Tadi sempet nonton video ini: Kelas Menengah yang Boncos Lagi, Boncos Lagi
Ada data menarik yang bisa diekstrak...

Pengeluaran per bulan:
- Miskin: kurang dari Rp 486.168
- Rentan Miskin: Rp 486.168 - Rp 729.252
- Calon Kelas Menengah: Rp 729.252 - Rp 1.700.000
- Kelas Menengah: Rp 1.700.000 - Rp. 8.200.000
- Kaya: lebih dari Rp 8.200.000

Proporsi:
- Miskin: 11,66 juta jiwa (11,4%)
- Rentan Miskin: 20,84 juta jiwa (20,3%)
- Calon Kelas Menengah: 48,49 juta jiwa (47,3%)
- Kelas Menengah: 21,01 juta jiwa (20,5%)
- Kaya: 463,469 jiwa (0,5%)



Dengan asumsi bahwa account Sr. Member - Legendary join sigcamp, maka semuanya bisa lulus ke kelas menengah! Kelas menengah dan Kaya kalau digabung adalah top-21% dari populasi! Gimana rasanya jadi top-21%? Apakah hidup sudah berasa cukup nikmat? Ataukah rasanya masih berat menanggung kebutuhan sehari-hari?

Tentunya juga sudah ada yang dalam kategori kaya dengan pengeluaran lebih dari Rp 8,2jt, tapi apakah beneran berasa kaya?

The government, at least in my country, has been aggressively promoting the shift from gasoline vehicles to electric vehicles, LPG stoves to electric stoves, and so on. Anything without electricity as the power source is now labeled as "bad." I find it frustrating for two reasons: firstly, it requires more money to buy new items, and secondly, I'm skeptical that the new items will perform as well as my old ones. Electric stoves lack satisfaction, and electric vehicles may struggle with long distances, among other concerns.

Some conspiracy theories suggest that this is a strategy by organizations like the WEF to control us. What are your thoughts? Is there a genuine and urgent need to embrace renewable energy, or is it merely a directive for the masses, giving time for the elite to stockpile valuable resources? I don't think it's about carbon emission though, since the electricity used is from coal generators... "They" just don't want us to use LPG & gasoline.

Kagak ada pake coding, bisa manual, cukup pahami aja prosesnya.
Tutorial ada di sini: https://bitcointalk.org/index.php?topic=4459504.msg41403564#msg41403564

Ane pengen ikutan tapi terkendala M... alias males karena 256 bits / 24 kata (kalau manual pegel).
Yuk yg butuh merit seharusnya cukup worth it ini.

If the means to "open a brand new casino" is different, the cost will vary by a huge degree. It's common to use a white label/turnkey solution, so you don't have to start from scratch. There are multiple interviews in my country alone with ex-casino operators who stated they only need less than $20,000 (IIRC) -- for sure a crappy solution. They just pay and the site will be up shortly and ready to go. But sure, the quality and legitimacy won't be anywhere near what SJVS told. Sometimes they also operate without a license.

Kalau dari diskusi di tipi-tipi katanya website sirekap itu cuma buat keterbukaan informasi aja, dan tidak dijadikan basis untuk keputusan nanti setelah perhitungan selesai. Yang dijadikan hasil resmi adalah hasil manual... CMIIW

Nah berarti kan hebohnya yang curang-curang itu kan berlebihan menurut ane, ya meskipun sebaiknya memang data di sirekap itu valid agar ga buat gaduh.

Mau curang di Pemilu Indo itu luar biasa susahnya karena pemilunya langsung datang ke TKP dan semuanya diawasi saksi dan petugas, kadang banyak juga warga yang sekedar nongkrong mengawasi. Asumsi ada TPS nakal yang semua dari petugas sampai saksinya nakal, itu nanti paling jumlahnya hanya seperti setetes air dari air seember... alias sangat-sangat tidak signifikan.

I think it depends on what you will do with the coins, is it for speculation or do you use it for transactions? If you use it, then low fee, fast tx, and high acceptability (high volume) are the number one priority. These three factors are equally important IMO, for instance, let's say coin xyz has a low fee and fast tx, but it traded nowhere, and no USDT on top of it. Coin xyz then is a garbage coin regardless of how fast and cheap the tx is.

Misi gan, sebenernya ane ga suka nge-ghibah tapi user ini cukup menggelitik kewarasan ane:
Estiawan Nasution

Kek nyepam tapi gak pakai link, tapi kok promosi namanya sendiri di mana-mana
Menurut Estiawan Nasution -> Lah sapa ente?? Ane google juga kaga ada profil sosmednya, mungkin kek Satoshi Nakamoto yang hanya pseudonim? Mungkin ada yang kenal orang ini?
Dan yang lebih bikin cringe itu threadnya 0 reply...

Sementara ini ane ngreport dia salah kamar doang si, ga pernah report spam... what do you think?
Ini kasus paling unik yang pernah ane alami di forum (mana aja).

Not possible IMO, since currency means stability. Gold was used because of its stability, just take a look at the gold price chart, and compare it with Bitcoin. It is only up 5x since 20 years ago, and you could argue that the price increase is because of monetary inflation alone, not because supply/demand of gold.

Maybe you mean to use Bitcoin as the foreign exchange reserves? That's possible. No need to go back to the pre-fiat money when money was backed by gold or silver, etc.

Demotion/demerit is a good way to encourage groupthink and punish dissenting opinions, so I don't like it. If you feel you read spam posts, hit the report button. No need to demote/demerit.
Plus, with so much drama on the reputation board, this feature most likely will be used for personal vendetta. It will also be more chaotic if the receiver can see who sent him the demote/demerit, and then expect retaliation. The current merit system is much better since it promotes positive attitudes, meanwhile, negative attitudes will be punished via report and moderation.

Ini lingkupnya terlalu luas gan kalau tentang "saran film" secara umum. Mungkin bisa lebih spesifik? Film genre apa (action, drama, horor, dsb.), trus lokalisasi (film barat/holywood, india, korea, dsb.).

Kalau dari saran agan ane liat itu holywood mainstream yang populer sepanjang waktu. Mengacu dari situ lebih mudah googling dengan keyword "top most rewatchable movies"

Ntar keluar list seperti ini:
- LOTR
- Dark Knight
- Gladiator
- Inception
- Edge of Tomorrow, dsb.

I made a quick browse, and these games are 3D and often get me a headache (motion sickness). Almost all mainstream games are like this, Open World, 3D, fps, or 3rd person, and I'm not really into it. Thanks for suggestion anyway!

Berita tentang anggota KPPS yang kelelahan sampai meninggal memang harus diangkat ini, kemaren ane ga kepikiran ini gegara ga ikutan
Apa yang bisa dilakukan ya? Soalnya sistem manual dan langsung di Indonesia itu harus diacungi jempol. Pemilu kita ini malah lebih baik daripada pemilu di AS, yang pakai mesin Dominion yang bentuknya kek mesin fotokopi. Trus bisa milih dari rumah lalu kirim pos. Itu kalau terjadi kecurangan malah susah ngusutnya (dan kalo mau curang jauh lebih gampang). Meskipun jauh lebih baik, sayangnya harus dibayar mahal dengan tenaga manusia...

- Kalau surat suara dibikin sederhana (hanya ada partai), nanti mengurangi demokrasi
- Kalau coblosan 2x, pilpres & DPD, lalu pileg, nanti budget membengkak
- Kalau penghitungan hanya jam kerja, nanti sulit mengamankan surat suara dll

Ada ide lain?

Keknya industri di China baru fokus di ONA/Donghua yang animasi 3D, itu malah banyak banget. Mungkin mereka prioritasin yang pasti cuan dulu daripada saingan ama Korea & Jepang, berat euy.

Solo Levelling mantab sih, tapi ane udah ga ngikuti sehabis reset, harusnya tamat aja udah malah dipanjangin. Untuk yang model webtoon ane juga bermula dari judul tsb. Kalau yang udah jadul mungkin bisa cari Ruler of The Land (manhwa) ama Bowling King (manhua), yang dulu ada versi cetak indo-nya. Ngakak parah baca itu.

Ane rekap lagi daftar bacaan yang direkomen agan Joni dan Hanadawa, yang belom ada di OP:
- The Great Mage After 4000 years / The Archmage Returns After 4000 Years > done, recommended
- Nano Machine > done, recommended
- Steel-Eating Player > done tp belum banyak chapternya, recommended
- SSS-Class Suicide Hunter > Ane baru baca sampai arc zombie murim, masih bagus tapi kemudian jalan ceritanya aneh, ane skip dulu baca yang laen
- Lookism > Baca bentar tp bosen, ane skip dulu baca yang laen
- Killer Peter > Baca bentar tp bosen, ane skip dulu baca yang laen
- The Max-Level Player's 100th Regression > Baru baca ini
- The World's Best Engineer / The Greatest Estate Developer > belum kesentuh
- The Youngest Son of A Rich Family / The Chaebeol's Youngest Son > belum kesentuh
- Magic Emperor > belum kesentuh
- The Ultimate of All Ages / The Ancient Sovereign of Eternity > belum kesentuh
- The Breaker: Eternal Force > belum kesentuh
- Bastard > belum kesentuh
- Tower of God > belum kesentuh
- Real Man > belum kesentuh
- Lord of the Mysteries > belum kesentuh
- Weak Hero > belum kesentuh
- Noblesse > belum kesentuh

Ada lagi yang masih belum masuk list tapi rekomended? Yuk sharing

You know Nigerian Prince or whatever scam mentions "Nigeria" doesn't mean the culprit is a Nigerian Citizen. So why these scams didn't use the Chinese Emperor or whatever other absurd names is a big question mark (for me). Do people really fall for this scam? It has a fair share of internet memes lol

The beginning of the month is my happiest moment because I get my salary and also get to spend my budget on gambling. Indeed it's exciting to play at that moment, searching for games (slots) that can give me big wins. If you feel gambling doesn't get you excited, IMO it's because you play too much. I also often feel that way when my gambling budget can last for several days. Hence, you should play with constant intervals between active and break, otherwise, you'll fed up with the routine and get bored easily. It's like steak makes you drool, but eating it every day will make you sick of it.

Money measures how useful or valuable you are in the community. So you can build your value by any means. Reading and studying your ass is one of the means to be valuable. If you are lucky, your last name can be valuable, for example, if you are the son of some rich noble. When most people say that the way to be rich is by working hard and putting your 100% effort, it is not entirely true, but some people indeed can have a lot of money by doing that thing. Meanwhile, some people got lucky and have a lot of money... What I'm trying to say is that how you get the money is your own recipe. It may work only for you and not for other people. When the majority says some things, it may work only for them, and not for you.

Wakaka, ane penikmat komik gan, dulu jaman komik elex macam DBZ, Breakshot, Kungfu Boy, ane sempet koleksi. Tapi entah udah menghilang kemana

Betul gan ceritanya kebanyakan yang macam isekai pakai level system gitu. Tapi anehnya ane demen banget baca yang begituan karena storynya ringan, jadinya asal artnya bagus dan ceritanya ga busuk2 amat, masih bisa ane nikmati. Anime adaptasi Manhwa juga makin banyak gan jadinya ane lihat potensinya bisa bersaing dengan Jepang. Kalau soal cerita, manga itu memang ane akui original, sayangnya terlalu kompleks/berputar-putar kalau buat ane... terutama untuk yang sudah serial lama namun enggan tamat.

Nah ini yang aneh, seharusnya cerita martial arts itu didominasi manhua, eh sekarang murim malah dipegang ama manhwa...
Kalau dulu tahun 90an ada yang populer di Indo macam Tiger Wong & Tapak Sakti, udah full color pulak, sekarang artsnya manhua malah ane ga demen.

Is this guy a gambling influencer or just a random influencer? If he promotes gambling or gaming, I'd suspect he used "fake" money as per the contract with the casino he promotes. I wouldn't be surprised if an influencer lost more than $40,000 or even $400,000 in one session as it's just imaginary money.

Pada kesempatan kali ini ane akan membahas teori-teori yang mungkin bisa menjelaskan fenomena yang terjadi dalam kontestasi pemilu kemaren.

1. Lemahnya UU No.7/2017 terkait usia capres-cawapres
Ada pepatah "An unjust law is no law at all." Yang berarti kalau hukum itu baru akan ditaati kalau adil dan benar. Batas usia capres-cawapres sebetulnya membatasi hak politik golongan tertentu yang tidak perlu dilakukan. Yang memilih nantinya adalah rakyat, sehingga tidak diperlukan adanya "entry barrier" untuk mencegah orang dengan usia tertentu maju jadi calon. Ketika hukum yang ada sedemikian lemah, maka kalau ada kepentingan besar tidak setuju, hukum tidak berjalan.

Aturan seperti ini adalah diskriminasi, yang juga terjadi dalam praktik lain misalnya lowongan pekerjaan. Ada tuh batas usia dalam melamar pekerjaan, bedanya aturan perusahaan ya sah-sah saja karena bukanlah demokrasi. Meskipun demikian, praktik diskriminasi seperti ini idealnya dihapuskan apabila tidak ada korelasi antara kerjaan dengan usia, tinggi badan, agama, dsb. Ya kecuali kalau nglamar jadi anggota JKT48 nah tuh harus muda dan ranum.

2. Silent Majority
Mungkin ada yang bingung kenapa kubu Paslon 02 yang menang padahal gaungnya tidak terasa selain di survey. Sepengamatan ane melihat youtube dan sosmed, sangat jelas diskusi dan komentar paling ramai mendukung 01 (oposisi pemerintah). Ada dua kemungkinan, yaitu (1) yang komeng kebanyakan buzzer, atau (2) kubu 02 dan pro pemerintah kebanyakan cuma silent reader doang malas komeng, atau kombinasi keduanya. Silent reader kek yang baca thread ini tapi malas komeng ternyata jauh lebih banyak dari yang komeng, itulah kenapa opini mereka tidak mendominasi diskusi. Banyak alasan kenapa banyak yang silent, bisa jadi gegara banyak aktivitas yang lebih penting dari bacot di sosmed, atau malas berkonfrontasi dengan pendukung paslon lain. Jangan lupa juga kalau PNS yang jumlahnya banyak itu harus berhati-hati kalau mo bacot di sosmed (asas netralitas).

3. Gelembung Informasi
Sebelum hasil quick count, pendukung paslon masing-masing biasanya yakin 99.9% kalau paslonnya bakal menang. Ini terjadi karena ada gelembung informasi, yang dibayangkan kalau seseorang diselubungi oleh membran tak terlihat sehingga tidak bisa mendapatkan informasi selain yang berada dalam selubungnya. Ini terjadi karena keberpihakan media, komunitas yang kurang beragam, dan algoritma sosial media.
- Keberpihakan media membuat seseorang cenderung memilih menonton channel yang dia sukai, yang berarti banyak memberitakan berita paslon yang dia sukai. Padahal berita tersebut bias dan tidak bisa menggambarkan realita yang sesungguhnya.
- Komunitas yang kurang beragam, misalnya seseorang hanya aktif di kelompok yang merupakan basis paslon x, dia hanya akan melihat orang-orang disekitarnya memilih paslon x, sehingga dia berpikir paslon x yang akan menang.
- Algoritma sosial media akan membuat timeline dan apa yang direkomendasikan ke agan dipenuhi oleh berita paslon yang agan sukai. Ini membuat agan berpikir kalau paslon yang agan sukai adalah yang dibicarakan oleh semua pengguna sosial media, padahal tidak.

4. Diskriminasi Golput
Memilih adalah HAK dan bukan kewajiban, namun selama pemilu ada di negeri ini, golput sebenarnya yang lebih sering "ditindas." Mulai dari paksaan halus untuk milih, sampai sanksi sosial masih terjadi apabila agan memilih dan menyatakan diri kalau golput, sampai ada pasalnya sendiri untuk yang mengajak golput. Yang aktif nyoblos juga seringkali merasa dirinya secara moral lebih tinggi dibandingkan dengan yang golput.

5. Teori konspirasi vs Occam's Razor
Paslon 02 yang menang versi Quick Count, bagaimana bisa dijelaskan? Ada yang ngasi penjelasan ruwet kek kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif (TSM), setingan Jokowi, konstipasi, dsb. IMO penjelasan paling sederhana adalah Prabowo sudah populer dengan 45%+ suara yang merupakan modal dia dari 3x ikutan pemilu, ditambah 10%+ suara dari pendukung Jokowi.

Gimana analisis dan komentar agan? Apakah yang ane utarakan sesuai? Ataukah ada teori konstipasi yang lain?

Berhubung pemilu sudah selesai dan di TPS BTT yang menang adalah Paslon 1.
Dengan ini thread Capres 2024 pilihan forum resmi ditutup.
Untuk diskusi lanjutan kek suara ketidakpuasan terhadap Pemilu 2024, silahken dibuat thread yang berbeda
Terima kasih atas partisipasinya guys, sampai ketemu di Pemilu berikutnya!