat utk melakukan hal jahat)
2. Kesempatan / kelengahan korban = 70% (adanya kesempatan utk berbuat jahat karena korban lalai/lengah)
3. Keamanan barang = 10 % (kondisi barang dan keamanannya)

Hal itu saya liat mirip dengan dunia kripto.
Platform2 wallet/exchanger, ataupun tempat menyimpan aset kripto lainnya) udah memiliki keamanan khusus. Tetapi karena keteledoran pemilik dan adanya kesempatan untuk melakukan "codit", maka aset2 akan dikuasai oleh pihak lain.
Hal ini senada dengan pengakuan pelaku pembobol ATM dan peretasan media online.
Awalnya pelaku tidak berniat utk jahat, tetapi karena nasabahnya (korban) gaptek..maka mereka dengan mudah menyulap harta korban pindah ke rekening mereka.

Apapun itu yg mempunyai nilai, mau mata uang, aset atau kripto semua punya cara untuk di jadikan sebagai tindakan illegal
cuma setelah muncul btc bnyk yg  terjadi  masalah yg mengatasnamakan kripto untuk pencucian uang dll karena sifatnya yg anonim.

Exactly!
Dan btc emang mudah dijadikan "alat". Baik untuk hal yang baik (low fee, P2P transaction, etc) maupun hal buruk (ML, scam invest, maupun ilegal action lainnya).
Pengguna kripto seharusnya mempelajari dulu teknologinya, baru menggunakannya. Kebanyakan dari kita adalah menggunakannya terlebih dulu sambil lalu juga mempelajari fitur2nya.
Dan orang2 jahat yang telah mempelajari fitur2 tsb, menggunakan kesempatan utk melakukan tindakan illegal. Korbannya adalah pengguna yang belum belajar ttg fitur2 kripto.

Maka dari itulah saya menanyakan hal tersebut kepada agan @elisabetheva (https://bitcointalk.org/index.php?action=profile;u=1035755), terkait pernyataannya berikut, karena saya rasa rada ambigu,
Menurut @elisabetheva (https://bitcointalk.org/index.php?action=profile;u=1035755) yang dimaksud sepenuhnya mengakui itu seperti apa? apakah dengan sepenuhnya melegalkan penggunaannya sebagai alat transaksi, atau lainnya?

Di Indonesia bitcoin sudah resmi (http://bappebti.go.id/resources/docs/peraturan/sk_kep_kepala_bappebti/sk_kep_kepala_bappebti_2019_02_01_w9i365pf_id.pdf) diperbolehkan diperjualbelikan di bursa berjangka dan bukankah itu juga merupakan salahsatu kepastian hukum yang ada di Indonesia menyangkut ketentuan teknis penyelenggaraan pasar fisik aset bitcoin/kripto (http://bappebti.go.id/resources/docs/peraturan/sk_kep_kepala_bappebti/sk_kep_kepala_bappebti_2019_02_01_w9i365pf_id.pdf)?

---

Terima kasih sudah mengarahkan.

Hellow, baru bangun mas..
coba baca ini dulu sebelum ngepost : https://www.cnbcindonesia.com/tech/20190214102155-37-55462/wow-bitcoin-cs-bisa-diperdagangkan-secara-resmi-di-ri
Negara sudah menerapkan regulasi yang jelas soal cyrpto sebagai komoditas
baiknya baca ini dulu : https://bitcointalk.org/index.php?topic=5109739.0

Bukan pemerintah yang menutup mata atau tidak memiliki niat. Hanya saja, masnya yang kelewatan satu peraturan baru yang dikeluarkan oleh BAPPEBTI, di mana melalui peraturan yang disahkan, Bitcoin dan Altcoin sah diperdagangkan di Indonesia sebagai komoditi. Artinya, crypto legal di Indonesia untuk dijadikan bagian dari investasi.

Bitcoin ilegal di Indonesia, jika digunakan sebagai Alat Bayar dalam transaksi apapun. Rasanya saya tidak perlu menjelaskan panjang lebar, masalah hukum bitcoin dan altcoin di Indonesia, karena sudah dijelaskan berulang-ulang di halaman sebelumnya oleh banyak member.

Edit: Nah, tuh sudah dijelasin sama mas Krislaw :D

yang jadi dilema kan crypto jadi alat untuk tindakan ilegal. okelah muncul kyc yang bisa dibilang sebagai 'alat keamanan' yang mana bisa menjangkau hal yang tidak di inginkan. memang kenyataan benar sih, cuma sekalipun ada kyc masih bisa kok kecolongan, entah data palsu atau apalah.

Kok sy kurang mengerti dgn kalimat: KYC sbg "alat keamanan"?.

Keamanan untuk siapa dan sebagai apa, digunakan untuk apa?

Dilema bagaimana mas? Seharusnya, kita semua sudah tahu bahwa yang dibuat untuk tindakan ilegal itu bukan hanya bitcoin. Panci, paku, pecahan kaca dkk dibikin bom, itu ilegal, apakah kita mau dilema dengan panci dkk tersebut? Uang, dibuat tindakan ilegal untuk beli narkoba, apakah mas tidak dilema dengan uang digunakan sebagai alat untuk tindakan ilegal? Jadi, saya rasa ini sudah jelas, bitcoin, uang dan panci adalah korban yang memang semuanya ini bisa digunakan untuk tindakan ilegal/kriminal.


KYC (Know Your Customer) adalah metode verifikasi bukan untuk alat keamanan. KYC ini digunakan untuk mencegah potensi terjadinya pencucian uang oleh seseorang yang memanfaat exchange. Dengan KYC ini nantinya, pihak exchange melakukan verifikasi bukan untuk mengamankan akun atau pun aset. Memang, ada sedikit hubungannya, jika kita ingin memulihkan akun, KYC digunakan untuk mengembalikan akun yang mungkin ini dimaksud dengan keamanan dari sudut pandang mas. Tapi, alat keamanan yang sebenarnya bukan KYC tapi password, 2FA dan lain-lain. Artinya KYC hanya mengamankan akun jika suatu saat mas kehilangan 2FA, akun terkena hack, ingin ganti email dan sebagainya. Tetapi itu tadi, tidak sepenuhnya keamanan tapi sebagai verifikasi data.

CMIIW

Hanya saja mungkin mas nya yang ...
:)

---

Saya kira bukan hanya cryptocurrency, bahkan uang fiat sekalipun bisa juga digunakan sebagai alat untuk tindakan ilegal semisal 'menyuap pejabat (https://nasional.republika.co.id/berita/nasional/hukum/ps8n15430/suap-pejabat-imigrasi-pakai-modus-buang-uang-di-tong-sampah)', dll.

Setahu saya di cryptocurrency, kyc itu digunakan pada exchager dan itupun pada level-tertentu, artinya masih ada yang bisa tanpa kyc, jadi agak ambigu kalau dikatakan KYC itu dibilang sebagai 'alat keamanan'.

Pernyataan diatas saya rasa sudah tepat, KYC berfungsi sebagai sistem untuk mengenali konsumen dan pengguna suatu exchange dan bukan sebagai keamanan dari akun maupun asset yang ada didalamnya.
Saya pikir pemerintah mempunyai peranan penting didalamnya, karena dengan adanya KYC pihak exchange maupun pemerintah lebih mudah memantau pergerakan asset seseorang yang mungkin digunakan menyimpang.

nah, yang saya maksud dilema itu pikiran orang yang bilang bitcoin dikaitkan dengan tindakan negatif.

ane juga tau gan, benda atau apapun bisa dikaitkan dengan tindakan ilegal. yang saya maksud dari tindakan ilegal disini pencucian uang. metode kyc digunakkan untuk memantau jika nantinya klo ada tindakan yang pantas disebut pencucian bisa di tindak lanjuti.
koreksi dah, untuk memantau.

perlu diingat bahwa tidak semua exchange itu beroperasi di wilayah yang mengharuskan mereka laporan berkala ke pemerintahnya. bahkan exchange besar sengaja 'lari' ke negara yang regulasinya sangat ramah dan tidak ada kewajiban kyc selama jumlah transaksi gak melebihi 2 btc. artinya kalau ada yang bilang exchange A mewajibkan kyc padahal mereka operasionalnya dimana aja tidak jelas, hati-hati. siapa tau mereka manfaatin data kyc agan untuk kepentingan lain seperti jual beli identitas agan.

Bisa jadi apa yang agan katakan itu benar, tidak semua exchange memberlakukan KYC untuk member mereka kecuali transaksinya melebihi batas wajar.
Menurut saya, exchange yang menghindari aturan dan regulasi pemerintah dengan cara lari ke suatu negara yang regulasinya lebih ramah dalam konteks KYC merupakan exchange yang tidak memiliki keinginan untuk memberantas kriminalitas baik itu berupa transaksi narkoba, pencucian uang dan lain sebagainya.

Hampir semua negara pejabatnya kurop, mempunyai transaksi narkoba serta kejahatan lain dan sangat disayangkan jika mereka menggunakan cryptocurrency ini sebagai sarana untuk mengelabui pemerintah dan bersembunyi didalamnya.

Kewaspadaan terhadap keamanan data pribadi setiap pengguna layak untuk dijadikan pertimbangan bagi semua orang. Terimakasih sudah mengingatkan saya.

Atau mungkin untuk menyembunyikan keuntungan dan menghindari pajak yang berlaku di suatu negara, seperti contoh yang terjadi di India:

Binance termasuk gan? Mereka pindah ke Malta seperti exchange-exchange lainnya biar bisa ngadain IEO dan dapet untung serta tetep survive.[1]

---

[1] https://blockonomi.com/binance-malta/

Dari kutipan diatas sepertinya sudah memenuhi syarat untuk mengatakan bahwa binance exchange menghindari aturan yang dijalankan oleh pemerintah setempat. Mengalami berbagai masalah dengan pemerintah yang mencoba untuk mengatur pertukaran mungkin membuat mereka memutuskan pindah ke negara yang lebih ramah regulasinya. Terbukti bahwa mereka sudah beberapa kali berpindah tempat dan bahkan mereka berupaya untuk menyembunyikan atau merahasiakan basis operasinya.
Saya pikir demikian gan, atau ada tambahan lagi dari agan ?

Bisa jadi beberapa dari mereka (exchanges) memiliki pemikiran seperti itu, tetapi saya rasa hal tersebut juga bukanlah sebagai penyebab utama dari proses perpindahan tempat beroperasi. Yang namanya perusahaan pasti tujuan utamanya ialah menghasilkan profit yang maksimal, dan jika dalam misinya tersebut muncul berbagai batu sandungan maka sangat wajar jika suatu perusahaan akan berusaha mencari solusi supaya mereka bisa terus survive dan tetap bisa bersaing dengan kompetitor mereka.

Jadi dalam hal ini, exchanger-exchanger yang operasionalnya terbentur dengan regulasi setempat dan tetap tidak menemukan titik tengah setelah ada pembicaraan dari kedua pihak (exchanger dan badan pemerintahan), maka mereka akan mencari opsi alternatif (memindahkan operasional ke wilayah yang lebih welcome) supaya mereka bisa terus berkembang dan dapat menghasilkan profit yang lebih besar lagi. Dan sebagaimana yang kita tahu, banyak sekali exchange baru yang muncul dan banyak juga yang akhirnya harus gulung tikar ... Jika ditengah kerasnya kompetisi tersebut suatu exchange tidak bisa beradaptasi dan memiliki solusi atas permasalahannya, maka bukan tidak mungkin mereka malah akan melakukan tindakan kriminal lainnya yang dikenal dengan istilah "exit scam".

Benar gan, kita tidak tahu secara pasti apa yang menyebabkan mereka lari dari negara yang regulasinya tidak cukup ramah untuk crypto. Apakah karena pihak exchange tidak ingin bekerjasama dengan pemerintah dalam hal mencegah tindakan kriminal ataupun ada hal lain yang menjadi pertimbangannya.

Memaksimalkan profit adalah faktor lainnya yang mungkin menjadi pertimbangan suatu exchange berpindah dari suatu negara ke negara lainnya.

Saya pikir, apa yang telah terjadi pada exchange binance sebelumnya sudah bisa menjawab permasalahannya gan. Tidak adanya titik temu antara pemerintah setempat setelah bernegosiasi maka pihak pengusaha exchange memutuskan untuk berpindah ke negara yang lebih bisa menerima crypto dan regulasinya lebih ramah dibandingkan di negara sebelumnya.

Kembali ke topik dasar.
Bitcoin erat kemungkinannya dengan tindakan ilegal. Wajar-wajar saja saya pikir ada orang beranggapan seperti itu, tetapi hal ini kembali kepada pribadi masing-masing bagaimana mereka memandangnya. Tetapi jika orang tersebut beranggapan bahwa hanya bitcoin saja yang punya potensi digunakan ke hal-hal yang sifatnya ilegal maka anggapannya 100% salah. Karena hampir semua coin crypto yang mempunyai nilai memiliki potensi yang sama, dan jika dibandingkan dengan fiat, IMO maka mata uang fiat lah yang lebih sering digunakan dalam hal transaksi ilegal.